Berusaha Lebih Peka

“Aku perhatikan, beberapa hari ini … Mbak Mayang kaya lagi ada masalah?” Lea, anak dari saudara jauh ibu  Mayang, yang dipercaya untuk mengawasi rumah makan ‘Tiga Dara’ milik Mayang, duduk dihadapan Mayang saat ‘jam sibuk’ telah usai . Jam-jam sibuk rumah makan prasmanan Mayang ini adalah jam makan siang sampai jam empat sore.

Mayang menatap Lea sejenak, sebelum kembali fokus menghitung uang untuk anggaran belanja besok. Mayang memang menganggarkan belanja harian untuk bahan-bahan fresh seperti sayuran, ikan, daging-dagingan, dan seafood. Sementara perbumbuan akan dikirim tiap seminggu sekali. Lea sendiri bertugas memberikan catatan belanja kepada Mayang. Berlaku juga untuk rumah makan dan kafe milik Mayang yang lain. Lea sudah tahu apa tugasnya. Yaitu bekerja dan diam. Ferdi, Marini, dan keluarga besar suaminya itu tidak tahu menahu soal ‘aset lain Mayang’.

Semua adalah rencana Rully. Adiknya ini pintar mencari uang, tetapi bodoh soal hubungan dan pria. Impian gila Mayang sejak kecil adalah menikah. Entah ada apa dengan pernikahan dan hubungan indah di dalamnya.

“Ngga ada apa-apa, Lee," jawab Mayang, semua makhluk bernama wanita wajib dicurigai, bahkan Rully dan Lea masuk dalam daftar tersangka. Mayang hanya boleh percaya sama diri sendiri mulai saat ini. Harus teliti dan waspada.

Lea menghela napas, “Bu Marini lagi? Setelah acara di rumah Bu Nungki itu?”

“Salah satunya … tapi sudahlah. Sudah biasakan Ibuk seperti itu sama aku?” Mayang menyerahkan sejumlah uang beserta catatan setelah selesai menghitungnya kepada Lea. “Besok aku akan datang terlambat, Lee … kamu urus semuanya, ya.”

“Mbak Mayang mau kemana memangnya?” Lea menerima catatan dan uang dari Mayang tanpa melihatnya. Ia heran dengan sikap Mayang yang terkesan tertutup sejak kejadian dipermalukannya dia dihadapan keluarga besar Ferdi. Biasanya, tidak ada yang ditutupi Mayang darinya. Dan ini membuat Lea tidak nyaman.

“Besok aku ke tempat Mbak Rully dulu, bantuin dia buat persiapan pembukaan spa-nya.”

“Oh ….” Lea tersenyum, “Mbak, ngga tertarik buat beli Arumndalu?” tanya Lea tiba-tiba.

“Ndaklah … kenapa emangnya?” Mayang sedikit menyipitkan mata. Agak aneh dengan gelagat Lea. Atau mungkin karena dia sedang curiga. Mencurigai siapa saja yang bernama wanita.

Lea tertawa hambar, “Enggak ada apa-apa, sih … cuma resto itukan mau dijual. Dan Bu Marini kayaknya ingin banget memiliki resto itu. Biasanya, Bu Marini akan baik sama Mbak jika dibelikan sesuatu,” jawab Lea hati-hati.

“Kalau yang dia minta itu batik kesukaannya, bakal aku beliin, Lee … kamu pikir beli resto itu seharga sepotong kain? Yang bener aja, kamu, Lee … kecuali kalau aku udah gila, baru mau aku beliin.”

Lea terdiam, bibirnya terkatup rapat. Mayang baru saja berucap tajam dan kasar. Bagi Lea, Mayang yang di depannya ini bukan Mayang yang biasanya. Bahkan membicarakan Marini di belakang seperti ini, haram hukumnya bagi Mayang. Dia wanita paling berbakti dan menghormati ibu mertuanya. Sampai pada titik yang sedikit mengerikan, terkesan menghamba dan seperti babu.

“Maksudku bukan gitu, Mbak … tapi kalau emang Mbak Mayang sudah ngga terlalu tunduk sama Bu Marini, aku ikut senang, kok … lagian Mbak Mayang punya segalanya. Buat apa coba merendahkan diri di depan dia?” kata Lea buru-buru.

Mayang menghentikan sejenak pekerjaannya yang sisa sedikit, lalu menatap Lea dalam-dalam. Yang tidak dimengerti Mayang adalah Lea menjadi dua orang yang berbeda di depannya. Kadang dia membelanya, kadang juga memihak ibu mertuanya. Kadang meninggikan Mayang, kadang mendukung Marini.

“Aku hanya mikir, harga resto itu terlalu mahal, Lee … dan kantungku ndak nyampe buat bayar separuhnya. Lagian aku sudah punya tiga rumah makan dan satu kafe. Itu udah bikin aku lelah dan pusing. Apalagi, Ibuk nyuruh aku untuk diam di rumah dan punya anak. Jadi aku harus nurut beliau soal itu, kan? Ibuk ndak pernah bilang menginginkan resto itu, Lee … beliau ingin aku beri dia cucu.”

“Hehehe … iya, sih, Mbak.” Lea seperti kehabisan kata-kata. Ia menunduk, memainkan catatan dan uang yang diberikan Mayang padanya. Seperti malu dan sudah terlalu banyak bicara. “Ya udah, Mbak … aku pamit pulang dulu.”

“Hati-hati dijalan ya, Lee ….” Lea mengangguk dan melesat secepat kilat dari hadapan Mayang.

Sepeninggal Lea, Mayang mulai mengamankan semua uangnya. Ia mengecek satu-satu saldo di rekeningnya, surat-surat berharga, dan perhiasan yang sejak menikah ia simpan di sini. Tidak ada yang tahu brangkas rahasia Mayang, bahkan Lea sekalipun. Ketika semua aman, ia langsung pulang.

Di rumah, sebelum Ferdi pulang, hanya ada dia dan Marini. Karena menghindari kontak dengan Marini, Mayang langsung masuk ke kamar usai menyiapkan makan malam yang ia bawa dari rumah makan. Secara praktis, Mayang mulai melakukan diet sejak hari ini. Ia tidak makan malam, mengurangi karbo, makanan manis, berlemak, dan membuang semua stok camilan di kamarnya.

Tersiksa, iya … tapi dia akan berusaha. Besok pagi, Mayang akan menemui seseorang yang bisa membantunya menakar gizi harian tanpa mengganggu atau mengurangi kesehatan tubuh Mayang.

“Udah ke dokter, kamu, Yang?”

Mayang terkaget-kaget hingga ponsel ditangannya nyaris jatuh. “Be-besok, Buk!” Ia tidak menyadari kedatangan Marini ke kamarnya, menebar intimidasi yang kadang membuat Mayang merasa kecil.

“Jangan ditunda-tunda lagi. Kalau bisa ikut program kehamilan, kalau perlu pake bayi tabung!” Marini menyandarkan tubuhnya di daun pintu kamar Mayang yang terbuka lebar.

“Aku dan Mas Ferdi itu baik-baik aja, Buk … ngga perlu pake yang begitu-begituan. Berapa kalipun ke dokter, hasilnya sama. Jadi buat apa buang-buang uang dan tenaga? Bukannya lebih baik, kami fokus dengan hubungan kami saja, Buk?” jawab Mayang sedikit mendebat. Ah, lelah sekali jika setiap hari hanya membahas masalah ini.

“Justru kamu itu harus curiga jika hasilnya sama saja setiap periksa! Siapa tau udah kamu suap dokternya, jadi hasilnya terlihat baik-baik saja.” Marini mencibir Mayang dengan gerakan bibir dan gesture yang sungguh menjengkelkan. "Cari dokter lain, kaya dokter cuma Dokter Nena aja di kota ini," lanjutnya seraya berlalu meninggalkan Mayang dengan penuh aura kemenangan.

Bibir Mayang terbuka, tetapi ia seperti tersumbat seonggok batu di tenggorokan. Mungkinkah …?

*

*

*

*

Malamnya Mayang tak seperti malam-malam kebanyakan pasangan menikah. Dia memeluk separuh malam dengan kesepian dan hampa. Hanya suara televisi yang ia biarkan memenuhi ruangan kamar dan juga pekerjaan yang ia bawa pulang untuk mengusir sepinya.

“Loh … sudah tengah malam kok belum tidur?” Mayang hanya menggerakkan kepalanya sekilas, tersenyum, dan kembali fokus pada lembar kerja di laptopnya. Laporan Lea memang sempurna, dia benar-benar teliti sehingga membuat usaha Mayang lancar tanpa kendala.

“Nungguin Mas, ya?” Ferdi melingkarkan tangannya di perut buncit Mayang, yang anehnya, malah membuat Mayang risih dan jijik. Pun dengan kecupan di rambut Mayang, yang dengan cepat ia hindari.

“Ngga juga ….” Mayang menggigit bibir. Nada suaranya ketus dan pasti Ferdi curiga. Mayang adalah wanita yang kalem dan lembut. “Maksudnya … biasa kan aku nungguin Mas pulang. Meski pagi sekalipun.”

Ferdi tercekat, tetapi ia segera tersenyum dan meletakkan dagunya di pundak Mayang. “Tapi jangan tiap hari kerja begini. Nanti capek. Apa gunanya Lea kalau kamu masih harus susah payah begini?”

Mayang membebaskan dirinya dari Ferdi yang  membuatnya mual tiba-tiba. “Mas!” ucapnya penuh penekanan. “Bagaimanapun, aku ini pemilik usaha. Jadi wajar dong kalau aku mengecek semua pekerjaan bawahanku.”

Ada sesuatu yang mengusik Mayang. Rasanya, dia sedang dipengaruhi untuk malas, mempercayakan semua pada orang, dan bisa saja dia dijatuhkan diam-diam. Ada apa ini?

“Iya … yang kamu lakukan emang wajar. Tapi … kamu harus ingat kata Ibuk.” Ferdi menoel hidung Mayang, senyumnya tak pernah pudar, suaranya lembut tanpa penghakiman, tapi semua itu palsu. Itu dusta yang menyakitkan.

Mayang menampik tangan Ferdi. “Aku ingat selalu ucapan Ibuk, Mas. Bahkan sudah hafal!”

“Kenapa kamu jadi meledak-ledak gini, sih?” Ferdi tertawa karena merasa lucu dengan sikap istrinya. “Bukan soal hamilnya, Yang … tapi soal kesehatan kamu. Ibuk itu sebenarnya mengkhawatirkan kesehatanmu. Kalau kamu sehat, hamil perkara mudah, Yang!” ia mencoba merengkuh Mayang lagi.

“Oh, jadi kerja begini bikin aku jadi penyakitan?” sahut Mayang sewot.

Ferdi tertawa lagi seraya mengangkat kedua tangannya, sebab Mayang terus berusaha menghindari sentuhannya. “Kamu sensian, kaya alat tes pcr. Udah, sekarang kamu tidur, lelah dan stress bikin kamu mudah marah kaya gini.”

Ferdi segera beranjak ke kamar mandi, meninggalkan Mayang yang menjatuhkan dirinya di kursi. Pikiran Mayang begitu penuh. Satu per satu, tabir seperti dibuka. Disingkap di depan matanya.

“Baiklah … besok kita mulai dari klu pertama.” Mayang buru-buru mematikan laptopnya, lantas segera naik ke ranjang. Tetapi tidak segera tidur, ia menunggu Ferdi selesai mandi.

Tak selang lima belas menit, Ferdi keluar kamar mandi dan tersenyum mendapati Mayang menurut padanya.

“Nah, gitu kan cantik!” ujarnya tanpa menghentikan gerakan tangan di kepala.

Mayang memajukan bibirnya. Ia kembali ingin muntah. “Mas, besok pagi kita ke dokter.”

Ferdi tertegun, tetapi ia segera mengiyakan. “Iya. Biar nanti Mas izin sama Saira.”

Sejenak tatapan mereka beradu, tetapi tidak ada yang bersuara. Masing-masing berkutat dengan pikiran mereka sendiri.

“Agak lama karena aku belum buat janji lagi. Yang kemarin itu udah aku batalkan!”

Ferdi menghela napas. “Ibuk desak kamu lagi?” pikirnya, Mayang jadi uring-uringan karena ulah ibunya lagi. Jujur saja, dia sangat lelah dengan pertikaian tak ada ujung ini. Ibunya yang tak bisa sedikit saja berbaik hati pada Mayang, dan Mayang tampaknya lelah dengan semua tekanan yang datang*. Ini tidak bisa dibiarkan.*

“Yang ….” Ferdi mendekati Mayang, meraih tangan Mayang dan menggenggamnya erat. “Jangan kamu dengarkan omongan Ibuk yang bikin suasana hati kamu jadi rusak kaya gini. Kamu bisa beri Ibuk pengertian. Jangan iya-iya saja. Kalau kamu selalu patuh sama Ibuk, Ibuk makin senang bikin susah kamu.”

“Aku udah beri ibuk pengertian, Mas … tapi Ibuk ndak percaya. Apa sebaiknya, kita ajak Ibuk sekalian saja besok?” Mayang melihat Ferdi terperangah sepersekian detik, tetapi pria itu segera menyusulinya dengan sebuah anggukan.

“Boleh … aku setuju jika ini akan menyelesaikan semua kemelut soal hamil dan cucu.” Mayang menyipitkan mata, lagi-lagi seperti ini. Mayang jujur saja semakin curiga. Aneh sekali. Serius tidak sih, yang dikatakan Ferdi kemarin? Atau itu hanya prank? Tapi kenapa Ferdi terlihat takut ketahuan saat bicara dengan wanita itu di telepon?

*

*

*

*

*

Udah crezy belum? tolong dimaklumi, ya ... ini lagi ikut kontes kejar-kejaran wkwkwkk

Kalau terlalu bertele-tele atau gak masuk akal komen ya ...

dearly

Misshel

Terpopuler

Comments

Zia Azizah

Zia Azizah

ok ok lanjut Thor , mode pesawat kayak di hp on , Mayang , diam namun memberikan damage yang WOW

2022-12-27

0

acih aja

acih aja

goood mayang.. jangann lemah

2022-12-05

0

YK

YK

ini nih selingkuhannya si ferdi...

2022-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Mengoyak Perasaan
2 Minta Tangan Tambahan
3 Ternyata Kamu ....
4 The Way To Change The Future
5 Berusaha Lebih Peka
6 Mendua
7 Bertemu Saira
8 Dokter EG. Hadyan
9 Wajah Sesungguhnya
10 Hampir Ketahuan
11 Tak Punya Muka
12 Menyelamatkan Hati
13 Perampok
14 Terkejut Sendiri
15 Maju Mundur Kena
16 Pemilik Arumndalu
17 Prasangka Ferdi
18 Perjuangan Lea
19 Tamparan Sebendel Kertas
20 Membalas Dengan Epic
21 Dimulainya Sebuah Balasan
22 Rencana Perampokan
23 Harus Lebih Pinter Dari Maling
24 Anak Siapa Yang Mendua?
25 Cukup Mampu Dengan Uangku!
26 Dear Lea
27 Mertua Bawel
28 Jangan Lemah!
29 Karena Kamu Sayangku
30 Melemparmu Ke Jalan
31 Treatment Untuk Si Cantik
32 Lupa Cara Menangis
33 Mulai Muak
34 Penjahat Selalu Ketakutan
35 Impian Pungguk
36 Di Buang Sayang
37 Curiga
38 Mengeruk Dengan Elegan
39 Kamu Lima, Aku Dua, Dan Secepatnya
40 Sedang Cemburu
41 Break Sementara
42 The Power Of Uang
43 Hiburan Kala Senggang
44 Kembali Merengkuhmu
45 Uangku Punya Kaki Untuk Kembali
46 Menghalau Noda Membandel
47 Pak Dokter ... Oh, Pak Dokter
48 Pergi Dan Tidak Kembali
49 Saling Menyalahkan
50 Menyongsong Kedamaian
51 Sisi Lain Pak Dokter
52 Ini Namanya Hancur
53 Single Juga Bisa Bahagia
54 Jadi Begitu Ceritanya
55 Pesona Mayang
56 Maukah Kau Kembali?
57 Utarakan Dengan Benar, Nanti Saya Pertimbangkan
58 Pak Dokter Baper
59 Memanfaatkan Keramahan Gian
60 Soal Gian Dan Bapaknya Juga Hubungan Yang Dia Jalani
61 Bapak Melepaskan, Kamu Yang Meluluhkan
62 Api Dalam Ikatan
63 Bermain Cerai
64 Kasih Tak Sampai
65 Membalas Dengan Cantik
66 Love You, Bu Mai
67 Rully Kalah Saing
68 Uang Seperti Air Sungai Yang Mengalir Ke Laut
69 Nasib Dua Wanita
70 Pokoknya Nikah, Mau Tidak Mau
71 Soal Wali Nikah
72 Rindu Sepihak
73 Mengenali Gian Diam-Diam
74 Saling Menggoda Dan Menjajaki
75 Imut, Kecil, dan Menggemaskan
76 Nikung Dengan Cara Halal
77 Kita Nggak Ada Hubungan
78 Promo Novel Samudra Lee(Mr. Perfect & Miss Careless)
79 Gerakan Cepat
80 Hanya Mayang
81 Jangan Salahkan Saya
82 Officialy Mrs. Gian
83 Menantang Mayang
84 Selangkah Kalah
85 Angkat Kaki
86 Jodoh Sesungguhnya
87 Mocca Coffie
88 Bintang Empat Dulu, Besok Baru Lima
89 Jangan Bahas Soal Fisik
90 Bahagia Di Atas Luka
91 Maaf, Mantan Memang Indah
92 Pembantu Berlogo Halal
93 Dipihak Mana
94 Main Belakang
95 Sorry, Nggak Minat
96 Teori vs Teh Ori
97 Crazy Without Rich
98 Tersandung
99 Di Tengah Jalan
100 Misi Belum Terselesaikan
101 No Escape
102 Play Victim
103 Mental Lagi
104 I N V U
105 Wanita Gila
106 Tukang Palak
107 Karma Dibayar Lunas
108 Lea's Day
109 Sandaran Ternyaman
110 This Impact
111 Membungkam Dengan Cara Gian
112 Kesialan Tak Berkesudahan
113 Yang Membuat Dia Unggul
114 Memaafkan Tetapi Tidak Untuk Berteman Kembali
115 Aku Butuh Kamu
116 Jangan Ajak Dia Makan
117 Minta Maaf
118 Soal Amplop
119 User12345
120 Salam Lebaran
121 Its All About Love! Bukan Harta Atau Yang Lain.
122 Ingin Jujur
123 Syarat Yang Berat
124 Pria Terakhir
125 Dibuang Sayang
126 Tekad Djarot
127 Memulai Lagi Dari Awal
128 Bukan Karma
129 Itu Bukan Tugas Sopir
130 Soal Jatuh Cinta
131 Berat Ke Sisi Djarot
132 Aqila ....
133 Pepanggih
134 Jangan Mempermalukan Diri Sendiri
135 Bu Mai Cemburu
136 Sudah Lama Menghindarinya
137 Dicampakkan Penuh Hina
138 Tiada Maaf Bagimu
139 Madu Di Comberan
140 Hari Bahagia Anggi
141 Wanita Selalu Benar
142 Rasain Kamu!
143 Benci Yang Membuat Mereka Ada
144 Pria-Pria Bucin
145 Tunggu Satu Bulan Lagi
146 Sedang Mengusahakan Kembali Dekat
147 Jadilah Pria Kuat
148 Minder Di Depan Mantan
149 Bantuan Gian
150 Pengganggu Sudah Pergi
151 Kapan Ketemu?
152 Datang Di Saat Yang Tepat
153 Lebih Berpengalaman
154 Jomlo Kelas Kakap
155 Nyerah Belum, Dek?
156 Diperdaya Agung
157 I'm Addicted To ....
158 Habislah Kau!
159 Hancurnya Kesombongan
160 Tolong Rahasiakan
161 Mertua Oh Mertua
162 Apa?
163 Saya Punya Segalanya
164 Penegak Adat
165 Gadis Pemberani
166 Asap!
167 Kejutan Rully
168 Menyenangkan Dengan Cara Lain
169 Susahnya Menuju Halal
170 Obat Laraku
171 Pasang Taring
172 Sudah Keluar!
173 Marsmellow
174 Segitiga Abnormal
175 Dibelah Dua
176 Bahasa Sederhana Bernama Cinta
177 Siapa Yang Kelewat Percaya Diri?
178 Tak Ada Wanita Lain Lagi
179 Keputusan Rustina
180 Feel So Sexy
181 Oma Bucin
182 Berhenti Insecure
183 Babysitter Untuk Si Kembar
184 No Karet-karet Anymore
185 Pria Terkuat Di Bumi
186 Kenapa Tidak Dilanjutkan?
187 Tinggal Putar Balik Atau Mundur
188 Just For Fun
189 Tidak Berharap Ini Yang Terjadi
190 Gaya Elit, Ekonomi Syulit
191 Salahku Opo, Gusti?
192 Jika Waktu Bisa Diputar Kembali
193 Cintamu Membunuhku
194 The Babies
195 Namanya Juga Terlalu Gembira, Mas!
196 Cinta Mayang Banyak-Banyak
197 Tuan Tampan
198 Susah Cari Nama, Euy!
199 Ada Yang Lain
200 Baru Dugongan
201 Masa Nggak Kerasa ... Besar Lho Itu?!
202 Nunggu Jatah
Episodes

Updated 202 Episodes

1
Mengoyak Perasaan
2
Minta Tangan Tambahan
3
Ternyata Kamu ....
4
The Way To Change The Future
5
Berusaha Lebih Peka
6
Mendua
7
Bertemu Saira
8
Dokter EG. Hadyan
9
Wajah Sesungguhnya
10
Hampir Ketahuan
11
Tak Punya Muka
12
Menyelamatkan Hati
13
Perampok
14
Terkejut Sendiri
15
Maju Mundur Kena
16
Pemilik Arumndalu
17
Prasangka Ferdi
18
Perjuangan Lea
19
Tamparan Sebendel Kertas
20
Membalas Dengan Epic
21
Dimulainya Sebuah Balasan
22
Rencana Perampokan
23
Harus Lebih Pinter Dari Maling
24
Anak Siapa Yang Mendua?
25
Cukup Mampu Dengan Uangku!
26
Dear Lea
27
Mertua Bawel
28
Jangan Lemah!
29
Karena Kamu Sayangku
30
Melemparmu Ke Jalan
31
Treatment Untuk Si Cantik
32
Lupa Cara Menangis
33
Mulai Muak
34
Penjahat Selalu Ketakutan
35
Impian Pungguk
36
Di Buang Sayang
37
Curiga
38
Mengeruk Dengan Elegan
39
Kamu Lima, Aku Dua, Dan Secepatnya
40
Sedang Cemburu
41
Break Sementara
42
The Power Of Uang
43
Hiburan Kala Senggang
44
Kembali Merengkuhmu
45
Uangku Punya Kaki Untuk Kembali
46
Menghalau Noda Membandel
47
Pak Dokter ... Oh, Pak Dokter
48
Pergi Dan Tidak Kembali
49
Saling Menyalahkan
50
Menyongsong Kedamaian
51
Sisi Lain Pak Dokter
52
Ini Namanya Hancur
53
Single Juga Bisa Bahagia
54
Jadi Begitu Ceritanya
55
Pesona Mayang
56
Maukah Kau Kembali?
57
Utarakan Dengan Benar, Nanti Saya Pertimbangkan
58
Pak Dokter Baper
59
Memanfaatkan Keramahan Gian
60
Soal Gian Dan Bapaknya Juga Hubungan Yang Dia Jalani
61
Bapak Melepaskan, Kamu Yang Meluluhkan
62
Api Dalam Ikatan
63
Bermain Cerai
64
Kasih Tak Sampai
65
Membalas Dengan Cantik
66
Love You, Bu Mai
67
Rully Kalah Saing
68
Uang Seperti Air Sungai Yang Mengalir Ke Laut
69
Nasib Dua Wanita
70
Pokoknya Nikah, Mau Tidak Mau
71
Soal Wali Nikah
72
Rindu Sepihak
73
Mengenali Gian Diam-Diam
74
Saling Menggoda Dan Menjajaki
75
Imut, Kecil, dan Menggemaskan
76
Nikung Dengan Cara Halal
77
Kita Nggak Ada Hubungan
78
Promo Novel Samudra Lee(Mr. Perfect & Miss Careless)
79
Gerakan Cepat
80
Hanya Mayang
81
Jangan Salahkan Saya
82
Officialy Mrs. Gian
83
Menantang Mayang
84
Selangkah Kalah
85
Angkat Kaki
86
Jodoh Sesungguhnya
87
Mocca Coffie
88
Bintang Empat Dulu, Besok Baru Lima
89
Jangan Bahas Soal Fisik
90
Bahagia Di Atas Luka
91
Maaf, Mantan Memang Indah
92
Pembantu Berlogo Halal
93
Dipihak Mana
94
Main Belakang
95
Sorry, Nggak Minat
96
Teori vs Teh Ori
97
Crazy Without Rich
98
Tersandung
99
Di Tengah Jalan
100
Misi Belum Terselesaikan
101
No Escape
102
Play Victim
103
Mental Lagi
104
I N V U
105
Wanita Gila
106
Tukang Palak
107
Karma Dibayar Lunas
108
Lea's Day
109
Sandaran Ternyaman
110
This Impact
111
Membungkam Dengan Cara Gian
112
Kesialan Tak Berkesudahan
113
Yang Membuat Dia Unggul
114
Memaafkan Tetapi Tidak Untuk Berteman Kembali
115
Aku Butuh Kamu
116
Jangan Ajak Dia Makan
117
Minta Maaf
118
Soal Amplop
119
User12345
120
Salam Lebaran
121
Its All About Love! Bukan Harta Atau Yang Lain.
122
Ingin Jujur
123
Syarat Yang Berat
124
Pria Terakhir
125
Dibuang Sayang
126
Tekad Djarot
127
Memulai Lagi Dari Awal
128
Bukan Karma
129
Itu Bukan Tugas Sopir
130
Soal Jatuh Cinta
131
Berat Ke Sisi Djarot
132
Aqila ....
133
Pepanggih
134
Jangan Mempermalukan Diri Sendiri
135
Bu Mai Cemburu
136
Sudah Lama Menghindarinya
137
Dicampakkan Penuh Hina
138
Tiada Maaf Bagimu
139
Madu Di Comberan
140
Hari Bahagia Anggi
141
Wanita Selalu Benar
142
Rasain Kamu!
143
Benci Yang Membuat Mereka Ada
144
Pria-Pria Bucin
145
Tunggu Satu Bulan Lagi
146
Sedang Mengusahakan Kembali Dekat
147
Jadilah Pria Kuat
148
Minder Di Depan Mantan
149
Bantuan Gian
150
Pengganggu Sudah Pergi
151
Kapan Ketemu?
152
Datang Di Saat Yang Tepat
153
Lebih Berpengalaman
154
Jomlo Kelas Kakap
155
Nyerah Belum, Dek?
156
Diperdaya Agung
157
I'm Addicted To ....
158
Habislah Kau!
159
Hancurnya Kesombongan
160
Tolong Rahasiakan
161
Mertua Oh Mertua
162
Apa?
163
Saya Punya Segalanya
164
Penegak Adat
165
Gadis Pemberani
166
Asap!
167
Kejutan Rully
168
Menyenangkan Dengan Cara Lain
169
Susahnya Menuju Halal
170
Obat Laraku
171
Pasang Taring
172
Sudah Keluar!
173
Marsmellow
174
Segitiga Abnormal
175
Dibelah Dua
176
Bahasa Sederhana Bernama Cinta
177
Siapa Yang Kelewat Percaya Diri?
178
Tak Ada Wanita Lain Lagi
179
Keputusan Rustina
180
Feel So Sexy
181
Oma Bucin
182
Berhenti Insecure
183
Babysitter Untuk Si Kembar
184
No Karet-karet Anymore
185
Pria Terkuat Di Bumi
186
Kenapa Tidak Dilanjutkan?
187
Tinggal Putar Balik Atau Mundur
188
Just For Fun
189
Tidak Berharap Ini Yang Terjadi
190
Gaya Elit, Ekonomi Syulit
191
Salahku Opo, Gusti?
192
Jika Waktu Bisa Diputar Kembali
193
Cintamu Membunuhku
194
The Babies
195
Namanya Juga Terlalu Gembira, Mas!
196
Cinta Mayang Banyak-Banyak
197
Tuan Tampan
198
Susah Cari Nama, Euy!
199
Ada Yang Lain
200
Baru Dugongan
201
Masa Nggak Kerasa ... Besar Lho Itu?!
202
Nunggu Jatah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!