"Nia...!"
Agnia menoleh ke arah suara, begitupun dengan Serly yang tampak kaget.
Ngapain sih Adam manggil Nia? Didepan gue lagi, bikin sebel aja....batin Serly saat melihat sosok yang memanggil sahabatnya adalah pacarnya sendiri.
"Kenapa Dam?" tanya Agnia dengan datar, tidak sedikitpun wajahnya yang menperlihatkan rasa kaget, walaupun sebenarnya dia merasa aneh karena Adam memanggilnya.
"Besok kita harus ke SMA Nusantara, lo lupa?" jawab Adam tanpa melihat ke arah Serly sedikitpun.
Agnia menepuk jidatnya sendiri, "Ahk iya ... kok gue lupa ya! Sorry ... tapi ada gak ya yang bisa gantiin gue Dam, gue ada perlu kalau besok!"
Apa yang di gosipkan semua orang disini bener? Kalau Nia menjadi....
"Dam ... kok lo ngelamun sih! Tuh Nia tanya sama lo! Bengong aja...." sentak Serly dengan kedua mata yang menajam.
Awas saja kalau dia berani mikirin Nia.
"Sorry ... gue lagi mikir siapa yang bisa gabtiin lo Nia, dan kayaknya gak ada, soalnya udah ada tugasnya masing-masing!" ujar Adam, kali ini dia melirik ke arah Serly namun hanya sekilas.
Pintarnya kalian bersandiwara, lagian kenapa harus menyembunyikan hubungan kalian dari gue.
"Ya udah kalau gitu Dam, sampai besok! Yuk Serl...." ujarnya dengan menarik tangan Serly.
Mereka pun meninggalkan Adam sendirian,
"Duh Nia, gue kebelet nih! Lo duluan aja, gue. ke toilet dulu." ucap Serly, dia kembali ke arah toilet.
Agnia berdecak, "Payah, akting kalian sudah bisa gue tebak, lo pasti nemuin si Adam, lo marah ke dia karena ngomong sama gue, dan marah karena bukan lo yang pergi besok!"
Agnia lantas berlalu begitu saja, meninggalkan Serly, dia memilih untuk memesan ojek online untuk pulang.
Sementara itu, apa yang difikirkan Agnia ternyata memang benar, Serly marah pada Adam karena menyapa Nia didepannya, dan juga marah karena bukan dia yang pergi dengannya besok.
"Aku hanya bersikap wajar saja padanya, lagipula ini salahmu juga! Kenapa harus menyembunyikan hubungan kita darinya! Kenapa kamu tidak mau Nia tahu hubungan kita, padahal kamu itu sahabatnya Serl."
"Kok kamu malah belain dia sih!"
"Astaga, aku gak belain dia Serl, aku hanya bersikap biasa saja padanya! Kamu mau dia curiga? Enggak kan!"
Serly bergelayut manja pada lengan Adam, "Tapi aku gak suka lihat kamu ngobrol sama dia! Aku cemburu Dam...."
Adam menghela nafas, dia mengacak rambut pacarnya itu dengan lembut, "Kamu harus tahan, aku tidak mungkin tidak ngobrol dengannya, secara aku dan Nia satu tim pada pertandingan basket antar SMA, iya kan! Kecuali kalau kamu susul prestasinya Nia!"
Serly menepis lengan Adam, "Kamu aja yang pinter susah ngalahin dia, apalagi aku yang hanya standar ini!" ujarnya kesal.
Adam terkekeh, "Sudah sana pulang, nanti Nia tambah curiga, aku ada bimbingan belajar dulu! Gak bisa nganterin kamu balik!"
Serly mengangguk, "Tapi nanti malem kerumah ku ya, mama papa gak ada di rumah soalnya!"
"Iya sayang, pulang bimbel! Udah sana gih."
Serly kemudian berjalan keluar menuju gerbang, dia mencari keberadaan sahabatnya itu tapi tidak menemukannya.
"Nia kemana? Apa dia pulang duluan." ujar Serly.
Karena tidak menemukannya Serly pun berjalan ke arah mobil dan supir yang sudah lebih dulu menunggunya, "Pak Tono liat Nia gak?"
"Enggak Non, gak lihat!"
"Ya udah, kita pulang ya pak!" Ujarnya masuk kedalam pintu belakang.
.
Agnia yang memilih pulang dengan menggunakan ojek online pun dalam perjalanan, dia tampak serius dengan kepala yang menunduk menatap layar putih yang menyala ditangannya.
Ojek online yang dia tumpangi berhenti di lampu merah, namun karena kanpas rem sepeda motor nya sudah menipis, motor yang ditumpanginya menabrak sebuah mobil berwarna hitam didepannya.
Brukkk
Seorang pria keluar dari mobil dan melihat mobil bagian belakangnya berderet,
"Aduh pak! bisa kena semprot saya!"
"Maaf pak ... saya gak sengaja!"
Agnia yang turun pun ikut memeriksa kerusakan mobil di depannya, "Wah lumayan juga!" gumamnya.
"Kalian ini memang tidak becus!"
Suara bariton terdengar, seseorang berpakaian jas hitam keluar dari mobil, dan langsung menghardik pria yang sedang bicara dengan pengendara ojek online yang Agnia naiki.
"Jangan terlalu lembek pada orang miskin seperti mereka!" ujarnya dengan memeriksa mobil miliknya.
"Sial ... mobilku!"
Nia terpaku dibelakang supir ojek, melihat sesosok pria tegap yang tengah dirundung emosi itu.
"Om Zian!" Ujarnya dengan menundukkan kepalanya dibelakang supir ojek online,
"Aku tidak ada waktu mengurusi hal remeh seperti ini, kau urus sampai mobilku kembali seperti semula! Aku tidak mau tahu, kalau perlu sita motor jelek miliknya." tukasnya dengan melihat ke arah motor.
Kedua matanya memicing melihat sosok gadis berpakaian SMA lengkap dengan tas yang tersampir di bahunya.
Suara klakson terdengar silih bergantian, sedangkan lampu lalu lintas sudah berubah warna, namun mereka tidak menghiraukan teriakan dari orang-orang.
Seorang perempuan dengan pakaian yang seksi keluar dari mobil, dengan tubuh semampai khas modelnya, "Baby ... kau membuat macet jalanan!"
Kedua mata indahnya bertatapan dengan Agnia, mereka sama-sama kaget.
"Nia?"
"Baby ... itu kan Nia! Kenapa kau biarkan dia naik ojek online!"
Mati gue, pake ketahuan segala.
Agnia akhirnya tersenyum kecut, setelah tatapannya beradu dengan Zian, dia tampak terkejut namun segera menguasai dirinya.
"Dia memang gadis liar!" gumamnya.
Sementara Agnia menatapnya nyalang.
"Ayo Nia kita pulang bersama! Sudah Baby ... biarkan ojek online itu pergi, kasihan dia!" ujar Dita lembut.
Untung banget dia punya pacar sebaik dia, padahal dirinya pemarah dan arogan banget. Batin Agnia.
"Maaf tapi Nia mau pulang sendiri saja Om!"
"Ayo pak jalan!" Dia menepuk bahu pengemudi ojek online itu.
"Baby ... kau membiarkan keponakanmu pergi sendiri, atau jangan-jangan dia nukan keponakanmu?"
Deg
"Dia memang keponakanku honey, hanya saja dia sangat keras kepala!"
"Kau masuk saja, aku akan membujuknya untuk pulang bersama kita!"
Zian menatap sekilas Kekasihnya itu dan langsung berhambur menarik Agnia yang sudah berada diatas motor. Sementara Dita yang mulai kepanasan itu kembali masuk ke dalam mobil.
"Dengar, kali ini kau bantu aku! Dan aku akan memberikanmu apa saja yang kau mau Nia!"
"Maaf Om tapi Nia tidak mau! Lepaskan Nia...."
"Nia aku mohon, bantu aku sekali saja!"
Agnia mendelik, "Bisa juga Om galak ini memohon pada anak kecil!"
"Baby...!" panggil Dita.
Cengkeraman Zian pada lengan Agnia semakin kuat, membuatnya meringis, namun dada Zian tengah berkecambuk, melihat lagi wajah cantik Agnia.
"Oke ... Nia bantu kali ini saja! Dasar, beraninya sama anak kecil, tapi takut banget lihat pacarnya marah!"
"Jangan mengataiku!" melepaskan cengkramannya.
"Ya terserah Om saja!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 317 Episodes
Comments
Hana Moe
hah,,??? maksudnya apa ini,,berarti yg jahat itu bukan cecil dan nita tp serly
2023-04-11
0
Rastika Wati
Adam munafik ktanya gk mau pacaran ech gk taunya mlah pacaran sama sahabat Nia,,,Sherly tmen brmuka dua,,lanjutt kak💪🥰
2023-03-29
0
Aidah Djafar
dasar om om 🤔🤦😁
2023-03-27
0