“Ini paket apa? Kok di bungkus nya dengan kertas buku begini?” tanya nya heran.
“Teman ku, Pa. Cuma iseng dia” jawab Elsa asal, ia berusaha menenangkan perasaan nya yang sedang bergejolak tidak karuan dan rasa cemas yang melanda diri nya
“Teman mu yang menawarkan pekerjaan itu?” tanya Pak Malik yang membuat Elsa justru semakin gugup, cemas dan takut
“Kata Mama mu, tadi teman mu ke sini lagi. Memang nya kamu di tawarkan pekerjaan di mana, Sa? Kalau menurut Papa, kamu ambil saja pekerjaan itu selama itu baik dan halal, dari pada kamu stres di rumah begini, ya kan?”
Elsa tak mampu menjawab nya, ia sendiri tidak tahu jenis pekerjaan apa yang di akan di berikan Robin padanya, namun yang pasti Elsa yakin yitu bukanlah pekerjaan yang baik buat Elsa.
Pak Malik yang melihat anak nya hanya terdiam itu pun menghampiri nya, memegang kedua pundak nya dengan lembut dan membawa nya duduk ke tepi ranjang.
“Sa, Papa tahu, kamu tidak lagi suka tinggal di rumah ini, karena lingkungan rumah kita ini akan selalu mengingatkan mu pada masa lalu, belum lagi omongan tetangga yang terus menggosipkan kamu dan Elnaz. Dan kalau kamu memang mau bekerja di luar kota, Papa akan izinin dengan syarat Papa harus tahu pekerjaan mu apa dan kamu tinggal sama siapa, lingkungan mu seperti apa”
“Memang nya Papa masih percaya sama aku? Dulu aku membohongi Papa, bahkan aku membuat Elnaz yang jujur terlihat dia lah yang berbohong di depan Papa” cicit Elsa
“Papa memberi mu kesempatan kedua, karena itulah jangan lagi kamu merusak kepercayaan Papa dan Mama, Nak. Kami itu sayang sama kamu, kami perduli sama kamu”
Elsa kembali terdiam, ia berfikir mungkinkah ini solusi nya agar ia tak lagi tinggal di halaman kampung nya itu yang hanya membuat ia semakin tertekan?
“Kamu fikirkan saja baik baik, jangan terlalu buru buru...” kata Pak Malik lagi “Apapun keputusan mu, Papa akan dukung kamu dan Papa yakin kamu tidak akan mengecewakan Papa lagi” lanjut nya. Elsa memaksakan bibir nya tersenyum, ia langsung memeluk ayah nya itu dan menyandarkan kepala nya di bahu sang ayah.
“Iya, Pa. Terima kasih banyak ya, Pa. Aku janji, tidak akan lagi mengecewakan Papa dan Mama” lirih Elsa.
“Lalu bagaimana dengan adik mu?” tanya Pak Malik yang membuat Elsa langsung mendongak “Tadi malam Elnaz telfon Papa, tanyain keadaan kamu. Kenapa kamu tidak mau berbicara dengan nya, Sa?”
“Aku malu, Pa” kata Elsa semakin mengeratkan pelukan nya pada ayah nya itu “Aku terlalu banyak menyakiti Elnaz, bahkan aku mencelakai nya”
“Itu hanya kecelakaan, Elnaz sudah memaafkan mu. Lagi pula, apapun yang terjadi di masa lalu itu tidak akan memutuskan hubungan persaudaraan kalian” Elsa lagi lagi hanya bisa mendengarkan dalam diam.
Kedua nya pun sama sama diam selama beberapa saat, Elsa menikmati pelukan hangat sang ayah. Yang sudah terbiasa ia rasakan sejak kecil.
“Baiklah, Papa harus bekerja, Nak” ujar Pak Malik kemudian, Elsa pun melerai pelukan nya dan mencium pipi Ayah nya.
“Hati hati ya, Pa” kata Elsa dan ayah nya tersenyum sambil menganggukan kepala nya.
Setelah ayah nya pergi, Elsa menutup pintu kamar nya dan ia duduk lemas di tepi ranjang.
"Apa aku nekat saja, terima tawaran Robin? Ck, itu bukan tawaran tapi ancaman"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Bunda dinna
elsa tak berani jujur ke kelusrga ttg ancaman robin
2022-05-26
0
🌸 andariya❤️💚
papanya ini Uda memberi kamu kesempatan....kamu harus jujur ya Elsa...biar kamu selamat dan selalu dalam lindungan Allah 🤲
2022-05-15
4
🌸 andariya❤️💚
papanya 4lsa, ini baik banget🥰🥰🥰🥰🥰
2022-05-15
2