Mau Kupecahkan Lagi Kepalamu?!

Dan hari berganti. Ini adalah hari ke enam Seruni di desa itu. Acara tujuh hari akan berakhir besok. Seruni pergi ke pasar, memberi bahan makanan yang akan di masak malam nanti sekalian untuk besok. Orang-orang pasar pangling melihat Seruni yang semakin cantik memikat. Kalau dulu, kecantikan Seruni seolah tersamarkan dengan penampilannya yang lusuh, sekarang teramat berbeda. Seruni tentu telah pandai merias diri, baju yang dia kenakan pun sudah bagus walau sederhana. Meski hanya dengan dress vintage bermotif bunga di beberapa sisi, ia terlihat anggun sekali.

Ketika sedang memesan buah jeruk dan semangka dalam jumlah yang cukup banyak, tak sengaja ia melihat seseorang. Laras. Perempuan berseragam PNS itu menatap Seruni dengan tajam. Seruni tak menghiraukan, ia terus saja memilih buah. Namun, Laras malah mendekatinya.

"Aku turut berdukacita atas kematian ibumu," kata Laras.

Seruni melihatnya sekilas. "Terimakasih." Lalu kembali menatap ke buah-buahan. Ia yakin, Laras bukan semata-mata ingin mengucapkan belasungkawa. Ia tahu watak adik Bima yang cukup angkuh dan sombong itu.

"Tapi bukan berarti kau bisa menggunakan kematian ibumu dengan mencari perhatian kepada abangku." Tepat bukan dugaan Seruni.

Seruni hampir meloloskan tawa mendengarnya. Laras selalu berpikir dia yang mengganggu Bima, padahal kenyataan sebenarnya, lelaki itulah yang sekarang gencar mengejar juga mendekatinya.

"Aku tidak sedang menarik perhatian siapapun. Sepertinya kau salah mengira."

"Abangku pulang hanya untuk melihatmu. Aku tidak mengerti mengapa sedari dulu kau tak berhenti mengganggunya. Kau tentu paham kau tidak selevel dengan keluarga kami. Masih baik bukan ibuku yang datang langsung ke depanmu."

"Mengapa kau berpikir aku mengganggu abangmu itu? Kau tahu, aku sangat risih setiap kali dia datang ke rumah dan berusaha untuk berbicara denganku. Melihatnya saja aku tak suka, apalagi sampai berupaya untuk mendekati dan mengganggunya. Lagipula, seandainya pun ibumu yang datang kepadaku sekarang, aku juga tak punya jawaban lain selain jawaban yang sekarang aku berikan kepadamu. Kau terlalu percaya diri berkata begitu, Laras."

Seruni menatapnya tajam kemudian membuat Laras kesal kepadanya. Seruni kemudian membayar uang buah yang sudah ia pilih dan ia pesan. Orang toko buah itu akan mengantarnya kelak selepas ashar.

Lalu Seruni melangkah, meninggalkan Laras yang terdiam. Seruni kemudian berjalan menunju ke arah rumahnya tetapi di tempat yang cukup sepi, dia dikagetkan dengan kedatangan Tobi yang tiba-tiba. Pemuda yang sudah lama tak dilihatnya itu muncul dengan senyuman yang membuat Seruni muak.

"Minggirlah, aku tidak ada urusan denganmu." Seruni berdecak kesal tetapi Tobi tak gentar. Dia sangat menyukai Seruni.

"Kau semakin cantik dan menggoda setelah lama di Jakarta, Seruni. Katakan kepadaku, apa kau bersedia untuk menjual tubuhmu yang indah ini kepadaku agar aku bisa menikmatinya juga?" tanya Tobi dengan tampang memuakkan. Seruni menggertakkan giginya. Ia sangat kesal kepada lelaki yang terlihat lebih rapi itu sekarang.

"Jangan kurang ajar! Aku di Jakarta bukan melac*r!" Seruni bergegas pergi tetapi Tobi menarik lengannya.

"Seruni, aku sungguh menyukaimu. Aku ingin menikahimu," kata Tobi dengan tampang serius.

"Kau tahu, aku lebih memilih untuk jadi perawan tua dibandingkan menikah dengan lelaki biadab seperti kau!"

"Hei, aku sudah berubah. Aku punya usaha, aku punya uang banyak. Kau akan hidup bahagia denganku."

"Lepaskan aku, Tobi! Dan jangan berpikir aku akan luluh kepada kau!"

"Seruni, kau sangat keras kepala, tapi aku sangat menyukainya. Apa kau harus kuhamili dulu baru kau bersedia menikah denganku?"

Tobi memojokkan Seruni ke pohon besar yang ada di sana. Seruni jadi menggeram, ia segera menendang perut lelaki yang berusaha untuk menciumnya itu hingga Tobi terjungkal ke tanah. Seruni meraih batu bata yang tergeletak tak jauh darinya.

"Aku masih sangat ingin memecahkan kepalamu! Apa mau aku pecahkan lagi kepalamu seperti dulu?!" desis Seruni siap menghantam lelaki itu. Seruni kemudian dengan sekuat tenaga berlari dengan masih membawa batu di tangannya. Tobi mengerang kesal, karena masih tidak bisa menguasai adik tiri yang ia sukai sejak lama itu.

Seruni akhirnya bisa bernafas lega saat ia sudah hampir sampai dekat rumahnya. Ia membuang batu yang ia pegang tadi dan membersihkan tangannya. Namun, saat Seruni hampir masuk ke dalam, ia melihat seseorang sudah menunggunya.

"Nyonya Tono?" tanya Seruni setelah melihat ibu Bima duduk dengan tenang di teras rumahnya.

Perempuan itu mengangguk, tersenyum kecil sekilas. Senyumannya bukan senyum ramah tapi lebih kepada senyum sinis.

"Ada yang perlu kita bicarakan."

Seruni menarik nafas panjang, apa lagi ini? Ia yakin pasti adik Bima yang culas itu sudah mengadukan yang tidak-tidak kepada ibunya tentang dirinya. Seruni sebenarnya malas meladeni, tapi demi menunjukkan rasa hormatnya kepada perempuan yang jelas jauh lebih tua darinya itu, ia akhirnya ikut duduk di sana, di depan perempuan yang sedang memandangnya dengan lekat dan tajam.

Terpopuler

Comments

Efrida

Efrida

mmg bima gk dl gk skrg jd kampret ya....abdi etan bnr 😂😂😂😂

2023-12-08

1

Alea

Alea

aku punya pesan untuk mu Seruni, jangan mau sama Bima karena kalau kamu sama Bima kamu akan punya mertua dan ipar yg makan ati

2023-08-24

3

Angraini Devina Devina

Angraini Devina Devina

angan suka nyala Hin orang Bu anak ibu aja yg gak tau diri dekat terus sama Runi🤑🤑🤑🤑

2023-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Malam, Hujan, Bilik Bambu
2 Dia Sudah Pergi
3 Tidak Mau Pulang
4 Bad Dream
5 Si Miskin Tak Berhak Bahagia
6 Sepuluh Tahun Kemudian
7 Satu Wajah dalam Kenangan
8 Kobaran Api Kebencian
9 Seruni?
10 Kita Harus Bicara!
11 Aku Hanya Ingin Kau Pergi!
12 Sang Penguntit
13 Bukan Pesananku!
14 Oh Seruni ...
15 Berita Dari Kampung
16 Kehilangan
17 Dia Kembali ke Desa
18 Sebuah Pengakuan
19 Mau Kupecahkan Lagi Kepalamu?!
20 Apa Hubunganmu Dengan Puteraku?
21 Sabda Si Kaya
22 Pulang Tanpa Pesan
23 Karma
24 Keputusan Berat
25 Datang Dengan Luka juga Cinta
26 Menikahlah Denganku
27 Baku Hantam
28 Sabda Cinta Bima
29 Kau Merebut Kekasihku!
30 Cinta Tak Pernah Salah
31 Jodoh?
32 Selaksa Kecewa
33 Menerima Tawaran Angga?
34 Sekretaris Pak Angga
35 Rumah Siapa?
36 Hujan dan Bima
37 Liontin dan Rencana ke Desa
38 Lila
39 Keseriusan Bima
40 Terlalu Banyak Penghalang
41 Cinta Lama Memang Belum Kelar
42 Menyulut Dendam
43 Jangan Cepat Mengambil Keputusan
44 Dinner
45 Bimbang Ragu
46 Seperti Mengulang Asmara
47 Lintang Perestu
48 Yang Maha Tajir
49 Atikah Hamil?
50 Sabda Kehidupan
51 Kau Menghamilinya?
52 Bagaimana Jika Kita Kawin Lari?
53 Cinta dan Luka
54 Hargai Saja Prosesnya
55 Mobil Bergoyang
56 Pelanggan Setia Warung Remang-remang
57 Lawan Yang Sepadan
58 Mengalah Bukan Berarti Kalah
59 Tenang Tapi Beriak
60 Apa Salahku?
61 Aku Sayang Padamu
62 Bukan Sebab Tobi Semata
63 Semua Tergantung Seruni
64 Laras Mengamuk
65 Dilema Seruni
66 Pernikahan Yang Akan Segera Digelar
67 Berkas Pernikahan
68 Bertemu Calon Kakak Ipar
69 Sidang Nikah dan Tanam Pohon
70 Akad
71 Meski Bukan Yang Pertama
72 Memalukan!
73 Terusir
74 Jadi, Anak Siapa?!
75 Sisi Kemanusiaan
76 Kau Lupa, Tuhan Tak Tidur
77 Ibu Bhayangkari
78 Sebuah Rasa di Pagi Hari
79 Bu, Aku Sudah Hamil
80 Bisniswoman
81 Mak Ute Ikut Seruni
82 Sembilan Bulan Berdebar
83 Dirga Bimantara
84 Novel Baru
85 Novel Baru
86 Novel Ini Diplagiat di Fizzzooo
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Malam, Hujan, Bilik Bambu
2
Dia Sudah Pergi
3
Tidak Mau Pulang
4
Bad Dream
5
Si Miskin Tak Berhak Bahagia
6
Sepuluh Tahun Kemudian
7
Satu Wajah dalam Kenangan
8
Kobaran Api Kebencian
9
Seruni?
10
Kita Harus Bicara!
11
Aku Hanya Ingin Kau Pergi!
12
Sang Penguntit
13
Bukan Pesananku!
14
Oh Seruni ...
15
Berita Dari Kampung
16
Kehilangan
17
Dia Kembali ke Desa
18
Sebuah Pengakuan
19
Mau Kupecahkan Lagi Kepalamu?!
20
Apa Hubunganmu Dengan Puteraku?
21
Sabda Si Kaya
22
Pulang Tanpa Pesan
23
Karma
24
Keputusan Berat
25
Datang Dengan Luka juga Cinta
26
Menikahlah Denganku
27
Baku Hantam
28
Sabda Cinta Bima
29
Kau Merebut Kekasihku!
30
Cinta Tak Pernah Salah
31
Jodoh?
32
Selaksa Kecewa
33
Menerima Tawaran Angga?
34
Sekretaris Pak Angga
35
Rumah Siapa?
36
Hujan dan Bima
37
Liontin dan Rencana ke Desa
38
Lila
39
Keseriusan Bima
40
Terlalu Banyak Penghalang
41
Cinta Lama Memang Belum Kelar
42
Menyulut Dendam
43
Jangan Cepat Mengambil Keputusan
44
Dinner
45
Bimbang Ragu
46
Seperti Mengulang Asmara
47
Lintang Perestu
48
Yang Maha Tajir
49
Atikah Hamil?
50
Sabda Kehidupan
51
Kau Menghamilinya?
52
Bagaimana Jika Kita Kawin Lari?
53
Cinta dan Luka
54
Hargai Saja Prosesnya
55
Mobil Bergoyang
56
Pelanggan Setia Warung Remang-remang
57
Lawan Yang Sepadan
58
Mengalah Bukan Berarti Kalah
59
Tenang Tapi Beriak
60
Apa Salahku?
61
Aku Sayang Padamu
62
Bukan Sebab Tobi Semata
63
Semua Tergantung Seruni
64
Laras Mengamuk
65
Dilema Seruni
66
Pernikahan Yang Akan Segera Digelar
67
Berkas Pernikahan
68
Bertemu Calon Kakak Ipar
69
Sidang Nikah dan Tanam Pohon
70
Akad
71
Meski Bukan Yang Pertama
72
Memalukan!
73
Terusir
74
Jadi, Anak Siapa?!
75
Sisi Kemanusiaan
76
Kau Lupa, Tuhan Tak Tidur
77
Ibu Bhayangkari
78
Sebuah Rasa di Pagi Hari
79
Bu, Aku Sudah Hamil
80
Bisniswoman
81
Mak Ute Ikut Seruni
82
Sembilan Bulan Berdebar
83
Dirga Bimantara
84
Novel Baru
85
Novel Baru
86
Novel Ini Diplagiat di Fizzzooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!