"Zaky tolong biarkan aku pergi dari sini ku mohon?"
"Meski kau mengis darah aku tidak akan membiarkan mu pergi, sudah beruntung aku mau menikahimu kalau tidak selamanya kau akan tinggal digubuk reotmu."
"Aku tidak mau dijual ke laki-laki brengsek itu, aku menikah dengan mu karna aku percaya kau bisa melindungiku."
"Mimpi kamu! bagaimana mungkin ada laki-laki normal yang menikahi gadis buta seperti mu, dasar perempuan tidak bersyukur," ia mendorong kepalaku ke sisi tempat tidur.
"Sebelum menikah kau bilang tidak ada masalah, tapi sekarang kenapa jawabanmu berbeda?"
"Aku memang tidak ada masalah sampai saat ini, tapi justru sebaliknya kamu yang tidak menerima keadaanmu."
"Aku mau pergi dari sini!" teriakanku.
"barrrrrrrr.........barrrrrrrrrrr......barrrrrrr." Pas bunga pun mendarat di keningku disertai darah yang mengalir.
Ia menyeretku kekamar mandi lalu menyiramnya sampai semua basah, tangan dan kakinya bergantian menyakitiku tanpa henti, melepaskan semua pakaianku lalu menyeretku keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang.
"Duduk!" ia menarik rambutku sakit sekali rasanya.
"Aku mau pergi dari sini zaky tolong ..."aku memohon.
"Diam aku bilang diam! Atau kau akan kubunuh," bukan simpati tapi ancaman yang kudapat.
"Lebih baik aku mati dari pada harus menjual diriku, bunuh saja aku!"
''Jika itu maumu akan kuturuti akan ku berikan mautmu, wanita buta sepertimu tidak ada gunanya dibiarkan hidup, kau hanya akan menjadi beban orang lain dan akhirnya akan menghancurkan kehidupannya juga.''
''Apa yang kau tunggu habisi saja aku! sudah sejak lama kematian ini kunantikan, aku akan sangat berterimakasih padamu jika kau melakukannya.''
Betul saja ia mencekikku hingga aku tidak berdaya, nafasku sudah hampir habis aku terjatuh dari kursi, ia menginjak perutku dan pergi meninggalkan ku dan tak berdaya.
Pagi hari berikutnya.
Bangun......Bangun.........!
Aku baru sadar ternyata sudah pagi seluruh tubuhku sangat sakit.
"Ini pakai bajumu, aku akan mengantarkamu."
"Kau akan membiarkan ku pergi dari sini, Zaky?''
"Cepatlah sebelum keputusanku berubah," aku pun bergegas memakai pakaianku .
"Aku sudah siap," aku sangat senang akhirnya aku terbebas dari cengkeramannya.
"Cepat masuk kedalam mobil.''
Dalam perjalanan ia hanya diam saja, aku pun tidak sabar ingin secepatnya kembali ke gubuk reotku, walau fasilitasnya jauh berbeda tapi aku lebih bahagia tinggal disana.
Walau Nenek sudah tiada dan sekarang tak ada orang yang peduli, aku lebih baik mati kelaparan dari pada harus menjadi budak.
"Sudah sampai cepat turunlah!"Menarik tanganku keluar.
"Terimakasih Zaky sudah mau mengantarku."
"Biar aku mengantarmu sampai kedalam, ayo pegang tanganku dan jangan banyak bertanya."
''Tidak perlu! walaupun sudah agak lama kutinggalkan, tapi aku tidak akan lupa.''
''Tutup saja mulutmu!''
''Sepertinya kamu salah ini bukan kampungku hawanya sangat berbeda."
"Sudah kamu diam saja, hawanya sudah berbeda kamubkan sudah lama tidak kesini"
"Ia, benar juga dimana rumah ku Zaky?"
"Mbak kunci kamarnya?" ia berbicara dengan wanita.
Tak berapa lama kami berjalan sampai juga ke dalam kamar yang hampir sama dengan kamar yang dirumah Zaky.
"Zaky ini bukan rumahku aku mau pulang saja. "Ucapku.
"Sudahlah kau disini saja dulu, nanti aku akan mengantarmu istrahat dulu aku capek tunggu disini aku lapar"
"Kau tidak menjualku lagi kan?''
"Sudah tenang saja disini, nanti kalau ada yang memanggil namamu bilang ia saja, itu orang yang mengantar makanan."
"Ya..." aku begitu percaya dengan kata-katanya.
15 menit kemudian seseorang masuk kamarku dan memanggil namaku.
''Qia ya...?'' Ucapnya.
"Taruh disini saja makananya,'' aku menunjuk ke arah meja.
"Baik!''
"Jangan lupa tutup pintunya."
"Sudah aku sudah menutupnya" ia memegang tanganku.
"Kau siapa dimana Zaky? Tolong...tolong...'' aku memberontak dan berteriak.
"Aku sudah membayarmu 2x lipat, sekarang kamu jadi milikku mari kita bersenang-senang gadis buta." Ia meraba-raba tubuhku.
"Tolong pak jangan lakukan ini, aku mohon pergilah dari sini," aku berlari dan memukulinya dan berusaha mencari pintu tapi aku gagal.
"Sudahlah kamu tidak bisa keluar dari sini wanita buta, kau harus melayaniku percuma kau menjerit, tidak akan ada yang peduli ini hotel siapapun bebas melakukan apapun."
Ia menjambak rambutku dan mendorongku ketempat tidur.
"Sudah jangan membuatku semakin marah, aku tidak ingin menyakitimu diam dan nikmati saja, dasar munafik jangan khawatir akan ku tinggalkan bonus''
''Ti-tidak lepaskan aku...'' aku memukulinya.
"Dasar wanita buta kamu mau ini kan," ia memukuliku dengan tali pinggangnya, hingga tak berdaya lalu menikmati tubuhku.
Setelah pria itu pergi Zaky memopong tubuhku kembali ke mobil meski sudah setengah mati.
Ia memaksaku minum dan makan dalam keadaan setengah sadar, lalu memasukkan obat melalui suntikan ditanganku.
Kepercayaanku sangat salah aku kira ia akan mengantarkan ku pulang, ternyata ia menjualku dari hotel ke hotel, sampai aku tak ingat lagi berapa banyak laki-laki yang bersamaku aku seperti hilang akal obat demi obat, suntikan demi suntikan dengan segala macam cara ia membuatku kuat.
"Aku harus bisa keluar dari tempat ini, walau seluruh badanku gemetar," rintihku.
''Zaky...zaky..." sepi tidak ada yang menjawab.
Aku meraba-raba mencari pintu dan menemukannya, ketika aku memegang gagang pintunya ada suara langkah kaki yang hendak masuk, jantung sudah hampir copot bagaimana ini aku harus bisa keluar, aku diam di belakang pintu.
Tak berapa lama pintupun terbuka.
"Gadis buta."ia memanggilku.
Aku berjalan pelan keluar dari belakangnya, untung saja pintunya belum tertutup.
"Heyyyyyyy jangan kabur!" ia memegang tanganku, aku mendorongnya ia meringis kesakitan dan terjatuh, kukunci pintu dan pergi meninggalkannya.
"Hei!"
Tapi aku sangat bingung kemana aku harus pergi, aku takut bertemu Zaky meski bingung aku trus berlari setidaknya aku harus berusaha.
"burrrrrrrrrrrrrrr"aku menabrak sesuatu dan mengenai kakiku.
"Permisi bu! biar saya yang membereskannya "suara seorang lelaki.
"Tolong biar saya pergi saya tidak ingin disini lagi? tolong jangan sakiti saya."
"Maaf bu saya tidak mengerti? saya bekerja disini dan tidak akan menyakitimu, apa ada yang bisa saya bantu bu?'' Ujar seorang lelaki.
"Tidak! terimah kasih pintu keluar dimana"
"Lurus aja nanti belok kiri," aku belari tapi jatuh kakiku sangat sakit .
"Biar saya bantu bu! saya tidak ada niat menyakitimu saya ikhlas membantu."
Walau berat hati aku tidak ada pilihan, aku harus menerima bantuannya.
"Tolong ambilkan sesuatu yang bisa menutupi tubuhku, jika ada nanti yang bertanya jawab saja aku temanmu." Aku tegaskan padanya.
"Baiklah bu! tunggu disini sebentar."
Ia menutupi tubuhku dengan kain hingga kaki tak terlihat sedikitpun, selangkah demi selangkah aku berjalan dengan pelan sambil menahan rasa sakit.
"Bu itu pintu keluarnya sudah dekat sebentar lagi kita sampai,"
Akhirnya aku bisa keluar dari sini, Walau tujuanku entah kemana dan tak mengenal siapapun, tapi setidaknya aku lepas dari jeratannya.
''Tungggu!'' Itu suara Zaky.
Nyawaku hampir melayang mendengar suara itu jantungku berdeguk kencang, kakiku lemas bagaimana ini?
Kami pun berhenti ia berdiri tepat dihadapanku.
''Ada apa?''
''Hmmmmmmmmmm''
Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments