Bad Dream

"Ramai sekali malam ini, ituku sampai sakit melayani tiga pelanggan malam ini! Mana yang satu bau ketek pula!" Seorang pekerja mak Ute dengan tubuh seksi bak model film biru merutuk sambil menenggak habis bir hitam di dalam gelas yang baru saja akan Seruni angkat dari meja.

Seruni tertawa seraya menggeleng melihatnya. Ia kemudian menyodorkan air putih dingin kepada perempuan itu.

"Biar bau ketek kalau kasih duit banyak kan gak masalah, Mbak Rini."

"Run, kau tak tahu saja, aku mual sampai pengen muntah. Untung saja perkakasnya gede, puaslah sedikit biar bau keteknya pun!"

Semakin tertawa Seruni mendengarnya.

"Mbak, tak ada pikiran mau merantau ke Jakarta kah?" tanya Seruni.

Rini menyulut rokok sesaat sebelum ia menjawab pertanyaan Seruni. Ia menggeleng.

"Taklah, Run. Ke Jakarta juga palingan aku jadi pel*cur juga. Jauh kali mau indehoi sampai ke Jakarta sana!"

"Ya, siapa tahu di sana Mbak bisa dapat pekerjaan yang lebih layak."

"Yang mau ke Jakarta itu sebenarnya kau kan, Run?" tanya mbak Rini sambil tertawa.

Seruni menundukkan kepala lalu kembali sibuk dengan aktivitasnya membersihkan meja. Ia kemudian mengangguk.

"Selesaikan dulu sekolahmu, Run. Nanti kalau memang sudah lulus, bolehlah kau minta tolong mak Ute agar bisa ke sana. Mak Ute banyak kenalan di mana-mana, pasti di Jakarta juga lebih banyak lagi orang yang dikenalnya."

Seruni mengangguk-angguk kepala mendengar Rini. Perempuan itu kemudian pergi ke belakang, ke bilik istirahatnya untuk tidur. Seruni sendiri masih sibuk mencuci gelas-gelas kotor dan membersihkan pecahan gelas karena tadi sempat pula ada yang bertengkar.

"Belum tidur kau, Run?"

Seruni menoleh, dilihatnya mak Ute tengah bersidekap di depan dada melihat Seruni yang hampir selesai mencuci gelas.

"Sedikit lagi, Mak."

"Ya sudah, kalau sudah selesai langsunglah tidur. Besok kau kan ada ujian sekolah."

Runi mengangguk.

"Nah, ini uang sekolahmu. Besok bayarkan berikut bulan-bulan kemarin yang belum dibayar."

Seruni menatap amplop putih panjang itu. Ia kemudian menoleh kepada mak Ute yang tersenyum ke arahnya. Seruni membalasnya dengan senyuman yang sama.

"Makasih ya, Mak, aku tak tau kalau tak ada Mak bagaimana kehidupanku sekarang."

"Belajar saja yang rajin. Di sini hanya boleh kerja antar minum ke tamu, jangan jadi seperti mereka," kata mak Ute sambil mengedipkan sebelah matanya hingga bulu mata anti badai topan ****** beliung itu copot, membuat mak Ute gelagapan.

"Mereka itu kita ya, Mak?"

Tiga perempuan seksi berbadan montok mengagetkan mak Ute dan Seruni.

"Ya sapa lagi?"

"Ih, Mak, kalau tak ada kita sepi warung remang-remang Mak ini!" protes mereka kompak.

"Ya pensiun lah aku jadi germo!" tandas mak Ute santai membuat ketiga perempuan itu berlalu dengan sebal.

Seruni tertawa terpingkal melihat mereka. Di warung remang-remang yang kata orang neraka dunia kampung seberang itu, dia justru menemukan kebersamaan, kekeluargaan dan rasa peduli satu sama lain.

Tadinya, dia kira di sana setelah diterima mak Ute, dia hanya akan jadi jongos yang tak punya teman, ternyata mereka semua layaknya saudara, merasa senasib sepenanggungan.

"Run, tidurlah sehabis ini. Jangan lupa besok bangun pagi, kau jangan sampai terlambat sekolah."

Seruni mengangguk lagi lalu membiarkan mak Ute pergi ke dalam biliknya sendiri yang terpisah dan lebih luas dari bilik-bilik lain. Seruni segera menyelesaikan pekerjaan kemudian mengelap tangan dan pergi menutup pintu warung remang-remang yang cukup luas itu.

Setiba di biliknya sendiri, Seruni segera menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Saat akan memejamkan mata, terlihat jam tangan milik lelaki yang sudah merenggut kesuciannya dan telah pergi dari hidupnya tanpa pamit. Emosi Seruni tersulut seketika, menatap benda yang menjadi satu-satunya bukti bahwa di antara mereka berdua sudah ada yang terjadi kemarin.

"Seno Ari Bimantara, aku bersumpah, jika suatu saat akan bertemu denganmu lagi, sebahagia apapun kau, akan aku hancurkan kau seperti kau yang telah menghancurkan aku!"

Seruni berseru lantang meski hanya dalam hatinya sendiri. Kemudian Seruni mulai menarik selimut tipis, menutup tubuhnya dari dingin malam itu. Ketika tidur, Seruni tampak gelisah sekali. Ia bermimpi, bermimpi kembali bertemu dengan Bima yang telah begitu gagah dengan seragam polisi.

Tampannya masih sama, suara bahkan tatapannya masih membius Seruni. Namun, ketika lelaki itu mencoba kembali menggagahinya, Seruni lantas meraih pistol yang terselip di pinggang Bima lalu tanpa basa basi menarik pelatuk dan membuat Bima jatuh tertelungkup di atas tubuhnya sendiri.

Tubuh keduanya berdarah, tapi Seruni tak bisa bergerak sebab sesaat sebelum ia menarik pelatuk, Bima telah lebih dulu menusuknya dengan belati yang terselip di saku Seruni, tepat di dadanya.

Bangun Seruni dibanjiri peluh. Seruni memeluk tubuhnya erat, meringkuk memeluk lutut. Ia menggeleng, benci dalam nyalang mata indahnya menatap jam tangan yang tergantung di paku itu.

"Aku benci kau, Bima! Aku sungguh membencimu!"

Seruni menangis dalam bekapan bantal yang menutup wajahnya hingga subuh menjelang dan memaksanya beringsut menunaikan ritual menghadap Tuhan.

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

asli kereen nih novel 👍

2024-10-20

0

Sri Haryati

Sri Haryati

kok aku baru tau ada novel sebagus ini..../Sob/

2024-06-04

1

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

baiknya mak ute

2023-10-31

2

lihat semua
Episodes
1 Malam, Hujan, Bilik Bambu
2 Dia Sudah Pergi
3 Tidak Mau Pulang
4 Bad Dream
5 Si Miskin Tak Berhak Bahagia
6 Sepuluh Tahun Kemudian
7 Satu Wajah dalam Kenangan
8 Kobaran Api Kebencian
9 Seruni?
10 Kita Harus Bicara!
11 Aku Hanya Ingin Kau Pergi!
12 Sang Penguntit
13 Bukan Pesananku!
14 Oh Seruni ...
15 Berita Dari Kampung
16 Kehilangan
17 Dia Kembali ke Desa
18 Sebuah Pengakuan
19 Mau Kupecahkan Lagi Kepalamu?!
20 Apa Hubunganmu Dengan Puteraku?
21 Sabda Si Kaya
22 Pulang Tanpa Pesan
23 Karma
24 Keputusan Berat
25 Datang Dengan Luka juga Cinta
26 Menikahlah Denganku
27 Baku Hantam
28 Sabda Cinta Bima
29 Kau Merebut Kekasihku!
30 Cinta Tak Pernah Salah
31 Jodoh?
32 Selaksa Kecewa
33 Menerima Tawaran Angga?
34 Sekretaris Pak Angga
35 Rumah Siapa?
36 Hujan dan Bima
37 Liontin dan Rencana ke Desa
38 Lila
39 Keseriusan Bima
40 Terlalu Banyak Penghalang
41 Cinta Lama Memang Belum Kelar
42 Menyulut Dendam
43 Jangan Cepat Mengambil Keputusan
44 Dinner
45 Bimbang Ragu
46 Seperti Mengulang Asmara
47 Lintang Perestu
48 Yang Maha Tajir
49 Atikah Hamil?
50 Sabda Kehidupan
51 Kau Menghamilinya?
52 Bagaimana Jika Kita Kawin Lari?
53 Cinta dan Luka
54 Hargai Saja Prosesnya
55 Mobil Bergoyang
56 Pelanggan Setia Warung Remang-remang
57 Lawan Yang Sepadan
58 Mengalah Bukan Berarti Kalah
59 Tenang Tapi Beriak
60 Apa Salahku?
61 Aku Sayang Padamu
62 Bukan Sebab Tobi Semata
63 Semua Tergantung Seruni
64 Laras Mengamuk
65 Dilema Seruni
66 Pernikahan Yang Akan Segera Digelar
67 Berkas Pernikahan
68 Bertemu Calon Kakak Ipar
69 Sidang Nikah dan Tanam Pohon
70 Akad
71 Meski Bukan Yang Pertama
72 Memalukan!
73 Terusir
74 Jadi, Anak Siapa?!
75 Sisi Kemanusiaan
76 Kau Lupa, Tuhan Tak Tidur
77 Ibu Bhayangkari
78 Sebuah Rasa di Pagi Hari
79 Bu, Aku Sudah Hamil
80 Bisniswoman
81 Mak Ute Ikut Seruni
82 Sembilan Bulan Berdebar
83 Dirga Bimantara
84 Novel Baru
85 Novel Baru
86 Novel Ini Diplagiat di Fizzzooo
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Malam, Hujan, Bilik Bambu
2
Dia Sudah Pergi
3
Tidak Mau Pulang
4
Bad Dream
5
Si Miskin Tak Berhak Bahagia
6
Sepuluh Tahun Kemudian
7
Satu Wajah dalam Kenangan
8
Kobaran Api Kebencian
9
Seruni?
10
Kita Harus Bicara!
11
Aku Hanya Ingin Kau Pergi!
12
Sang Penguntit
13
Bukan Pesananku!
14
Oh Seruni ...
15
Berita Dari Kampung
16
Kehilangan
17
Dia Kembali ke Desa
18
Sebuah Pengakuan
19
Mau Kupecahkan Lagi Kepalamu?!
20
Apa Hubunganmu Dengan Puteraku?
21
Sabda Si Kaya
22
Pulang Tanpa Pesan
23
Karma
24
Keputusan Berat
25
Datang Dengan Luka juga Cinta
26
Menikahlah Denganku
27
Baku Hantam
28
Sabda Cinta Bima
29
Kau Merebut Kekasihku!
30
Cinta Tak Pernah Salah
31
Jodoh?
32
Selaksa Kecewa
33
Menerima Tawaran Angga?
34
Sekretaris Pak Angga
35
Rumah Siapa?
36
Hujan dan Bima
37
Liontin dan Rencana ke Desa
38
Lila
39
Keseriusan Bima
40
Terlalu Banyak Penghalang
41
Cinta Lama Memang Belum Kelar
42
Menyulut Dendam
43
Jangan Cepat Mengambil Keputusan
44
Dinner
45
Bimbang Ragu
46
Seperti Mengulang Asmara
47
Lintang Perestu
48
Yang Maha Tajir
49
Atikah Hamil?
50
Sabda Kehidupan
51
Kau Menghamilinya?
52
Bagaimana Jika Kita Kawin Lari?
53
Cinta dan Luka
54
Hargai Saja Prosesnya
55
Mobil Bergoyang
56
Pelanggan Setia Warung Remang-remang
57
Lawan Yang Sepadan
58
Mengalah Bukan Berarti Kalah
59
Tenang Tapi Beriak
60
Apa Salahku?
61
Aku Sayang Padamu
62
Bukan Sebab Tobi Semata
63
Semua Tergantung Seruni
64
Laras Mengamuk
65
Dilema Seruni
66
Pernikahan Yang Akan Segera Digelar
67
Berkas Pernikahan
68
Bertemu Calon Kakak Ipar
69
Sidang Nikah dan Tanam Pohon
70
Akad
71
Meski Bukan Yang Pertama
72
Memalukan!
73
Terusir
74
Jadi, Anak Siapa?!
75
Sisi Kemanusiaan
76
Kau Lupa, Tuhan Tak Tidur
77
Ibu Bhayangkari
78
Sebuah Rasa di Pagi Hari
79
Bu, Aku Sudah Hamil
80
Bisniswoman
81
Mak Ute Ikut Seruni
82
Sembilan Bulan Berdebar
83
Dirga Bimantara
84
Novel Baru
85
Novel Baru
86
Novel Ini Diplagiat di Fizzzooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!