Saat ini cuaca sangat panas, namun di sekelilingku terdengar teriakan cewek-cewek semakin menjadi-jadi. Aku tidak tahu permasalahan apa yang terjadi dengan trio serigala dan lawan tandingnya, kudengar mereka sedang mempertaruhkan sesuatu.
Ela berdiri di sampingku bersorak bertepuk tangan sembari berlonjak kecil. "Lihat, Dor-Dor, mereka keren, kan?"
Jawabannya tidak kutanggapi. Gadis inilah yang menyeretku ke tempat ini bersama Nora. Mataku beralih pada Nora ... sama saja, dia juga menikmati pertandingan itu. Tersenyum kecil, kurasa dia melirik salah satu dari trio serigala. Kalau tebakanku benar, dia menyukai salah satu dari mereka.
Nora dan Ela sempat mendesah karena bola yang dilempar Shiro barusan mengenai ring basket. Tak berapa lama setelah itu mereka berdua kembali bersemangat, begitu juga dengan para gadis lain kembali menyemangati mereka.
Fandy mendrible bola sembari berlari--mengoperkan pada Vino, bola itu dengan mulus sudah berada di tangan cowok tinggi itu.
Teriakan di sekelilingku semakin bergemuruh saat bola itu berada di tangan Vino Virgo. Dengan lincahnya dia menghindar dari block lawan, seakan dengan slow motion keringat yang mengalir dan jatuh di dagunya membuat dia tampak semakin seksi
Bodoh!
Kepalaku menggeleng cepat. Apa yang kamu pikirkan, Dorin? Sadarlah! teriakku dalam hati mengalihkan pandangan dari Vino. Cowok itu menatapku sekilas dengan seulas senyum. Aku tidak tahu senyuman itu untuk siapa, banyak gadis yang berdiri di sini. Meski begitu ... itu membuat dadaku berdebar.
Ngomong-ngomong soal taruhan. Apa yang trio serigala itu lakukan, bukankah mereka anggota OSIS? Dan, lawannya itu ... apa mereka tidak tahu Vino beserta teman-temannya adalah anggota klub basket sekolah?
Aku melirik pada Ela. Dengan antenanya yang cukup tinggi kurasa dia tahu permasalahannya. Aku pun berbisik di telinganya, "Kudengar mereka sedang mempertaruhkan sesuatu, kamu tahu permasalahannya?"
Ela menoleh padaku kemudian meletakkan telunjuknya di bibir lalu berkata setengah berbisik, "Nanti Ela ceritakan."
Aku mengerutkan jidat. Sejak kapan dia menjadi sok misterius?
...***...
Aku menutup telinga, sampai sekarang Ela masih menceritakan betapa hebat dan kerennya trio serigala mengalahkan Devin.
"Tunggu." Aku menoleh pada Ela. "Kamu tahu cowok yang bernama Devin?" Kudengar cowok itu lumayan termana di sekolah ini, terkenal dengan kenakalannya. Meski demikian, guru pun tak bisa bertindak lebih karena orang tuanya menjadi donatur terbesar di sekolah ini.
Ela mengangguk. "Dia mantan Ela," jawabnya polos. Itu membuatku sedikit terkejut. Mantan? Yah, itu memang tidak bisa dipungkiri, dulu aku juga pernah menerima lelaki yang salah.
"Kak Devin minta balikan sama Ela," lanjutnya tampak bingung. Kurasa dia masih punya perasaan terhadap lelaki itu.
Devin, cowok itu tinggi dan tampan. Kulitnya sawo matang dengan alis tebal, itulah yang membuat tatapannya tampak tajam dan memesona gadis-gadis.
Ela menatapku, mungkin dia menungguku untuk bertanya 'apa kamu ingin balikan dengannya?'.
"Itu terserahmu," kataku kemudian.
Bahu Ela merosot. Kata-kataku tidak memberikan solusi untuknya. Dari awal aku sudah menekankan diri untuk tidak ikut campur dengan urusan apa pun. Tapi, aku juga tidak ingin dia sepertiku. Salah dan terburu-buru mengambil keputusan.
Sampai lupa. "Lalu, apa hubungan cowok itu dengan trio serigala?" Pertanyaan ini yang belum Ela jawab kemarin. Aku menatap ke dalam bola mata gadis itu, menunggu jawabannya. Otakku mulai beropini macam-macam. Kalau Devin ingin kembali pada Ela dan trio seriga menghalagi ... apakah salah satu dari trio serigala menyukai Ela?
"Apa ini ada hubungannya denganmu?" tebakku membuat ekspresi dia berubah. Dalam hatinya mungkin dia berkata, Dorin hebat! bisa tahu apa yang Ela pikirkan.
Ekspresi Ela berubah sedih. "Maaf, Dor-Dor, Ela masih belum bisa cerita sekarang," ucapnya.
"Baiklah, tapi aku ingin mengajukan satu pertanyaan. Apa kamu masih menyukai Kak Devin?
Ela menggeleng. "Tidak. Sekarang Ela menyukai orang lain," jawabnya dan entah kenapa membuat hatiku tidak senang. Apa karena Ela menyukai salah satu dari trio serigala?
Aku tidak tahu siapa yang Ela suka, begitu juga sebaliknya. Semakin aku tidak ingin memikirkan siapa yang Ela suka, semakin membuatku penasaran.
Dan, tidak mungkin aku bertanya pada Ela!
Sekarang, aku ingin memukul kepalaku sendiri. Kenapa aku tiba-tiba peduli dengan hal itu, di mana pendirianmu, Rin? bathinku menjerit agar bangun kembali.
...***...
Saat istirahat Ela sudah pergi duluan meninggalkan kelas. Aneh. Biasanya gadis itu selalu mengikuti langkah kakiku atau menarikku ke tempat yang mau dia tuju.
"Mau ke kantin, Rin?" ajak Nora sudah berdiri di samping mejaku.
Aku mengangguk, Ela selalu menarikku ke kantin, jadi aku tidak pernah bawa bekal lagi ke sekolah.
"Apa Friska masih mengganggumu?" tanyaku sedikit khawatir. Kulihat ada sedikit goresan di pipinya, mungkin saja itu goresan dari kuku Friska yang panjang.
Nora tidak menjawab. Dia lebih pendiam dari yang kubanyangkan. Mengemban masalah sendiri, dia tidak mau bercerita sedikit pun meski Ela sudah berkata kita ini adalah sahabat.
"Tunggu dulu!" seruku pelan memberhentikan langkah Nora yang berjalan di sampingku. "Bukankah itu Ela?" Lirikku pada dua orang yang berdiri di persimpang koridor.
Aku berjalan cepat karena wajah Ela tampak ketakutan. Kalau begini caranya, aku tidak bisa tinggal diam melihat seseorang dilukai, apalagi yang disakitin itu cewek.
"Bukankah dia sudah bilang untuk minta dilepaskan?" Aku menarik dan menjauhkan tangan cowok itu dari kedua bahu Ela.
"Jangan ikut campur!" celetuknya memelototiku.
"Tidak ada yang suka dengan cowok kasar sepertimu. Jadi, jangan memaksanya untuk kembali padamu."
Cowok yang bernama Devin itu berdecih. Menatapku dengan tatapan kesal--berjalan mendekat ke arahku.
"Apa lo bilang?" ujarnya sembari mendorong jidatku dengan telunjukknya.
Aku menerima itu dan untuk yang kedua kalinya aku menghindar. Dengan gerakan cepat, aku memutar tangan Devin ke belakang. Cowok itu meringis kesakitan.
"Aku tidak sudi disentuh oleh cowok sepertimu!" kata-kataku penuh tekanan sembari mendorong tubuhnya ke depan. Aku tidak peduli dia seniorku atau bukan. Aku tidak peduli seberkuasa apa dia di sekolah ini.
"Dor-Dor, ayo kita pergi," kata menarik tanganku dengan Ela cemas.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Reishy Gelieuz
semnagtttt q jg dah boom like
2020-10-06
2
freem
boomlike done kk
2020-07-23
3
tanpa nama
aku udah boomlike ya kak, salam A Moment
2020-07-23
2