Bab 15 : Berhutang Besar

Hana cemberut, dia bingung saat Kelana mengajaknya ke sebuah toko baju dan memilihkan satu gaun cantik sebatas lulut untuknya. Pria itu memintanya bergegas mengganti setelan kerjanya dengan baju itu.

“Pak, kita mau ke acara pemakaman siapa?” tanya Hana saat Kelana membelokkan mobil ke sebuah toko bunga.

“Sudah diam saja! nanti kamu juga tahu, ini akan menjadi acara pemakamanku kalau sampai dia tahu,” ucap Kelana. Ia tinggalkan Hana beberapa menit di dalam mobil sebelum keluar membawa seikat Bunga.

“Pegang ini!”

“Pak, bisakah Anda menjelaskan ke saya? saya mengikuti Anda karena saya pikir ada urusan pekerjaan, tapi Anda malah mengajak saya ke toko baju yang bahkan rolling door-nya belum terbuka dengan sempurna, lalu berbelok membeli bunga,” cerocos Hana sambil mencium bunga itu. “Tak wangi pun,” gerutunya setelah itu bersin-bersin sebanyak tiga kali.

“Astaga, kamu menyebarkan virus,” gerutu Kelana. Pria itu langsung menutup mulut dengan sapu tangan, yang dia ambil dari saku jasnya.

“Ah … Anda sangat licik Pak, bisa-bisanya Anda memperalat saya. Anda pekerjakan saya seenaknya di luar tupoksi.” Hana mengeluh, bibirnya sudah tertekuk ke sana kemari.

“Apa seratus juta dan dua kali gaji belum cukup? Kamu bahkan membeli gaun di toko baju bekas, apa aku salah?”

Hana melongo tak menyangka bahwa Kelana tahu bahwa dia mengakali uang seratus juta itu. Ia sedikit merasa tak enak hati, meskipun ucapan Kelana tentang gaun yang dibeli dari toko baju bekas itu salah besar. Hana membelinya baru, hanya saja dari sebuah onlineshop. Menurut Hana gaun itu bagus, tapi mungkin stok lama hingga serat kainnya sudah gampang robek.

“Tapi saya tidak meminta Anda membelikan lho Pak, saya tidak mau dipotong gaji karena ini. Saya tidak akan ridho dunia akhirat kalau harus mengganti uangnya,” ucap Hana sambil menunduk ke arah bawah.

Kelana pun menoleh, dia melihat Hana mengangguk-anggukkan kepala seperti sedang menunjuk ke bagian dada, padahal yang dimaksud wanita itu adalah gaun yang dikenakan. Kelana menggeleng cepat, dia tak sadar sudah menatap ke arah dua melon Hana yang padat berisi.

“Ayolah! Apa kamu mau dikatai atasan mesum,” umpat Kelana memarahi kebodohan yang dilakukannya sendiri. Ia pun fokus berkendara dan tak berani melirik Hana lagi.

**

Hana menoleh saat mobil Kelana masuk ke sebuah rumah yang besarnya hampir seperti istana negara, dia bahkan heran saat pagar rumah itu bisa terbuka sendiri tanpa ada orang yang membukanya. Hana tak bergerak, tangannya menggenggam erat bunga yang dibeli kelana tadi meski sang atasan sudah melepas sabuk pengaman untuk keluar dari mobil.

“Mungkinkah ada tempat pemakaman seperti ini di kota?” Hana bertanya-tanya di dalam hati.

“Ayo turun! Lakukan tugasmu seperti kemarin, aku jamin ini kali terakhir,” ucap Kelana.

Hana mencebik kesal, dia sudah menduga pasti Kelana akan memperalatnya lagi. “Kenapa tidak sekalian Anda jadikan saya istri Pak? seperti di TV. Nanti kita bikin kontrak pernikahan.”

Kelana menggosok telinga, dia benar-benar heran dengan tingkat kecerewetan Hana. “Apa kamu tadi sarapan biji?” tanyanya.

Kelana ingin menghina Hana dengan menyamakan wanita itu seperti burung kicaun, tapi dia tak tahu bahwa sekretarisnya itu memang sangat gila dalam menjaga berat badan.

“Kok Bapak tahu? saya memang selalu sarapan biji-bijian- multigrain,” jawab Hana dengan santai meski tahu dirinya sedang dihina oleh Kelana.

Hana pun berjalan bersisian dengan sang atasan, hingga saat sampai di teras rumah beberapa pembantu sudah berdiri untuk menyambut mereka.

“Di mana nenek gayung itu?” tanya Kelana ke salah satu pembantu.

“Nyonya besar sedang duduk di teras belakang Tuan.”

Hana pun bingung, hingga Kelana meraih tangannya dan melangkah masuk ke dalam. Wanita itu kaget melihat beberapa orang yang sempat dia temui di pesta berada di sana, termasuk Tata dan putranya yang baru saja menikah juga Dinar. Namun, Hana heran karena Kelana terus saja berjalan menggandengnya melewati orang-orang itu.

“Sebenarnya ini rumah siapa?” tanya Hana bingung.

“Rumah nenek gayung.”

“Lalu untuk apa kita ke sini? dan kenapa Anda menyeret saya?”

“Nenekku baru kembali dari luar negeri, kamu harus membantuku agar dia tidak bawel dan banyak bicara.” Kelana mengangkat dagu dan merapikan jasnya dengan sebelah tangan.

“Apa Pak? Wah ... sepertinya dia lebih menyeramkan dari Bu Dinar,” bisik Hana yang sadar kalau Kelana takut. Terbukti tangan pria yang masih menggenggam tangannya itu berkeringat.

“Dia ingin aku menikah lebih dulu dari pada sepupuku, tapi aku tidak bisa memenuhinya dan dia sekarang sedang bersama mantan pacarku.” Kelana langsung menutup mulut saat melihat neneknya sedang duduk berbincang bersama Amanda.

“Wah … apa dia mantan pacar Pak Kelana?” gumam Hana dalam hati saat melihat gadis berkemeja hijau pastel dan celana putih sedang duduk menyamping bersama seorang wanita yang rambutnya sudah nampak berubah warna.

Amanda adalah seorang dokter dan nenek Kelana menjadikan gadis itu sebagai dokter pribadi sepulangnya dari luar negeri. Kelana baru tahu kalau neneknya datang dari sang mama. Semalam dia memilih tidur di apartemennya dari pada pulang ke rumah, dia juga membuat ponselnya dalam mode diam, sampai saat tiba di kantor tadi dia melihat banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari Dinar. Kelana tak berdaya, karena wanita tua yang dia panggil nenek gayung itu masih belum mewariskan hartanya.

“Nek,” sapa Kelana dengan nada lembut.

Amanda pun menoleh. Wanita itu kaget, tapi jelas bukan karena melihat Kelana berada di sana, melainkan karena mantan kekasihnya itu menggandeng mesra Hana.

“Hidungnya, matanya, dagunya.” Hana malah memindai pahatan wajah Amanda. Ia tidak percaya ada wanita dengan bagian muka yang sangat proporsional seperti itu hidup di muka bumi ini.

“Apa kamu datang karena mamamu yang memberitahu?” sindir sang nenek. “Aku tahu kalian pasti berharap nenek tidak akan pernah kembali ke sini.”

“Kenapa nenek berbicara seperti itu?” tanya Kelana mencoba untuk mengambi hati. hingga wanita tua itu melihat Hana yang tersenyum manis ke arahnya.

“Siapa kamu?” tanya nenek Kelana dengan mata menyipit.

“Dia kekasihku,” jawab Kelana tegas. Tak hanya membuat Amanda dan sang nenek kaget, dia juga membuat Hana grogi.

“Jika dia kekasihmu kenapa kamu tidak menikah dulu? Sungguh tidak keren,” cibir nenek. “Aku pikir kamu masih mengharapkan Amanda jadi aku memintanya menjadi dokter pribadiku agar kalian bisa lebih dekat.”

Ucapan sang nenek membuat Amanda sedikit kecewa, dia pikir nenek Kelana menjadikannya dokter pribadi karena kepasitas dan kemampuannya, tapi ternyata karena ingin menjodohkan mereka.

“Jika saja nenek tahu kalau gadis itu sudah berselingkuh dengan pria lain di belakangku, apa nenek akan masih menyukainya,” gumam Kelana di dalam hati.

Suasana pun hening seketika, hingga Hana mendekat dan memberikan bunga yang masih dia pegang ke nenek Kelana.

“Nek, ini bunga untuk nenek, kami sengaja memilihkan yang paling cantik untuk nenek yang sangat cantik. Sekarang aku percaya, pantas saja Kelana menyebut nenek bidadari.”

Kelana kaget, bagaimana bisa Hana berkata seperti itu. Ia pun hanya bisa menipiskan bibir dan berbicara di dalam hati, "Kalau sampai aku tidak mendapat warisan karenamu, awas saja!”

Namun, tak lama pria itu dibuat berpikir dua kali dengan apa yang baru saja dia ucapkan. Ekspresi wajah dan reaksi neneknya sangat tak Kelana duga, wanita yang dia panggil nenek gayung itu malah tersipu sambil memegangi pipi.

“Kamu terlalu memuji, mulutmu sungguh manis. Apa kamu habis makan kembang gula?”

“Ah … tidak Nek, itu memang fakta kok,” jawab Hana dengan senyum malu-malu kemudian menatap Amanda.

“Pak Kel, Anda berhutang besar ke saya, bukankah saya sudah melakukan sesuatu seperti pepatah, sekali tepuk dua nyamuk tewas? Saya menghibur nenek Anda dan membuat mantan pacar Anda berpikir tidak akan ada lagi kesempatan untuknya.”

“Pepatah dari mana itu? Lalu kamu mau apa?”

“Duit lah, apa lagi!”

_

_

_

_

_

Reader : kamu mau apa Na?

Na : Komen, vote, poin lah. Apa lagi???

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

duit duit duit🤣🤣🤣

2023-07-27

1

May Keisya

May Keisya

pantes gampang sobek🤣🤣🤣

2023-07-27

0

ayudesy subardo

ayudesy subardo

andai si nenek tau sebutan cucunya buat dia

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Rutinitas Hana
2 Bab 2 : Adik Tiri
3 Bab 3 : Perselingkuhan
4 Bab 4 : Celaka
5 Bab 5 : Berubah
6 Bab 6 : Mendapat Tamparan
7 Bab 7 : Atasan Jahil
8 Bab 8 : Six Sense
9 Bab 9 : Merusak Pesta
10 Bab 10 : Tawaran
11 Bab 11 : Tertimbun Lemak
12 Bab 12 : Drama
13 Bab 13 : Pesta Pernikahan
14 Bab 14 : Move On
15 Bab 15 : Berhutang Besar
16 Bab 16 : Membandingkan
17 Bab 17 : Sedot Lemak
18 Bab 18 : Sekretaris Plus Plus
19 Bab 19 : Keceplosan
20 Bab 20 : Wanita Bodoh
21 Bab 21 : Sejauh Mana
22 Bab 22 : Warga Negara Wakanda
23 Bab 23 : Istri Dua
24 Bab 24 : Kontrak
25 Bab 25 : Tidak Mau
26 Bab 26 : Dia Lucu
27 Bab 27 : Dilabrak Bunga
28 Bab 28 : Woi! Gendut
29 Bab 29 : Berharap Disiram
30 Bab 30 : Cuan
31 Bab 31 : Gede Rasa
32 Bab 32 : Honey
33 Bab 33 : Tidak Waras
34 Bab 34 : Ribet
35 Bab 35 : Offside
36 Bab 36 : Mengerikan
37 Bab 37 : BPH
38 Bab 38 : Size
39 Bab 39 : Gosong
40 Bab 40 : Setia Kawan
41 Bab 41 : Pingsan
42 Bab 42 : Baper
43 Bab 43 : Dua Enam
44 Bab 44 : Melamar
45 Bab 45 : Izin Selingkuh
46 Bab 46 : Alasan Bertahan
47 Bab 47 : Menikah
48 Bab 48 : Perjaka VS Janda
49 Bab 49 : Menegangkan
50 Bab 50 : Menyirami Istri
51 Bab 51 : Jangan Salahkan!
52 Bab 52 : Pilih
53 Bab 53 : Tinggal Satu Atap
54 Bab 54 : Membelaku
55 Bab 55 : Pengesahan
56 Bab 56 : Panas Dingin
57 Bab 57 : Kepergok
58 Bab 58 : Bekas
59 Bab 59 : Menginap Di Rumah Mertua
60 Bab 60 : Kepribadian
61 Bab 61 : Pasir Hisap
62 Bab 62 : Ramuan
63 Bab 63 : Tanyakan Ke Mamamu
64 Bab 64 : Hana Buka Praktik
65 Bab 65 : Tangan Sakit, Pipi Linu
66 Bab 66 : Sekretaris Untuk Suamiku
67 Bab 67 : Standar Operasional Prosedur
68 Bab 68 : Pangku-pangkuan
69 Bab 69 : Sepolos itu?
70 Bab 70 : Master VS Grade Dua
71 Bab 71 : Turun Naik
72 Bab 72 : Pagi yang Panas
73 Bab 73 : Tembakan Nenek Gayung
74 Bab 74 : Ajari Aku!
75 Bab 75 : Overdosis
76 Bab 76 : Belajar Hal Seperti Ini
77 Bab 77 : Bisnis
78 Bab 78 : Rem Blong
79 Bab 79 : Blunder
80 Bab 80 : Rencana
81 Bab 81 : Pikiran Licik Ibu Pelakor
82 Bab 82 : DP
83 Bab 83 : Nakal
84 Bab 84 : Merdu
85 Bab 85 : Warisan
86 Bab 86 : Keuangan
87 Bab 87 : Ke Rumah Papa
88 Bab 88 : Panas Hati
89 Bab 89 : Goyangan
90 Bab 90 : Sifat Jelek
91 Bab 91 : Lesehan
92 Bab 92 : Sarapan
93 Bab 93 : Iri?
94 Bab 94 : Anak
95 Bab 95 : Periksa
96 Bab 96 : Kamera
97 Bab 97 : Cari Mati
98 Bab 98 : Mengusap
99 Bab 99 : Tak Bisa Tidur
100 Bab 100 : Hukuman
101 Bab 101 : Tumben
102 Bab 102 : Berbohong
103 Bab 103 : Meninggalkan
104 Bab 104 : Lahar
105 Bab 105 : Infeksi
106 Bab 106 : Pelakor Abadi
107 Bab 107 : Pertanyaan
108 Bab 108 : Gaya
109 Bab 109 : Cukup Secolek
110 Bab 110 : Mama Cemas
111 Bab 111 : Di QC
112 Bab 112 : Murka
113 Bab 113 : Ajakan Liburan
114 Bab 114 : Arisan
115 Bab 115 : Pemeriksaan Fisik
116 Bab 116 : Selimut Hidup
117 Bab 117 : Makan Ati
118 Bab 118 : Maaf
119 Bab 119 : Membayangkan
120 Bab 120 : Perang Air
121 Bab 121 : Mama Datang
122 Bab 122 : Ekuador
123 Bab 123 : Yang Penting Memuaskan
124 Bab 124 : Lolos
125 Bab 125 : Harap Sabar
126 Bab 126 : Terlambat
127 Bab 127 : Jawaban Bunga
128 Bab 128 : Jadi-jadian
129 Bab 129 : Salep 69
130 Bab 130 : Mau Coba Merayu?
131 Bab 131 : Mujur
132 Bab 132 : Udon
133 Bab 133 : Bisa Langsung Dipecat
134 Bab 134 : Bawahan
135 Bab 135 : Acara Diadakan di
136 Bab 136 : Habis Udon Terbit Ngadon
137 Bab 137 : Bau Kemenangan
138 Bab 138 : Makian
139 Bab 139 : Basa-Basi
140 Bab 140 : Alasan Sendiri
141 Bab 141 : Biaya Perawatan
142 Bab 142 : Gengsinya Gede
143 Bab 143 : Dia Sudah Mati
144 Bab 144 : Kaum Lemah
145 Bab 145 : Penyet
146 Bab 146 : Itu Efek Obat
147 Bab 147 : Membahas Acara
148 Bab 148 : Perjalanan Menuju Jogja
149 Bab 149 : Hotel
150 Bab 150 : Nuansa Alam
151 Bab 151 : Pesan Dari Amanda
152 Bab 152 : Buru-buru
153 Bab 153 : Ceritakan!
154 Bab 154 : Kertas Perjanjian
155 Bab 155 : Bandung Bondowoso
156 Bab 156 : Siapa Aku?
157 Bab 157 : Memang Fakta
158 Bab 158 : Terlambat Datang
159 Bab 159 : Meracuni?
160 Bab 160 : Meledak
161 Bab 161 : Kenyataan Ini
162 Bab 162 : Merah Muda
163 Bab 163 : Sudah Bangun
164 Bab 164 : Apa Mau Visum?
165 Bab 165 : Tekanan Darah
166 Bab 166 : Rekaman
167 Bab 167 : Alasan Perceraian
168 Bab 168 : Yakin Mau Cerai?
169 Bab 169 : Menemui Pengacara
170 Bab 170 : Curhat Ke Mertua
171 Bab 171 : Tamu Tak Di Undang
172 Bab 172 : Kalah Taruhan
173 Bab 173 : Sembarangan
174 Bab 174 : Mengecek Sendiri
175 Bab 175 : Siapa Yang Memberi ?
176 Bab 176 : Kasihan Mantunya
177 Bab 177 : Tak Level
178 Bab 178 : Transkrip
179 Bab 179 : Rudi Bingung
180 Bab 180 : Maafkan Mama!
181 Bab 181 : Mengakui Dengan Malu
182 Bab 182 : Genmu
183 Bab 183 : Pondasi
184 Bab 184 : Tak Harmonis
185 Bab 185 : Bertemu Mantan
186 Bab 186 : Jangan Biarkan!
187 Bab 187 : Bersama Suamiku
188 Bab 188 : Hikmah Diceraikan
189 Bab 189 : Mangga Mekar
190 Bab 190 : Pernah Melakukannya
191 Bab 191 : Patut Waspada
192 Bab 192 : Ketempelan
193 Bab 193 : Colek Dikit
194 Bab 194 : Surprise
195 Bab 195 : Apa Kamu Marah?
196 Bab 196 : Gelisah
197 Bab 197 : Bukan Seafood
198 Bab 198 : Mencari Tambak
199 Bab 199 : Menantu tercinta
200 Wajib Baca Ya Sayangkuh
201 Bab 200 : Soft Blue
202 Bab 201 : Pamer
203 Bab 202 : Nama Panggilan
204 Bab 203 : Di Atas Angin
205 Bab 204 : Curang
206 Bab 205 : Hadiah Ulang Tahun
207 Bab 206 : Rumah Baru
208 Bab 207 : Periksa Kandungan
209 Bab 208 : Lambe Lumer
210 Bab 209 : Ingin Menghajar
211 Bab 210 : Mendatangi Kantor
212 Bab 211 : Bukan Ingin Mengganggu
213 Bab 212 : Segala cara
214 Bab 213 : Milik Kalian
215 Bab 214 : Musang Berbulu
216 Bab 215 : Mengakui
217 Bab 216 : Kegilaan Mamamu
218 Bab 217 : Pemadam Kebakaran
219 Bab 218 : Kelanaku Garang
220 Bab 219 : Amit-Amit
221 Bab 220 : Terong Belanda
222 Bab 221 : Baby Bean
223 Bab 222 : Pelet
224 Bab 223 : Membuat Malu
225 Bab 224 : Pertunjukan
226 Bab 225 : Live
227 Bab 226 : Bagaimana Rasanya?
228 Bab 227 : Dia Memiliki Aku
229 Bab 228 : Menyelamatkanmu
230 Bab 229 : Pilihan Sulit
231 Bab 230 : Bisa Gila
232 Bab 231 : Jangan Main-main!
233 Bab 232 : Tidak Sebodoh Itu
234 Bab 233 : Bunuh Saja Dia
235 Bab 234 : Takut Celaka
236 Bab 235 : Mister
237 Bab 236 : Menyewa Preman
238 Bab 237 : Dikeroyok
239 Bab 238 : Disambangi Polisi
240 Bab 239 : Pasti Fitnah
241 Bab 240 : Perjuanganku
242 Bab 241 : Hanya Kata Maaf?
243 Bab 242 : Tebus Dosa
244 Bab 243 : Memberi Contoh
245 Bab 244 : Jaga Kandunganmu!
246 Bab 245 : Tidak Akan Lolos
247 Bab 246 : Selesaikan Untukku!
248 Bab 247 : Turnamen
249 Bab 248 : Tidak Akan Sudi
250 Bab 249 : Suhu
251 Bab 250 : Pindahan Rumah
252 Bab 251 : Diceraikan Karena Gendut - END
253 Extra Part 1 : Asetku
254 Extra Part 2 : Sangat Berlebihan
255 Extra Part 3 : Liburan
256 Extra Part 4 : Melihat Penyu
257 Extra Part 5 : Kasihan Betina
258 Extra Part 6 : De Javu
259 Extra Part 7 : Kedatangan Huru Hara
260 Extra Part 8 : Sedang Berkencan?
261 Extra Part 9 : Tendangan
262 Extra Part 10 : Disantet
263 Extra Part 11 : Covid
264 Extra Part 12 : Salah Kaprah
265 Extra Part 13 : Ada Mbah Dukun
266 Extra Part 14 : Malu Semalu-malunya
267 Extra Part 15 : Sekata-kata
268 Extra Part 16 : Hanya Bingung
269 Extra Part 17 : Menemui Tantri
270 Extra Part 18 : Pakmil
271 Extra Part 19 : Bollywood
272 Extra Part 20 : Kebanyakan Makan
273 Extra Part 21 : Tujuh Bulan
274 Extra Part 22 : Baperan
275 Extra Part 23 : Album Foto
276 Extra Part 24 : Belanja Kebutuhan
277 Extra Part 25 : Kelahiran Normal
278 Extra Part 26 : Kecemasan
279 Extra Part 27 : Ketinggalan
280 Extra Part 28 : Wanita Hebat
281 Extra Part 29 : Nanggala Lingga
282 Extra Part 30 : AKHIR BAHAGIA (Tamat)
283 BONUS BAB 1
284 BONUS BAB 2
285 BONUS BAB 3
286 BONUS BAB 4
Episodes

Updated 286 Episodes

1
Bab 1 : Rutinitas Hana
2
Bab 2 : Adik Tiri
3
Bab 3 : Perselingkuhan
4
Bab 4 : Celaka
5
Bab 5 : Berubah
6
Bab 6 : Mendapat Tamparan
7
Bab 7 : Atasan Jahil
8
Bab 8 : Six Sense
9
Bab 9 : Merusak Pesta
10
Bab 10 : Tawaran
11
Bab 11 : Tertimbun Lemak
12
Bab 12 : Drama
13
Bab 13 : Pesta Pernikahan
14
Bab 14 : Move On
15
Bab 15 : Berhutang Besar
16
Bab 16 : Membandingkan
17
Bab 17 : Sedot Lemak
18
Bab 18 : Sekretaris Plus Plus
19
Bab 19 : Keceplosan
20
Bab 20 : Wanita Bodoh
21
Bab 21 : Sejauh Mana
22
Bab 22 : Warga Negara Wakanda
23
Bab 23 : Istri Dua
24
Bab 24 : Kontrak
25
Bab 25 : Tidak Mau
26
Bab 26 : Dia Lucu
27
Bab 27 : Dilabrak Bunga
28
Bab 28 : Woi! Gendut
29
Bab 29 : Berharap Disiram
30
Bab 30 : Cuan
31
Bab 31 : Gede Rasa
32
Bab 32 : Honey
33
Bab 33 : Tidak Waras
34
Bab 34 : Ribet
35
Bab 35 : Offside
36
Bab 36 : Mengerikan
37
Bab 37 : BPH
38
Bab 38 : Size
39
Bab 39 : Gosong
40
Bab 40 : Setia Kawan
41
Bab 41 : Pingsan
42
Bab 42 : Baper
43
Bab 43 : Dua Enam
44
Bab 44 : Melamar
45
Bab 45 : Izin Selingkuh
46
Bab 46 : Alasan Bertahan
47
Bab 47 : Menikah
48
Bab 48 : Perjaka VS Janda
49
Bab 49 : Menegangkan
50
Bab 50 : Menyirami Istri
51
Bab 51 : Jangan Salahkan!
52
Bab 52 : Pilih
53
Bab 53 : Tinggal Satu Atap
54
Bab 54 : Membelaku
55
Bab 55 : Pengesahan
56
Bab 56 : Panas Dingin
57
Bab 57 : Kepergok
58
Bab 58 : Bekas
59
Bab 59 : Menginap Di Rumah Mertua
60
Bab 60 : Kepribadian
61
Bab 61 : Pasir Hisap
62
Bab 62 : Ramuan
63
Bab 63 : Tanyakan Ke Mamamu
64
Bab 64 : Hana Buka Praktik
65
Bab 65 : Tangan Sakit, Pipi Linu
66
Bab 66 : Sekretaris Untuk Suamiku
67
Bab 67 : Standar Operasional Prosedur
68
Bab 68 : Pangku-pangkuan
69
Bab 69 : Sepolos itu?
70
Bab 70 : Master VS Grade Dua
71
Bab 71 : Turun Naik
72
Bab 72 : Pagi yang Panas
73
Bab 73 : Tembakan Nenek Gayung
74
Bab 74 : Ajari Aku!
75
Bab 75 : Overdosis
76
Bab 76 : Belajar Hal Seperti Ini
77
Bab 77 : Bisnis
78
Bab 78 : Rem Blong
79
Bab 79 : Blunder
80
Bab 80 : Rencana
81
Bab 81 : Pikiran Licik Ibu Pelakor
82
Bab 82 : DP
83
Bab 83 : Nakal
84
Bab 84 : Merdu
85
Bab 85 : Warisan
86
Bab 86 : Keuangan
87
Bab 87 : Ke Rumah Papa
88
Bab 88 : Panas Hati
89
Bab 89 : Goyangan
90
Bab 90 : Sifat Jelek
91
Bab 91 : Lesehan
92
Bab 92 : Sarapan
93
Bab 93 : Iri?
94
Bab 94 : Anak
95
Bab 95 : Periksa
96
Bab 96 : Kamera
97
Bab 97 : Cari Mati
98
Bab 98 : Mengusap
99
Bab 99 : Tak Bisa Tidur
100
Bab 100 : Hukuman
101
Bab 101 : Tumben
102
Bab 102 : Berbohong
103
Bab 103 : Meninggalkan
104
Bab 104 : Lahar
105
Bab 105 : Infeksi
106
Bab 106 : Pelakor Abadi
107
Bab 107 : Pertanyaan
108
Bab 108 : Gaya
109
Bab 109 : Cukup Secolek
110
Bab 110 : Mama Cemas
111
Bab 111 : Di QC
112
Bab 112 : Murka
113
Bab 113 : Ajakan Liburan
114
Bab 114 : Arisan
115
Bab 115 : Pemeriksaan Fisik
116
Bab 116 : Selimut Hidup
117
Bab 117 : Makan Ati
118
Bab 118 : Maaf
119
Bab 119 : Membayangkan
120
Bab 120 : Perang Air
121
Bab 121 : Mama Datang
122
Bab 122 : Ekuador
123
Bab 123 : Yang Penting Memuaskan
124
Bab 124 : Lolos
125
Bab 125 : Harap Sabar
126
Bab 126 : Terlambat
127
Bab 127 : Jawaban Bunga
128
Bab 128 : Jadi-jadian
129
Bab 129 : Salep 69
130
Bab 130 : Mau Coba Merayu?
131
Bab 131 : Mujur
132
Bab 132 : Udon
133
Bab 133 : Bisa Langsung Dipecat
134
Bab 134 : Bawahan
135
Bab 135 : Acara Diadakan di
136
Bab 136 : Habis Udon Terbit Ngadon
137
Bab 137 : Bau Kemenangan
138
Bab 138 : Makian
139
Bab 139 : Basa-Basi
140
Bab 140 : Alasan Sendiri
141
Bab 141 : Biaya Perawatan
142
Bab 142 : Gengsinya Gede
143
Bab 143 : Dia Sudah Mati
144
Bab 144 : Kaum Lemah
145
Bab 145 : Penyet
146
Bab 146 : Itu Efek Obat
147
Bab 147 : Membahas Acara
148
Bab 148 : Perjalanan Menuju Jogja
149
Bab 149 : Hotel
150
Bab 150 : Nuansa Alam
151
Bab 151 : Pesan Dari Amanda
152
Bab 152 : Buru-buru
153
Bab 153 : Ceritakan!
154
Bab 154 : Kertas Perjanjian
155
Bab 155 : Bandung Bondowoso
156
Bab 156 : Siapa Aku?
157
Bab 157 : Memang Fakta
158
Bab 158 : Terlambat Datang
159
Bab 159 : Meracuni?
160
Bab 160 : Meledak
161
Bab 161 : Kenyataan Ini
162
Bab 162 : Merah Muda
163
Bab 163 : Sudah Bangun
164
Bab 164 : Apa Mau Visum?
165
Bab 165 : Tekanan Darah
166
Bab 166 : Rekaman
167
Bab 167 : Alasan Perceraian
168
Bab 168 : Yakin Mau Cerai?
169
Bab 169 : Menemui Pengacara
170
Bab 170 : Curhat Ke Mertua
171
Bab 171 : Tamu Tak Di Undang
172
Bab 172 : Kalah Taruhan
173
Bab 173 : Sembarangan
174
Bab 174 : Mengecek Sendiri
175
Bab 175 : Siapa Yang Memberi ?
176
Bab 176 : Kasihan Mantunya
177
Bab 177 : Tak Level
178
Bab 178 : Transkrip
179
Bab 179 : Rudi Bingung
180
Bab 180 : Maafkan Mama!
181
Bab 181 : Mengakui Dengan Malu
182
Bab 182 : Genmu
183
Bab 183 : Pondasi
184
Bab 184 : Tak Harmonis
185
Bab 185 : Bertemu Mantan
186
Bab 186 : Jangan Biarkan!
187
Bab 187 : Bersama Suamiku
188
Bab 188 : Hikmah Diceraikan
189
Bab 189 : Mangga Mekar
190
Bab 190 : Pernah Melakukannya
191
Bab 191 : Patut Waspada
192
Bab 192 : Ketempelan
193
Bab 193 : Colek Dikit
194
Bab 194 : Surprise
195
Bab 195 : Apa Kamu Marah?
196
Bab 196 : Gelisah
197
Bab 197 : Bukan Seafood
198
Bab 198 : Mencari Tambak
199
Bab 199 : Menantu tercinta
200
Wajib Baca Ya Sayangkuh
201
Bab 200 : Soft Blue
202
Bab 201 : Pamer
203
Bab 202 : Nama Panggilan
204
Bab 203 : Di Atas Angin
205
Bab 204 : Curang
206
Bab 205 : Hadiah Ulang Tahun
207
Bab 206 : Rumah Baru
208
Bab 207 : Periksa Kandungan
209
Bab 208 : Lambe Lumer
210
Bab 209 : Ingin Menghajar
211
Bab 210 : Mendatangi Kantor
212
Bab 211 : Bukan Ingin Mengganggu
213
Bab 212 : Segala cara
214
Bab 213 : Milik Kalian
215
Bab 214 : Musang Berbulu
216
Bab 215 : Mengakui
217
Bab 216 : Kegilaan Mamamu
218
Bab 217 : Pemadam Kebakaran
219
Bab 218 : Kelanaku Garang
220
Bab 219 : Amit-Amit
221
Bab 220 : Terong Belanda
222
Bab 221 : Baby Bean
223
Bab 222 : Pelet
224
Bab 223 : Membuat Malu
225
Bab 224 : Pertunjukan
226
Bab 225 : Live
227
Bab 226 : Bagaimana Rasanya?
228
Bab 227 : Dia Memiliki Aku
229
Bab 228 : Menyelamatkanmu
230
Bab 229 : Pilihan Sulit
231
Bab 230 : Bisa Gila
232
Bab 231 : Jangan Main-main!
233
Bab 232 : Tidak Sebodoh Itu
234
Bab 233 : Bunuh Saja Dia
235
Bab 234 : Takut Celaka
236
Bab 235 : Mister
237
Bab 236 : Menyewa Preman
238
Bab 237 : Dikeroyok
239
Bab 238 : Disambangi Polisi
240
Bab 239 : Pasti Fitnah
241
Bab 240 : Perjuanganku
242
Bab 241 : Hanya Kata Maaf?
243
Bab 242 : Tebus Dosa
244
Bab 243 : Memberi Contoh
245
Bab 244 : Jaga Kandunganmu!
246
Bab 245 : Tidak Akan Lolos
247
Bab 246 : Selesaikan Untukku!
248
Bab 247 : Turnamen
249
Bab 248 : Tidak Akan Sudi
250
Bab 249 : Suhu
251
Bab 250 : Pindahan Rumah
252
Bab 251 : Diceraikan Karena Gendut - END
253
Extra Part 1 : Asetku
254
Extra Part 2 : Sangat Berlebihan
255
Extra Part 3 : Liburan
256
Extra Part 4 : Melihat Penyu
257
Extra Part 5 : Kasihan Betina
258
Extra Part 6 : De Javu
259
Extra Part 7 : Kedatangan Huru Hara
260
Extra Part 8 : Sedang Berkencan?
261
Extra Part 9 : Tendangan
262
Extra Part 10 : Disantet
263
Extra Part 11 : Covid
264
Extra Part 12 : Salah Kaprah
265
Extra Part 13 : Ada Mbah Dukun
266
Extra Part 14 : Malu Semalu-malunya
267
Extra Part 15 : Sekata-kata
268
Extra Part 16 : Hanya Bingung
269
Extra Part 17 : Menemui Tantri
270
Extra Part 18 : Pakmil
271
Extra Part 19 : Bollywood
272
Extra Part 20 : Kebanyakan Makan
273
Extra Part 21 : Tujuh Bulan
274
Extra Part 22 : Baperan
275
Extra Part 23 : Album Foto
276
Extra Part 24 : Belanja Kebutuhan
277
Extra Part 25 : Kelahiran Normal
278
Extra Part 26 : Kecemasan
279
Extra Part 27 : Ketinggalan
280
Extra Part 28 : Wanita Hebat
281
Extra Part 29 : Nanggala Lingga
282
Extra Part 30 : AKHIR BAHAGIA (Tamat)
283
BONUS BAB 1
284
BONUS BAB 2
285
BONUS BAB 3
286
BONUS BAB 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!