Dia Sudah Pergi

Seruni berusaha menormalkan jalannya yang jadi sedikit lain saat ini. Rasa sakit di bagian inti tubuhnya semakin terasa ketika kaki saling bergesekan ketika berjalan. Dia tidak tahu mengapa Bima meninggalkannya begitu saja. Lelaki itu bahkan tak membangunkannya. Ia sudah tiba di kampung, suasana ramai pasar tak membuat Seruni jadi senang seperti biasa.

Seruni harus minta pertanggungjawaban Bima! Dengan jam tangan lelaki itu yang tertinggal dan kini ada dalam genggamannya, ia kini terseok-seok berjalan menuju rumah keluarga Bima yang paling terpandang di kampung itu. Bima anak juragan Tono, orang paling kaya yang punya perkebunan dimana-mana.

Bima adalah anak tengah, kakaknya seorang pengusaha di kota sedang adiknya satu sekolah dengan Seruni, seorang gadis populer yang banyak digandrungi pemuda desa. Kehidupan keluarga Bima memang luar biasa menyenangkan. Tak seperti Seruni yang bertahan hidup dengan menjaga lumbung padi milik orang lain.

Seruni tak lagi punya bapak, ibunya kawin lagi dengan lelaki pemabuk dan punya anak lelaki dua tahun di atas Seruni. Kakak tiri Seruni lelaki mesum yang suka mengintipnya ketika mandi. Seruni takut pulang, sebab ia pasti jadi korban pecutan tali pinggang sang bapak tiri karena sudah tak pulang semalaman. Jadi, dia harus membawa Bima bersamanya, menjelaskan kepada orangtuanya apa yang sudah mereka lakukan semalam.

"Semua anak saya adalah calon orang sukses, Ramly Arief sekarang sudah jadi pengusaha di Jakarta, Laras juara kelas di sekolahnya sedangkan Bima sekarang sudah menyusul ke Jakarta pula."

"Wah, Bu Tono, mau kuliah apa si Bima ke Jakarta? Baik lagi mengelola perkebunan juragan Tono saja."

"Tidak, Bima ingin jadi polisi. Jadi abdi negara di Jakarta. Jadi sebagai orangtua, kami pasti akan mendukung apapun yang putera kami inginkan."

"Oalah, Bu Tono, sudah terbayang bagaimana gagahnya Bima nanti ketika sudah memakai seragam."

"Iya, Ibu-ibu, tapi masih lama lah lagi, harus ada pendidikan yang ditempuh dan sekarang dia dibantu kakaknya mengurus semua itu."

Seruni tertegun, pembicaraan ibu Bima dan para ibu-ibu yang sedang memilih sayur membuat airmatanya kembali meleleh. Digenggamnya erat jam tangan Bima. Hancur sudah harapannya. Lelaki yang sudah menodainya telah pergi setelah merenggut satu-satunya harta Seruni yang tersisa di badannya.

"Run, mau cari siapa? Tumben, biasanya libur begini kau sudah bersama ibumu ke pasar. Ini kok sendiri?" sapa seorang wanita paruh baya yang kebetulan melihat Seruni termenung tak jauh dari mereka.

"Tidak, Bu, aku mau pulang."

Seruni menjawabnya serak, sempat ia melihat ibu Bima yang menatapnya dengan pandangan datar. Ia segera menundukkan pandangan. Lusuh bajunya mungkin membuat ibu Bima jadi geli melihatnya.

Seruni kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah juga mengubur harap dan impian sekalian. Ia hanya bisa berusaha melupakan kejadian semalam di balik bilik penyesalan.

Namun, setibanya di rumah, ia disambut sabetan tali pinggang dari ayah tirinya. Ibu Seruni hanya diam saja memandang, tak berusaha menolong atau menghentikan aksi gila suaminya.

"Ampun, Pak, sakit!" Seruni mengiba, rambutnya acak-acakan.

"Tidur dimana kau semalam hah?! Mau jadi apa anak gadis tak pulang ke rumah semalaman? Melac*r kau ya?"

Seruni menggeleng tapi tak berani menyahut sebab ia sadar perbuatannya semalam memang adalah sebuah kesalahan fatal.

"Anakmu, Imah! Tak pulang ke rumah semalaman! Mau jadi apa?!" Kini sang bapak tiri yang pemabuk dan sok bijak itu malah memandang ibu Seruni. Padahal Seruni paham, pasti ibu tak bisa memberi lelaki itu uang untuk berjudi karena itu Seruni jadi sasaran kemarahan.

Setelah puas memukuli Seruni yang gemetar kesakitan, ia kembali ditinggalkan lagi. Seruni berusaha bangkit, menuju kamarnya dengan langkah terseok kesakitan. Belum sempat ia merebahkan tubuhnya, Tobi, sang kakak tiri datang lalu mengunci pintu.

Seruni meraih bantal, melempari lelaki mesum itu agar menjauh. Tobi tertawa menyeringai, melihat sekeliling sepi karena kedua orangtua sudah pergi keluar.

"Pergi! Mau apa kau bajingann?!"

"Mau tubuhmu yang seksi ini, Seruni!" Dia mendesis menjijikkan. Seruni meraih vas bunga yang ada di atas nakas reot kamarnya lalu menghantamnya ke kepala Tobi saat pemuda itu berusaha menaklukannya, hingga benda itu pecah dan Tobo pingsan dengan darah mengucur dari kepala.

Seruni gemetaran, baru kali ini dia berbuat kasar hingga membuat orang lain cidera. Ia segera memanggil warga sekitar membantunya membawa Tobi ke puskesmas. Tak lama kemudian, ayah dan ibunya datang. Seruni memandang mereka datar. Tiba-tiba saja punya kekuatan untuk melawan dan tak lagi takut.

"Kau apakan anakku?!" tanya lelaki yang suka memukulinya itu dengan geram.

Seruni mendekatkan bibirnya ke telinga sang bapak tiri.

"Tadinya aku berharap dia mati saja, ternyata Tuhan masih menyelamatkannya. Aku menyesal membawanya ke sini. Harusnya dia kubiarkan mati."

Lelaki itu tertegun, benarkah yang berkata saat ini adalah Seruni yang tak pernah melawan selama ini?

Seruni melangkah keluar dengan gontai, dia mengemasi barang-barang, keluar dari rumah itu hanya membawa badan juga baju yang tak seberapa. Warung remang-remang di kampung seberang jadi tujuannya.

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

kasihan sekali Seruni 🥺

2024-10-20

1

Badai Z

Badai Z

kasian nasibnya seruni....

2024-08-06

0

Efrida

Efrida

sedih nya

2023-12-08

2

lihat semua
Episodes
1 Malam, Hujan, Bilik Bambu
2 Dia Sudah Pergi
3 Tidak Mau Pulang
4 Bad Dream
5 Si Miskin Tak Berhak Bahagia
6 Sepuluh Tahun Kemudian
7 Satu Wajah dalam Kenangan
8 Kobaran Api Kebencian
9 Seruni?
10 Kita Harus Bicara!
11 Aku Hanya Ingin Kau Pergi!
12 Sang Penguntit
13 Bukan Pesananku!
14 Oh Seruni ...
15 Berita Dari Kampung
16 Kehilangan
17 Dia Kembali ke Desa
18 Sebuah Pengakuan
19 Mau Kupecahkan Lagi Kepalamu?!
20 Apa Hubunganmu Dengan Puteraku?
21 Sabda Si Kaya
22 Pulang Tanpa Pesan
23 Karma
24 Keputusan Berat
25 Datang Dengan Luka juga Cinta
26 Menikahlah Denganku
27 Baku Hantam
28 Sabda Cinta Bima
29 Kau Merebut Kekasihku!
30 Cinta Tak Pernah Salah
31 Jodoh?
32 Selaksa Kecewa
33 Menerima Tawaran Angga?
34 Sekretaris Pak Angga
35 Rumah Siapa?
36 Hujan dan Bima
37 Liontin dan Rencana ke Desa
38 Lila
39 Keseriusan Bima
40 Terlalu Banyak Penghalang
41 Cinta Lama Memang Belum Kelar
42 Menyulut Dendam
43 Jangan Cepat Mengambil Keputusan
44 Dinner
45 Bimbang Ragu
46 Seperti Mengulang Asmara
47 Lintang Perestu
48 Yang Maha Tajir
49 Atikah Hamil?
50 Sabda Kehidupan
51 Kau Menghamilinya?
52 Bagaimana Jika Kita Kawin Lari?
53 Cinta dan Luka
54 Hargai Saja Prosesnya
55 Mobil Bergoyang
56 Pelanggan Setia Warung Remang-remang
57 Lawan Yang Sepadan
58 Mengalah Bukan Berarti Kalah
59 Tenang Tapi Beriak
60 Apa Salahku?
61 Aku Sayang Padamu
62 Bukan Sebab Tobi Semata
63 Semua Tergantung Seruni
64 Laras Mengamuk
65 Dilema Seruni
66 Pernikahan Yang Akan Segera Digelar
67 Berkas Pernikahan
68 Bertemu Calon Kakak Ipar
69 Sidang Nikah dan Tanam Pohon
70 Akad
71 Meski Bukan Yang Pertama
72 Memalukan!
73 Terusir
74 Jadi, Anak Siapa?!
75 Sisi Kemanusiaan
76 Kau Lupa, Tuhan Tak Tidur
77 Ibu Bhayangkari
78 Sebuah Rasa di Pagi Hari
79 Bu, Aku Sudah Hamil
80 Bisniswoman
81 Mak Ute Ikut Seruni
82 Sembilan Bulan Berdebar
83 Dirga Bimantara
84 Novel Baru
85 Novel Baru
86 Novel Ini Diplagiat di Fizzzooo
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Malam, Hujan, Bilik Bambu
2
Dia Sudah Pergi
3
Tidak Mau Pulang
4
Bad Dream
5
Si Miskin Tak Berhak Bahagia
6
Sepuluh Tahun Kemudian
7
Satu Wajah dalam Kenangan
8
Kobaran Api Kebencian
9
Seruni?
10
Kita Harus Bicara!
11
Aku Hanya Ingin Kau Pergi!
12
Sang Penguntit
13
Bukan Pesananku!
14
Oh Seruni ...
15
Berita Dari Kampung
16
Kehilangan
17
Dia Kembali ke Desa
18
Sebuah Pengakuan
19
Mau Kupecahkan Lagi Kepalamu?!
20
Apa Hubunganmu Dengan Puteraku?
21
Sabda Si Kaya
22
Pulang Tanpa Pesan
23
Karma
24
Keputusan Berat
25
Datang Dengan Luka juga Cinta
26
Menikahlah Denganku
27
Baku Hantam
28
Sabda Cinta Bima
29
Kau Merebut Kekasihku!
30
Cinta Tak Pernah Salah
31
Jodoh?
32
Selaksa Kecewa
33
Menerima Tawaran Angga?
34
Sekretaris Pak Angga
35
Rumah Siapa?
36
Hujan dan Bima
37
Liontin dan Rencana ke Desa
38
Lila
39
Keseriusan Bima
40
Terlalu Banyak Penghalang
41
Cinta Lama Memang Belum Kelar
42
Menyulut Dendam
43
Jangan Cepat Mengambil Keputusan
44
Dinner
45
Bimbang Ragu
46
Seperti Mengulang Asmara
47
Lintang Perestu
48
Yang Maha Tajir
49
Atikah Hamil?
50
Sabda Kehidupan
51
Kau Menghamilinya?
52
Bagaimana Jika Kita Kawin Lari?
53
Cinta dan Luka
54
Hargai Saja Prosesnya
55
Mobil Bergoyang
56
Pelanggan Setia Warung Remang-remang
57
Lawan Yang Sepadan
58
Mengalah Bukan Berarti Kalah
59
Tenang Tapi Beriak
60
Apa Salahku?
61
Aku Sayang Padamu
62
Bukan Sebab Tobi Semata
63
Semua Tergantung Seruni
64
Laras Mengamuk
65
Dilema Seruni
66
Pernikahan Yang Akan Segera Digelar
67
Berkas Pernikahan
68
Bertemu Calon Kakak Ipar
69
Sidang Nikah dan Tanam Pohon
70
Akad
71
Meski Bukan Yang Pertama
72
Memalukan!
73
Terusir
74
Jadi, Anak Siapa?!
75
Sisi Kemanusiaan
76
Kau Lupa, Tuhan Tak Tidur
77
Ibu Bhayangkari
78
Sebuah Rasa di Pagi Hari
79
Bu, Aku Sudah Hamil
80
Bisniswoman
81
Mak Ute Ikut Seruni
82
Sembilan Bulan Berdebar
83
Dirga Bimantara
84
Novel Baru
85
Novel Baru
86
Novel Ini Diplagiat di Fizzzooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!