Cium Pipi

"Kamu kenapa sih, Wit? Dari tadi nggak ada tenang- tenangnya? Pelajaran malah hah heh hah heh nggak jelas." tanya Lita saat pergantian jam pelajaran dan guru pelajaran berikutnya belum masuk kelas.

"Agak kesel." jawab Witri singkat kemudian menjatuhkan setengah badannya di atas meja.

"Kesel sama Bagus ya?" tanya Lita ikutan meletakkan kepalanya di atas meja.

"Hmmm." jawab Witri sambil kepalanya bergerak mengangguk.

"Memangnya dia ngapain tadi? tanya Lita dengan nada kepo.

"Rahasia." jawab Witri pelan.

Dia kan malu kalau harus menceritakan soal Bagus yang minta cium.

"Gayamu!" sungut Lita dengan bibir mencibir.

"Kamu sama pacarmu dalam @KNPI udah ngelakuin di tahap apa aja?" tanya Witri tiba- tiba. Membuat Lita menatapnya penuh tanda tanya.

Tangan Lita bergerak cepat menaikkan kerah bajunya.

Witri tersenyum kecil.

Dari kelakuan Lita barusan, bisa disimpulkan kalau style pacarannya Lita udah mengalami fase neck*ng. Entah itu baru sampai di tahap neck*ng atau bahkan sudah ke tahap yang mengarah lebih turun lagi.

Gerakan otomatisnya yang bergegas menaikkan kerah bajunya biasanya hanya dilakukan cewek yang berusaha menyembunyikan kissmark.

Wah, gila....

"Ngapain begitu? Nyembunyiin bekas cip*kan?" tanya Witri dengan terkikik.

"Sttt!" geram Lita sambil meletakkan telunjuknya ke bibir dengan mata yang melotot pada Witri.

"Liat dong..." ledek Witri sambil meraih kerah bagian samping baju seragam yang dipakai Lita .

"Nggak! Ngapain sih?!" seru Lita tertahan sambil mengeratkan kerah bajunya.

"Cek aja...masih kentara atau tinggal tipis bekasnya." kata Witri masih berusaha membuka kerah baju Lita yang tetap bertahan mengeratkan kerah bajunya.

Witri akhirnya mengalah. Menghentikan paksaannya membuka kerah baju Lita karena guru sudah masuk kelas.

"Kamu baru sampai neck*ng atau udah pett*ng juga?" tanya Witri kembali meneruskan interogasi sambil berbisik agar tak di dengar depan dan. belakangnya.

Guru yang masuk barusan hanya memberi tugas mencatat kemudian keluar kelas lagi karena ada rapat.

"Apa itu neck*ing? Petti*ng? Nggak mudeng aku." kata Lita dengan wajah bertanya.

"Cip*kan di leher sama di susumu." bisik Witri sambil terkikik geli sendiri membayangkannya.

Lita ikut terkekeh.Lebih ke tersipu sih wajahnya.

"Baru neck*ing . Kalau petti*ng aku nggak berani. Takut kebablasan." bisik Lita di telinga Witri.

"Emangnya kalau neck nggak bisa bikin kebablasan?" tanya Witri dengan tatapan menginterogasi namun terlihat kesal.

"Ya bisa...Makanya kalau bibir dia nyosor di leher, tangannya harus dipegangin biar nggak kelayapan ke dalam baju kita. Bahaya kalau udah megang botol kembar kita. Pasti pengen nyosor itu juga."

Witri tersenyum kecut walau pikirannya sedang membuat adegan film semi biru antara dirinya dan Bagus.

Arrrgggghhhh.... NGGAK!!!!

Dia nggak yakin bisa mengendalikan dirinya sendiri walau hanya sebatas cium pipi.

"Kalau kamu udah sampai mana?" tanya Lita sambil menarik turunkan alisnya genit.

"Nggak sampai mana- mana." jawab Witri santai.

"Ndobos! (bohong!)" sergah Lita cepat. Witri hanya tersenyum penuh misteri pada Lita.

"Urik ( curang)! Nanya- nanya aku, nggak mau gantian ditanya." sungut Lita. Witri terkikik.

"Kamu kan udah nanya. Dan udah aku jawab juga. Malah kamu nggak percaya. Ya udah." kata Witri sambil tersenyum meledek.

"Jawabanmu ngapusi ( nipu)." sungut Lita dengan wajah di tekuk.

"Emangnya di cip*k gitu nggak sakit pas kejadian?" tanya Witri kembali penasaran bertanya.

"Halah! Jangan nanya- nanya! Ngetes aku kan kamu?" sergah Lita sambil menunjuk wajah Witri dengan cengengesan.

"Enggak! Aku nanya serius!" jawab Witri dengan mimik serius namun menahan tawa.

"Ya nggak sakit. Kan lagi terlena diuyel- uyel." jawab Lita sambil terkikik. Witri ikut terkikik membayangkan Lita diuyel- uyel pacarnya.

Gimana nguyel- uyelnya ya...?

"Kalau ngelakuin begituan kamu dimana?" tanya Witri semakin kepo.

Lita ini kalau sudah mau jawab pertanyaan pertama, pasti akan menjawab pertanyaan berikutnya. Jadi kita harus pinter- pinter bikin pertanyaan pertama.

"Di kamar kost dia sih seringnya." jawab Lita santai. Matanya nampak menerawang. Mungkin sedang membentangkan layar tak kasat mata yang menayangkan kembali adegan demi adegan yang dia lakukan di kamar pacarnya.

"Memangnya boleh masuk ke kamar kost cowok?" tanya Witri kaget.

"Kalau kostan cowokku sih bebas. Nggak ada yang nungguin." jawab Lita santai. Witri mengangguk mengerti.

"Seminggu lagi pacarku ulang tahun. Dia minta hadiah buat boleh buka kancing bajuku." bisik Lita dengan wajah bimbang menatap Witri.

"HAH???" seru Witri dengan volume suara gas pol di tengah suasana kelas yang isinya dengungan gumaman murid- murid lainnya.

Teriakannya barusan mampu membuat seisi kelas menatap kaget ke arahnya.

"Ih! Malah teriak!" geram Lita sambil mencubit lengan Witri yang kembali mengaduh kencang.

"Witri kumat, Wit?" seloroh Bondan dari sudut depan. Witri hanya meringis dengan tatapan mohon maaf ke Antero kelas.

"Kamu sanggupi?" tanya Witri kembali meneruskan acara bisik- bisik sambil meneruskan mencatat.

"Belum jawab sih. Tapi kayaknya mau aku bolehin. Sebagai hadiah ultah dia." kata Lita sambil mengerling genit.

"Ih! Kalau buka kancing baju kan berarti nanti susumu keliatan. Kalau dimakan dia gimana?" tanya Witri sambil mendelik kesal.

"Ya emang tujuannya biar bisa digituin." kikik Lita tanpa malu. Witri menepuk dahinya kesal.

"Diminum Wit. Bukan dimakan kalau susu." bisik Lita sambil cekikikan.

"Cah edan!!!" umpat Witri sambil menabok lengan Lita.

"Nggak papa lah. Yang penting nggak minta yang bawah. Kalau yang bawah bakal aku jaga utuh buat bapaknya anak- anak." kata Lita kembali terkikik.

Witri tergelak mendengar ucapan bapaknya anak- anak.

"Yakin bisa jagain itu buat bapaknya anak- anak?" tanya Witri sambil nyengir.

"Nggak yakin juga sih." jawab Lita kemudian tertawa pelan. Witri menggeleng prihatin.

Dia dan Lita memang punya pandangan dan gaya yang sangat berbeda dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Lita cenderung sangat terbuka dan nyablak dengan lawan jenis.

Dia nggak akan ngomel kalau hanya dicolek pipi atau digandeng tangannya oleh teman cowok.

Beda dengan Witri yang akan langsung keluar taring dan rambut api kalau tubuhnya sampai sengaja di sentuh oleh lawan jenisnya.

Makanya selama pacaran dengan Bagus, cowok itu bisa dihitung dengan jari sebelah tangan berapa kali bisa menggenggam tangannya. Hanya menggenggam tangannya saja.

Dan kalau sekarang cowok itu minta cium pipi, apakah salah? Apakah keterlaluan?

Bila dibandingkan dengan kelakuan Lita, jelas itu bukan apa- apa.

Tapi bagi Witri, cium pipi belum pernah dia lakukan dengan siapapun.

Eh salah! Dia pernah menerima ciuman di pipi saat acara perpisahan di kelas enam dulu.

Jiwo yang memiliki cium pipi pertamanya.

Jiwo melakukannya di balik pintu kelas saat teman- teman sibuk ingin pulang seusai meriahnya acara perpisahan.

Flashback on

**************

"Nggak mau ngasih ucapan selamat sama aku?" tanya Jiwo sambil tersenyum- senyum malu menatap Witri yang kelimpungan karena mendadak di tarik oleh Jiwo menyingkir dari keramaian.

"Selamat apa?" tanya Witri dengan bergeser menjauh selangkah lagi dari Jiwo

"Karena aku lulus juara satu." jawab Jiwo sambil nyengir.

Witri mendengus pelan.

"Kamu juara satu kan udah biasa." kata Witri datar.

"Tapi kalo aku lulus SD dan juara satu kan cuma sekali seumur hidup." sergah Jiwo tak kalah cerdik.

Witri tak bisa mendebat lagi.

"Boleh minta hadiah istimewa nggak? Sekalian buat kenangan perpisahan. Habis ini kan kita nggak bisa tiap hari ketemu." kata Jiwo mencoba merayu lagi.

"Minta hadiah apa?" tanya Witri akhirnya setelah cukup lama membisu.

Cup!

Tiba- tiba saja Witri sudah merasakan bibir lembab Jiwo nyelonong secepat kilat singgah dipipinya.

"Itu hadiahnya. Aku jadi yang pertama nyium pipi kamu." kata Jiwo dengan wajah agak merona.

Witri ingin menampar bibir Jiwo yang lancang itu. Tapi seluruh badannya rasanya membeku.

Dia hanya bisa mendelik kesal menatap Jiwo yang kini nampak salah tingkah.

"Maaf...Jangan marah ya..." kata Jiwo akhirnya dengan wajah penuh sesal.

"Nyebelin!!!" teriak Witri dengan mata berkaca- kaca sambil mendorong tubuh Jiwo sekuat tenaga hingga Jiwo terjerembab ke belakang tanpa ampun.

Witri masih sempat menendang kaki Jiwo sekuat tenaga sebelum dia setengah berlari meninggalkan Jiwo yang meringis kesakitan.

Flashback off

**************

Pacar kamu sekarang siapa, Wo?

"Kenapa merona gitu?" tanya Lita membuyarkan lamunan Witri.

...💧 b e r s a m b u n g 💧...

@KNPI adalah istilah umum perilaku remaja dalam berpacaran, yaitu

🔥Kissing ( berciu man),

🔥Neck*ing ( mencum bu area leher),

🔥Pett*ing ( menggesekkan alat ke la min namun masih dengan pakaian lengkap)

🔥Intercourse( melakukan hubungan intim).

❤️

❤️

❤️

❤️

Mohon dimaafkeun ya kemarin ( akhirnya 😅) nggak up 🙈 padahal di Ig janji mau up agak sorean 🙏🙏🙏 karena ternyata .....gitu deeeeh...😛😛😛😛

Anyway....happy reading semuanyaaaaa.....😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

udah setua ini baru tau ada istilah KNPI wkwkkkk

2022-07-02

1

Yayoek Rahayu

Yayoek Rahayu

oooaaallah....aku kok gak tau ya....dasar kulot.....eh kolot

2022-05-21

1

Rama Sakha Samosir

Rama Sakha Samosir

pett*ing dlu, setelah itu d penteng kn 😎😎😎😎😎😎😎

2022-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Jiwo - Jawi
2 Jiwo
3 Cinta Witri
4 Cium Pipi
5 Putus
6 Tiket Pesawat
7 Ketemu
8 Pacar Sejati
9 Patah
10 Jejak
11 Takdir Jodoh
12 Gelisah
13 Kenyataan
14 Perasaan Jiwo
15 Pengakuan Mamak
16 Malam Pertama
17 Hati Hari
18 Sedikit saja
19 Ujian
20 Sikap Jiwo
21 Tempat Baru
22 Hari Pertama Di Tempat Baru
23 Sore Mereka
24 Kabar Dari Lukman
25 Awal Sambutan
26 Akan Indah
27 Opening
28 Masih Tak Tega
29 Perjalanan Hati
30 Setia Pada Masa Lalu
31 Janji Jiwo
32 Cerita Pagi
33 The Moment
34 Akhirnya...
35 Hati Jiwo
36 Melepaskan
37 Berhenti
38 Hidup Terus Berjalan
39 Keputusan Pindah
40 Cinta Jiwo
41 Keberangkatan
42 Bertemu Hari
43 Perjumpaan
44 Rumah Dinas
45 Insecure
46 Yakinkan Aku
47 Hilang
48 Permintaan absurd
49 Keputusan
50 Selesai
51 Kejutan
52 Bisa Menampar
53 Episode Hidup
54 Di Rumah Sakit
55 Kondisi Hari
56 Menuju Ruang Operasi
57 Bertemu Lagi
58 Hilang
59 Pulang
60 Kenangan Paling Manis
61 Mengantar
62 Kabar Untuk Jiwo
63 Janji
64 Cerita Untuk Witri
65 Pelukan Keluarga
66 Ada Mamak
67 Hope
68 Menuju
69 Pertemuan
70 Panggilan Mendadak
71 Janji Jiwo 2
72 Asa
73 USG
74 Dua Tempat
75 Romansa
76 Pilu
77 Ada Mas Hari
78 Penyembuh Luka Nadi
79 Bapaknya Aksa
80 Jiwo Galau
81 Mungkinkah?
82 Menjenguk Aksa
83 Sebenarnya...
84 Please Don't
85 Kenalan.
86 Ide
87 Bertemu Keluarga Kyu
88 Mendekat
89 Bertemu
90 Rencana
91 Urung
92 Jajan
93 Acara Selanjutnya
94 Doakan Saja
95 Salah Duga
96 Menikmati Pagi
97 Menahan
98 Mari Berbahagia
99 Kiss
100 Kecelakaan
101 Bagaimana
102 Bagaimana Kalau....?
103 Asa Yang Runtuh
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Jiwo - Jawi
2
Jiwo
3
Cinta Witri
4
Cium Pipi
5
Putus
6
Tiket Pesawat
7
Ketemu
8
Pacar Sejati
9
Patah
10
Jejak
11
Takdir Jodoh
12
Gelisah
13
Kenyataan
14
Perasaan Jiwo
15
Pengakuan Mamak
16
Malam Pertama
17
Hati Hari
18
Sedikit saja
19
Ujian
20
Sikap Jiwo
21
Tempat Baru
22
Hari Pertama Di Tempat Baru
23
Sore Mereka
24
Kabar Dari Lukman
25
Awal Sambutan
26
Akan Indah
27
Opening
28
Masih Tak Tega
29
Perjalanan Hati
30
Setia Pada Masa Lalu
31
Janji Jiwo
32
Cerita Pagi
33
The Moment
34
Akhirnya...
35
Hati Jiwo
36
Melepaskan
37
Berhenti
38
Hidup Terus Berjalan
39
Keputusan Pindah
40
Cinta Jiwo
41
Keberangkatan
42
Bertemu Hari
43
Perjumpaan
44
Rumah Dinas
45
Insecure
46
Yakinkan Aku
47
Hilang
48
Permintaan absurd
49
Keputusan
50
Selesai
51
Kejutan
52
Bisa Menampar
53
Episode Hidup
54
Di Rumah Sakit
55
Kondisi Hari
56
Menuju Ruang Operasi
57
Bertemu Lagi
58
Hilang
59
Pulang
60
Kenangan Paling Manis
61
Mengantar
62
Kabar Untuk Jiwo
63
Janji
64
Cerita Untuk Witri
65
Pelukan Keluarga
66
Ada Mamak
67
Hope
68
Menuju
69
Pertemuan
70
Panggilan Mendadak
71
Janji Jiwo 2
72
Asa
73
USG
74
Dua Tempat
75
Romansa
76
Pilu
77
Ada Mas Hari
78
Penyembuh Luka Nadi
79
Bapaknya Aksa
80
Jiwo Galau
81
Mungkinkah?
82
Menjenguk Aksa
83
Sebenarnya...
84
Please Don't
85
Kenalan.
86
Ide
87
Bertemu Keluarga Kyu
88
Mendekat
89
Bertemu
90
Rencana
91
Urung
92
Jajan
93
Acara Selanjutnya
94
Doakan Saja
95
Salah Duga
96
Menikmati Pagi
97
Menahan
98
Mari Berbahagia
99
Kiss
100
Kecelakaan
101
Bagaimana
102
Bagaimana Kalau....?
103
Asa Yang Runtuh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!