Alex tersenyum." Aku yang lebih beruntung karena memilikimu."
"Aku yang lebih beruntung!" tegas Arie.
"Tidak aku yang lebih beruntung, karena kau wanita yang begitu sempurna," ucap Alex tak ingin mengalah.
"Kau juga laki-laki yang sempurna, tampan, kaya, baik hati. Siapa yang tidak ingin memiliki suami sepertimu."
"Kau juga wanita yang sempurna Sayang, kau cantik dan sangat pengertian, baik, penyayang dan yang paling penting kau adalah milikku!"
Arie tersipu mendengar ucapan suaminya yang terdengar begitu tulus.
Setelah cukup lama perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah besar. Alex bergegas turun dan membantu istrinya untuk membuka pintu.
"Rumah siapa ini, Sayang?"
"Ayo kita masuk dulu, nanti aku akan menjelaskan semuanya di dalam," jawab Alex .
Mereka berdua melangkah ke ke arah gedung itu. Arie mengeratkan genggaman tangannya, ada sesuatu yang hangat mengalir dalam dadanya, saat suara nyanyian anak-anak terdengar dari dalam.
Alex sedikit mendorong daun pintu hingga membuatnya terbuka sempurna. Gadis belia yang sedang berdiri itu pun menoleh ke arah pintu, Ia tersenyum manis kemudian berhamburan ke pelukan kedua orang tuanya.
Alex dan Arie memeluk Cleo dengan haru. Cleo melonggarkan pelukannya Lalau menatap wajah sang Mama yang sudah berlinang air mata. Tangan lentik Cleo terulur mengusap pipi sang Mama yang basah.
"Apa ini sayang?" tanya Arie dengan segala rasa bingung yang bercampur aduk.
"Ini hadiah untuk Mama, Mama suka?" tanya Cleo.
"Sangat, Nak. Terima kasih." Arie merengkuh Cleo dalam pelukannya.
"Papa nggak di peluk nih," rengek Alex dengan wajah memelas.
"Ish ... papa kan udah tiap hari di peluk sama Mama," ketus Cleo.
"Iya iya ... kali ini Papa mengalah, tapi hanya untuk hari ini!"
Cleo menoleh ke arah sang papa sambil menjulurkan lidahnya. Alex membalasnya dengan mengerutkan wajahnya. Alex melangkah ke depan kelas, ia berjalan dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku.
"Halo semuanya!" sapa Alex dengan wajah yang ramah pada semua anak-anak asuhnya.
"Halo Ayah!" jawab anak-anak itu serempak.
Arie terkejut saat semua anak-anak itu memanggil suaminya dengan sebutan ayah. Arie menoleh pada Cleo, gadis manis bermata sipit itu hanya tersenyum manis pada sang Mama.
"Hari ini Ayah akan mengajak kalian semua pergi ke kebun binatang, mau tidak?"
"Mau!" jawab semua anak itu dengan penuh semangat.
"Ok, kalian semua harus segera bersiap, tapi sebelum itu kalian harus bertemu seseorang." Alex mengeluarkan tangannya ke arah sang istri.
Cleo merangkul bahu sang mama lalu menuntunnya kearah papanya. Dengan kikuk Arie berjalan melangkah mendekat kepada suaminya. Ia menyambut tangan Alex yang sedari tadi terulur menunggunya.
Alex menarik lembut tangan istrinya, lalu melingkarkan tangannya di pinggang ramping Arie.
"Ayo sapa mereka sayang," bisik Alex lirih.
Arie menoleh kearah suaminya sejenak. Melihat wajah istrinya yang begitu gugup Alex mengangguk pelan. Arie mengambil nafas dalam lalu menatap wajah wajah imut yang sedang menatapnya.
"Selamat pagi semua!"
"Selamat pagi bunda!" sahut mereka.
Arie menutup mulutnya, ia langsung menoleh kearah Alex lalu pada Cleo. Ia begitu terharu dengan sebutan bunda yang para anak-anak itu sematkan untuknya.
Seorang anak kecil turun dari bangkunya, ia berlari kecil kearah Arie. Sampai di depan wanita itu, gadis kecil itu menarik baju Arie agar Arie memperhatikannya. Arie tersenyum, ia menunduk ke arah anak itu. Arie berjongkok mensejajarkan diri dengan gadis kecil berkepang dua itu.
"Apa sayang?" tanya Arie dengan senyum manisnya.
"Aku tidak pernah bertemu dengan ibuku" Anak itu menundukkan kepalanya, meremas ujung kaos yang di pakainya." Apa aku boleh minta di peluk sama Bunda."
Arie meraih dagu kecil itu agar tegap melihat wajahnya. Arie terenyuh melihat mata kecil itu sudah memerah. Arie merentangkan kedua tangannya.
"Sini Bunda peluk."
Anak itu langsung memeluk Arie, Ia pun mendekap tubuh kecil itu dengan haru.
"Ayo siapa yang mau di peluk sama Bunda!"
teriak Cleo.
Mendengarkan itu anak-anak yang tadinya duduk tenang pun berhambur, berebut memeluk Arie. Arie tertawa lepas, meskipun kewalahan dengan begitu banyak anak yang ingin memeluknya. Namun, ia merasa sangat bahagia.
Alex yang melihat istrinya di terjebak di dalam kerumunan anak-anak itu hanya bisa menghela nafas panjang. Kali ini ia tidak bisa serakah, kali ini saja ia akan membiarkan pelukan istrinya di bagi bersama orang lain.
Sudut bibir Alex terangkat melihat istrinya yang tampak begitu bahagia. Sejak kecelakaan maut itu, rahim Arie bermasalah. Sudah beberapa macam cara mereka lakukan, Arie sempat hamil. Namun, ia mengalami keguguran dengan pendarahan hebat saat usia kandungannya menginjak usia lima minggu dan itu terjadi lebih dari satu kali. Alex memutuskan untuk menyerah ia tidak ingin melihat Arie tersiksa.
Meskipun Arie begitu kekeh ingin hamil. Namun, Alex meyakinkannya jika ia sudah bahagia dengan Cleo. Sejak itu Arie terlihat murung, ia merasa kurang dan tidak sempurna sebagai seorang istri.
Hingga suatu saat Cleo memberikan ide pada sang papa untuk mengangkat dan mengasuh semua anak-anak yang kurang beruntung. Alex pun setuju dan mewujudkan hal itu.
Hari ini di hari ulang tahun pernikahan mereka. Alex membawa istrinya untuk pertama kalinya ke rumah yang ia bangun untuk para anak asuhnya.
Tidak main-main Alex juga membangun sekolah gratis dan memperkerjakan orang orang terbaik untuk mengasuh anak-anaknya. Ia ingin semua anak itu mendapat hal yang terbaik dalam kehidupan mereka.
"Ayo sudah pelukannya, ayah juga ingin di peluk sama Bunda!" seri Alex membubarkan para anak-anak itu.
"Ayo semua ikut kakak!"
"Baik, kak!" jawab anak-anak itu serempak, kemudian mereka mengikuti langkah Cleo keluar kelas.
Alex membantu istrinya berdiri dengan mengulurkan kedua tangannya. Arie pun menggenggam tangan suami.
Alex menarik lembut lembut tangan Arie, hingga membuatnya menabrak dada bidang. Ia mengarahkan kedua tangan Arie melingkar di lehernya, setelah itu kedua tangannya mengunci di belakang pinggang istrinya.
"Bagaimana kau suka hadiahnya?"
"Apa ini, Sayang. Aku masih belum mengerti?" tanya Arie dengan raut wajahnya yang bingung. Terlihat imut dimata suaminya.
Arie tentu saja merasa senang saat anak-anak itu memangilnya dengan sebutan bunda. Namun, ia belum sepenuhnya mengerti kenapa mereka menyebutnya seperti itu.
"Mereka semua adalah anak-anak asuh kita. Aku memutuskan untuk mengasuh anak-anak yang kurang beruntung dan memberikan kehidupan yang layak untuk mereka. Bagaimana menurutmu?" Alex mengecup kening istrinya.
"Apa kau bercanda! kau melakukan ini semua tanpa sepengetahuanku dan setelah itu kau meminta pendapatku!" ucap Arie pura-pura merajuk.
Ia melepaskan tangannya dari bahu Alex dan mengerucutkan bibirnya.
"Eh ... apa kau tidak suka semua ini Sayang?"
Arie memalingkan tubuhnya membelakangi Alex, sambil menahan senyum melihat wajah suaminya yang mulai terlihat panik.
"Maaf, maafkan aku. aku hanya ingin memberikan kejutan padamu," bujuk Alex.
Ia melangkah ke depan istrinya yang masih menampakkan muka masamnya. Alex memalingkan wajahnya sambil berdecak, ia sungguh tidak menyangka jika istrinya akan marah seperti itu.
Cup.
"Terima kasih, Sayang." Arie mengecup pipi suaminya sekilas.
"Kau, kau sengaja mengerjai ku!" pekik Alex.
Arie menyengir memamerkan jajaran giginya.
"Kau harus di hukum!"
Alex menarik tubuh istrinya, jemari kekarnya mulai nakal mengreliya pinggang istrinya. Arie tergelak kegelian. Arie berusaha melepaskan diri, kemudian ia berlari ke halaman. Alex mengejarnya dengan tawa yang tak lepas dari wajah keduanya.
Hap.
Alex berhasil menangkap Arie setelah beberapa saat mereka berlarian. Nafas keduanya memburu, Alex menyatukan kening mereka. Keduanya tertawa lepas, hari yang sungguh membahagiakan.
"Aku mencintaimu ,vakum cleaner ku."
"Aku juga mencintaimu, Tuan sipit."
Cleo melihat kebahagiaan orang tuanya dari kejauhan.
Tuhan jagalah selalu mereka, bahagiakan mereka selamanya.
Doa cleo dengan tulus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Rusland Wuland
🥰🥰🥰
2022-04-21
0
verlyn08
semoga selalu bahagia buat Arie dan Alex..🤗🤗🤗
2022-04-01
1