pertemuan

🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Aluna yang mendapat shift pagi hanya bisa tertegun di salah satu meja yang sudah ia bersihkan. Pikirannya sedang kacau hari ini karna akan memberi jawaban pada pria yang semalam mengutarakan isi hatinya. Kedua sudah lima bulan berkenalan dan selama itu pula mereka saling memberi perhatian kecil.

"Kenapa lagi, Lun?" tanya temannya yang cukup dekat dengan Aluna selama bekerja di resto.

"Gak apa-apa, sedikit pusing aja" jawabnya dengan sedikit menyunggingkan senyum.

Temannya hanya mengangguk paham lalu kembali melanjutkan pekerjaanya begitupun dengan Aluna yang sudah bersiap melayani tamu pertama yang datang.

"Selamat siang Nyonya." ucap Aluna pada dua wanita yang sudah duduk saling berhadapan.

"Selamat siang juga" Jawab salah satunya yang tak lain adalah Ameera, ia datang bersama sang keponakan yaitu Cahaya. Dua bungsu Rahardian yang sering kebingungan cara menghabiskan uang suami suami mereka.

"Saya pesan yang ini" tunjuk Ameera pada buku menu yang di sodorkan Aluna tadi.

"Aku ini aja" sambung Cahaya.

Aluna langsung mencacat makanan juga minuman yang di pesan dua wanita cantik itu tanpa tahu jelas siapa mereka meski wajah Ameera seperti tak asing bagi Aluna.

"Itu cewenya?" ucap Cahaya saat mereka tinggal berdua saja.

"Iya, demi nomer ponselnya tuh anak mantan Duda sampe beli ini resto!" jawab Mommy Zico mulai mengghibahi sang putra.

"Keren." jawab Cahaya sambil terkekeh serta tak lupa memancungkan dua jempolnya.

"BODOH!!!" timpal Ameera.

"Dia kan bisa tanya, gak usah pake cara begini. Untung uang Onty luber luber sekali ucap langsung beli, jadi yang keren itu Onty bukan anak si mantan Dudda" tegasnya bangga.

Obrolan keduanya terhenti saat Aluna datang dengan satu nampan di tangannya.

"Silahkan Nyonya, selamat menikmati"

"Terimakasih" sahut Ameera dan Cahaya berbarengan.

Para wanita sosialita itu kembali melanjutkan obrolan mereka sambil melahap sajian yang sudah mereka pesan. Makanan yang memang cukup pas di lidah membuat Ameera tak berpikir dua kali saat Zico menginginkan resto ini.

"Terus Onty setuju gak?" tanya Cahaya penasaran secara sepupunya itu adalah pewaris perusahaan Pradipta dan Rahardian.

"Yang penting baik dan bisa membawa Zico ke jalan yang baik dan benar"

"Haha, emang selama ini tuh anak kenapa jalannya?" Cahaya sampai tertawa saat bertanya.

"Jalan Zico itu kebanyakan beloknya, udah mau lurus malah mampir mampir. Padahal Onty sama Uncle udah kasih jalan jalur khusus tapi dia milih nanjak gak jelas sampe muter muter" sahut Ameera dengan hembusan napas kasar.

"Sabar Onty, Zico masih muda apalagi dia manja banget"

"Nah, itu dia. Zico butuh sosok wanita yang dewasa, yang bisa ngertiin sikap dan sifatnya. Selama ini perempuan yang deket sama Zico tuh cabe cabe manja. Onty liatnya aja udah pengen banget bawain sisir besi" kata Ameera terkekeh.

"Buat apa sisir besi?" tanya Cahaya bingung.

"Buat garukin itu ciwi ciwi"

Keduanya langsung tertawa, begitu indah memang kehidupan mereka. Para wanita yang di limpahi kasih sayang, cinta dan harta juga kesetiaan dari para pasangan. Tak pernah tersandung masalah karna kejujuran selalu menjadi prioritas utama dalam hubungan.

Zico yang tahu Mommy dan saudaranya itu datang ke Resto pun langsung menyusuk kesana padahal ia sedang bermain game dengan teman teman tongkrongannya di salah satu cafe yang cukup terkenal di pusat kota.

Zico datang dengan senyum sumringah tapi ya tak langsung menghampiri sang Mommy melainkan ke ruang karyawan untuk menarik tangan Aluna.

"Maaf, Tuan ada apa?" tanya si cantik saat pergelangan tangannya di bawa paksa sampai menjadi pusat perhatian.

.

.

Ikut denganku bertemu calon mertuamu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***