The Lucky Girl

"Kelandru jawab pertanyaan mama, berapa sering kamu tidur bersama dia.”

“Berapa sering?” Ulang lelaki itu dengan santainya,”Lupa, mungkin lebih dari seratus kali.”

Fanita shock atas jawaban kuang ajar anaknya itu,”Seratus kali? Jadi kalian sudah lama berhubungan, bukannya kamu memacari si Sania itu. Bagimana bisa ada wanita lain.”

“Bukannya mama dan semua tidak suka Sania? Hubungan kami sudah berakhir dan dia wanita yang aku pilih, nikahi kami segera ma, sebelum ada yang muncul diantara hubungan sebelum pernikahan.”

“Kelan. Tuhan! Ini seperti bukan kamu yang mama kenal, kenapa kamu bisa berbicara seperti manusia tidak punya etika.” Lirih sang ibu.

...***...

“Anlira Reana, putri tunggal dari bapak Subakti teguh dan Marlitiya, Bapaknya bekerja sebagai supir ambulance disebuah rumah sakit dan ibunya adalah seorang Bidan di salah satu puskesmas di Semarang.”

Baca Miranda kakak kandung dari Kelandru sebuah laporan yang dikirimkan oleh salah satu orang suruhannya yang mencari informasi tentang Reana alias Rea. Miranda wanita berusia 38 tahun yang tidak lain adalah kakak kandung Kelandru itu tampak sangat serius menyelidiki gadis yang tidur bersama adiknya semalam.

Miranda terus membuka satu persatu lembar-lembar kertas dari sebuah berkas latar belakang Reana itu. Kedua orang tuanya begitu panik atas perbuatan anak lelaki mereka, ini begitu memalukan bagi mereka yang menjunjung tinggi sebuah kehormatan.

Tidak perlu menunggu lama dan entah hasil apa yang di dapatkan Miranda dia seperti menyetujui jika adik laki-laki satu-satunya itu untuk menikah dengan Rea alias Reana itu. Tidak tidak akan mengulur waktu dia dan dan keluarganya akan langsung menemui kedua orang tua Rea hari ini juga.

“Tobby siapkan semuanya kita akan terbang ke Semarang bersama kedua orang tua saya hari ini, tolong siapkan semua yang sudah saya buat dalam satu list, jangan ada satu hantaran yang kurang sedikitpun.”

“Siap bu, Miranda.”

Siapa yang tidak kenal keluarga Albasman Mirian Hirantadiga, konglomerat pemilik beberapa rumah sakit terbesar di Asia tengga, juga memiliki nama yang besar dalam bidang komunikasi, keturunan Perancis – Indonesia sudah puluhan tahun melanglang buana di berbagai negara, menguasai pasar dunia segala macam bidang ekonomi dan bisnis, kekayaannya tidak diragukan lagi, memiliki banyak usaha lain yang bahkan sudah banyak membangun beberapa perusahaan perseroan membantu mengurangi angka pengangguran di negara ini.

...***...

Rea kembali ke sebuah kontrakan kecil yang ia tempati, kejadian tadi pagi masih begitu membuatnya frustasi dan berantakan, seakan harinya penuh dengan kesialan hari ini, setelah tidak kekantor karena tragedi pagi tadi.

Kini seharian pun hujan lebat, perut lapar, mati lampu hingga malam ini, mau tidak mau dari pada mati ia pun bangkit dari tempat tidur yang seharian ini ia manfaatkan untuk berpejam malas.

“Mie instan...i love mie instan, sialan! Laki-laki berengsek, bisa-bisanya dia pasarah di tuduh sedang berbuat mesum oleh keluarganya.” Rea kembali mengumpat kesal mengingat kejadian tagi tadi.

“Kalau aja bukan cowoknya Sania habis kau sialaaaaan…” Rea *******-***** kesal mie instannya.

Hanya ada mie instan, bukan penyelamat dikala genting, sudah jelas ini makanan pokok dalam kondisi apapun dihidupnya. Boro-boro mau berbelanja, dia jarang sekali berada di kontrakan, selain hanya untuk tidur malam setiap hari dia habiskan di kantor dan bersama Sania sahabatnya itu di luar.

Rea meniup-niup mie rebuh yang baru ia masak berbekal pencahayaan dari ponsel miliknya, lilin? What benda apa itu? Jangan tanyakan lilin saat ini, dia tidak lagi peduli itu.

Slrupppp…

Suara seruputan mie kuah itu terdengar begitu segar di malam dingin yang gelap ini, apapun ia tepiskan dulu selagi menikmati ini.

Bughh… Ponsel yang ia letakkan di atas nakas terjatuh akibat getaran panggilan, dengan malas Reana yang sedang dibawah lantai pun merangkak memunguti ponselnya.

“Ibu? Dan Sania bersamaan menghubungi, “Hallo Bu?” sahut Reana saat kini panggilan ibu yang lebih masuk.

“Apa yang terjadi, kenapa Rea nggak pernah cerita ke Ibu tentang keluarga pak Albasman. "

Rea seketika mengumpat dalam hati, cepat sekali kabar sampai di tempat ibunya, benar-benar jalur private jet bukan angkot.

Mendadak Rea tidak berselera dengan mie instannya padahal biasanya berbagi setetes dengan semut saja dia tidak sudi.

"Ibuuuuuu semuanya tidak seperti yang ibu fikirkan."

"Rea, entahlah nak. Ibu pasrah."

"Ibuu dengar Rea dulu."

.

.

.

.

...Selamat membaca 💖 From mba Payung......

Terpopuler

Comments

ocshin

ocshin

pinterrr Keland!!!

2022-05-21

0

Tyaga

Tyaga

Hhmmmm bagaimana perasaan Keland yg sesuangguhnya yaa

2022-04-18

0

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

hemmm ada nama aku disebut 🤭
sbnrnya niat Sania apa sih ya
rada membangongkan,,membuat kelland menikahi rea tapi bersedia menggantikan rea saat MP 🤔🤔

2022-04-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!