Bab 3 : Perselingkuhan

Begitulah hari-hari Hana lalui, belakangan ini dia hidup dalam kegelisahan dibayang-bayangi pelakor. Semua itu terjadi tepat setelah pernikahan sang ayah. Tak ingin terjerumus ke dalam rasa curiga, Hana pun menyusun sebuah rencana.

"Sayang, aku berangkat, ya. Aku berangkatnya naik taksi. Capek nyetir sendiri," tutur Hana. Dia yang sudah rapi menghampiri Bagas yang sedang duduk di balkon. Suaminya itu sedang cekikikan sembari memegang ponsel.

"Aku tidak perlu ikut, 'kan?" tanya Bagas. Dia bersikap tenang saat melihat Hana di depan.

"Soalnya aku lelah sekali. Ingin istirahat hari ini," lanjutnya yang dibalas Hana dengan senyuman kecil.

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri. Lagi pula ini acara perempuan dan tidak nyaman jika ada laki-laki," balas Hana. Dia melirik ponsel Bagas yang bergetar. "Kamu berbalas pesan sama siapa?"

"Sama penanggung jawab tender." Bagas menjawab singkat, setelah itu menyipitkan mata. "Jangan tanya lagi siapa namanya, atau tender apa karena percuma, aku jelaskan pun kamu tidak akan paham."

Mata Hana membulat. Diberi ucapan ketus seperti itu menyisakan sakit juga di hatinya. Dulu, dia tidak akan mempermasalahkan karena berpikir suaminya memang begitu. Bicara blak-blakan bertanda nyaman dan sayang. Akan tetapi, setelah insiden kancing baju, dia mulai sensitif.

Hana menarik napas panjang, lalu mengembuskan perlahan. Semua itu dia lakukan demi menentramkan hati yang mulai tak karuan.

"Kenapa diam?" ketus Bagas yang keheranan melihat Hana melamun kala mereka bersitatap.

Hana pun menggelengkan kepala. Lengkungan kecil menghiasi bibirnya yang ranum. "Tidak. Aku tidak akan bertanya. Ya sudah, aku pergi. Makan siang sudah aku siapkan di meja."

Seperti hari-hari lainnya. Jika keluar Hana akan mencium punggung tangan Bagas. Atau paling tidak izin via pesan. Baginya, izin suami sangat penting agar bisa melakukan kegiatan di luar dengan tenang. Namun, kini setiap kali pergi dia malah membawa sejuta kegundahan.

Setelah berpamitan, Hana pun masuk ke taksi pesanan yang sudah menunggu meski matanya masih menatap ke arah Bagas yang semakin mencurigakan.

"Ke mana tujuan kita, Bu?" tanya si sopir.

"Jalan dulu, Pak. Nanti akan saya tunjukkan arahnya."

Meski bingung, sang sopir pun melakukan apa yang di perintahkan. Hanya saja lelaki paruh baya itu berakhir mengernyitkan dahi ketika disuruh memutari komplek lalu kembali tak jauh dari rumah Hana.

"Bu?"

"Kita tunggu sebentar, Pak," potong Hana. Air matanya menetes. Tak luput pandangannya dari rumah sendiri yang masih tertutup, bangunan dua lantai yang menjadi saksi betapa bahagia pernikahannya bersama Bagas. Sekarang, kebahagiaan itu perlahan memudar digantikan dengan sikap abai Bagas yang kian hari kian parah.

Tak berselang lama, Bagas keluar dengan pakaian rapi, terlihat juga memainkan kunci di tangannya. Wajah pria itu menunjukkan kebahagiaan, tapi malah membuat hati Hana merasa nyeri. Tadi Bagas mengatakan lelah dan hanya ingin menghabiskan hari Minggu dengan bermalas-malasan. Namun kini ….

Hana menghapus air matanya yang terlanjur menetes. "Tolong ikuti mobil itu, Pak."

Perjalanan pun dimulai. Selama mengikuti Bagas, Hana bagai berada di bibir tebing. Air matanya terus saja mengalir karena pikiran buruk tentang pelakor merajalela di kepala. Dia ingin menampik, baginya Bagas adalah suami setia. Suami penuh cinta yang tidak mungkin berkhianat, tetapi setelah memikirkan dan mengingat keanehan pria itu belakangan ini, dia pun menelan ludah yang terasa pahit.

"Bagaimana jika Bagas benar-benar selingkuh? Harus bagaimana aku menghadapinya? Harus bagaimana aku bertindak? Haruskah memaki mereka? Ataukah bermain elegan dengan memberi wanita itu hukuman? Ataukah, melepaskan Bagas?" batin Hana bergejolak makin hebat. Cepat dia hapus air mata yang tak hentinya menetes.

"Tidak. Mungkin aku hanya berprasangka. Mungkin saja dia bertemu rekan bisnis?" batin Hana lagi.

Nyatanya, bukan mendapat ketenangan dia justru semakin gelisah karena sang suami memasuki parkiran sebuah restoran. Kenyataan lain juga membuatnya terbeku beberapa detik.

Hana terdiam, netranya yang bening semakin memanas ketika melihat ada seorang wanita menunggu suaminya di depan. Wanita yang sangat dikenalnya.

"Bunga ...."

Hana tergugu. Hatinya bagai dihantam palu tak kasat mata. Tak menyangka jika Bagas berani berkhianat dan parahnya melakukan dengan Bunga-adik tirinya. Hana merasa ditusuk dua orang sekaligus dalam satu waktu. Sakit, sesak dan engap begitu yang dia rasakan.

Tangan Hana yang gemetar sudah memegang handle pintu, hendak keluar dari dalam taksi tetapi urung ketika melihat Bunga dan Bagas bergandengan tangan. Keberanian untuk melabrak pun menciut. Apalagi melihat betapa besarnya senyum Bagas ketika menatap Bunga. Ulasan bibir yang rasanya sudah lama tidak dia lihat.

"Kalian ... tega sekali kalian seperti ini."

Hana meraung dan mengabaikan tatapan sopir serta pikiran pria paruh baya itu. Dia hanya menumpahkan kesal dengan menangis dan mengutuk Bagas. Dia terus menunduk menekuri kaki sendiri serta meratapi nasib diselingkuhi. Rasa cintanya pada Bagas amat besar dan dia tidak rela kehilangan.

Setelah puas menangis, Hana pun memutuskan menunggu. Dia akan memaafkan Bagas kali ini. Setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua, begitu pikirnya hingga satu jam pun berlalu dan Bagas keluar dengan wajah semringah. Lelakinya itu pergi tanpa sang adik tiri.

Mendapati hal itu, Hana pun bergegas turun dari taksi. Ia sengaja menghadang Bunga yang baru keluar dari restoran. Terlihat kentara kalau adik tiri yang merangkap menjadi selingkuhan itu sedang tidak nyaman karena kehadirannya yang tiba-tiba.

"K-kak Hana?" Lisan Bunga terbata, celingukan dia melihat sekitar. Takut kalau Hana tahu tentang hubungannya dengan Bagas.

"Tinggalkan Bagas dan aku akan memaafkanmu," tagas Hana. Netranya yang biasa teduh berubah drastis kali ini.

Alih-alih malu, Bunga justru tertawa. Gelagat itu membuat emosi Hana membuncah. Tanpa pikir panjang dia layangkan tangan ke pipi Bunga yang mulus.

"Jauhi Bagas!" sentak Hana lagi.

"Kalau aku tidak mau?" balas Bunga yang benar-benar diluar prediksinya.

"Kamu ...."

"Kami saling mencintai. Yang seharusnya pergi itu kamu. Kamu benalu."

"Bunga!" teriak Hana. Darahnya mendidih sampai ke Ubun-ubun. "Jangan kurang ajar. Aku kakak kamu dan Bagas itu suamiku."

"Tapi Bagas sudah melakukan itu denganku. Bahkan, dia memujaku. Memperlakukanku dengan manis. Sedangkan kamu, apa pernah dia mengatakan mencintaimu? Apa pernah dia memelukmu? Atau paling tidak, pernahkah kamu melihatnya tertawa melihat mukamu itu?"

Hana terdiam. Sebagai seorang istri sah harga dirinya terluka karena perkataan Bunga. Ya karena Bagas sudah tak pernah lagi seperti itu. Bahkan saat berhubungan suami istri suaminya itu kerap kali meninggalkannya bahkan sebelum memulainya.

"Jadi Hana, tau dirilah. Harusnya kamu yang pergi. Kamu harus mengaca! Lihat betapa buruknya bentuk tubuhmu itu. Paham!"

Tanpa sungkan, Bunga pun mendorong bahu Hana, lantas masuk ke mobilnya dengan gaya angkuh. Sebelum pergi dia juga sempat memberikan seringai jahat.

Hana yang melihat perangai Bunga terbelalak. Tak menyangka dia kalau Bunga yang cantik dan terlihat baik ternyata licik.

"Tidak, aku tidak boleh biarkan ini terjadi. Bunga harus disadarkan. Dia masih muda dan barangkali hanya khilaf saja," gumam Hana. Cepat dia hapus jejak kesedihan lalu kembali ke taksi. Dia meminta di antar ke kediaman ayahnya dan berencana mengadukan ini ke Tantri-ibu tirinya.

Terpopuler

Comments

Tutik Yunia

Tutik Yunia

Hana , kamu harus sadar diri. Belum punya anak sudah gembrot apalagi kalau punya anak. Makanya ikuti saran suami, sekarang nyesel kan..

2023-03-23

1

나의 햇살

나의 햇살

jangan jadi bodoh hanya karena mencintai

2023-02-01

2

'Nchie

'Nchie

berumah tangga itu bukan perkara cantik atau tampan tapi komitmen ...tak peduli seburuk apapun pasangan mu itu adalah pilihan mu dan seharusnya kamu jaga ..jika pasangan sudah tidak menarik bikin jadi menarik lagi bukan cari ganti nya ..karena sejatinya tidak akan ada habisnya jika hanya melihat fisik saja

2023-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Rutinitas Hana
2 Bab 2 : Adik Tiri
3 Bab 3 : Perselingkuhan
4 Bab 4 : Celaka
5 Bab 5 : Berubah
6 Bab 6 : Mendapat Tamparan
7 Bab 7 : Atasan Jahil
8 Bab 8 : Six Sense
9 Bab 9 : Merusak Pesta
10 Bab 10 : Tawaran
11 Bab 11 : Tertimbun Lemak
12 Bab 12 : Drama
13 Bab 13 : Pesta Pernikahan
14 Bab 14 : Move On
15 Bab 15 : Berhutang Besar
16 Bab 16 : Membandingkan
17 Bab 17 : Sedot Lemak
18 Bab 18 : Sekretaris Plus Plus
19 Bab 19 : Keceplosan
20 Bab 20 : Wanita Bodoh
21 Bab 21 : Sejauh Mana
22 Bab 22 : Warga Negara Wakanda
23 Bab 23 : Istri Dua
24 Bab 24 : Kontrak
25 Bab 25 : Tidak Mau
26 Bab 26 : Dia Lucu
27 Bab 27 : Dilabrak Bunga
28 Bab 28 : Woi! Gendut
29 Bab 29 : Berharap Disiram
30 Bab 30 : Cuan
31 Bab 31 : Gede Rasa
32 Bab 32 : Honey
33 Bab 33 : Tidak Waras
34 Bab 34 : Ribet
35 Bab 35 : Offside
36 Bab 36 : Mengerikan
37 Bab 37 : BPH
38 Bab 38 : Size
39 Bab 39 : Gosong
40 Bab 40 : Setia Kawan
41 Bab 41 : Pingsan
42 Bab 42 : Baper
43 Bab 43 : Dua Enam
44 Bab 44 : Melamar
45 Bab 45 : Izin Selingkuh
46 Bab 46 : Alasan Bertahan
47 Bab 47 : Menikah
48 Bab 48 : Perjaka VS Janda
49 Bab 49 : Menegangkan
50 Bab 50 : Menyirami Istri
51 Bab 51 : Jangan Salahkan!
52 Bab 52 : Pilih
53 Bab 53 : Tinggal Satu Atap
54 Bab 54 : Membelaku
55 Bab 55 : Pengesahan
56 Bab 56 : Panas Dingin
57 Bab 57 : Kepergok
58 Bab 58 : Bekas
59 Bab 59 : Menginap Di Rumah Mertua
60 Bab 60 : Kepribadian
61 Bab 61 : Pasir Hisap
62 Bab 62 : Ramuan
63 Bab 63 : Tanyakan Ke Mamamu
64 Bab 64 : Hana Buka Praktik
65 Bab 65 : Tangan Sakit, Pipi Linu
66 Bab 66 : Sekretaris Untuk Suamiku
67 Bab 67 : Standar Operasional Prosedur
68 Bab 68 : Pangku-pangkuan
69 Bab 69 : Sepolos itu?
70 Bab 70 : Master VS Grade Dua
71 Bab 71 : Turun Naik
72 Bab 72 : Pagi yang Panas
73 Bab 73 : Tembakan Nenek Gayung
74 Bab 74 : Ajari Aku!
75 Bab 75 : Overdosis
76 Bab 76 : Belajar Hal Seperti Ini
77 Bab 77 : Bisnis
78 Bab 78 : Rem Blong
79 Bab 79 : Blunder
80 Bab 80 : Rencana
81 Bab 81 : Pikiran Licik Ibu Pelakor
82 Bab 82 : DP
83 Bab 83 : Nakal
84 Bab 84 : Merdu
85 Bab 85 : Warisan
86 Bab 86 : Keuangan
87 Bab 87 : Ke Rumah Papa
88 Bab 88 : Panas Hati
89 Bab 89 : Goyangan
90 Bab 90 : Sifat Jelek
91 Bab 91 : Lesehan
92 Bab 92 : Sarapan
93 Bab 93 : Iri?
94 Bab 94 : Anak
95 Bab 95 : Periksa
96 Bab 96 : Kamera
97 Bab 97 : Cari Mati
98 Bab 98 : Mengusap
99 Bab 99 : Tak Bisa Tidur
100 Bab 100 : Hukuman
101 Bab 101 : Tumben
102 Bab 102 : Berbohong
103 Bab 103 : Meninggalkan
104 Bab 104 : Lahar
105 Bab 105 : Infeksi
106 Bab 106 : Pelakor Abadi
107 Bab 107 : Pertanyaan
108 Bab 108 : Gaya
109 Bab 109 : Cukup Secolek
110 Bab 110 : Mama Cemas
111 Bab 111 : Di QC
112 Bab 112 : Murka
113 Bab 113 : Ajakan Liburan
114 Bab 114 : Arisan
115 Bab 115 : Pemeriksaan Fisik
116 Bab 116 : Selimut Hidup
117 Bab 117 : Makan Ati
118 Bab 118 : Maaf
119 Bab 119 : Membayangkan
120 Bab 120 : Perang Air
121 Bab 121 : Mama Datang
122 Bab 122 : Ekuador
123 Bab 123 : Yang Penting Memuaskan
124 Bab 124 : Lolos
125 Bab 125 : Harap Sabar
126 Bab 126 : Terlambat
127 Bab 127 : Jawaban Bunga
128 Bab 128 : Jadi-jadian
129 Bab 129 : Salep 69
130 Bab 130 : Mau Coba Merayu?
131 Bab 131 : Mujur
132 Bab 132 : Udon
133 Bab 133 : Bisa Langsung Dipecat
134 Bab 134 : Bawahan
135 Bab 135 : Acara Diadakan di
136 Bab 136 : Habis Udon Terbit Ngadon
137 Bab 137 : Bau Kemenangan
138 Bab 138 : Makian
139 Bab 139 : Basa-Basi
140 Bab 140 : Alasan Sendiri
141 Bab 141 : Biaya Perawatan
142 Bab 142 : Gengsinya Gede
143 Bab 143 : Dia Sudah Mati
144 Bab 144 : Kaum Lemah
145 Bab 145 : Penyet
146 Bab 146 : Itu Efek Obat
147 Bab 147 : Membahas Acara
148 Bab 148 : Perjalanan Menuju Jogja
149 Bab 149 : Hotel
150 Bab 150 : Nuansa Alam
151 Bab 151 : Pesan Dari Amanda
152 Bab 152 : Buru-buru
153 Bab 153 : Ceritakan!
154 Bab 154 : Kertas Perjanjian
155 Bab 155 : Bandung Bondowoso
156 Bab 156 : Siapa Aku?
157 Bab 157 : Memang Fakta
158 Bab 158 : Terlambat Datang
159 Bab 159 : Meracuni?
160 Bab 160 : Meledak
161 Bab 161 : Kenyataan Ini
162 Bab 162 : Merah Muda
163 Bab 163 : Sudah Bangun
164 Bab 164 : Apa Mau Visum?
165 Bab 165 : Tekanan Darah
166 Bab 166 : Rekaman
167 Bab 167 : Alasan Perceraian
168 Bab 168 : Yakin Mau Cerai?
169 Bab 169 : Menemui Pengacara
170 Bab 170 : Curhat Ke Mertua
171 Bab 171 : Tamu Tak Di Undang
172 Bab 172 : Kalah Taruhan
173 Bab 173 : Sembarangan
174 Bab 174 : Mengecek Sendiri
175 Bab 175 : Siapa Yang Memberi ?
176 Bab 176 : Kasihan Mantunya
177 Bab 177 : Tak Level
178 Bab 178 : Transkrip
179 Bab 179 : Rudi Bingung
180 Bab 180 : Maafkan Mama!
181 Bab 181 : Mengakui Dengan Malu
182 Bab 182 : Genmu
183 Bab 183 : Pondasi
184 Bab 184 : Tak Harmonis
185 Bab 185 : Bertemu Mantan
186 Bab 186 : Jangan Biarkan!
187 Bab 187 : Bersama Suamiku
188 Bab 188 : Hikmah Diceraikan
189 Bab 189 : Mangga Mekar
190 Bab 190 : Pernah Melakukannya
191 Bab 191 : Patut Waspada
192 Bab 192 : Ketempelan
193 Bab 193 : Colek Dikit
194 Bab 194 : Surprise
195 Bab 195 : Apa Kamu Marah?
196 Bab 196 : Gelisah
197 Bab 197 : Bukan Seafood
198 Bab 198 : Mencari Tambak
199 Bab 199 : Menantu tercinta
200 Wajib Baca Ya Sayangkuh
201 Bab 200 : Soft Blue
202 Bab 201 : Pamer
203 Bab 202 : Nama Panggilan
204 Bab 203 : Di Atas Angin
205 Bab 204 : Curang
206 Bab 205 : Hadiah Ulang Tahun
207 Bab 206 : Rumah Baru
208 Bab 207 : Periksa Kandungan
209 Bab 208 : Lambe Lumer
210 Bab 209 : Ingin Menghajar
211 Bab 210 : Mendatangi Kantor
212 Bab 211 : Bukan Ingin Mengganggu
213 Bab 212 : Segala cara
214 Bab 213 : Milik Kalian
215 Bab 214 : Musang Berbulu
216 Bab 215 : Mengakui
217 Bab 216 : Kegilaan Mamamu
218 Bab 217 : Pemadam Kebakaran
219 Bab 218 : Kelanaku Garang
220 Bab 219 : Amit-Amit
221 Bab 220 : Terong Belanda
222 Bab 221 : Baby Bean
223 Bab 222 : Pelet
224 Bab 223 : Membuat Malu
225 Bab 224 : Pertunjukan
226 Bab 225 : Live
227 Bab 226 : Bagaimana Rasanya?
228 Bab 227 : Dia Memiliki Aku
229 Bab 228 : Menyelamatkanmu
230 Bab 229 : Pilihan Sulit
231 Bab 230 : Bisa Gila
232 Bab 231 : Jangan Main-main!
233 Bab 232 : Tidak Sebodoh Itu
234 Bab 233 : Bunuh Saja Dia
235 Bab 234 : Takut Celaka
236 Bab 235 : Mister
237 Bab 236 : Menyewa Preman
238 Bab 237 : Dikeroyok
239 Bab 238 : Disambangi Polisi
240 Bab 239 : Pasti Fitnah
241 Bab 240 : Perjuanganku
242 Bab 241 : Hanya Kata Maaf?
243 Bab 242 : Tebus Dosa
244 Bab 243 : Memberi Contoh
245 Bab 244 : Jaga Kandunganmu!
246 Bab 245 : Tidak Akan Lolos
247 Bab 246 : Selesaikan Untukku!
248 Bab 247 : Turnamen
249 Bab 248 : Tidak Akan Sudi
250 Bab 249 : Suhu
251 Bab 250 : Pindahan Rumah
252 Bab 251 : Diceraikan Karena Gendut - END
253 Extra Part 1 : Asetku
254 Extra Part 2 : Sangat Berlebihan
255 Extra Part 3 : Liburan
256 Extra Part 4 : Melihat Penyu
257 Extra Part 5 : Kasihan Betina
258 Extra Part 6 : De Javu
259 Extra Part 7 : Kedatangan Huru Hara
260 Extra Part 8 : Sedang Berkencan?
261 Extra Part 9 : Tendangan
262 Extra Part 10 : Disantet
263 Extra Part 11 : Covid
264 Extra Part 12 : Salah Kaprah
265 Extra Part 13 : Ada Mbah Dukun
266 Extra Part 14 : Malu Semalu-malunya
267 Extra Part 15 : Sekata-kata
268 Extra Part 16 : Hanya Bingung
269 Extra Part 17 : Menemui Tantri
270 Extra Part 18 : Pakmil
271 Extra Part 19 : Bollywood
272 Extra Part 20 : Kebanyakan Makan
273 Extra Part 21 : Tujuh Bulan
274 Extra Part 22 : Baperan
275 Extra Part 23 : Album Foto
276 Extra Part 24 : Belanja Kebutuhan
277 Extra Part 25 : Kelahiran Normal
278 Extra Part 26 : Kecemasan
279 Extra Part 27 : Ketinggalan
280 Extra Part 28 : Wanita Hebat
281 Extra Part 29 : Nanggala Lingga
282 Extra Part 30 : AKHIR BAHAGIA (Tamat)
283 BONUS BAB 1
284 BONUS BAB 2
285 BONUS BAB 3
286 BONUS BAB 4
Episodes

Updated 286 Episodes

1
Bab 1 : Rutinitas Hana
2
Bab 2 : Adik Tiri
3
Bab 3 : Perselingkuhan
4
Bab 4 : Celaka
5
Bab 5 : Berubah
6
Bab 6 : Mendapat Tamparan
7
Bab 7 : Atasan Jahil
8
Bab 8 : Six Sense
9
Bab 9 : Merusak Pesta
10
Bab 10 : Tawaran
11
Bab 11 : Tertimbun Lemak
12
Bab 12 : Drama
13
Bab 13 : Pesta Pernikahan
14
Bab 14 : Move On
15
Bab 15 : Berhutang Besar
16
Bab 16 : Membandingkan
17
Bab 17 : Sedot Lemak
18
Bab 18 : Sekretaris Plus Plus
19
Bab 19 : Keceplosan
20
Bab 20 : Wanita Bodoh
21
Bab 21 : Sejauh Mana
22
Bab 22 : Warga Negara Wakanda
23
Bab 23 : Istri Dua
24
Bab 24 : Kontrak
25
Bab 25 : Tidak Mau
26
Bab 26 : Dia Lucu
27
Bab 27 : Dilabrak Bunga
28
Bab 28 : Woi! Gendut
29
Bab 29 : Berharap Disiram
30
Bab 30 : Cuan
31
Bab 31 : Gede Rasa
32
Bab 32 : Honey
33
Bab 33 : Tidak Waras
34
Bab 34 : Ribet
35
Bab 35 : Offside
36
Bab 36 : Mengerikan
37
Bab 37 : BPH
38
Bab 38 : Size
39
Bab 39 : Gosong
40
Bab 40 : Setia Kawan
41
Bab 41 : Pingsan
42
Bab 42 : Baper
43
Bab 43 : Dua Enam
44
Bab 44 : Melamar
45
Bab 45 : Izin Selingkuh
46
Bab 46 : Alasan Bertahan
47
Bab 47 : Menikah
48
Bab 48 : Perjaka VS Janda
49
Bab 49 : Menegangkan
50
Bab 50 : Menyirami Istri
51
Bab 51 : Jangan Salahkan!
52
Bab 52 : Pilih
53
Bab 53 : Tinggal Satu Atap
54
Bab 54 : Membelaku
55
Bab 55 : Pengesahan
56
Bab 56 : Panas Dingin
57
Bab 57 : Kepergok
58
Bab 58 : Bekas
59
Bab 59 : Menginap Di Rumah Mertua
60
Bab 60 : Kepribadian
61
Bab 61 : Pasir Hisap
62
Bab 62 : Ramuan
63
Bab 63 : Tanyakan Ke Mamamu
64
Bab 64 : Hana Buka Praktik
65
Bab 65 : Tangan Sakit, Pipi Linu
66
Bab 66 : Sekretaris Untuk Suamiku
67
Bab 67 : Standar Operasional Prosedur
68
Bab 68 : Pangku-pangkuan
69
Bab 69 : Sepolos itu?
70
Bab 70 : Master VS Grade Dua
71
Bab 71 : Turun Naik
72
Bab 72 : Pagi yang Panas
73
Bab 73 : Tembakan Nenek Gayung
74
Bab 74 : Ajari Aku!
75
Bab 75 : Overdosis
76
Bab 76 : Belajar Hal Seperti Ini
77
Bab 77 : Bisnis
78
Bab 78 : Rem Blong
79
Bab 79 : Blunder
80
Bab 80 : Rencana
81
Bab 81 : Pikiran Licik Ibu Pelakor
82
Bab 82 : DP
83
Bab 83 : Nakal
84
Bab 84 : Merdu
85
Bab 85 : Warisan
86
Bab 86 : Keuangan
87
Bab 87 : Ke Rumah Papa
88
Bab 88 : Panas Hati
89
Bab 89 : Goyangan
90
Bab 90 : Sifat Jelek
91
Bab 91 : Lesehan
92
Bab 92 : Sarapan
93
Bab 93 : Iri?
94
Bab 94 : Anak
95
Bab 95 : Periksa
96
Bab 96 : Kamera
97
Bab 97 : Cari Mati
98
Bab 98 : Mengusap
99
Bab 99 : Tak Bisa Tidur
100
Bab 100 : Hukuman
101
Bab 101 : Tumben
102
Bab 102 : Berbohong
103
Bab 103 : Meninggalkan
104
Bab 104 : Lahar
105
Bab 105 : Infeksi
106
Bab 106 : Pelakor Abadi
107
Bab 107 : Pertanyaan
108
Bab 108 : Gaya
109
Bab 109 : Cukup Secolek
110
Bab 110 : Mama Cemas
111
Bab 111 : Di QC
112
Bab 112 : Murka
113
Bab 113 : Ajakan Liburan
114
Bab 114 : Arisan
115
Bab 115 : Pemeriksaan Fisik
116
Bab 116 : Selimut Hidup
117
Bab 117 : Makan Ati
118
Bab 118 : Maaf
119
Bab 119 : Membayangkan
120
Bab 120 : Perang Air
121
Bab 121 : Mama Datang
122
Bab 122 : Ekuador
123
Bab 123 : Yang Penting Memuaskan
124
Bab 124 : Lolos
125
Bab 125 : Harap Sabar
126
Bab 126 : Terlambat
127
Bab 127 : Jawaban Bunga
128
Bab 128 : Jadi-jadian
129
Bab 129 : Salep 69
130
Bab 130 : Mau Coba Merayu?
131
Bab 131 : Mujur
132
Bab 132 : Udon
133
Bab 133 : Bisa Langsung Dipecat
134
Bab 134 : Bawahan
135
Bab 135 : Acara Diadakan di
136
Bab 136 : Habis Udon Terbit Ngadon
137
Bab 137 : Bau Kemenangan
138
Bab 138 : Makian
139
Bab 139 : Basa-Basi
140
Bab 140 : Alasan Sendiri
141
Bab 141 : Biaya Perawatan
142
Bab 142 : Gengsinya Gede
143
Bab 143 : Dia Sudah Mati
144
Bab 144 : Kaum Lemah
145
Bab 145 : Penyet
146
Bab 146 : Itu Efek Obat
147
Bab 147 : Membahas Acara
148
Bab 148 : Perjalanan Menuju Jogja
149
Bab 149 : Hotel
150
Bab 150 : Nuansa Alam
151
Bab 151 : Pesan Dari Amanda
152
Bab 152 : Buru-buru
153
Bab 153 : Ceritakan!
154
Bab 154 : Kertas Perjanjian
155
Bab 155 : Bandung Bondowoso
156
Bab 156 : Siapa Aku?
157
Bab 157 : Memang Fakta
158
Bab 158 : Terlambat Datang
159
Bab 159 : Meracuni?
160
Bab 160 : Meledak
161
Bab 161 : Kenyataan Ini
162
Bab 162 : Merah Muda
163
Bab 163 : Sudah Bangun
164
Bab 164 : Apa Mau Visum?
165
Bab 165 : Tekanan Darah
166
Bab 166 : Rekaman
167
Bab 167 : Alasan Perceraian
168
Bab 168 : Yakin Mau Cerai?
169
Bab 169 : Menemui Pengacara
170
Bab 170 : Curhat Ke Mertua
171
Bab 171 : Tamu Tak Di Undang
172
Bab 172 : Kalah Taruhan
173
Bab 173 : Sembarangan
174
Bab 174 : Mengecek Sendiri
175
Bab 175 : Siapa Yang Memberi ?
176
Bab 176 : Kasihan Mantunya
177
Bab 177 : Tak Level
178
Bab 178 : Transkrip
179
Bab 179 : Rudi Bingung
180
Bab 180 : Maafkan Mama!
181
Bab 181 : Mengakui Dengan Malu
182
Bab 182 : Genmu
183
Bab 183 : Pondasi
184
Bab 184 : Tak Harmonis
185
Bab 185 : Bertemu Mantan
186
Bab 186 : Jangan Biarkan!
187
Bab 187 : Bersama Suamiku
188
Bab 188 : Hikmah Diceraikan
189
Bab 189 : Mangga Mekar
190
Bab 190 : Pernah Melakukannya
191
Bab 191 : Patut Waspada
192
Bab 192 : Ketempelan
193
Bab 193 : Colek Dikit
194
Bab 194 : Surprise
195
Bab 195 : Apa Kamu Marah?
196
Bab 196 : Gelisah
197
Bab 197 : Bukan Seafood
198
Bab 198 : Mencari Tambak
199
Bab 199 : Menantu tercinta
200
Wajib Baca Ya Sayangkuh
201
Bab 200 : Soft Blue
202
Bab 201 : Pamer
203
Bab 202 : Nama Panggilan
204
Bab 203 : Di Atas Angin
205
Bab 204 : Curang
206
Bab 205 : Hadiah Ulang Tahun
207
Bab 206 : Rumah Baru
208
Bab 207 : Periksa Kandungan
209
Bab 208 : Lambe Lumer
210
Bab 209 : Ingin Menghajar
211
Bab 210 : Mendatangi Kantor
212
Bab 211 : Bukan Ingin Mengganggu
213
Bab 212 : Segala cara
214
Bab 213 : Milik Kalian
215
Bab 214 : Musang Berbulu
216
Bab 215 : Mengakui
217
Bab 216 : Kegilaan Mamamu
218
Bab 217 : Pemadam Kebakaran
219
Bab 218 : Kelanaku Garang
220
Bab 219 : Amit-Amit
221
Bab 220 : Terong Belanda
222
Bab 221 : Baby Bean
223
Bab 222 : Pelet
224
Bab 223 : Membuat Malu
225
Bab 224 : Pertunjukan
226
Bab 225 : Live
227
Bab 226 : Bagaimana Rasanya?
228
Bab 227 : Dia Memiliki Aku
229
Bab 228 : Menyelamatkanmu
230
Bab 229 : Pilihan Sulit
231
Bab 230 : Bisa Gila
232
Bab 231 : Jangan Main-main!
233
Bab 232 : Tidak Sebodoh Itu
234
Bab 233 : Bunuh Saja Dia
235
Bab 234 : Takut Celaka
236
Bab 235 : Mister
237
Bab 236 : Menyewa Preman
238
Bab 237 : Dikeroyok
239
Bab 238 : Disambangi Polisi
240
Bab 239 : Pasti Fitnah
241
Bab 240 : Perjuanganku
242
Bab 241 : Hanya Kata Maaf?
243
Bab 242 : Tebus Dosa
244
Bab 243 : Memberi Contoh
245
Bab 244 : Jaga Kandunganmu!
246
Bab 245 : Tidak Akan Lolos
247
Bab 246 : Selesaikan Untukku!
248
Bab 247 : Turnamen
249
Bab 248 : Tidak Akan Sudi
250
Bab 249 : Suhu
251
Bab 250 : Pindahan Rumah
252
Bab 251 : Diceraikan Karena Gendut - END
253
Extra Part 1 : Asetku
254
Extra Part 2 : Sangat Berlebihan
255
Extra Part 3 : Liburan
256
Extra Part 4 : Melihat Penyu
257
Extra Part 5 : Kasihan Betina
258
Extra Part 6 : De Javu
259
Extra Part 7 : Kedatangan Huru Hara
260
Extra Part 8 : Sedang Berkencan?
261
Extra Part 9 : Tendangan
262
Extra Part 10 : Disantet
263
Extra Part 11 : Covid
264
Extra Part 12 : Salah Kaprah
265
Extra Part 13 : Ada Mbah Dukun
266
Extra Part 14 : Malu Semalu-malunya
267
Extra Part 15 : Sekata-kata
268
Extra Part 16 : Hanya Bingung
269
Extra Part 17 : Menemui Tantri
270
Extra Part 18 : Pakmil
271
Extra Part 19 : Bollywood
272
Extra Part 20 : Kebanyakan Makan
273
Extra Part 21 : Tujuh Bulan
274
Extra Part 22 : Baperan
275
Extra Part 23 : Album Foto
276
Extra Part 24 : Belanja Kebutuhan
277
Extra Part 25 : Kelahiran Normal
278
Extra Part 26 : Kecemasan
279
Extra Part 27 : Ketinggalan
280
Extra Part 28 : Wanita Hebat
281
Extra Part 29 : Nanggala Lingga
282
Extra Part 30 : AKHIR BAHAGIA (Tamat)
283
BONUS BAB 1
284
BONUS BAB 2
285
BONUS BAB 3
286
BONUS BAB 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!