Kaki Cleo terkilir dan mengalami pembengkakan di pergelangan kakinya, meskipun tidak parah tetapi itu mewajibkan cleo istrirahat total di rumah.
Cleo tidak di perbolehkan untuk turun dari ranjangnya sendirian, ia masih kesulitan untuk berjalan. Meskipun ia mengunakan tongkat tetapi tetap saja harus ditemani.
"Kamu mau makan C?" tanya arie baru saja masuk ke kamar putrinya.
"Nanti aja Ma, belum lapar," jawab cleo sambil menggelengkan kepalanya.
"Hum, padahal mama udah masak kesukaan kamu lho." Atie mendudukkan dirinya di tepi ranjang milik cleo.
"Bentar lagi deh Ma." Cleo menyandarkan kepalanya dengan malas, ia sungguh merasa bosan seharian dalam kamar.
"Gimana udah baikan kakinya?" tanya arie. Ia kemudian menyibakkan sedikit selimut yang menutupi kaki cleo.
"Udah nggak sakit kayak kemarin," jawab cleo.
Bengkak di kakinya sudah sedikit berkurang. Meskipun masih terasa nyeri dan belum bisa digunakan berjalan dengan normal, ia masih membutuhkan tongkat atau pegangan bila berjalan.
"Kamu sih pake acara manjat pohon segala, gini kan jadinya."
"Habisnya sastro tuh lama banget ambil galah. Cleo kan gemes liatin buah jambu gandul- gandul minta dipetik, ya udah cleo manjat aja."
Arie menggelengkan kepalanya mendengar jawaban cleo, ia kadang heran dengan sikap bar-bar anak semata wayangnya itu. Sikapnya yang suka spontan dalam melakukan sesuatu tanpa memikirkan keselamatannya. Huh .... apa iya dia mirip arie.
"Ma .... sakit," rengekannya saat sang mama menekan bagian yang bengkak.
"Kalau papa tau pasti marah lho." Arie menutup kembali kaki cleo dengan selimut.
Mendengar papanya di sebut wajah cleo berubah pias. Ia tahu pasti sang papa tidak akan suka mendengar keadaan cleo sekarang, untungnya beliau sekarang sedang ada di Taiwan untuk mengurusi bisnisnya sekarang.
"Jangan kasih tau papa ya, Ma. Mama arie kan baik hati, cantik dan tidak sombong," rayu cleo dengan memasang wajah paling memelas.
Arie menghela nafas panjang, dengan gemasnya ia mencubit kedua pipi cleo.
"Cepat sembuh sebelum papa pulang! mama akan ambil makan buat kamu."
"Siap Ma can," sahut cleo dengan tangan sikap hormat.
"Ma can?"
"Mama cantik."
"Kamu tuh ada-ada aja." Arie bangkit dari duduknya ia kemudian keluar dari kamar putrinya.
Dengan langkah santai arie pergi ke dapur untuk mengambil makan cleo. Nining berjalan sedikit cepat untuk menyusul langkah majikan perempuannya.
"Nyonya."
"Iya Mbak, ada apa?"
"Di depan ada tamu, katanya temennya nona cleo," jawab nining.
Arie menghentikan tangannya yang hendak mengambil sayur sop dari panci. Keningnya berkerut mendengar kata teman, arie tahu cleo menyembunyikan identitas sebenarnya sebagai keluarga wang, yang tahu hanya sastro teman SMP nya yang sering kemari. Jika itu sastro nining pasti mengenalinya.
"Laki-laki atau perempuan?"
"Laki-laki Nyonya, bule."
Arie mengerutkan keningnya lagi, kemudian menoleh pada nining yang berdiri di sampingnya.
"Mba ning tolong sampaikan pada cleo, lalu bantu dia keluar dari kamar, saya tidak mau ada laki-laki masuk ke kamarnya!"
"Baik Nyonya." Nining bergegas pergi ke kamar cleo.
Arie pun melanjut mengambil makan siang cleo. Sepiring nasi hangat, satu mangkok sayur sop dan perkedel kentang, tak lupa sambal kecap. Setelah meletakkan semuanya di nampan arie membawanya pada sang putri.
Saat bersamaan cleo di bantu nining berjalan.
"Kemana C?"
"Ke teras belakang Ma," jawab cleo.
Dengan langkah yang masih tertatih ia berjalan perlahan. Arie mengekor berjalan pelan di belakangnya, sampai di teras belakang cleo perlahan duduk di sofa. Arie pun meletakkan makan siang cleo di atas meja.
"Mbak ning, bawa tamunya kemari," titah arie.
"Baik Nyonya."
Tak lama Nining datang bersama seorang laki-laki berambut cokelat yang berjalan di belakangnya, laki-laki itu masih memakai seragam sekolah dengan tas ransel di punggungnya. Sepertinya dia langsung datang setelah pulang dari sekolah.
"Nyonya ini tamu non cleo."
Arie menatapnya lekat, ia merasa pernah melihat pemuda ini. Sementara cleo hanya melirik sekilas, kemudian kembali menunduk.
"Mbak ning tolong buatkan minum."
"Baik." Nining segera bergegas pergi ke dapur.
"Selamat siang Tante," laki-laki menyapa dengan sedikit mengangguk ramah.
"Kamu sepertinya saya pernah lihat, tapi dimana ya?"
"Saya anak bungsu dari keluarga anderson, mike anderson tante," jawabnya dengan sopan, senyum manis tak pernah ia tanggalkan dari bibirnya.
"O iya tante lupa. Kita pernah bertemu di persta anniversary papa mama kamu kan."
Mike mengangguk membenarkan, matanya melirik pada cleo yang duduk di sebelah ibunya. Gadis itu tampak acuh dengan kedatangan mike, alih-alih menyapa ia malah asik menikmati makan siangnya.
"Duduk Mike."
"Terima kasih Tante." mike pun mendudukkan dirinya di sofa single yang ada di samping arie.
"Kamu sudah makan Mike?"
Mike menggelengkan kepalanya.
"Belum, tadi saya langsung ke sini setelah pulang sekolah. Saya khawatir karena cleo sakit."
"Tante ambilin makan ya, sekalian makan siang bareng cleo."
"Nggak usah repot-repot Tante."
"Nggak repot kok, tunggu sebentar." Arie bangkit dari duduknya meninggalkan dua anak muda itu bercengkrama.
Mike bangkit dari duduknya, ia kemudian duduk di samping cleo.
"Kamu sakit apa? kenapa nggak masuk?"
"Kakiku terkilir, nggak boleh banyak gerak dulu. Jadi aku terpaksa izin dulu," jawab cleo sambil memasukkan perkedel utuh langsung kedalam mulutnya.
Cleo selalu seperti itu, ia tidak berusaha bersikap manis atau sok jaga image di depan orang lain. Kecuali di acara-acara khusus yang mewajibkannya untuk lebih sopan.
"Kenapa bisa terkilir?"
"Jatuh dari pohon jambu," jawab cleo singkat.
"Kamu manjat!" mulut mike ternganga tak percaya. Cleo mengangguk membenarkan ucapan mike.
"Astaga! aku nggak nyangka kamu manjat pohon, ampe jatuh lagi. Kamu kan bisa beli di supermarket," ujar mike panjang lebar.
Cleo menatap mike dengan kedua alisnya yang terangkat naik. Ia meletakkan piringnya yang sudah kosong di meja, dan segera menengguk air putih sampai tandas.
"Dih ... suka-suka aku mau manjat kek, mau beli kek," ketus arie yang membuat mike semakin gemas. Cleo memberingsut mundur, ia merasa tidak nyaman.
Tanpa aba-aba mike mengacak-ngacak rambut cleo dengan gemas, baru pertama kali dalam hidupnya ia bertemu gadis seperti cleo. Seorang putri tunggal dari keluarga kaya raya yang memilih bersekolah di sebuah swasta biasa dan menutupi identitasnya.
Mike melepaskan tas ranselnya, kemudian mengambil sesuatu dari dalamnya. Ia kemudian memberikannya pada cleo.
"Nih," ucap mike sambil menyodorkan sebatang coklat mahal.
"Hem, jadi gini cara kamu merayu perempuan," ucap cleo.
"Percaya atau nggak, aku nggak pernah merayu mereka. Mereka sendiri yang datang dan menempel padaku, apa aku salah?"
"Ya .. ya terserah kamu saja." cleo mulai membuka bungkus coklat lalu mengigit ujungnya.
Melihat itu mike tersenyum.
"Manis nggak?"
"Namanya coklat ya manis lah." jawab cloe.
"Coba dong." mike meraih tangan cleo, memaksanya untuk menyuapi.
"Pahit," ucap mike setelah mengigit sedikit coklat itu.
"Masa?"
Mike mengangguk.
"Kamu tau nggak yang manis apa?"
"Apa?" tanya cleo membeo.
"Senyum kamu saat lihat aku!"
"Jiah .... bule bisa juga gombal!"
Mereka pun tertawa bersama. Seorang laki-laki tampan mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras melihat dua remaja itu begitu akrab tertawa bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Pinkha Clalusetia
asa es gak thorrr.??? Naoki kepanasan thorrr 🤣🤣🤣
2022-08-01
0
Pinkha Clalusetia
cuma Naoki laki" yg masuk ke Kamar Cleo
2022-08-01
1
Rusland Wuland
lagi lagi ada yg cembokur tuh...
2022-04-21
1