siapa yang beli?

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Resto Arandita?" gumam Ricko yang nampak sedang berpikir.

"Seperti pernah dengar, Zee"

"Ya, Resto temenny Mommy" jawab Zico cepat berharap Daddy nya ingat dan mengiyakan.

"Oh, kalau begitu bicarakan juga dengan Mommymu. Biar semua lebih mudah jika memang itu milik temannya, tapi alasanmu ingin membelinya?" tanya Ricko, baru kali ini putranya meminta sesuatu dalam bentuk usaha.

"Pengen punya resto aja, makannya enak dan tempatnya nyaman, Mommy aja betah disana" Sahut pria berusia dua puluh satu tahun itu meyakinkan.

"Hanya karna itu? tak ada yang lainnya?"

Zico dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia tentu tak akan memberi tahu alasan yang sebenarnya untuk apa ia ingin membeli resto tersebut.

"Baiklah, beritahu alamatnya pada Vino, biar dia yang urus semunya tapi jangan lupa bicara juga Mommy mu"

"Beres, Dadd, aku pulang ya" Pamit Zico yang lalu bangun dari duduknya.

"Kita bicarakan lagi setelah makan malam, jadi pastikan kamu berada di rumah malam ini" tegas Ricko pada putra satu satunya yang jarang sekali menikmati makan bersama.

"Siap!"

Zico yang sudah berpamitan langsung keluar dari kantor sangat Daddy yang seharusnya kini sudah menjadi miliknya secara resmi, tapi rasa ingin masih ingin bebas lah yang membuat Zico masih enggan meneruskan perusahaan yang tak mungkin jika bukan turun padanya dalam waktu dekat ini.

.

.

Tujuannya kini kediaman Pradipta, bangunan mewah yang nampak sepi setelah kakaknya menikah dan ikut sang suami meski Zico sering merengek meminta Mitha untuk kembali menemaninya. Tali persaudaraan yang cukup dekat membuat keduanya memang selalu akur meski ada sering di bumbui perdebatab kecil tapi Mitha selalu mengalah demi sang adik kesayangan.

"Mommy.... " panggilnya pada wanita yang masih saja cantik dengan rambut lurus sepinggang nya.

"Tumben pulang? kan Mommy belum nyuruh"

"Pulang salah gak pulang salah" cetus Zico yang lalu bermanja dalam pelukan Mommy nya.

"Pengen apa? kalo udah kaya anak kucing begini biasanya pengen sesuatu, kan?" tanya Ameera yang sudah bisa menebak sikap manis sang putra.

"Pura pura gak tau, bisa gak sih Mom?" keluh Zico yang selalu menganggap Mommy nya seperti nenek sihir yang punya cermin ajaib.

Ameera, keturunan Rahardian itu memang memiliki banyak mata untuk mengawasi putra semata wayangnya. Meski Zico tak pulang tujuh hari tujuh malam bahkan tujuh purnama ia tak pernah khawatir karna setiap jamnya ia akan mendapat laporan dimana, dengan siapa dan sedang apa putra mahkota Pradipta itu di luar sana.

"Aku ingin membeli resto teman Mommy, boleh ya" ucapnya mulai meminta apa yang ia inginkan.

"Resto yang mana?"

"Resto Arandita, aku suka tempat dan makannya, Mom" jawab Zico setenang mungkin agar wanita yang melahirkannya itu tak curiga.

Makanan? yang mommy tahu kamu itu lagi suka sama yang antar makanan, Zee!

Ameera hanya mengangguk, ia tak akan banyak bicara sebelum putranya sendiri yang bercerita meski sesungguhnya ia sudah sangat tak sabar untuk di kenalkan dengan Aluna.

"Bagaimana, Mom?"

"Nanti Mommy bicarakan dulu pada tante Stevy, apa dia mau menjualnya karna itu salah satu harta gono gini saat perceraiannya dulu dengan mantan suaminya" jelas Ameera yang memang tahu asal muasal resto yang sempat jadi rebutan beberapa tahun lalu.

"Mommy rayu lah, biar tante Stevy yang buka harga lebih dulu kalau dia mau" ucap Zico santai.

"Memang kamu punya uang berapa mau beli resto segala?" tanya Ameera.

.

.

.

Pake uang Daddy sama Mommy lah...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Slepet nih 🙄

teu gableg duit hayang boboga 🤪🤪🤪

Untung momynya hoby buang duit ya 😏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***