Seminggu sudah aku absen dari kampus karena sakit, hari senin akupun masuk ke kampus, jadi pagi-pagi sekali aku sudah siap-siap untuk berangkat ke kampus, ku cek semua perlengkapan ku. Tak lama kemudian gawaiku berbunyi dan ku lihat mas Rahman yang tertera di layar ponselku.
" Assalamu'alaikum Mas"
" Waalaikum salam Dek, hari ini jadi ke kampus?."
" Jadi mas ini sudah siap-siap kok" sahutku
" Oke, Mas antar tapi sebelumnya sarapan dulu sini Mas sudah belikan bubur Manado buat kamu" ujarnya lagi.
" Oh... Iya Mas terimakasih, aku bentar lagi turun" balasku.
Ku tutup telponnya dan setelah kelihatan rapih dan nyaman dengan memakai celana blue jeans dan kemeja panjang di bawah lutut berwarna pink serta hijab berwarna senada juga, akupun langsung turun dengan menenteng tas besar berisikan buku-buku kuliah serta, tangan satu lagi menenteng sepatu ket berwarna putih yang akan ku pakai nanti di lantai bawah.
Aku ke lantai bawah dan langsung menuju kamar Mas Rahman yang paling besar dan letaknya paling ujung sendiri.
" Mas," sapaku dengan suara manja, serta senyum yang merekah, bukanya aku buat-buat sifat manjaku, tapi aku memang tipe gadis dengan suara mendayu-dayu dan semua teman-teman ku pun sudah paham dengan aku, sementara kulihat Mas Rahman sudah rapi dan wangi sekali, aroma maskulin yang menggoda menyeruak memenuhi ruangannya, sementara aku berdiri mematung di depan pintu kamarnya, sebenarnya kalau boleh ku akui aku saat ini deg-degan ketika berada di dekat dia.
" Bentar ya Dek, Mas kemas-kemas dulu, sini masuk saja tapi pintunya biar terbuka soalnya sarapan ada di belakang sana," ujarnya sambil menunjuk ke arah belakang dan di balik pintu belakang kamar dia ternyata ada sebuah taman kecil seluas kamar Mas Rahman, dan di sana ada empat kursi yang menghadap ke taman jadi kelihatan indah sekali, dan hanya kamar dia yang ada tamannya di belakang. sementara di meja tersebut sudah ada dua bungkus bubur Manado yang sudah di pesankan Mas Rahman.
" Ayok duduk dan sarapan dulu," ajaknya kemudian.
" Iya, Mas" balasku
" Akupun duduk di samping Mas Rahman, dan kamipun menikmati hidangan yang ada di meja tanpa banyak bicara, setelah selesai dia bilang mau ngantar aku ke kampus dan nanti pas pulangnya supir kantor yang jemput.
" Citra pulangnya naik angkot saja Mas" ucapku.
" Ga bolehlah, pokoknya nanti yang jemput supir." Jawabnya tegas
" Ya sudah deh kalau gitu," balasku kemudian.
" Jangan lupa obatnya di minum ya Dek, kalau sudah habis obatnya bilang ke Mas ya, nanti kita kontrol lagi," ucapnya.
" Hah harus kontrol lagi Mas?" ujarku dengan kegat.
" Iya dong Dek, masih pengawasan dokter lho, sambil nanti kita tanya ke dokter sudah bisa makan nasi belum, katanya Adek kangen makan nasi," serunya sambil tersenyum.
" Ya udahlah kalau gitu Citra manut aja Mas," ucapku pasrah.
" Nih buat jajan nanti untuk biaya kuliah Mas suruh asisten Mas yang urus ke kampus saja ya," ujarnya sambil menyodorkan uang lima lembar berwarna merah padaku, aku enggan menerimanya dan masih melihat ke arahnya.
" Kenapa kok ngelamun,kurang ya?" ujarnya lagi.
" Oh ndak kok Mas, m.... kan sudah di antar jemput jadi ga usah di kasih uang akunya," sahutku.
" Ya masak kamu ga pegang uang Dek, pasti kamu juga butuhkan, nanti kalau ada apa-apa gimana, apa lagi ga bawa bekal kan?" sahutnya lagi.
" Sudah bawa aja ya, Mas ga tenang bila kamu nolak pemberian Mas," ujarnya lagi.
" Iya Mas, terimakasih banyak ya" dengan perasaan ga enak aku terima uang tersebut dan aku masukkan ke dalam dompetku yang mana di dalam sana tinggal satu lembar biru yang menghuni dompetku, duh serasa suami saja Mas Rahman ini memperlakukanku, begitu manis dan memanjakan aku yang notabene aku adalah orang baru kenal sama dia dan tidak menganggap aku seperti orang asing, tapi rasanya kami seperti sudah lama kenal dan perasaanku seperti ada hubungan yang lebih.
"Bila butuh apa-apa Dek Citra bilang sama Mas ya?" ujarnya lagi.
" Iya Mas, "kataku sambil ku suapkan sendok demi sendok bubur ke dalam mulutku ini.
Setelah selesai sarapan aku bereskan bekas kami sarapan. dan kamipun siap berangkat, ku lihat kos sudah kelihatan sepi, satu persatu penghuninya mulai menjalankan aktivitasnya sendiri-sendiri.
Aku dan mas Rahman langsung menuju garasi mobil dan berangkat menuju ke tempat aktivitas kami.
"Nanti pulang jam berapa Dek? biar pak Maman yang jemput Adek?" pak Maman adalah sopir kantor mas Rahman.
" Habis duhur Mas jam satu ya? tapi nanti bila ada apa-apa aku kabari lagi ya mas" sahutku.
" Iya Dek," jawabnya sambil tersenyum. dan tak lama kemudian kamipun sampai di parkiran kampus.
" Adek belajar dulu ya Mas" kataku dengan ciri khasku yang manja, dasarnya memang suara aku itu mendayu-dayu gitu jadi kalau orang ga tahu tentang aku di kiranya aku kecentilan.
" Iya Dek, nanti Mas di kabari lagi ya " ujarnya lagi.
Setelah aku turun dari mobil dan melangkah menuju fakultasku, dari kejauhan ku lihat dia sahabatku sedang berdiri ngobrol di serambi kelas, dan ketika melihatku, aku di sambut dengan teriakan histeris dari keduanya, siapa lagi kalau bukan Risa dan Nurmala.
" Ya ampun Cit, kamu ini susah banget di hubungi" seru mala padaku.
" Iya Cit, kita-kita kangen lho Cit, dan khawatir keadaanmu seminggu ga masuk coba! ga ngabari kami lagi, terus hp mu ga bisa di hubungi lagi," crocos Risa padaku.
" Maaf ya aku habis sakit, dan harus nginep di rumah sakit karena asam lambungku naik sampai aku dehidrasi," cicitku menimpali mereka.
" Ya ampun! Cit kenapa ga bilang sama kita sih, trus siapa yang ngurusi kamu Cit?"seru Risa, mereka berdua yang sangat prihatin melihat keadaan ku dulu dan Selly juga tahu betul permasalahan ku, karena aku sering ga punya uang bila aku ga dapat job, aku makan saja sering di bayarin sama mereka bertiga secara bergantian dan tempat tinggalpun aku nomaden alias berpindah-pindah tempat di antara mereka bertiga.
Kadang aku terharu dengan persahabatan kami berempat, saling curhat satu sama lain dan masing-masing dari kami punya permasalahan sendiri-sendiri.
" Ada deh, pokoknya si Mas aku, yang ganteng dan keren deh, syukur Alhamdulillah aku ketemu sama dia jadi secara tak sengaja, dan akhirnya dia jadi yang menolong aku selama sakit," Seruku dalam hati.
" Duh Cit, jangan bilang kalau kamu langsung pacaran ya sama dia" cetuk mala.
" hm... doain deh aku jadian sama dia" balasku, 'ngimpi kali' cicitku dalam hati.
" Jadi beneran Cit, kamu lagi pdkt sama dia?" tanya Risa, dengan jiwa keponya duh aku harus jawab apa cicitku dalam hati.
" Aduh udah deh, kita masuk dulu nanti kita bahas lagi habis pelajaran"ujarku kemudian.
dan akhirnya kami bertiga pun masuk ke dalam kelas bergandengan minus Selly, biasanya kami adalah geng kemana-mana selalu berempat berhubung Selly pindah tinggallah kami bertiga saja.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Nadiya Rahman
Enaknya kalau ketemu sama orang yang sayang dan perhatian gitu ya👍
2022-07-23
1
Erni pasha
di manja pokoknya 😂
2022-03-28
0
B⃟cMarwa
wih enaknya 🤤
2022-03-28
1