Aku gak mau, orangtuaku sampai di panggil ke sekolah, sudah cukup mereka lelah bekerja. Papaku bekerja di kantor , pegawai rendahan, mamaku berjualan kue, menitip kue di pasar, di kedai kopi. lain siang aku , kakakku dan abang pertamaku berjualan kue di seputaran rumah atau pun di bawa jauh kemana mana.
Hidup tidaklah mudah bagiku saat berkata soal ekonomi.
" Hei Cas, liat tuh Badul liatin kamu, " ujar Golda.
" Gak ahhh,ctuh cowok jahat, dulu gara gara dia aku sering di pukul papaku, pintar , tapi attitude gak ada , " ujar Casey.
" Ciyeee......, dendam kesumat ya Cas? benci jadi cinta lohhh, " ujar Iren.
" Gak bakalan Ren , aku susah jatuh cinta ," ujar Casey.
Kehidupan banyak mengajarkan ku tentang segala hal, sejak dini, kehidupan yang keras membuatku lebih mengerti keadaan aku seperti apa di dunia ini. Bagaimana hidup serba pas pasan, bahkan kekurangan. Bagaimana tidak harus menunutut apapun,.
Aku masih ingat, keadaan membuatku melakukan kesalahan. Sewaktu SMP , saudaraku saat itu sudah SMA. Kakak dan abangku , selalu di beri uang jajan, mereka bisa membeli tas, bisa membeli apa saja keinginan mereka . Tidak denganku. Ayahku beternak ayam, setiap hari sabtu , hasil penjualan telur ayam yang banyak , abang dan kakak ku terima .
Jujur , ada kadangkala aku ingin membeli tas seperti kakak ku punya padahal harganya tidak mahal , namun aku tidak punya uang , jajan saja juga tidak pernah ada .
Aku saat itu , sekali mengambil telur ayam, menjualnya tanpa siapapun yang tahu , dan uangnya aku beli binder yang saat itu lagi tren .
Aku tahu aku salah , namun punya orangtua tidak adil dan membeda bedakan , membuat aku melakukan ini semua .
Dan itu hanya aku lakukan satu kali , dan aku menyesalinya. Aku lebih menerima apapun yang terjadi , sedih dengan perbedaan perlakuan , sudah menjadi hal biasa,aku juga tidak mendendam . Jika aku selalu di ceritain pada siapapun , tetapi lebih sering papaku yang menceritakan aku pada family atau teman mengatakan aku nakal dan lainnya, padahal aku tidak demikian, maka aku hanya bisa diam , aku semakin menjadi pendiam, jika siapapun datang ke rumah , aku menjauh dan naik ke lantai 2.Rumah kontrakan kami saat itu dari papan .
Aku tidak bisa membela hak aku pada saat itu, hanya bisa duduk termenung dengan air mata mengalir di pipiku . Aku menjadi pribadi yang menjahui family ataupun keluarga.Diriku ku bungkus untuk bertahan hidup.Kadang sering aku bertanya, buat apa aku di lahirkan di dunia ini , kalau hanya untuk menerima kesakitan dan ketidak adilan.
Perlakuan demi perlakuan aku terima , menghabisi psikis ku sebagai layaknya seorang anak . Seharusnya aku di lindungi, tetapi itu tidak pernah di lakukan orang tuaku . Mendendam tidak, hanya sampai saat ini , masih sering aku bertanya ,kenapa papaku , kalau sama aku , selalu kasar , selalu gak pernah menyayangiku , aku salah apa?
" Cas , kulitmu hitam , kamu gak mirip sama ke 3 saudaramu," ujar Tante Ganda tetangga rumahku .
" Iya Tan , mirip anak tetangga kali ," cetusku menahan kesal , karena sering dikatain siapa aja tentang kulit dan wajahku yang beda dengan saudaraku yang lainnya.
" Cas , kok kamu cantik dari saudaramu yang kain, kurus ,sedangkan mereka gendut, " ujar Tante Sisi tetangga ujung
" Muji apa tulus tan?" tanyaku menahan air mata.
Si tante diam.
Casey pun pergi membawa lukanya.
Ada di samping rumah tumbuhan kakao, tumbuhan itu papaku yang tanam. Pernah satu waktu, entah siapa yang petik daun kakao nya, tanpa bertanya, papaku mengambil tanaman liar, membuang daun daunnya, kemudian memukul ranting itu ke kakiku. Sangat perih dan sakit, kalau jaman dulu , mana ada komnas perlindungan anak, mana ada HAM yang ikut membela.
Aku hanya diam , saat ranting itu, dicambukkan ke kedua kakiku, berbekas , sangat luar biasa perih bahkan saat mandi aku harus menangis. Pada masa itu, aku hanya menahan tangis, jika aku bersuara maka cambukan tanaman di kakiku akan bertambah,sedangkan tidak bersuara saja. cambukan itu sangat sakit.
Kemana yah mamaku? dia tidak pernah ada ,saat aku di perlakukan tidak adil.Aku sedih.....
Aku tidak bersalah,namun harus di hakimi sebagai pelaku, usiaku saat itu sekitar kelas 3 SD dan 4 SD.
Jika teman sekolahku saat SD mengatakan ,hasil ujianku merah pada papaku, maka sudah di pastikan tali pinggang besar, mendarat di kakiku.
Dan aku benci dengan teman satu kelasku itu , kenapa dia selalu menari nari di atas sedihku , bahkan maminya si anak bangga karena nilai anaknya bagus, dan senang jika aku di pukuli , nurani nya gak ada .
" Om , nilai Casey merah , dia tadi di marahin guru" ujar Badul
Dan ranting tanaman pun mendarat di betisku . Sangat perih. Badul rasanya senang banget. Sedari SD , selalu ngadu.
" Kalau gak ngadu, kamu gak enak yah, mentang mentang pintar,kamu ngadu dan senang liat aku di pukul, kamu jahat," ujar Casey pergi meninggalkan Badul.
Dan kalian apa tahu, ketika SMA , temanku yang suka mengadu tentang nilai ini, menyukaiku dan mengajakku jalan, menyuruh sepupunya menanyai aku kemana sepulang gereja, aku jawab se adanya, yah pulang ke rumah, aku gak menanggapi apapun yang pria itu lakukan . Namanya sebut saja Badul, namanya gak usah keren keren amat, toh dia tokoh yang menyebalkan, hehehehe.
🥰😍🥰😍🥰😍🥰
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments