Jalan jalan

“Kakak, aku capekkk!” rengek Anna saat mendudukkan dirinya di sebuah bangku tempat bermain anak anak yang berada di dalam sebuah mall.

Sudah dua jam lebih mereka berkeliling mencari dimana keberadaan boneka yang di maksud oleh Arshyla, namun tidak juga menemukan nya. Dan jadilah mereka terdampar di sebuah tempat permainan anak anak, karena Arshyla terus merajuk menginginkan boneka Kristoff.

“Tante Forzen, ayo temani Chila!” kata Chila datang menghampiri Anna dan menarik tangan nya untuk menemani nya bermain.

“Kakakkkkk!” rengek Anna lagi, namun Michele masih bergeming dengan ponsel di tangan nya.

“Udah sih, nikmatin aja. Hitung hitung latihan sebelum jadi ibunya Chila kamu tuh!” jawab Michele dengan santay nya lalu tangan lentik nya kembali meng scrol layar di ponsel nya.

“Kakak ngapain sih!” tanya Anna dengan jengkel.

“Ini loh, tadi aku sudah mendownload aplikasi biru yang kaya punya kamu itu. Dan aku coba cari nama pena Mommy_Ar, banyak banget. Aku jadi penasaran, so mending sekarang kamu fokus sama Chila, dan biarkan aku menikmati waktu ku untuk membaca novel!”

Dengan mendengus kesal, menghela napas dalam, lalu ia menginjak kaki kanan Michee hingga membuat kakak nya mengaduh kesakitan. Dan secepat kilat, Anna segera berlari menghampiri Arshyla dan menemani nya bermain.

“Adik ipar lucknat kamu Na!” sungut Michele dnegan kesal sambil mengusap usap kaki nya. Kini dirinya hanya mengenakan sandal jepit biasa, jadi kaki nya langsung terkena sepatu milik Anna, tentu saja ia kesakitan.

Anna dan Chila terus tertawa menikmati waktu bermain nya, namun saat di tengah tengah permainan, tiba tiba Arshyla terdiam dengan matanya yang terus menatap ke arah anak kecil yang habis terjatuh dan menangis, namun dengan cepat ibunya datang dan segera menggendong anak tersebut dan mencoba menenangkan nya.

“Chila kalau jatuh, bunda gak pernah datang apalagi gendong Chila.” Gumam nya begitu lirih namun masih bisa di dengar oleh Anna.

Deg!

Seketika itu juga, hati Anna terasa sedikit perih. Bagaimana tidak, ia bisa merasakan apa yang di katakan oleh Arshyla, karena nasib anak itu hampir sama dengan nya. Bedanya, ibu kandung Arshyla masih ada, jadi Arsyla masih memiliki harapan bila suatu saat nanti ibunya akan datang dan memeluk nya. Sementara dirinya, ibu nya meninggal saat melahirkan dia. Ibunya mengorbankan diri agar dirinya bisa hidup dan menikmati keindahan dunia. Bahkan, mau sebagaimana dirinya menangis, memohon dan berteriak, ibu nya tidak akan pernah datang apalagi memeluk nya. Karena ibunya kini sudah tenang dan bahagia di surga-Nya. Jadi, Anna tahu betul dnegan apa yang di rasakan oleh Arshyla saat ini.

“Tante, mungkin gak, kalau Chila jatuh terus nangis terus luka, nanti bunda datang?” tanya Chila dengan polos nya, membuat pertahanan Anna jebol seketika.

Namun, dengan cepat ia menghapus air matanya agar tidak di lihat oleh Arshyla, “Chila, kamu mau makan es krim gak? Tiba tiba tante pengen es deh,” ujar Anna mencoba mengalihkan pembicaraan.

Tentu saja, tanpa berpikir panjang, Arshyla langsung mengiyakan dan menarik Anna untuk mencari stand es krim. Jangan tanyakan bagaimana reaksi Michele, tentu ia sangat kesal, lantaran acara me time nya terganggu.

“Udah sih, nanti di sambung di rumah,” kata Anna terkekeh melihat wajah kesal kakak ipar nya.

“Ambyar konsen aku Na! Iks, kamu ah aku tuh tadi lagi serius,” jawab Michele dengan kesal, “Oh iya, kamu udah baca yang judul nya Om duda itu gak? Kayaknya itu cocok deh buat frekuensi kamu, duda dengan anak satu. Eh, tapi kak Rasa bukan duda, dia belum pernah menikah, tapi dia juga bukan perjaka karena sudah punya Chila. Menurut kamu dia apa?” kata Michele seolah berfikir.