"Ganti!"
"..."
"Jelek!"
"..."
"Terlalu besar!"
"..."
"Tidak cocok!"
"Ganti!"
Rea menggeram ini sudah 10 kali ia bergonta-ganti gaun dan semuanya tidak ada yang di setujui laki-laki itu. Rea sudah begitu mendidih hampir 2 jam disini belum juga mendaparkan hasil.
Dia fikir hanya ada kak Miranda saja ternyata, adik berengseknya juga datang, dia duduk santai di sofa seraya mensesap minumannya sementara Rea sedari tadi mondar-mandir.
Ini gaun yang terakhir, jika tetap laki-laki sialan ini tidak setuju dia akan pergi sekarang juga, sebab Rea lihat kak Miranda sedang di luar sibuk dengan panggilan di ponselnya.
Ini gaun yang ke 11, berwarna putih, lumayan terbuka di area atas memperlihatkan jelas bagian pundak hingga atas dada Rea dengan tile yang lembut dan sedikit taburan Swarovski juga bordiran bunga-bunga yang timbul dibagian bawahnya.
Rea berjalan keluar lagi dengan wajahnya yang sudah sangat cemberut lalu berdiri memperlihatkan pada Kelandru. Lelaki itu terperangah netranya tidak berkedip, wujud wanita cantik, seksi dan sangat sempurna di hadapannya.
"Aku sibuk, jika kau tidak memilih biarkan aku memilihnya. Kau fikir tidak berat memakai gaun-seperti ini?"
"Ka-kau fikir aku tidak sibuk? Kau fikir aku mau berada di tempat bodoh ini?"
"Kak Miranda! Adikmu dan pacarnya--"
Segera Kelandru bangkit, "Eh-eh apa yang mau kau katakan! Kau sudah menyepakati ya. Aku juga akan membuat kedua orang tuamu naik jabatan, dan kau... aku akan membayarmu."
"Aku tidak butuh ini, kau fikir kedua orang tuaku gila jabatan ha? Aku melakukan ini karena Sania sahabatku agar kedua orang tuamu diam dan berhenti menghakimi kekasih sialannya ini kemudian setelahnya mereka bisa tenang berduaan."
Kelandru terkekeh, "Dan kau fikir aku mau menikahi orang sepertimu? Kau sedikitpun tidak masuk dalam kriteriaku."
"KAU FIKIR AKU PEDULI!" Pekik Rea, "Aku mau pulang, batalkan the fùcking married ini." Rea menghentak-hentakkan kakinya pergi kembali ke rungan ganti.
Kelandru mengusap dahinya frustasi, pernikahan mereka tidak boleh batal, Sania belum mendapatkan balasannya. Kelan kemudian berjalan menuju ruangan ganti dan mengetuk disana.
"Maaf, aku minta maaf. Tolong jangan dibatalkan, persiapan sudah 98% gedung, catring dan semua apapun itu sudah selesai. Kedua orang tuamu bahkan akan tiba malam nanti bukan? Tolong sekali ini saja."
Rea mendengar jelas itu namun ia tidak menggubrisnya segera memakai pakaian miliknya lagi dan bersiap keluar.
"Keland? sudah?" Tanya Miranda yang datang kembali.
"Ah...iya sudah. Pilihan kami jatuh pada gaun yang terakhir, sudah selesai bukan? Aku dan Reana harus pergi."
"Tentu saja belum kita mau Gladi resik atau wedding rehearsal bertemu wedding plannernya dulu agar semuanya berjalan lancar."
OH MY GOSH
Rea menggeram didalam sana, ini penderitaan yang tidak berkesudahan. Rasanya ia ingin sekali mencekik lelaki itu. Rea mengatur nafas dan menetrlakan diri dia akan keluar ruangan ganti. Segera Rea mengayunkan langkahnya dan keluar dari sana.
"Kak Miran."
"Sudah darling? Pilih yang terakhir, apapun itu yang penting kalian berdua suka, ayo kita ke hotel melihat keadaan dan melakukan wedding rehearsal lalu setelah itu kamu kembali ke kamar pengantin melakukan perawatan, orang-orang saya akan datang kesana. Dan satu lagi setelah ini kalian jangan bertemu dulu sampai acara, ayo pergi sekarang."
Rea mulai menggerutu saat Miranda sudah berjalan duluan, "Jangan bertemu dulu, salah! Harusnya jangan bertemu lagi."
"Kau fikir aku ingin." Keland berlalu meninggalkan Rea.
Rea mengepalkan tanganya kuat rasanya ingin sekali meninju laki-laki sialan ini, "Ehem... ponselmu tertinggal."
Keland segera berhenti meraba saku-sakunya, lalu melihat ke arah dia tadi duduk.
"Tertinggal di neraka dan harusnya kau disana juga." ucap Rea menyeringai lebar meninggalkan Kelandru lebih duluan.
"Dasar gadis kurang gizi."
Kelandru segera menyulu Miran dan dan Rea, disana Rea akan naik ke mobil Miranda namun kakak Kelandru itu memintanya naik mobil Kelandru saja.
"Bye, kakak duluan ya. Jangan mampir-mampir segera ke hotel." Mobil Miranda segera pergi dari sana.
Rea mau tidak mau menunggu si sialan yang sengaja memperlambat langkahnya itu. "Kenapa kau tidak pergi?"
"Menunggu malaikat pencabut nyawa! Cepat buka kuncimu."
"Naik taksi saja, aku tidak suka berbagi udara dengan orang asing."
"Ide bagus." Rea pun segera berjalan pergi.
"Eh... eh... gadis kurang gizi! Jangan mencari keributan naik sekarang." Kelandru mengumpati pelan Rea. "Sialan sekali dia, terus bertingkah seolah dibutuhkan saat ini. Jika tidak karena membalas Sania, sudahku lemparkan kau di jurang sekarang juga."
"Kau mengataiku?"
"Kau fikir kau siapa?" Kelan segera masuk kedalam mobilnya, ia menyalakan music Rnb yang begitu kencang dan segera menjalankan mobilnya sengaja ingin menyiksa si gadis angkuh ini. "Nikmati darling, bersiaplah muntah darah setelah turun dari sini."
.
.
.
.
.
...Berikan vote, like hadiah dan dukunganya ☔ biar rajin up hehe....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Hernisa Djumain
kereennn 👍👍🥰
2022-04-25
1
Tri Sulistyowati
kejam sekali kau Kel
2022-04-07
2
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
MW ngakak boleh ya😁😁😁😁
siapa yg bucin duluan nantinya
si kurang gizi apa kelland
2022-04-05
1