Mike menatap cleo sambil tersenyum kecil.
"Oh benarkah, jadi putri mahkota yang sedang menyamar seperti itu," goda mike.
"Diam, atau pindah dari sampingku!"
"Oh, baiklah aku akan diam dan patuh pada putri." mike mengerakkan tangan di bibirnya seolah sedang menutup resleting.
"Terserah."
Pelajaran dimulai dengan serius. Semua murid menyimak dengan baik, tak ada yang berani menyela atau membuat keributan. Tak ada yang berani dengan bu tutik.
Pelajaran akhirnya berakhir, saatnya untuk istirahat.
"Sas, traktir!" teriak cleo, suara cempreng cleo menggema memekikkan telinga.
"Iya, cus ke kantin," jawab sastro.
"Hasek!" seru cleo, ia dengan semangat berdiri dari duduknya tanpa menghiraukan mike, seolah pria besar itu tidak ada di sana.
Cleo berlari kecil mengikuti langkah sastro yang sudah lebih dulu keluar kelas. Mike menatap punggung cleo dengan senyum kecil. Baru kali ini ada cewek yang mengabaikannya seperti ini.
"Mike ke kantin sama aku yuk," ajak seorang siswi.
"Boleh." Perempuan itu tersenyum lebar, ia begitu senang tawarannya di terima oleh mike.
Mike bangkit dari duduknya kemudian berjalan bersama cewek yang mengajaknya. Beberapa siswi lain pun mengikuti mike, mereka seperti semut yang mengerubuti gula.
Sesampainya di kantin, mike mencari cleo. Ia tersenyum kecil saat melihat gadis itu sedang bercanda dengan teman laki-laki dan seorang siswi lain.
"Kalian tau anak laki-laki itu apanya cleo?" tanya mike pada para dayang yang mengerubutinya.
"Sastro, katanya sih bukan pacar. Tapi ya gitu nempel terus ama cleo," jawab salah satu cewek.
"Iya, kalau ada yang gangguan cleo dia yang pertama belain."
"Ngapain sih Mike bahas cleo, cantikan juga aku," sahut salah satu dayang sambil menempelkan dadanya di lengan mike.
Mike tersenyum miring. "Ya kau benar."
Mike merangkul siswi itu. Namun, sorot matanya tak lepas dari cleo yang sedang tertawa lepas bersama temannya. Rangkulan mike sontak membuat siswi itu bersorak kegirangan.
Sementara di tempat lain.
Seorang perempuan cantik sedang berusaha mendekati naoki, ia tak pernah lelah meskipun naoki sangat acuh dan cenderung tidak perduli. Bukan hanya pada wanita itu, tetapi juga pada yang lainnya. Naoki hanya butuh kuliah dan secepatnya bisa lulus.
Ia tidak berminat sama sekali untuk menjalin hubungan asmara seperti teman-temannya. Sikap naoki yang seperti kulkas berjalan justru semakin membuat cewek- cewek di kampusnya penasaran. Mereka berlomba untuk meluluhkan hati naoki.
"Ki, weekend kita nge-date yuk," aja Savira.
Naoki hanya diam, ia sibuk mencatat dengan ponselnya. Savira duduk sangat dekat dengan naoki, tubuh mereka hanya berjarak sejengkal.
"Naoki, kamu kok diem banget sih sama aku. Kamu tau kan aku siapa? aku bisa lho bikin skripsi kamu lolos dengan mudah," bisik savira dengan nada yang begitu menggoda.
Naoki tersenyum miring, sebuah senyum yang lebih mirip dengan seringai. Ia menoleh pada wanita yang ada di samping.
"Aku tau siapa kamu, ayah kamu orang berkuasa di sini dan kamu anak yang suk memanfaatkan kekuasaan," ucap naoki dengan dingin.
"Kamu!" savira mengepalkan tangannya kuat, naoki selalu seperti itu. Mengacuhkan dirinya.
Naoki bangkit dari duduknya meniggalkan savira yang sedang marah padanya. Naoki bergegas menuju tempat parkir, sudah tidak ada lagi mata kuliah yang harus ia ikuti hari ini.
Ponsel naoki bergetar saat ia hendak membuka pintu mobilnya. Ia pun mengambil ponsel yang ada di sakunya.
"Halo Ma."
"Halo anak ganteng, kamu masih lama nggak pulangnya?" tanya siska.
"Enggak kok Ma, nih juga mau pulang. Kenapa?"
"Ya udah kalau begitu cepat pulang ya, mama tunggu."
"Siap Ma."
Setelah memutuskan sambungan teleponnya, naoki segera masuk ke mobil. Dengan kecepatan sedang ia mengemudikan mobilnya menjauh dari kampus.
Setelah beberapa saat perjalanan akhirnya naoki sampai di rumah. Ia segera turun setelah memarkirkan mobilnya di garasi.
"Ma," panggil naoki.
"Mama di dapur!" jawab siska dengan berteriak.
Naoki mengayunkan langkahnya cepat kearah dapur, dimana siska sedang mengemas kue brownies yang baru ia buat beberapa saat yang lalu.
"Buat Tante arie ya Ma?"
"Tau aja kamu," sahut siska sambil terkekeh, tangannya begitu terampil membungkus kue itu lalu memasukkannya kedalam paper bag.
"Anterin gih, mama tadi udah janji soalnya." siska menyodorkan paper bag itu pada sang anak.
"Mama nggak ikut sekalian?"
"Ide bagus, mama izin papa kamu dulu." Siska segera mengambil ponselnya yang ia letakkan di meja.
Sambil menunggu mamanya bertelepon ria dengan sang papa, naoki memakan kue brownis buatan mamanya yang tersaji di atas piring.
"Oke siap. Tunggu mama siap-siap sebentar ya." Naoki mengangguk kecil, siska berjalan menuju kamarnya.
Setelah cukup lama siska bersiap akhirnya mereka berangkat menuju kediaman wang. Rumah mereka tidak begitu jauh, jika tidak macet cukup dengan setengah jam perjalanan.
Mobil yang di kendarai mereka akhirnya sampai di rumah besar wang. Naoki segera turun dari mobilnya kemudian membantu sang mama untuk turun dari mobil.
Arie sudah menunggu kedatangan tamu favoritnya itu. Ia sengaja duduk di teras rumah untuk menunggu mereka.
"Mba siska," sambut arie.
"Mbak, udah lama nunggu?"
"Nggak kok, setelah Mba kasih kabar aku langsung duduk di sana, takut mbak siska nyasar."
"Hahaha ... Mbak bisa aja."
"Panas nih, ayo masuk. Ki, ayo masuk, Cleo belum sebentar lagi juga pulang," ucap arie, ia seolah mengerti mata saat naoki celingukan mencari sesuatu.
"Iya Tante," jawab naoki singkat.
Ketiganya pun masuk. Siska dan arie duduk di teras belakang sambil menikmati brownis buatan siska di temani segelas es teh buatan arie. Bosan dengan pembahasan emak-emak yang tak lepas dari dapur dan suami mereka naoki pun meminta izin pada arie untuk jalan-jalan di rumahnya. Tentu saja di izinkan karena naoki sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
Naoki menjelajahi rumah yang hampir ia hafal tiap jengkalnya. Namun, baru kali ini ia berani naik ke lantai atas, tempat kamar utama dan kamar cleo. Naoki menghentikan langkahnya di sebuah pintu kamar dengan gantungan berbentuk Pikachu di handle pintu.
"Kamar cleo," gumam naoki, bisa dipastikan dari gantungan itu. Naoki tahu betapa cleo menyukai tokoh animasi satu itu.
Penasaran naoki mencoba untuk memutar knop pintu yang ternyata tidak terkunci. Perlahan naoki mendorong pintu itu, kemudian ia mulai melangkah masuk. Aroma vanila menyambutnya, sprei warna pink pucat dengan bantal berwarna kuning yang bergambar pikachu tentunya. Beberapa boneka pokemon dengan berbagai ukuran tertata rapi di atas ranjang.
"Norak," gumam naoki sambil mengangkat bantal kesayangan cleo. Ia kemudian meletakkannya kembali.
Kakinya melangkah mendekati tembok yang penuh dengan foto.
Kamar itu begitu feminim dengan cat warna krem di dinding. Foto-foto cleo dan teman-teman terpajang di dinding, cleo tertawa begitu lepas dengan mata sipitnya yang semakin terlihat sipit.
"Apa dia bisa melihat dengan matanya yang sekecil itu." tanpa sadar naoki mengusap foto cleo yang sedang memakai gaun merah dengan lipstik warna senada, membuat cleo terlihat lebih dewasa.
"Terlalu menor," gumamnya lagi, dengan senyum simpul di bibirnya.
Naoki merebahkan tubuhnya di atas ranjang cleo, aroma vanila itu begitu menenangkannya. Manis, perlahan mata naoki terpejam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Fitriyani
ya ampun Naoki di kira mata sipit itu merem apa ga bisa liat 😂😂😂 katanya kamarnya norak ehh dia malah rebahan di situ🤣🤣🤣
2022-03-31
1
verlyn08
wah... naoki nakal berani masuk kamarnya cleo..., ntar ketiduran dech... 😄😄😄😋
2022-03-30
1
mi bule
waduh.. maennya dah ke kamar ja nih naonao.. bentar lagi suara c menggema nih di kamar 😅🤣🤣
2022-03-30
1