menikah

Entah kenapa pagi ini rasanya jantungku dag dig dug, apa yang akan terjadi?

"Qia ada seseorang yang ingin bertemu denganmu,"itu suara Nenek.

"Iya Nek, ada apa ?''

"Kemarilah! laki-laki yang aku ceritakan ia ingin bertemu."

Rasanya jantungku mau copot antara percaya dan tidak, bagaimana mungkin ia tertarik kepadaku? apa yang harus kukatakan padanya?

"Hai nama ku Zaky kamu Qia, kan?'' Suaranya begitu lembut ia sangat wangi sangat berbanding terbalik denganku.

"Ia, salam kenal Zaky," jawabku dengan suara gemetaran aku sangat gugup.

"Qia, saya datang kesini dengan maksud yang sangat baik jika kamu berkenan, aku sangat ingin menjagamu seumur hidupku," kata-kata yang sangat meyakinkan.

Aku sangat bingung harus menjawab apa, aku hanya bisa terdiam.

"Gimana? kau tidak harus menjawab sekarang fikirkan saja dulu,"ujarnya.

"Bukan maksudku menolak tapi aku tidak pantas, sebaiknya carilah wanita lain yang sempurna yang bisa memenuhi semua keperluanmu.'' Tegasku.

"Saya betul -betul ingin menjagamu dan menerima kekuranganmu!"

"Zaky, saya buta dan tidak bisa apa-apa, saya tidak akan bisa mendampingimu dengan baik.''

"Aku sudah pertimbangkan semuanya dan tidak keberatan sama sekali."

''Bagaimna ini? ia tidak mundur dengan kata-kataku bahkan setelah melihat keadaanku.'' Gumamku dalam hati, selama ini tidak ada satu lelakipun yang mendekatiku.

"Tidak! carilah wanita lain, aku takut nanti kamu akan kecewa jangankan melayanimu, menjaga diriku sendiri pun aku tak bisa, lalu bagaimana denganmu nanti?."

"Qia ini lamaran yang sangat sulit didapatkan, sebaiknya kau terima ia adalah laki-laki yang baik," ujar Nenek

''Jika kau tidak berkenan aku bisa mengerti, maaf Nek aku tidak bisa menunggu lama aku akan mencari yang lain saja.''

"Tunggu! aku siap menika, selama ini Nenek merawatku dengan sangat baik, aku tidak punya alasan menolak permintaannya, aku yakin ini yang terbaik untukku," sebenarnya aku tidak ingin ini terjadi. tapi, disisi lain aku tidak boleh egois dan terus menyusahkan Nenek.

"Kalau begitu aku akan datang kembali besok, aku akan bawa semua perlengkapannya." Jawab Zaky.

Malam ini aku tidak bisa tidur rasanya aku sangat gelisah, aku sangat bingung dengan semua keadaan ini kenapa ini harus terjadi kepadaku.

Besok aku akan menikah dan pergi kerumah suamiku, sungguh sebenarnya aku sangat tidak siap.

...----------------...

Pagi ini aku di jemput Nenek, kami mendatangi masjid yang tidak jauh dari rumah. Mesjid itulah yang akan menjadi saksi Halalnya dua insan.

"Qia, ingatlah pesanku, setelah ini kamu akan menjadi istri maka berbaktilah dan jaga kehormatan suamimu, maafkan aku jika kata-kataku menyakitimu sebenarnya aku juga tidak ingin kau pergi kemana pun, tapi aku tidak bisa menjagamu diumurku ini,"ia memelukku dan menangis.

"Iya Nek... "sambil menganggukan kepalaku air mataku tidak bisa kubendung lagi.

Sampainya disana ijab qobul pun dimulai dengan hikmat. Akhirnya kami sah menjadi suami-istri Ia pun mencium keningku tak terasa air mataku menetes, andai aku bisa menyaksikan pernikahan ini, pernikahan sekali dalam seumur hidupku.

Selesai pernikahan aku langsung dibawah kerumah suamiku, rumah yang sangat besar dan mewah hawanya pun sangat sejuk sangat jauh berbeda dengan gubuk reotku, Zaky menuntun ku masuk ke dalam rumah dan mengantarkan ku kedalam kamar.

"Ini kamarmu, sebaiknya kamu tidak keluar dari kamar tanpa sepengetahuanku ini tempat baru aku tidak ingin terjadi sesuatu kepadamu,"ucapnya

"Ia!" Terimakasih ya tuhan engkau berikan aku. suami yang baik gumamku dalam hati

"Tunggu saja disini aku akan segera kembali."

Kamar ini sangat luas dan tempat tidurnya sangat empuk, tapi Sudah hampir satu satu jam Zaky belum juga kembali.

plakkkkkk.......plakkkkkkk.....plakkkkkk.

Itu pasti suara langkah kaki Zaky

"Ini makanan mu, makanlah!"meyodorkan piring kehadapanku.

" Iya, terimakasih Zaky, oh...ya dirumah ini ada siapa saja?" aku bertanya sambil makan.

"Hanya kita berdua tapi pagi hari Bi Ina datang untuk membersihkan rumah sore dia pulang."

Setelah selesai makan kami langsung tidur karna sama-sama kecapean kami tidak sempat bersandau gurau lagi, malam ini semua baik-baik saja sebagaimana layaknya suami istri.

...----------------...

"Pagi bu! ini saya bawa sarapan."

"Siapa ya?"jawabku.

"Saya pembantu rumah tangga bu, panggil saja bi Ina, saya akan melayani segala kebutuhan ibu jika ada yang perlu panggil saja.''

"Dimana Zaky bi?"

"Bapak sudah pergi bu, tadi saya ditelpon bapak untuk segera kesini."

"Kemana bi?"

"Saya kurang tau bu."

"owhhh!" bi Ina langsung pergi aku bangun dan beberes sebisaku, siang dan sore hari bi ina kembali mengantarkan makananku dan meletakkannya dia atas meja.

Melelahkan sekali satu harian di kamar ini terus,

bi ina juga sudah pulang tapi Zaky belum kembali juga padahal hari sudah mulai gelap.

kreeeeekkkkkkkk...

Pintu kamarku terbuka dan mengagetkanku.

"Zaky apa itu kamu?'' Aku sedikit berteriak dan takut itu orang lain.

"Ia saya! aku ingin meriasmu aku tadi membeli baju cepat ganti pakaianamu." Baru kali ini aku memakai baju baru setelah sekian lama, selama ini bajuku hanya bekas pemberian tetangga, aku sangat senang ternyata walau aku buta ia sangat memperhatikanku.

Aku pun bergegas menggantinya baju, ini sangat pendek dan tipis sepertinya ini tidak pantas dipakai .

"Baju ini sangat kecil dan tipis sepertinya salah ukuran." Ujarku sembari berjalan kearahnya.

"Udah pakai saja! aku ingin melihatnya,"

Malam ini kami bersenang-senang dan sangat menikmati sepanjang malam, aku sangat bahagia dan merasa orang yang paling beruntung bahkan tidak ingin malam ini berakhir.

Malam yang sangat bahagia yang pernah ku rasakan dan pagi ini, aku dijadikan seperti ratu rasanya aku ingin tertawa lepas dan berlari-lari.

''Bangun sarapan dulu aku sudah menyiapkannya. '' Zaky begitu romantis pagi-pagi aku terbangun sudah ada makanan, biasanya aku sering kelaparan.

Aku terbangun dengan senyuman indahku dan perasaan yang sangat bahagia, sungguh ini tidak pernah terlintas difikiranku akan mendapatkan cinta seperti ini.

Semuanya terasa indah meski tidak melihat wajahnya, tapi cintaku telah menggebu-gebu kepadanya, rasa yang tak pernah kurasakan kini aku menikmatinya.

Kupeluk Zaky erat-erat aku tidak ingin melepaskan pelukan ini, ingin selamanya seperti ini.

Kring...kring...kring...

Suara telpon berbunyi Zaky langsung mengangkat telpon.

''Qia kita akan kekampungmu, Nenek meninggal.''

Baru saja aku merasa bahagia tapi orang yang selalu menyayangiku mininggalkanku, padahal aku belum sempat menceritakan kebahagianku.

''Cepatlah kita pergi sekarang,'' ucap zaky.

Sesampainya disana semua orang sudah berkumpul untuk menguburkan zenajahnya, ini adalah pertemuan terakhir kami.

Aku sangat terpukul rasanya aku tidak percaya, sungguh sangat cepat semuanya berlalu. Kini semua orang yang menyayangiku pergi meninggalkan ku tinggal Zaky satu-satunya yang ku punya.

Kami pulang kembali kerumah suamiku, sekarang aku tidak punya alasan untuk kembali kekampung lagi, aku menangis hingga menjelang sore aku sungguh tidak percaya.

''Cepat ganti pakaianmu ini sudah jam 07.00 wib tidak ada gunanya menangisi kepergiannya, Nenekmu tidak akan hidup lagi.''

''Jaga mulutmu! jangan katakan itu, seharusnya kau bisa mengerti perasaanku.'' Aku terus menangis.

''Sekarang aku suamimu, kau harus menuruti semua pekataanku,'' ia melemparkan pakaian ke wajahku dan memaksaku memakainya.

''Seharusnya kau tidak menangis seperti ini, lihatlah wajahmu yang indah ini menjadi pucat tersenyumlah,''

Aku tersenyum dengan sangat terpaksa.

"Kamu sangat cantik minumlah obat ini supaya kau bisa tenang, aku tidak ingin kau terus menangis"

"Aku tidak----" belum selesai aku ngomong ia memasukkan pilnya kedalam mulutku.

"Sudah minum saja ini baik untukmu,"dengan nada kesal

Akupun langsung meminumnya, setelah itu Zaky keluar kamar, tak berapa lama ada suara orang masuk kamar .

"Zaky...Zaky...! ada apa kenapa kamu diam saja?" Ia terus mendekatiku tanpa sepatah kata.

"Za-Zaky..."ia membekap mulutku dengan tangannya lalu mencumbuku.

"Sudah kamu diam saja!" Suara dan bau badannya sangat asing aku berontak tapi sia-sia kekuatanku tak sebanding.

Aku sangat tidak nyaman dan takut setelah 1/2 jam, ia pergi begitu saja aku menangis dan merasa bersalah terhadap Zaky.

"Siapa orang yang bersamaku?'' Ujarku dalam hati.

"Kamu mau minum?'' ini baru suara Zaky jelas sangat berbeda dengan laki-laki yang bersamaku, Aku langsung memeluknya dan terus nenangis.

"Zaky aku sangat takut orang yang tadi bersamaku sangat asing," aku terus menangis dipelukannya.

"Itu pemikirannmu saja tidak ada yang berbeda," jawabnya begitu santai.

"Kenapa kamu tadi diam saya pas aku tanya?'' Sungguh aku tidak berani melepaskan pelukanku.

"Sudah nikmati saja tidak usah banyak tanya," ia mendorongku dari tubuhnya.

"Aku sangat takut Zaky."

"Sudahlah jangan pernah tanyakan pertanyaan seperti itu lagi tugas mu disini untuk mematuhi perintahku."

" Ta-tapi?''

"Sudahlah tidak usah kau fikirkan, masih sanggupkan?'' Ia kembali memasukkan pil kedalam mulutku.

"Biar kamu kuat! dan jangan menangis lagi itu tidak baik untukmu," gumamnya.

Ia merapikan pakaian ku kembali dan memperbaiki riasanku, aku hanya bisa diam saja dan air mataku tak berhenti mengalir.

"Sudah diam!" ia membentakku jantungku terasa mau copot ia sangat berbeda.

''Kenapa kau membentakku?''

Ia keluar kamar lalu tak berapa lama ada yang masuk lagi dan mencumbuku, dengan bau badan yang berbeda-beda, dalam satu malam ada empat orang yang keluar masuk kamarku dengan perangai yang berbeda juga.

uhhh rasanya badanku sakit sekali malam ini, aku tidur dengan tubuhku yang sangat kotor aku sudah tak berdaya lagi air matakupun sudah kering.

...****************...

"Pagi Bu!" Suara bi Ina membangunkanku.

"Pagi Bi, apa kawan Zaky ada dirumah ini atau siapa pun?" aku bangun dengan tubuhku yang lunglai.

"Bapak baru saja pergi dan saya lihat dia sendiri, ya ampun wajah Ibu pucat aku akan mengambilkan obat?''

"owh! tidak apa-apa Bi aku baik-baik saja," apa sebenarnya yang terjadi dan siapa laki-laki yang bersamaku? pertanyaan ini trus memenuhi fikirannku pada siapa aku bertanya.

''Istrahatlah Bu kesehatan itu nomor satu.'' Lalu pergi.

Sudah empat hari aku disini dan hanya berada didalam kamar, dan kejadian itu trus berulang setiap malam 2-4 orang silih berganti masuk kedalam kamarku tapi aku tidak bisa berbuat apapun, aku tidak bisa membuktikannya kepada siapapun .

Pagi ini aku coba mengobrol dengan Zaky, aku tidak ingin masalah ini berlarut-larut.

"Zaky...Zaky...Zaky!" aku memanggilnya.

"Ada apa? ''Jawanya dengan sinis.

"Zaky aku sangat ingin bicara, apa kamu ada waktu sebentar?''

"Cepat katakan aku banyak kerjaan," jawanya dengan ketus.

"Sepertinya orang yang bersamaku beberapa hari ini bukan kamu tapi orang lain,"perkataanku membuatnya marah.

"Itu hanya perasaanmu jangan terlalu kamu fikirkan hal-hal yang negatif,"ia mendorongku hingga aku terjatuh.

Belum siapa aku bicara Zaky pun langsung pergi, ya tuhan bagaimana ini? aku sangat yakin itu adalah orang yang berbeda apa sebenarnya yang terjadi?

Siang dan malam silih berganti aku tetap saja berada dikamar ini, setelah menikah sekalipun Zaky belum pernah membawaku kemana pun.

Malam ini Zaky meriasku seperti malam-malam sebelumnya lalu pergi begitu saja.

"Malam ini aku harus tau kebenarannya," gumamku.

Aku berjalan pelan-pelan menuju pintu samar-samar terdengar suara orang yang sedang berbicara, salah satunya suara Zaky lalu siapa laki-laki yang bersamanya.

"Orangnya sangat cantik dan kau pasti puas bersenang-senanglah, yang penting bayarannya sesuai dengan perjanjian."

Itu suara Zaky siapa yang mereka bicarakan.

"Qia namanya, kamu bebas mau berbuat apapun nikmatilah," ketika ia mau masuk aku lebih dulu mambuka pintu.

Barrrkkkkkkkkk........(pintu itu kubanting sekuat-kuatnya)

Duniaku hancur seketika ternyata selama ini aku dijual ke orang yang berbeda-beda, seketika badanku tak berdaya tapi aku harus bisa keluar dari sini.

"Kamu kenapa?" Zaky memegang erat tanganku rasanya sangat sakit.

"Aku mau pulang!" Aku membentaknya.

"Apa masalahmu? kenapa tiba-tiba kau mau pulang?" Jawabnya seperti rasa tidak bersalah.

"Kamu tega menjualku, aku tidak ingin tinggal disini," air mataku terus mengalir.

"Aku tidak menjualmu mereka hanya ingin bersenang-senang denganmu sebentar, sudahlah nikmati saya," benar-benar ia tidak merasa bersalah sedikit pun.

"Tidak aku akan pergi!" aku berlari tapi aku jatuh.

"Bawa dia kekamar kunci pintunya,"mereka menyeretku kekamar.

"plaaakkkkkkkkk......plakkkkkkkkk " Zaky menampar pipiku dan menghajarku seperti binatang, tak ada rasa iba sedikitpun ia trus menyakitiku darah berceceran dimana-mana.

"Jangan berani macam-macam ingat itu," ia mengancamku.

Meski aku berontak sekuat tenaga aku tetap kalah, bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini?

Bersambung..............

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!