part 6

Seperti biasa cleo mengawali harinya dengan penuh semangat. Dengan bersenandung ria gadis perawakan kecil itu menyanyinya lagu favoritnya sepanjang jalan. Dia suka saat seperti ini, tidak ada yang protes saat ia bernyanyi sambil berkendara.

Sesampainya di sekolah cleo memarkirkan motor di tempat biasanya, di bawah pohon trembesi besar yang ada di parkiran murid. Cleo melepaskan helmnya kemudian menyimpannya di dalam jok.

"Cleo!" panggil Sastro. Ia berlari kecil kearah cleo yang berdiri di samping motornya.

"Hai, tumben pagi," sindir cleo.

"Iya dong, supaya bisa deket ama kamu," sastro menaik turunkan alisnya.

"Dih, ogah ... sesama orang sipit tuh nggak boleh deket-deket," ujar cleo.

Mata sastro memang sipit, dia bukan keturunan cina, entah dari mana ia mendapatkan mata sipit itu. Sedangkan cleo jelas itu di turunkan dari ayahnya.

"Justru sesama sipit itu harus saling mendukung." sastro merangkul bahu cleo.

"Serah deh," ujar cleo.

Mereka pun berjalan bersama. Jika tidak tahu tentang mereka mungkin mereka di kira pacaran saking dekatnya, mereka adalah teman sejak masih SMP. Jika orang bilang perempuan dan laki-laki tidak bisa bersahabat, merekalah buktinya bahwa itu hanya mitos. Sastro menganggap cleo seperti adiknya sendiri meskipun sastro lebih muda satu tahun dari cleo.

Sama-sama anak tunggal, itu yang membuat merek berdua dekat saling melindungi dan saling mendukung seperti saudara. Orang tua mereka tidak saling mengenal meskipun anak mereka akrab bagaikan kakak adik.

"C, tugas kamu dah selesai belum?" tanya sastro saat mereka sudah sampai ke kelas.

"Tugas apaan?" cleo mengerutkan keningnya. Ia tidak merasa punya tugas.

"Astoge, tuh tugas bu tutik!"

"Astaga! aku ...udah dong, hehehe." Cleo meletakkan tasnya di atas meja yang ia tempati kemudian mendudukkan dirinya di bangku.

Bangku paling belakang di samping jendela kaca. Tempat yang paling cleo suka.

"Pinjem dong," ujar sastro memelas.

"Ogah."

"Mie ayam."

"Nggak."

"Bakso."

"Hem ..." cleo pura-pura berpikir keras.

"Bakso cak to, lengkap pake pilus, bakwan dan es jeruk," rayu sastro.

Karina menyeringai kecil, ia kemudian mengeluarkan buku miliknya dari tas.

"Nih ..." Cleo menyodorkan bukunya pada sastro.

"Te-

"Eits ...nggak secepat itu Ferguso." cleo menarik bukunya cepat sebelum sastro sempat mengambilnya.

"Bakwannya dua."

"Iye ...iye bawel. Rakus banget jadi cewek, ntar ga ada cowok yang mau ama kamu nyahok," ujar sastro sambil merebut buku cleo.

"Ada dong, aku kan cantik," sahut cleo percaya diri.

Sastro menggelengkan kepalanya. Ia kemudian pergi menjauh, duduk di bangkunya untuk segera menyalin tugas cleo.

Jangan ditiru ya gaes nggak baik🤭

Kelas semakin riuh, sebagian besar murid sudah datang. Hanya tinggal menunggu bel masuk berbunyi. Cleo menatap keluar jendela kelasnya, kelasnya yang ada di lantai dua membuatnya memiliki pemandangan langsung pagar sekolah.

Sebuah mobil mewah berhenti di depan pagar, sesosok laki-laki turun dari mobil itu. Cleo memicingkan matanya. Ia seperti mengenal pria itu, mata cleo melebar. Ya, cleo mengenalnya.

"Mau ngapain dia ke sini," gumam cleo.

Laki-laki itu masuk ke gedung sekolah.

"Heh ... ngelamun aja!" sastro memukul bahu cleo dengan buku yang ia pinjam.

Cleo terjingkat dan menoleh. "Apa sih, sakit tau." Cleo mengusap bekas pukulan Sastro.

"Hehehe ...Makasih."

"Inget baksonya jangan makasih doang!" ketus cleo.

"Iye nanti pas istirahat langsung ke kantin."

Bel masuk berbunyi. Semua murid segera duduk di tempatnya masing-masing. Tak lama seorang wanita berhijab datang, beliau ada bu tutik guru killer yang paling di segani.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi Bu!" jawab satu kelas serempak.

"Sebelum kita memulai pelajaran hari ini kita berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Berdoa mulai."

Semua menunduk untuk berdoa.

"Berdoa selesai," ujar bu tutik mengakhiri doa bersama mereka.

"Tugasnya kemarin di kumpulkan, tapi sebelum itu saya akan memperkenalkan murid baru. Silakan masuk."

Seorang laki-laki tampan dengan rambut coklat masuk ke kelas. Mata cleo melotot melihat pria itu.

"Silahkan perkenalkan dirimu."

"Baik Bu," jawan mike sopan.

"Hai semua, namaku mike anderson. Panggil saja mike, salam kenal," senyum manis mike sematkan di akhir perkenalkan dirinya. Sebuah senyum yang membuat para siswi gemas meronta-ronta.

Hanya cleo yang tidak melihat ke arah mike, dan mike tahu itu. Tujuannya pindah ke sekolah ini adalah untuk mendekati cleo. Sebenarnya mike tidak di izinkan pindah oleh ayahnya apalagi sekolah mike adalah sekolah internasional terbaik di Surabaya, dan mike ingin pindah ke sekolah biasa. Tetapi mike bersikeras untuk pindah hingga akhirnya sang ayah hanya bisa mengalah.

"Mike kamu duduk disebelah cleo," titah bu tutik.

"What!" umpat cleo lirih.

"Baik Bu," jawab mike, ia pun melangkah ke arah cleo dengan senyum mengembang di bibirnya.

Tentu saja itu membuat semua cewek di kelas cemburu. Mereka menatap tajam pada cleo.

"Hallo Nona Wang, sepertinya kita berjodoh," ucap mike sambil duduk di samping cleo.

"Jangan menyebut nama keluargaku, di sini tidak ada yang tahu siapa aku," ujar cleo dengan ketus tapi lirih.

Cleo memang meminta papanya untuk menyembunyikan siapa sebenarnya cleo. Yang para murid tau nama cleo saja, tanpa ada embel-embel wang di belakangnya. Cleo sudah kapok saat SMP dulu, saat teman-temannya tahu kalau cleo adalah anak dari pengusaha sukses alex Wang. Semua mendekatinya karena orang tua mereka menyuruh anak-anaknya agar bisa berkerja sama dengan alex. Penjilat, cleo benci itu, ia hanya ingin menikmati masa-masa sekolahnya seperti remaja pada umumnya.

Terpopuler

Comments

Realrf

Realrf

maap🤣🤣🤣🙈

2022-08-01

0

Pinkha Clalusetia

Pinkha Clalusetia

Cleo thor

2022-08-01

0

Realrf

Realrf

🤣🤣🤣🤣🤣

2022-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!