Robin menikmati sarapan nya di kamar hotel nya dengan tenang. Segera ia menghubungi Mama nya dan tak lama kemudian terdengar suara sang Mama dari seberang telfon
“Bagaiamana, Rob? Kapan kamu pulang?”
“Sepertinya tidak sesuai rencana awal, Ma. Mungkin nanti malam atau besok” jawab Robin, ia harus memastikan Elsa mau ikut dengan nya dengan cara baik baik. Robin juga tak menyangka, ternyata Elsa keras kepala dan tak mudah di intimidasi.
“Tidak apa apa, yang penting kamu jangan lupa makan ya. Hati hati juga”
“Iya, Ma. Mama sendiri bagaimana? Mama minum obat tepat waktu kan?”
“Iya, kamu jangan khawatir. Bi Sum selalu menyiapkan obat Mama tepat waktu”
“Hem, ya sudah, Ma. Nanti aku telfon Mama lagi”
“Iya, Nak...”
Robin memutuskan sambungan telfon nya, dan sekarang ia mencari kontak Elsa, mencoba menghubungi wanita yang seperti nya sulit di taklukan itu.
Telfon pertama tak di jawab, Robin mencoba nya lagi. Telfon kedua di reject, membuat Robin menggeram kesal. Ia mencoba menghubungi Elsa lagi dan kali ini ia mendapatkan jawaban.
“Bagaiamana, Els? Sudah memutuskan? Mau ikut bekerja dengan ku?” tanya Robin dengan santai nya.
“Beri aku waktu lagi, Rob. Aku tidak mungkin tiba tiba pergi dari rumah, orang tua ku bisa curiga meskipun kamu bilang ini urusan pekerjaan” terdengar suara Elsa penuh penekanan dari seberang telfon.
“Kalau begitu aku beri waktu sampai besok pagi, aku akan memesan tiket ke Jakarta malam ini. Dan mau tak mau, kau harus ikut dengan ku. Kau hanya perlu memilih, ikut dengan cara baik baik atau paksaan” tegas Robin yang membuat Elsa hanya bisa bungkam seribu bahasa dan setelah mengatakan hal itu, Robin pun langsung memutuskan sambungan telfon nya.
...... ...
"Dan mau tak mau, kau harus ikut dengan ku. Kau hanya perlu memilih, ikut dengan cara baik baik atau paksaan”
Kata kata itu terus terngiang ngiang dalam benak Elsa, seperti sebuah rekaman yang terus berputar dan di perdengarkan tepat di telinga nya.
“Apa yang harus aku lakukan?” untuk kesekian kali nya, pertanyaan untuk diri nya sendiri itu terucap dari bibir nya.
Elsa mondar mandir di kamar nya seperti setrikaan, kemudian ia duduk, kemudian ia bangun lagi dan kembali berjalan ke kanan dan ke kiri.
“Sebaik nya aku ikut, dengan begitu aku tahu dia mau apa dan aku bisa mengambil tindakan yang lain” ucap nya akhir nya “Ini tidak bisa di biarkan, aku tidak mau ada dalam tekanan siapa pun. Itu bukan Elsa, Elsa tidak lemah dan tidak takut apapun” ucap nya menguatkan diri.
Saat makan malam, Elsa bergabung bersama kedua orang tua nya. Kini penampilan Elsa jauh lebih baik dan lebih terawat, dan hal itu membuat kedua orang tua begitu lega, mereka berharap Elsa segera melanjutkan hidup nya seperti sebelumnya.
“Em, Ma, Pa. Ada yang mau aku bicarakan” kata Elsa setelah mendarat kan bokokng nya dengan sempurna dengan di kursi nya.
“Soal apa, Sa? Apa soal pekerjaan yang di tawarkan teman mu itu?” tanya Pak Malik dan Elsa mengangguk pelan.
“Ya tidak apa apa, kalau memang kamu mau bekerja”
“Tapi kalau pekerjaan nya di luar kota, Pa?” tanya Elsa.
“Asal jangan di Jakarta dulu” tegas sang Ayah yang tentu saja membuat Elsa langsung tersenyum kaku “Bukan nya Papa mau membela Elnaz atau apa, tapi sebaik nya jangan dulu. Kamu tahu sendiri kan betapa marah nya Arfan sama kamu” tukas sang ayah.
“Iya sih...” gumam Elsa.
“Tapi pekerjaan nya jauh dari sini, tidak apa apa kan?” tanya Elsa.
“Ya tidak apa apa, asal jangan kecewakan kami lagi” ucap sang Ayah
“Benar, Sa. Kami itu sayang sekali sama kamu dan kami masih memberi mu kesempatan. Jangan rusak lagi kepercayaan kami ya, Nak” ujar Sang Ibu penuh harap dan Elsa hanya mengangguk lemah, karena lagi lagi ia membohongi orang tua nya. Namun Elsa berjanji pada diri nya sendiri akan segera menyelesaikan masalah ini dan memulai hidup yang baik tanpa ambisi apa lagi mengusik kebahagiaan orang lain lagi.
“Kalau begitu besok aku pergi ya, Ma, Pa” ucap Elsa kemudian yang tentu saja membuat orang tua nya sama sama terkejut.
“Besok?” tanya Mama nya.
“Langsung pergi ke tempat kerja mu, Sa? Oh ya, kerja apa? Dan dimana?” tanya sang Ayah.
“Oh itu, hmmm” Elsa melirik ke kanan ke kiri seolah mencari jawaban dari pertanyaan Pak Malik “Jadi karyawan, Pa” kata Elsa kemudian.
“Oh begitu...” orang tua nya mangut mangut “Tidak apa apa, yang penting pekerjaan mu halal dan baik” Elsa hanya menanggapi nya dengan senyum dan mulai menyantap hidangan makan malam nya. Setelah makan, Elsa membereskan meja makan bersama Ibu nya, kemudian mencuci piring sebelum akhir nya Elsa masuk kembali ke kamar nya.
Sesampainya di kamar nya, Elsa langsung menghubungi Robin dan memberi tahu keputusannya yang akan ikut Robin. Yang sudah pasti itu akan membuat Robin tertawa puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
robin salah faham dikira elsa gundih papanya, ternyata jimmy yg sdh menjebak
2022-09-18
0
Bunda dinna
drama salah paham robin dan mamanya ke elsa di mulai
2022-05-26
0
Rina Pujiati
Penasaran sma kerjaan nya
2022-05-23
0