***Sungai di Hutan Tengkorak***
Yang Ruo Li sengaja menanyakan tentang ciri-ciri gadis berjubah hitam untuk memastikan apakah pria tampan itu mengenalinya.
Lu Jing merasa bingung dengan pertanyaan Yang Ruo Li karena dirinya sendiri tidak tahu ciri-ciri gadis berjubah hitam sehingga melihat ke arah Li Zhe Liang.
"Tuan! Apa ciri-ciri gadis berjubah hitam? " tanya Lu Jing dengan hati-hati.
Identitas Li Zhe Liang sebagai putra mahkota Kerajaan Dong Ming harus dirahasiakan sehingga saat mereka berada di tempat umum, Lu Jing dan Feng Teng akan memanggilnya dengan panggilan Tuan.
Li Zhe Liang tidak menjawab pertanyaan Lu Jing dan hanya menatap tanpa ekspresi ke arah Yang Ruo Li, seolah-olah Yang Ruo Li adalah orang asing dan belum pernah ditemuinya.
"Syukurlah dia tidak mengenaliku. Jika tidak, bisa saja dia minta pertanggungjawaban dariku," kata hati Yang Ruo Li.
Walaupun Yang Ruo Li merasa yakin Li Zhe Liang tidak mengenalnya, tetapi keberadaannya di tengah Hutan Tengkorak pasti tidak bisa menghilangkan rasa curiga di dalam hati Li Zhe Liang.
"Pria tampan ini terlihat sangat dingin dan angkuh. Sifatnya pasti sama seperti Fu Jiu Yun," kata hati Yang Ruo Li.
Fu Jiu Yun adalah putra satu-satunya Bangsawan Fu Chen yang merupakan penguasa kota Shang Ri La. Fu Jiu Yun yang tampan mempunyai status yang tinggi dan juga termasuk salah satu kultivator muda yang hebat serta mempunyai talenta di bidang alchemist sehingga membuatnya menjadi pujaan para gadis di kota Shang Ri La.
Hal itu jugalah yang membuat Fu Jiu Yun menjadi angkuh dan sombong. Fu Jiu Yun tidak menyukai gadis yang bersikap genit maupun agresif terhadapnya. Yang Ruo Li merasa pemuda tampan dihadapannya ini pasti juga membenci gadis yang agresif sehingga dirinya ingin membuat Li Zhe Liang membencinya.
"Tuan yang tampan! Apa ciri-ciri gadis berjubah hitam itu?" tanya Yang Ruo Li dengan suara yang manja sambil berjalan mendekati Li Zhe Liang.
Yang Ruo Li sengaja memperlihatkan tatapan mata berbinar-binar untuk menunjukkan ketertarikannya terhadap Li Zhe Liang.
Li Zhe Liang mengernyitkan alisnya dan mengalihkan pandangan matanya ke samping, menghindari tatapan mata Yang Ruo Li.
Hati kecil Yang Ruo Li berteriak kegirangan melihat reaksi Li Zhe Liang dan semakin ingin membuat Li Zhe Liang merasa muak terhadapnya.
Yang Ruo Li pura-pura tersandung dan akan jatuh ke dalam pelukan Li Zhe Liang.
***
"Aduh! Sakit sekali!" teriak Yang Ruo Li sambil merasakan seluruh tubuhnya sakit.
Ketika dirinya akan jatuh ke dalam pelukan Li Zhe Liang, sebuah kekuatan tidak terlihat memblokir dan menahannya sehingga membuat tubuhnya terhempas jauh menjauhi Li Zhe Liang dan jatuh ke atas tanah, di samping tubuh Peng Xiao Ran yang pingsan.
"Pria yang dingin dan kejam!" gerutu Yang Ruo Li di dalam hatinya.
Yang Ruo Li segera berdiri dan memberikan tatapan ketakutan ke arah Li Zhe Liang.
"Maafkan aku, tuan tampan! Jangan membunuhku!" mohon Yang Ruo Li.
Tujuan Yang Ruo Li hanyalah ingin membuat Li Zhe Liang merasa muak terhadapnya sehingga tidak akan mencurigai dirinya adalah gadis berjubah hitam itu.
Yang Ruo Li tahu kekuatan Li Zhe Liang melebihinya berpuluh kali lipat. Walaupun dirinya menggunakan seluruh racun yang berada di pergelangan tangan, Yang Ruo Li tidak yakin bisa menang melawan Li Zhe Liang sehingga segera berakting lemah dan meminta maaf kepada Li Zhe Liang.
"PERGI!" perintah Li Zhe Liang dengan suara yang dingin.
"Baik, tuan tampan!" jawab Yang Ruo Li dan segera berlari meninggalkan Li Zhe Liang.
Li Zhe Liang melepaskan Yang Ruo Li karena yakin Yang Ruo Li bukanlah gadis semalam. Walaupun dirinya tidak mengingat jelas wajah gadis itu, tetapi aroma manis dan harum yang menggugah selera dari tubuh gadis itu masih diingatnya dengan jelas, sedangkan tubuh Yang Ruo Li sama sekali tidak memancarkan aroma tersebut.
Lu Jing dan Feng Teng menggelengkan kepala bersamaan melihat Yang Ruo Li berlari ketakutan menghindari Li Zhe Liang.
"Tuan! Gadis berjubah hitam itu pastilah berilmu tinggi sehingga bisa mencuri hewan roh milik tuan. Mungkin gadis itu sudah meninggalkan Hutan Tengkorak," kata Lu Jing.
Perkataan Lu Jing secara samar terdengar oleh Yang Ruo Li.
"Apa? Dia mencariku karena hewan rohnya hilang? Sejak kapan aku menculik hewan roh miliknya?" kata hati Yang Ruo Li sambil mempercepat langkah kakinya.
Sementara itu Bai Hu alias Shan Dian yang berada di dalam ruang dimensi cincin lotus melakukan unjuk rasa kecil-kecilan di sana. Sebagian tanaman obat milik Yang Ruo Li di rusak olehnya karena merasa kesal tidak bisa keluar dari ruang dimensi.
Keberadaan Shan Dian di dalam ruang dimensi tidak bisa dirasakan oleh Li Zhe Liang sehingga dirinya menyetujui perkataan Lu Jing bahwa gadis berjubah hitam itu sudah pergi meninggalkan Hutan Tengkorak.
"Tinggalkan Hutan Tengkorak!" kata Li Zhe Liang.
"Baik, putra mahkota!" jawab Lu Jing dan Feng Teng bersamaan.
Yang Ruo Li sudah berlari jauh meninggalkan tempat itu sehingga keduanya memanggil Li Zhe Liang dengan panggilan putra mahkota.
"Tuan! Bagaimana dengan nona ini?" tanya Feng Teng sambil menunjuk ke arah Peng Xiao Ran yang masih tergeletak pingsan.
"Apa aku suka mencampuri urusan orang lain?" tanya Li Zhe Liang dengan suara dingin.
"Tidak, putra mahkota! Maafkan hamba yang lancang!" jawab Feng Teng sambil menunduk.
"Putra mahkota! Kita pulang ke penginapan?" tanya Lu Jing.
Li Zhe Liang menganggukkan kepalanya dan melihat ke arah Feng Teng yang masih menunduk.
"Feng Teng! Beri tanda isyarat kepada Fu Rong untuk menemuiku di penginapan Kota Shang Ri La!" perintah Li Zhe Liang.
"Baik, putra mahkota!" jawab Feng Teng dengan semangat.
Akhirnya Lu Jing dan Feng Teng mengikuti Li Zhe Liang meninggalkan Hutan Tengkorak menuju penginapan.
***
Sementara itu Yang Ruo Li sudah sudah berada di luar Hutan Tengkorak dan mengeluarkan cermin dari cincin batu giok untuk bercermin.
"Ikan salju berekor pelangi sangat berkhasiat ," kata Yang Ruo Li sambil melihat pantulan wajahnya dengan saksama.
"Lebih baik aku menyembunyikan wajah ini terlebih dahulu untuk memudahkanku memutuskan pertunangan dengan Fu Jiu Yun," lanjut Yang Ruo Li.
Yang Ruo Li mengeluarkan bubuk racun hasil racikannya dan mengolesnya ke wajah kiri. Dalam hitungan detik bercak hitam besar muncul kembali di wajah kirinya.
Yang Ruo Li tersenyum puas melihat wajah buruk rupa di dalam pantulan cermin, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kediaman Keluarga Yang.
***Kediaman Peony***
Yang Ruo Li tiba di dekat Kediaman Peony dan mendengar banyak suara langkah kaki di sana sehingga dirinya bersembunyi untuk memantau apa yang sedang terjadi di tempat tinggalnya.
"Apa yang mereka lakukan di Kediaman Peony milikku?" kata hati Yang Ruo Li.
Xi Xi dan Luo Luo, kedua pelayan pribadi Yang Rong Xian sedang berada di tengah halaman Kediaman Peony, sedangkan pelayan yang lain memindahkan barang-barang milik Yang Ruo Li ke tengah halaman.
"Ayo cepat buang semua barang milik si buruk rupa!" teriak Xi Xi ke para pelayan.
"Mulai sekarang Kediaman Peony milik Nona Rong Xian!" kata Luo Luo.
Salah satu pelayan menghampiri Xi Xi. "Kak Xi Xi! Nona Ruo Li tidak tinggal di Kediaman Peony lagi?" tanya pelayan itu.
Beberapa hari yang lalu sudah tersebar gosip di dalam Kediaman Keluarga Yang tentang pernikahan Yang Ruo Li dan Fu Jiu Yun akan dilaksanakan dalam waktu dekat karena Yang Ruo Li sudah berusia tujuh belas tahun sehingga pelayan itu takut melakukan hal yang menyinggung Bangsawan Fu Chen.
***
Para readers tercinta. Terima kasih sudah mendukung novel ini.
Di tunggu ya kelanjutan ceritanya 😊
TERIMA KASIH
SALAM SAYANG
Author : LYTIE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Bakulgeblek
nhaaaa lak tenan...
sing dieling2 kur roso lan ambune 🤣🤣🤣
2023-07-14
0
Hasan
ruo li ruo li kenapa malah elu yg takut dimintai tanggung jawab🤣🤣🤣
2023-05-12
0
joel
🐾🐾🐾🐾🐾🐾
2022-10-10
1