Bab. 16. Alfred Murka

Yang ditemui oleh dokter Frans adalah Alfred. Kini kedua pria tampan itu saling duduk berhadapan tanpa sepatah kata.

Alfred merubah posisi duduknya. Lalu menatap dokter Frans dengan tajam.

"Kau lupa dengan posisi yang kau duduki?" suara bariton seperti sindiran Alfred memecah kesunyian.

"Tentu saja aku sadar. Apa aku membuat kesalahan?" sahut dokter Frans dengan tenang karena ia tidak melakukan seperti yang dituduhkan Alfred.

"Tentu saja salah. Aku tau selama ini kau tidaklah suka akrab dengan seorang wanita, tetapi hari ini kau begitu akrab," ujar Alfred dengan rahang mengeras.

Kening dokter Frans mengerut sembari mengusap dagunya.

"Tentu saja karena ini berbeda,"

"Maksud kau berbeda apa? jangan-jangan kau menyukainya?" ujar Alfred dengan rahang mengeras, bahkan tanpa disadarinya kedua tangan itu terkepal kuat sehingga menimbulkan buku-buku jarinya.

"Iya aku menyukainya, dialah wanita yang pernah aku ceritain sewaktu aku lulus menempuh sekolah dokter. Isabella adalah wanita itu," aku dokter Frans seperti dengan nada datar. Ekspresi Alfred tak bisa dibayangkan mendengar pengakuan dokter Frans. "Tetapi sayangnya aku terlambat karena dia sudah menjadi milik orang lain, dia sudah menikah," tambahnya dengan nada kecewa.

Dokter Frans menundukkan kepala, sungguh hatinya berdenyut menerima kenyataan itu. Sedangkan Alfred mengatur nafasnya, tiba-tiba perasaannya sesak mendengar wanita yang sempat berada di hati dokter Frans adalah Isabella istrinya sendiri.

"Kau kelihatan rapuh. Masih banyak wanita di luaran sana yang ingin memilikimu," ujar Alfred.

"Dia wanita yang berbeda," lirih dokter Frans sembari menarik nafas. "Apa kamu tidak mengenal Isabella? dan aku sedikit heran kenapa dia bekerja di rumah sakit ini? sedangkan dia adalah putri dari Januar. Aku juga baru mengetahui jati dirinya karena semasa kuliah dia tidak pernah berbangga hati sehingga sebagian orang tidak tau jika dia adalah putri dari Januar orang terkaya nomor satu di Indonesia. Anehnya lagi pernikahannya tidak disorot oleh publik, secara kedua orang tuannya adalah orang terpandang," ujar dokter Frans panjang lebar.

"Tentu saja tidak disorot dan diketahui publik karena aku terlebih dahulu membereskan itu di beberapa negara termasuk kota ini," batin Alfred.

"Aku tidak mengetahui itu,"

"Tetapi dia mengatakan kamu sendiri yang mewawancarainya,"

Seketika Alfred kaget, dan ia segera mencari alasan.

"Iya memang benar aku yang mewawancarainya tetapi aku sama sekali tidak mengetahui siapa dia, bahkan nama Januar tidak tertera di namanya," elak Alfred. "Atau dia punya niat lain," ralatnya kembali seolah aku punya niat.

"Dia bukan wanita yang seperti kamu pikirkan. Kamu hanya ingin menanyakan soal itu? baiklah aku akan kembali bertugas," dokter ingin bangkit tetapi ucapan Alfred membuatnya tetap duduk.

"Ingat jangan pernah katakan apapun tentang aku, jika itu terjadi kau tau sendiri akibatnya," ancam Alfred.

"Apa keuntunganku membicarakan dirimu? seperti tidak ada hal yang penting saja," sahut dokter Frans dengan sinis.

"Itu kerugian buatku," keluh Alfred dalam hati.

Ssst

Alfred berdecih kesal.

"Hentikan dendam itu yang tidak jelas bagaimana kronologinya,"

"Jangan ikut campur, aku sudah menemukannya. Bahkan permainan baru dimulai," tentu saja Alfred sangat murka mendengar penuturan dokter Frans, bahkan Alfred mencengkram kerah kemeja dokter Frans.

Dokter Frans mengangkat tangan merasa menyerah, percuma dia memperingati Alfred karena watak pria itu sangat keras kepala.

"Camkan peringatanku Frans, kau tau sendiri apa akibatnya jika ikut campur. Lebih baik tutup mulutmu itu," ancam Alfred sekali lagi.

"Minggu depan acara anniversary Om dan Tante. Mereka menitipkan itu kepadaku karena ponselmu sangat sulit dihubungi," dokter Frans langsung beranjak bangkit. "Mereka sangat mengharapkan kehadiranmu," imbuhnya dan langsung berlalu.

Sepeninggalan dokter Frans. Alfred mengeram marah.

"Aaak dia ancaman bagiku," teriak Alfred sangat keras. Tentu saja tidak ada yang mendengar karena ruangan itu kedap suara.

Setelah itu Andre membawa laporan. Andre mengatakan jika dokter Frans hampir saja membongkar rahasianya kepadaku, jika saja Andre sedikit terlambat. Hal itu semakin membuat Alfred murka dan tidak sabar memberi pelajaran kepadaku.

°°°°°°

Klek

Aku membuka pintu rumah dengan kelelahan. Tidak lupa menutup kembali. Tujuanku langsung ke tangga.

"Sesibuk itukah pekerjaanmu? pulang larut malam?" cecaran Alfred menghentikan langkahku.

Aku tidak menanggapi cecaran Alfred sehingga membuatnya mendekat lalu mencengkram lenganku begitu kuat.

"Aku berkerja sesuai dengan tugas yang diberikan," lirihku karena menahan cengkraman itu. "Lepas ini sangat sakit," mohonku dengan lirih.

Entah kesambet apa Alfred mendengar perkataanku.

"Apa kamu sudah makan?" entah setan apa yang merasuki diriku sehingga berani menanyakan soal yang tidak penting itu. Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutku.

"Apa urusannya denganmu? jangan pernah bertanya hal yang tidak penting," ujar Alfred dengan tatapan tajam menghujam. "Satu lagi, jika pernikahan kita diketahui, siap-siap kehilangan orang yang kau sayangi," imbuhnya.

"Tentu saja itu urusanku Alfred karena bagaimanapun kamu adalah suamiku," keluh ku dalam hati sembari membalas tatapan Alfred.

"Maaf," lirihku kembali menunduk. Jika sudah menyangkut keluarga aku angkat tangan, biarkan saja aku yang menderita, asalkan mereka tak terluka.

"Di mananya ponselmu? aku bosan menerima telepon dari orang tidak penting," perkataan Alfred berhasil membuatku naik pitam, dia mengatakan kedua orang tuaku bukan orang penting.

"Bagimu memang tidak penting tetapi beda halnya bagiku. Tinggal abaikan saja, tidak perlu menjawab," sahutku betul-betul berani, sejenak aku melupakan siapa Alfred.

"Kau ingin mereka curiga? begitu hah? tidak akan aku biarkan karena permainan ini baru dimulai," Alfred tersenyum mengejek. "Kau datang semakin menambah masalah buatku," ralatnya kembali.

"Jika begitu sudahi, akhiri semuanya biar kamu puas," sahutku dengan berteriak lantang bahkan tanganku terkepal kuat.

"Kau berani meneriaki seorang Alfred, Isabella?" seru Alfred membalas dengan teriakan, bahkan tangannya terangkat ingin dilayangkan ke wajahku sehingga membuat aku refleks memejamkan mata. Tanpa sadar bulir bening bergulir di wajahku dengan mata masih terpejam.

Melihat kepasrahanku Alfred menatap dengan tatapan tak terbaca, bahkan tangannya masih menggantung.

"Sekali lagi kau berani membantah lihat apa yang akan terjadi," ancam Alfred langsung berlalu meninggalkan aku yang masih menutup mata dengan perasaan sakit.

Aku membuka mata dan tidak mendapati sosok Alfred di hadapanku. Ternyata tamparan itu tak terasa di pipiku. Aku menghela nafas lega. Entah kemana Alfred aku tidak tau dan memang tak peduli dimana dia berada.

Mood ingin ke kamar seakan hilang. Aku ingin menyendiri di taman belakang. Aku berjalan gontai dengan tatapan kosong. Sungguh kehidupan seperti ini tidak pernah kubayangkan sebelumnya tetapi takdir berkata lain diluar dugaan kita.

Di taman aku duduk di kursi panjang yang menghadap kolam ikan hias. Angin malam tentu saya menerpa sesekali tubuhku. Aku melirik arloji di pergelangan tangan, ternyata sekarang sudah menunjukan jarum pendek ke angka 11.

Tatapanku kosong ke depan tanpa arah. Seketika hatiku bergerak ingin menghubungi Papa sama Mama. Di sana masih jam 9 malam. Beda waktu Indonesia dengan Korea selisih 2 jam, Korea cepat 2 jam. Aku meraih ponsel yang beberapa hari ini sengaja aku nonaktifkan. Aku pun mengaktifkannya lalu langsung menghubungi Mama melalui panggilan videocall.

Tidak lama panggilanku tersambung.

["Malam Ma,"]

["Sayang Mama sangat rindu. Bagaimana keadaanmu? kenapa sangat jarang menghubungi Mama? apa kamu tidak merindukan kami?"] tangis Mama dengan pertanyaan bertubi.

["Mama sayang aku minta maaf. Bukan begitu Ma tetapi akhir-akhir ini aku memang sibuk. Mama jangan menangis,"]

["Mama tidak menangis sayang, Mama hanya rindu. Iya Mama tau kamu sangat sibuk, kata Alfred kamu sudah mulai magang di rumah sakit x,"] perkataan Mama berhasil membuat mataku membulat bahkan ponsel yang ada di genggamanku hampir saja terlepas. Tetapi sebisa mungkin aku menyembunyikan rasa keterkejutan itu.

["Sayang ada apa?"] Mama bertanya karena menyadari respon dariku.

["Iya Ma apa yang dikatakan Alfred itu benar. Ma Papa mana?"]

["Papa belum pulang dari rumah Opa sama Oma sayang. Kebetulan dua hari lalu Opa sama Oma sudah kembali. Oya rencananya Opa sama Oma akan mengunjungi kalian, ingin bertemu dengan suamimu."]

Deg

Mataku membulat dengan tenggorokan kering ketika mendengar Mama mengatakan Opa sama Oma akan mengunjungi kami.

["Sayang ada apa? apa kamu keberatan?"]

["Tidak Ma, malahan sebaliknya. Kabarkan saja kapan Opa sama Oma berangkat,"]

Tentu saja aku ingin menolaknya tetapi bisa saja keluargaku curiga. Kami berbincang-bincang panjang lebar.

["Baiklah sayang sebaiknya kamu segera tidur hmm kasian suamimu ditinggal sendiri di kamar, lagi pula di sana sudah larut malam,"] Perkataan Mama ingin sekali untukku tertawa, mengejek diri sendiri.

Kami pun mengakhiri. Aku menarik nafas dan menghembuskan dengan mulut mengembung.

"Dia pintar sekali bersandiwara. Papa, Mama aku minta maaf," gumamku dengan mata berkaca-kaca.

Aku menyeka air mata ini, lalu meninggalkan taman dengan perasaan kacau.

Tanpa aku sadari ternyata Alfred juga berada di taman cuma beda tempat duduk. Alfred menempati kursi yang di kelilingi pepohonan sehingga sosok itu tak terlihat. Tentu saja Alfred mendengar obrolanku sama Mama.

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan like, vote, favorit dan komennya agar author lebih semangat🙏

Terpopuler

Comments

Novie Achadini

Novie Achadini

alfred nsh bocah tp bengis

2024-04-28

0

Amelia Lia

Amelia Lia

Alfred 😡😡

2022-08-04

0

Adjah Cutue

Adjah Cutue

1111

2022-05-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Pernikahan
2 Bab. 2. Isabella
3 Bab. 3. Ke Italia
4 Bab. 4. Awal Pertemuan
5 Bab. 5. Mala Petaka
6 Bab. 6. Awal Penderitaan
7 Bab. 7. VISUAL
8 Bab. 8. Keterlaluan
9 Bab. 9. Ingin Kerja
10 Bab. 10. RS HUGO
11 Bab. 11. Memalukan
12 Bab. 12. Satu Atap Dengan Maduku
13 Bab. 13. HRD Adalah Suamiku
14 Bab. 14. Dia
15 Bab. 15. Titik
16 Bab. 16. Alfred Murka
17 Bab. 17. Ponsel Pembawa Masalah
18 Bab. 18. Kedatangan Opa sama Oma
19 Bab. 19. Panas Dingin
20 Bab. 20. Kiss
21 Bab. 21. Sakit Tertahan
22 Bab. 22. Hati Selembut Kapas
23 Bab. 23. Terima Kasih
24 Bab. 24. Terjebak
25 Bab. 25. Terbawa Perasaan
26 Bab. 26. Alfred Panik
27 Bab. 27. Tas
28 Bab. 28. Leon
29 Bab. 29. Mendapatkan Bukti
30 Bab. 30. Jatuh Cinta
31 Bab. 31. Juara 1
32 Bab. 32. Siapa Dia Sebenarnya?
33 Bab. 33. Paham
34 Bab. 34. Itu Bukan Aku
35 Bab. 35. Janda Muda
36 Bab. 36. Menghindar
37 Bab. 37. Calon Menantu Idaman
38 Bab. 38. Demi Papa Mama
39 Bab. 39. Masa Lalu 2,5 Tahun
40 Bab. 40. Masa Lalu 2,5 Tahun
41 Bab. 41. Dia Wanita Itu
42 Bab. 42. Singa Ngamuk
43 Bab. 43. Terjadi Begitu Saja
44 Bab. 44. 3 Kabar Mengejutkan
45 Bab. 45. Ngidam
46 Bab. 46. Bayi Kembar
47 Bab. 47. Memilih Diam
48 Bab. 48. Menyerah
49 Bab. 49. Tiga Nyawa Terancam
50 Bab. 50. Bukan Update (Curhat)
51 Bab. 51. Bagai Pinang Dibelah Dua
52 Bab. 52. Keajaiban
53 Bab. 53. Ini Lebih Baik
54 Bab. 54. Pilihan Ada Padanya
55 Bab. 55. Menghilangnya Gabriella
56 Bab. 56. Menelan Pil Pahit
57 Bab. 57. Sebentar Saja
58 Bab. 58. Biar Waktu Yang Menjawab
59 Bab. 59. Merindu
60 Bab. 60. Berkunjung
61 Bab. 61. Aku Akan Kembali
62 Bab. 62. Bertindak
63 Bab. 63. Seperti Mimpi
64 Bab. 64. Barang Bukti Hilang
65 Bab. 65. Mengambil Alih Sementara
66 Bab. 66. Mencurigakan
67 Bab. 67. Bertemu Daddy
68 Bab. 68. Jujur
69 Bab. 69. Terpukau
70 Bab. 70. Kekacauan Di Rumah Sakit Cabang
71 Bab. 71. Mimpi Indah
72 Bab. 72. Pergi Sayang
73 Bab. 73. Al.....Awas
74 Bab. 74. Aku Mencintaimu
75 Bab. 75. Berterus Terang
76 Bab. 76. Istriku Cemburu
77 Bab. 77. Drama Si Kembar
78 Bab. 78. Mezvm
79 Bab. 79. Alfred Pasang Badan
80 Bab. 80. Pesta Perdana
81 Bab. 81. Honeymoon Ke 7 Negara Park 1
82 Bab. 82. Honeymoon Ke 7 Negara Park 2
83 Bab. 83. Di Kacangi
84 Bab. 84. 2 Pria 1 Tujuan
85 Bab. 85. Palang Merah
86 Bab. 86. Wanita Tak Sempurna
87 Bab. 87. Tante Meysi Bertindak
88 Bab. 88. Frans Vs Andre
89 Bab. 89. Bukan Update
90 Bab. 90. Ulang Tahun Si Kembar
91 Bab. 91. Di Jodohkan
92 Bab. 92. Pertemuan Tak Sengaja
93 Bab. 93. Kecewa
94 Bab. 94. Perasaan Aneh
95 Bab. 95. Kedai Kopi
96 Bab. 96. Ada Apa Denganmu
97 Bab. 97. Belum Berjuang Sudah Menyerah
98 Bab. 98. Ikuti Kata Hatimu
99 Bab. 99. Keberanian Andre
100 Bab. 100. Nikahi Aku
101 Bab. 101. Patah Hati Berimbas Dosa
102 Bab. 102. Minggu Depan Kita Menikah
103 Bab. 103. Minta Restu
104 Bab. 104. Salah Paham
105 Bab. 105. Ke Butik
106 Bab. 106. Gaun Pernikahan
107 Bab. 107. Surprise
108 Bab. 108. Dia Kekasihku
109 Bab. 109. Interogasi Moses
110 Bab. 110. Keluarga Besar Januar
111 Bab. 111. Pernikahan
112 Bab. 112. Honeymoon
113 Bab. 113. Salah Paham Di MP
114 Bab. 114. Siapa Dia?
115 Bab. 115. Mantan, Pelakor, Cemburu!
116 Bab.116. Gembok Cinta
117 Bab. 117. Sudah Mencintai
118 Bab. 118. M Pertama
119 Bab. 119. Membuka Segel Roti Empuk
120 Bab. 120. Pasangan Mesum
121 Bab. 121. Ngeprank Pasangan Masing-Masing
122 Bab. 122. Perpisahan
123 Bab. 123. Keluarga Bahagia
124 Bab. 124. Keluarga Bahagia
125 Bab. 125. PENGUMUMAN
126 Episode: 126~MDS2
127 Episode: 127~MDS2
128 Episode: 128~MDS2
129 Episode: 129~VISUAL MDS2
130 Episode: 130~MDS2
131 Episode: 131~MDS2
132 Episode: 132~MDS2
133 Episode: 133~MDS2
134 Episode: 134~MDS2
135 Episode: 135~MDS2
136 Episode: 136~ MDS2
137 Episode: 137~MDS2
138 Episode: 138~MDS2
139 Episode: 139~MDS2
140 Episode: 140~MDS2
141 Episode: 141~MDS2
142 Episode: 142~MDS2
143 Episode: 143~MDS2
144 Episode: 144~MDS2
145 Episode: 145~MDS2 Bukan Update
146 Episode: 146~MDS2
147 Episode: 147~MDS2
148 Episode: 148~MDS2
149 Episode: 149~MDS2
150 Episode: 150~MDS2
151 Episode: 151~MDS2
152 Episode: 152~MDS2
153 Episode: 153~MDS2
154 Episode: 154~MDS2
155 Episode: 155~MDS2
156 Episode: 156~MDS2
157 Episode: 157~MDS2
158 Episode: 158~MDS2
159 Episode: 159~MDS2
160 Episode: 160~MDS2
161 Episode: 161~MDS2
162 Episode: 162~MDS2
163 Episode: 163~MDS2
164 Episode: 164~MDS2
165 Episode: 165~MDS2
166 Episode: 166~MDS2
167 Episode: 167~MDS2
168 Episode: 168~MDS2
169 Episode: 169~MDS2
170 Episode: 170~MDS2
171 Episode: 171~MDS2
172 Episode: 172~MDS2
173 Episode: 173~MDS2
174 Episode: 174~MDS2
175 Episode: 175~MDS2
176 Episode: 176~MDS2
177 Episode: 177~MDS2
178 Episode:178~MDS3
179 Episode: 179~MDS2
180 Episode: 180~MDS2
181 Episode: 181~MDS2
182 Episode: 182~MDS2
183 Episode: 183~MDS2
184 Episode: 184~MDS2
185 Episode: 185~MDS2
186 Episode: 186~MDS2
187 Episode: 187~MDS2
188 Episode: 188~MDS2
189 Episode: 189~MDS2
190 Episode: 190~MDS2
191 Episode: 191~MDS2
192 Episode: 192~MDS2
193 Episode: 193~MDS2
194 Episode: 194~MDS2
195 Episode: 195~MDS2
196 PENGUMUMAN
197 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 197 Episodes

1
Bab. 1. Pernikahan
2
Bab. 2. Isabella
3
Bab. 3. Ke Italia
4
Bab. 4. Awal Pertemuan
5
Bab. 5. Mala Petaka
6
Bab. 6. Awal Penderitaan
7
Bab. 7. VISUAL
8
Bab. 8. Keterlaluan
9
Bab. 9. Ingin Kerja
10
Bab. 10. RS HUGO
11
Bab. 11. Memalukan
12
Bab. 12. Satu Atap Dengan Maduku
13
Bab. 13. HRD Adalah Suamiku
14
Bab. 14. Dia
15
Bab. 15. Titik
16
Bab. 16. Alfred Murka
17
Bab. 17. Ponsel Pembawa Masalah
18
Bab. 18. Kedatangan Opa sama Oma
19
Bab. 19. Panas Dingin
20
Bab. 20. Kiss
21
Bab. 21. Sakit Tertahan
22
Bab. 22. Hati Selembut Kapas
23
Bab. 23. Terima Kasih
24
Bab. 24. Terjebak
25
Bab. 25. Terbawa Perasaan
26
Bab. 26. Alfred Panik
27
Bab. 27. Tas
28
Bab. 28. Leon
29
Bab. 29. Mendapatkan Bukti
30
Bab. 30. Jatuh Cinta
31
Bab. 31. Juara 1
32
Bab. 32. Siapa Dia Sebenarnya?
33
Bab. 33. Paham
34
Bab. 34. Itu Bukan Aku
35
Bab. 35. Janda Muda
36
Bab. 36. Menghindar
37
Bab. 37. Calon Menantu Idaman
38
Bab. 38. Demi Papa Mama
39
Bab. 39. Masa Lalu 2,5 Tahun
40
Bab. 40. Masa Lalu 2,5 Tahun
41
Bab. 41. Dia Wanita Itu
42
Bab. 42. Singa Ngamuk
43
Bab. 43. Terjadi Begitu Saja
44
Bab. 44. 3 Kabar Mengejutkan
45
Bab. 45. Ngidam
46
Bab. 46. Bayi Kembar
47
Bab. 47. Memilih Diam
48
Bab. 48. Menyerah
49
Bab. 49. Tiga Nyawa Terancam
50
Bab. 50. Bukan Update (Curhat)
51
Bab. 51. Bagai Pinang Dibelah Dua
52
Bab. 52. Keajaiban
53
Bab. 53. Ini Lebih Baik
54
Bab. 54. Pilihan Ada Padanya
55
Bab. 55. Menghilangnya Gabriella
56
Bab. 56. Menelan Pil Pahit
57
Bab. 57. Sebentar Saja
58
Bab. 58. Biar Waktu Yang Menjawab
59
Bab. 59. Merindu
60
Bab. 60. Berkunjung
61
Bab. 61. Aku Akan Kembali
62
Bab. 62. Bertindak
63
Bab. 63. Seperti Mimpi
64
Bab. 64. Barang Bukti Hilang
65
Bab. 65. Mengambil Alih Sementara
66
Bab. 66. Mencurigakan
67
Bab. 67. Bertemu Daddy
68
Bab. 68. Jujur
69
Bab. 69. Terpukau
70
Bab. 70. Kekacauan Di Rumah Sakit Cabang
71
Bab. 71. Mimpi Indah
72
Bab. 72. Pergi Sayang
73
Bab. 73. Al.....Awas
74
Bab. 74. Aku Mencintaimu
75
Bab. 75. Berterus Terang
76
Bab. 76. Istriku Cemburu
77
Bab. 77. Drama Si Kembar
78
Bab. 78. Mezvm
79
Bab. 79. Alfred Pasang Badan
80
Bab. 80. Pesta Perdana
81
Bab. 81. Honeymoon Ke 7 Negara Park 1
82
Bab. 82. Honeymoon Ke 7 Negara Park 2
83
Bab. 83. Di Kacangi
84
Bab. 84. 2 Pria 1 Tujuan
85
Bab. 85. Palang Merah
86
Bab. 86. Wanita Tak Sempurna
87
Bab. 87. Tante Meysi Bertindak
88
Bab. 88. Frans Vs Andre
89
Bab. 89. Bukan Update
90
Bab. 90. Ulang Tahun Si Kembar
91
Bab. 91. Di Jodohkan
92
Bab. 92. Pertemuan Tak Sengaja
93
Bab. 93. Kecewa
94
Bab. 94. Perasaan Aneh
95
Bab. 95. Kedai Kopi
96
Bab. 96. Ada Apa Denganmu
97
Bab. 97. Belum Berjuang Sudah Menyerah
98
Bab. 98. Ikuti Kata Hatimu
99
Bab. 99. Keberanian Andre
100
Bab. 100. Nikahi Aku
101
Bab. 101. Patah Hati Berimbas Dosa
102
Bab. 102. Minggu Depan Kita Menikah
103
Bab. 103. Minta Restu
104
Bab. 104. Salah Paham
105
Bab. 105. Ke Butik
106
Bab. 106. Gaun Pernikahan
107
Bab. 107. Surprise
108
Bab. 108. Dia Kekasihku
109
Bab. 109. Interogasi Moses
110
Bab. 110. Keluarga Besar Januar
111
Bab. 111. Pernikahan
112
Bab. 112. Honeymoon
113
Bab. 113. Salah Paham Di MP
114
Bab. 114. Siapa Dia?
115
Bab. 115. Mantan, Pelakor, Cemburu!
116
Bab.116. Gembok Cinta
117
Bab. 117. Sudah Mencintai
118
Bab. 118. M Pertama
119
Bab. 119. Membuka Segel Roti Empuk
120
Bab. 120. Pasangan Mesum
121
Bab. 121. Ngeprank Pasangan Masing-Masing
122
Bab. 122. Perpisahan
123
Bab. 123. Keluarga Bahagia
124
Bab. 124. Keluarga Bahagia
125
Bab. 125. PENGUMUMAN
126
Episode: 126~MDS2
127
Episode: 127~MDS2
128
Episode: 128~MDS2
129
Episode: 129~VISUAL MDS2
130
Episode: 130~MDS2
131
Episode: 131~MDS2
132
Episode: 132~MDS2
133
Episode: 133~MDS2
134
Episode: 134~MDS2
135
Episode: 135~MDS2
136
Episode: 136~ MDS2
137
Episode: 137~MDS2
138
Episode: 138~MDS2
139
Episode: 139~MDS2
140
Episode: 140~MDS2
141
Episode: 141~MDS2
142
Episode: 142~MDS2
143
Episode: 143~MDS2
144
Episode: 144~MDS2
145
Episode: 145~MDS2 Bukan Update
146
Episode: 146~MDS2
147
Episode: 147~MDS2
148
Episode: 148~MDS2
149
Episode: 149~MDS2
150
Episode: 150~MDS2
151
Episode: 151~MDS2
152
Episode: 152~MDS2
153
Episode: 153~MDS2
154
Episode: 154~MDS2
155
Episode: 155~MDS2
156
Episode: 156~MDS2
157
Episode: 157~MDS2
158
Episode: 158~MDS2
159
Episode: 159~MDS2
160
Episode: 160~MDS2
161
Episode: 161~MDS2
162
Episode: 162~MDS2
163
Episode: 163~MDS2
164
Episode: 164~MDS2
165
Episode: 165~MDS2
166
Episode: 166~MDS2
167
Episode: 167~MDS2
168
Episode: 168~MDS2
169
Episode: 169~MDS2
170
Episode: 170~MDS2
171
Episode: 171~MDS2
172
Episode: 172~MDS2
173
Episode: 173~MDS2
174
Episode: 174~MDS2
175
Episode: 175~MDS2
176
Episode: 176~MDS2
177
Episode: 177~MDS2
178
Episode:178~MDS3
179
Episode: 179~MDS2
180
Episode: 180~MDS2
181
Episode: 181~MDS2
182
Episode: 182~MDS2
183
Episode: 183~MDS2
184
Episode: 184~MDS2
185
Episode: 185~MDS2
186
Episode: 186~MDS2
187
Episode: 187~MDS2
188
Episode: 188~MDS2
189
Episode: 189~MDS2
190
Episode: 190~MDS2
191
Episode: 191~MDS2
192
Episode: 192~MDS2
193
Episode: 193~MDS2
194
Episode: 194~MDS2
195
Episode: 195~MDS2
196
PENGUMUMAN
197
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!