Tuan Muda Yu pergi membawa Fang Yin pergi ke sebuah villa yang terlihat mewah. Villa itu berada di ujung pemukiman itu dan terlihat paling menonjol di antara villa-villa yang lain. Di atas pintu villa tertulis papan nama sang pemilik villa yang bermarga Xi.
Ajudan keluarga Xi segera berlari masuk ke dalam untuk memberitahukan kedatangan Tuan Muda Yu.
Fang Yin berharap semoga dia memiliki nasib yang lebih baik setelah terlepas dari tangan rentenir yang membawanya sekarang.
Setelah menunggu beberaba saat, ajudan itu kembali datang dan meminta mereka berlima untuk masuk ke dalam villa itu.
Mereka berjalan melewati taman dan halaman yang dikelilingi oleh pondok-pondok yang terhubung satu sama lain. Di tengah halaman itu juga terdapat koridor penghubung yang di tengahnya terdapat podok kecil tanpa dinding. Hanya ada sebuah meja dan beberapa kursi kecil.
Fang Yin terus melihat ke sekeliling. Diam-diam dia mengagumi keindahan bangunan di seluruh villa itu. Bila di jamam modern ada bangunan seperti itu pasti sudah menjadi cagar budaya yang ramai dikunjungi oleh banyak wisatawan.
Bangunan megah itu terlihat sepi, kelihatannya tidak banyak yang tinggal di villa itu. Atau mungkin mereka sedang pergi ke luar. Fang Yin hanya bertemu dengan beberapa pelayan laki-laki dan wanita yang sedang bekerja saja hingga mereka sampai di sebuah pondok yang paling besar.
Di dalam pondok itu berdiri seorang pria paruh baya yang terlihat gagah dan penuh wibawa. Fang Yin merasakan aura energi yang sangat kuat dari tubuhnya. Jika dia tidak salah menebak, laki-laki itu seorang kultivator yang berada di tingkat Langit bitang di atas 5.
"Salam hormat, Tuan Xi." Tuan Muda Yu menyatukan kepalan dan telapak tangan kirinya di depan dada.
"Sejahtera untukmu Tuan Yu. Ada angin apa yang membawamu datang ke sini pagi-pagi buta."
Tuan Muda Yu memberi isyarat pada Fang Yin untuk maju ke depan sejajar dengan posisinya.
Fang Yin menurut saja. Tidak ada gunanya dia memberontak, saat ini kekuatan yang dia miliki belum bisa mengalahkan mereka semua. Fang Yin tidak ingin mati konyol sebelum dendamnya terbalaskan.
"Saya memiliki seorang budak, Tuan. Bukankah beberapa waktu lalu Tuan mencari pelayan wanita karena pelayan Tuan sudah banyak yang pensiun?" Tuan Muda Yu menawarkan Fang Yin pada Tuan Xi Liang.
Orang yang dipanggil Tuan Xi itu mengamati Fang Yin dari atas hingga ke bawah dengan teliti.
Jantung Fang Yin berdetak kencang, semoga reaksi pil yang dia telan semalam belum menghilang. Fang Yin menelan pil yang mampu menyembunyikan ranah kultivasi dan energi yang mengalir di tubuhnya agar tidak bocor. Tubuh Fang Yin mengeluarkan keringat dingin karena takut Tuan Xi mengetahuinya.
"Dia masih anak-anak. Lalu kenapa wajahnya ditutupi seperti itu?" Tuan Xi memperhatikan wajah Fang Yin yang sedang menunduk ketakutan.
"Maaf Tuan. Saya juga baru saja membelinya dari orang lain. Biar saya tanyakan padanya."
Tuan Muda Yu beralih menatap Fang Yin.
"Heh, kamu! Kenapa kamu menutup wajahhmu. Ayo cepat buka!" hardik Tuan Muda Yu.
"Wajah saya sangat buruk dan memiliki cacat. Apakah Anda yakin untuk melihatnya? Jangan salahkan saya jika setelah ini Anda kehilangan selera makan setelah melihatnya." Fang Yin memegang cadarnya dan berpura-pura bersiap untuk melepaskan tali pengikatnya.
"Tidak ... tidak perlu dilepas!" seru Tuan Xi.
Fang Yin tersenyum menang di balik cadarnya.
"Berapa aku harga yang kamu tawarkan?" tanya Tuan Xi.
"Cukup dua ratus lima puluh keping emas saja Tuan."
Mata Fang Yin terbelalak. Tuan Muda Yu memang benar-benar seorang lintah darat. Kepada Zhao dia mengatakan jika Fang Yin hanya bernilai seratus keping emas dan kini dia menjualnya dengan keuntungan seratus lima puluh persen. Baru kali ini Fang Yin tahu ada praktek semacam ini di masyarakat.
"Itu terlalu mahal untuk ukuran anak-anak yang belum berpengalaman dalam bekerja. Bagaimana kalau dua ratus keping emas?" tawar Tuan Xi.
"Tambahlah sedikit Tuan. Berilah aku sedikit untung!" Tuan Muda Yu belum melepaskan Fang Yin seharga dua ratus keping emas padahal dia sudah memperoleh untung seratus persen jika nilai Fang Yin sebelumnya hanya seratus keping emas saja.
"Kamu memang pandai berniaga Tuan Yu. Baiklah aku memberikan penawaran terakhir. Aku akan mengambilnya jika kamu mau menerima dua ratus dua puluh keping emas dariku, jika tidak kamu bisa menawarkannya di pasar budak."
Fang Yin memang tidak tahu seperti apa Tuan Xi sebenarnya tetapi hati kecilnya memilih untuk tinggal di sini daripada di jual di pasar budak.
"Jangan bicara seperti Tuan Xi. Saya tidak ingin mengecewakanmu Tuan. Baiklah saya berikan budak ini dengan harga terakhir Tuan. Yah, meskipun saya tidak mendapatkan untung tidak jadi masalah. Demi persahabatan kita."
Fang Yin merasa muak mendengar bualan Tuan Muda Yu. Dia sungguh sangat pandai bicara dan merupakan penjilat yang ulung. Rupanya orang yang kuat seperti Tuan Xi masih bisa termakan oleh mulut manisnya.
Setelah kesepakatan terjadi, Tuan Xi meminta pengawalnya untuk menghitung sejumlah uang yang telah mereka sepakati lalu menyerahkannya pada Tuan Muda Yu.
Tuan Muda Yu dan ketiga pengawalnya langsung pergi meninggalkan villa Tuan Xi setelah menerima uang. Dalam hati dia bersorak girang. Pagi ini dia mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat jumlahnya.
Setelah kepergian Tuan Muda Yu, Fang Yin segera di minta untuk bekerja bersama pelayan-pelayan lain. Ada lima orang pelayan wanita yang terlihat lebih dewasa darinya dan empat pelayan pria. Itu belum termasuk para pengawal Tuan Xi yang belum dia ketahui jumlahnya.
Kelima pelayan wanita itu bersikap sangat kasar pada Fang Yin. Mereka terlihat semena-mena pada pelayan baru dengan memberinya banyak sekali pekerjaan. Fang Yin juga hanya diberi makan sekali saja pada waktu sore hari. Untung saja Fang Yin memiliki pil yang bisa menambah tenaga. Diam-diam dia mengambilnya dari cincin penyimpanan miliknya lalu buru-buru meminumnya.
Malam kembali tiba, Fang Yin diberikan sebuah kamar yang terletak di sebuah pondok yang berbatasan langsung dengan kandang kuda. Beruntung kandang itu sangat bersih sehingga tidak menimbulkan bau yang bisa mengganggu indera penciumannya. Kamar sempit yang beralaskan lantai yang terbuat dari kayu, tanpa ada kasur ataupun perabot di sana.
Sebelum tidur, Fang Yin membersihkan ruangan yang penuh sarang laba-laba tersebut terlebih dahulu. Tubuhnya yang tadinya sudah mandi kembali berkeringat. Fang Yin menutup pintu kamarnya lalu menguncinya dari dalam karena dia ingin berkultivasi dan tidak ingin siapapun mengganggunya.
Hari demi hari yang Fang Yin jalani di villa itu penuh dengan siksaan. Bukan majikannya yang melakukan itu melainkan para pelayan lain yang menganut paham senioritas. Senior adalah segala-galanya dan yunior pantas untuk ditindas.
Hampir semua pekerjaan dilimpahkan kepada Fang Yin. Dalam hati Fang Yin ingin sekali memberontak namun dia mengurungkannya. Fang Yin mengambil segi positifnya di mana semua pekerjaan itu menjadi latihan untuk memperkuat fisiknya. Dia tidak peduli jika pelayan senior yang selalu mendapat pujian dari nyoya rumah yang dia ketahui bernama Ning Xia atas semua pekerjaan yang dilakukannya.
Tuan Xi Liang dan Ning Xia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Xi Jian yang berusia tujuh tahun.
Suatu ketika, Xi Jian terserang demam dan gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Tuan Xi sudah memanggil tabib paling hebat di sekitar tempat tinggal mereka tetapi keadaan Xi Jian tidak berubah. Tuan Xi meminta para pengawalnya untuk mencari tabib yang bisa mengobati putra semata wayangnya.
Keadaan Xi Jian kian memburuk. Demamnya bertambah tinggi dan beberapa kali mengalami kejang. Sebagai seorang dokter dan ahli pengobatan alternatif, Fang Yin yang memiliki jiwa Agata sebenarnya bisa mengobatinya. Namun dia tidak berani menawarkan diri. Siapa yang percaya jika gadis berusia lima belas tahun tahu banyak hal tentang ilmu pengobatan.
Jeritan memilukan Ning Xia terdengar dari kamar Xi Jian. Seluruh pelayanan berlarian menghampiri tempat itu termasuk Fang Yin. Melihat tubuh Xi Jian yang lemas tak sadarkan diri membuat Fang Yin merasa iba. Akhirnya Fang Yin memberanikan diri untuk mengobati Xi Jian setelah meminta ijin terlebih dahulu pada Ning Xia.
Fang Yin mengeluarkan sebuah pil dari kantong kedap air yang dia simpan di pinggangnya. Pil itu dia masukkan ke dalam mulut Xi Jian yang belum sadarkan diri. Sebuah pil dari berbagai ramuan yang salah satu kegunaannya bisa mengatasi alergi, penyakit yang diderita oleh Xi Jian saat ini. Meskipun terbilang penyakit ringan, tetapi alergi bisa mengakibatkan kematian jika tidak diobati dengan benar.
Sambil menunggu pil itu bereaksi, Fang Yin melakukan pemijatan di beberapa titik untuk membuka aliran darah Xi Jian agar racun-racun di dalam tubuhnya keluar. Melihat Xi Jian sudah mulai stabil, Fang Yin kembali mengeluarkan sesuatu dari ikat pinggangnya yaitu jarum akupuntur. Jarum-jarum itu dia sterilkan dengan lentera yang ada di kamar itu sebelum digunakan.
Fang Yin membuka baju yang dikenakan oleh Xi Jian di bagian atas. Fang Yin menancapkan jarum itu satu persatu dengan hati-hati pada bagian tubuh Xi Jian yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya. Warna kulit Xi Jian mulai berubah menjadi normal dari yang semula merah kehitaman. Napasnya pun terlihat lebih teratur dan bibirnya tidak lagi pucat.
Setelah di rasa sudah membaik, Fang Yin mencabut jarum-jarum akupuntur itu lalu kembali menyimpannya.
"Tuan Muda sudah membaik, Nyonya. Sebentar lagi akan segera sadar. Jangan berikan dia ikan laut, udang, dan juga kerang. Mungkin sebentar lagi dia akan muntah, Nyonya. Saya akan mempersiapkan air hangat dan makanan untuk Tuan Muda. Permisi!" Fang Yin meminta diri.
"Tunggu! Biar pelayan lain yang melakukan itu. Kamu temani aku di sini. Tuan Xi sedang pergi mermcari obat untuk Xi Jian."
"Baik, Nyonya." Fang Yin kembali duduk di lantai di samping tempat tidur Xi Jian.
Tidak berapa lama, Xi Jian mengalami seperti apa yang dikatakan oleh Fang Yin. Dengan cekatan Fang Yin mengurus Xi Jian yang memuntahkan seluruh isi perutnya. Xi Jian terlihat baik-baik saja meskipun tubuhnya masih lemas.
"Ibu, aku lapar."
Ucapan Xi Jian membuat Ning Xia merasa lega. Matanya berkaca-kaca melihat sang putra akhirnya selamat. Dia sangat berterimakasih pada Fang Yin yang telah menyelamatkan hidup Xi Jian.
****
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 408 Episodes
Comments
kutu kupret🐭🖤🐭
ciiiiihhh
2024-01-15
0
Faidah Tondongseke
😭😭
2023-11-27
0
Rika_Faris
berarti udh setahun fang yin jd budak? betah amat?
2023-10-16
0