Tinggal dengan orang baik.

"Sini Non biar bapak yang bawain. " ucap pak Mardi menawarkan diri.

dengan ragu Dinda pun menyerahkan kopernya pada pak Mardi. sedikit was was dan takut itu biasa karena Dinda tidak mengenal pria ini. secara penampilan pak Mardi ini begitu kusam wajahnya.

Tapi siapa sangka jika hatinya begitu baik.

Hooeekk.. Hooeekkk.. Dinda kembali mual.

"Non.. Kenapa Non? apa Non mabuk perjalanan? " tanya pak Mardi

"Tidak pak.. saya... saya hooeekk.. " Dinda begitu lemas dan segera menepii.

Pak Mardi pun ikut panik. Dan segera mencarikan teh hangat untuk Dinda

"Non.. ini teh hangat nya di minum dulu. biar enakan. " ucap Pak Mardi dengan menyerah segelas teh hangat pada Dinda.

Dinda segera menerimanya dan segera meneguk nya sedikit. benar yang di bilang pak Mardi. perut Dinda sedikit enakan

"Non.. kenapa? " tanya pak Mardi lagi

Dinda ragu ingin menceritakan.

"Yaa sudah jika belum ingin cerita tak apa apa Non. ayoo Non kita harus segera pergi." ajak Mardi dengan menenteng tasnya sendiri dan mendorong koper Dinda.

Sedangkan Dinda masih berjalan di belakangnya . pak Mardi segera masuk ke bus lain untuk pulang ke rumahnya . Sedangkan Dinda masih mengikutinya.

Didalam bus Dinda kembali mual. Hatinya menangis. Menangisi nasibnya. papa yang sangat di cintai tega mengusir karena kesalah fahaman. dan Dinda tidak di beri kesempatan untuk menjelaskan.

Marahh...

Marah pada siapa. pada dirinya itu tidak mungkin. pada pria yang sudah menaruh benih di perutnya, tentu.

tapi Dinda tidak tau siapa pria itu. di mana ia tinggal. Hikzzz... Hikzzz.. Dinda kembali menangis dengan menatap luar jendela bus.

"Non.. yang sabar yaa.. menangislah Non mungkin keadaan hati Non akan lebih baik." ucap Pak Mardi dari belakang.

ingin rasanya pak Mardi memberi semangat dengan mengelus punggungnya. tapi pak Mardi hawatir Dinda akan takut.

'Malang sekali nasibmu nak. Kau tak boleh di sia siakan seperti ini. apapun kesalahanmu itu pasti dari ketidak sengajaanmu. ' Batin pak Mardi

"Pak.. rumah bapak masih jauuh yaa? " tanya Dinda.

"Skitar dua jam lagi Non. apa Non merasa mual lagi? " tanyanya

"Tidak pak.. saya hanya ngantuk saja. " jawabnya

"Oohhh.. kalo mau tidur tidur saja nak. bapak akan menjaga. " ucapnya

Dinda hanya tersenyum. lalu kembali menatap luar jendela.

2jam kemudian.

Pak Mardi dan Dinda sudah sampai di kampung halaman pak Mardi.

"Non.. ayok Non.. ini sudah sampai di rumah bapak." ucap pak Mardi dan segera mengajak Dinda untuk turun.

Dinda pun mengikuti pak Mardi turun. pak Mardi menyetop ojek yang biasa mangkal di pinggir jalan.

"Wahh pak Mardi pulang pulang bawa gadis cantik lagi. " ucap seorang pengemudi ojek.

"Iyaa.. ini keponakan saya yang dari kota L. Dia sedang mencari kos untuk melanjutkan kuliahny." jawab Pak Mardi

"Antar kami ke ruang mah ya Rul." ucap pak Mardi

"Ayoo non. naik situ. biar bapak naik ojek yang lain. " titah pak Mardi

Dinda segera mengikuti yang di bilang pak Mardi. merekapun segera naik ojek menuju rumah pak Mardi.

Sampai rumah pak Mardi hanya di tempuh kurang lebih 20 menit.

Mereka telah sampai di depan rumah pak Mardi. dan terlihat istri pak Mardi sedang menyapu di depan rumahnya. istri pak Mardi begitu rapi pakaiannya. gamis warna hijau bunga bunga dengan kerudung Kuning polos.

"Buuu.. " panggil pak Mardi

"Hloo bapak sudah pulang.?" tanya sang istri.

istri pak Mardi mengamati penampilan Dinda wajahnya begitu kusut seperti banyak masalah.

"Pak.. " panggil istrinya

"Ohh ayook nak masuk. ini istri bapak namanya Sumi." ucap pak Mardi

Dinda pun segera mengulurkan tangannya. "Dinda buu.. nama saya Dinda" jawabnya.

"Ohh nak Dinda. ayo masuk. kau kelihatan sangat lelah." ujar bu Sumi

Pak Mardi pun masih membawa koper Dinda masuk kedalam. sedangkan Dinda mengikuti dari belakang.

"Nak Dinda kalo mau mandi. di sini ya nak. habis itu kita makan. dan kita ngobrol ngobrol. " ujar pak Mardi.

Sedangkan sang istri langsung kedapur membuatkan kopi untuk suaminya.

Dinda segera masuk kamar mandi. untuk membersihkan tubuhnya.

"Pak.. siapa gadis itu? kenapa di bawa kesini? " tanya sang istri

"Sepertinya gadis itu di usir Buu. kasian bapak mau meninggalkan di Terminal. dia tidak punya saudara atau bahkan teman di kota ini." jawab sang suami

"Sepertinya dia anak dari orang yang berada ya pak. lihat saja penampilanya bersih dan sangat cantik." ujar Bu Sumi

"Bapak rasa juga begitu Buu.. mungkin dia di usir oleh ibu tirinya atau apalah. seperti di tipi tipi itu loh Buu.." terang pak Mardi

"Iyaa.. nanti kita tanya masalahnya pak. kasian gadis itu. ibu rasa ada yang tidak beres dengan gadis itu" balas sang istri

"Bu Sum.. saya sudah selesei mandi." ucap Dinda yang baru keluar dari kamar mandi

"Ohh iya nak.. sementara kamu nanti tidur sama Ratih yaa.. anak ibu. sekarang Ratih sedang sekolah." jawab Bu Sumi.

Dinda mengangguk dan segera masuk ke kamar Ratih. Dinda segera menyisir rambutnya yang basah.

Setelah itu keluar. dan mendapati kedia orang tua itu tengah duduk menunggu di meja makan.

"Nak Dinda.. sini makan dulu. ibu sudah masak sayur sup bagus untuk menghilangkan rasa lelah." ujar Bu Sumi

Dinda segera duduk dan ikut makan.

"Nak Dinda. boleh ibu tau, nak Dinda ini asalnya dari mana? " tanya Bu Sumi.

Dinda pun menjawab asal kota nya.

dan Bu Sumi pun menanyakan hal lain lagi. kenapa bisa ada di kota ini. dan masih banyak lagi.

Dinda mulai menceritakan kisah hidupnya yang berakhir di kota ini. Dengan sesenggukan Dinda pun menceritakan semuanya.

"Kasian sekali kamu nak. kok tega papa kandungmu mengusirmu. kau kan anak kandungnya? " tanya Bu Sumi. mendengar pertanyaan dari Bu Sumi hati Dinda kembali teriris. sakitt memang ia sangat sakit. kecewa pada papanya. yang lebih mementingkan pemikirannya tanpa ingin tau nasib dan kronologi sang anak bisa seperti itu.

"Maafkan ibu nak. kau boleh tinggal di sini sampai bayi itu lahir. dan kau harus mencari ayah dari bayi ini nak. kasian nanti saat besar jika tidak memiliki sosok seorang bapak." ucap Bu Sumi.

...***...

Di tempat yang beda.

4 bulan sudah Dinda meninggalkan rumah kedua orang tuanya. Dinda tak membawa Handphone. karena waktu itu yang membereskan pakaian bik Ning.

Mutiara masih dalam Keadaanya begitu gelisah memikirkan nasib putrinya yang ntah kini bagaimana.

'Dindaa.. di mana kamu nak. apakah kau masih mual nak. bagaimana keadaanya cucu mama sekarang . apa kalian sudah makan. ' ucap sang mama sembari menatap foto Dinda yang begitu lucu.

"Maa.. sudah mam.. papa janji akan membawa Dinda kembali lagi ke rumah ini. jangan siksa papa sepeti ini maa." ucap sang suami begitu lembut pada istrinya.

Sedang kan sang istri tidak mampu mendengarkan. Setelah pencariannya pada Dinda tidak membuahkan hasil. Mutiara semakin tidak peduli sama suaminya. yang di kepalanya hanya Dinda sang putri tercinta.

"Maa.. sudah selama 4 bulan mama tidak peduli sama papa. papa butuh perhatian mama. papa juga masih membutuhkan mama. jika mama seperti ini. papa bisa tidak tahan." ucapnya lirih

Usia pak Darmawan memang masih sangat muda. kebutuhan se*pun pak Darmawan masih harus di cukupi. jika sang istri seperti ini, bisa bisa pak Darmawan melirik wanita lain.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Risma Farna

Risma Farna

jgn sampai dia ntar berkhianat ma Vita... Salah sendiri ndak dengerin penjelasan sang anak dulu... Wajar klu sang istri kecewa.. tpi disa jga loh abaikan suami...

2023-02-21

0

Delphinia Didong

Delphinia Didong

kok jd nangis baca cerita ini ya ....keren ♥️

2023-01-16

0

Karate Cat 🐈

Karate Cat 🐈

masih sempet²nya mikirin jatah. noh cari anak loe. berasa seorang ayah bukan sih?! 😤

2023-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Kejadian Aneh Malam itu
2 Dendam
3 Bab 3. Pulang Pagi
4 Sikap Dinda berubah
5 Kekecewaan Dinda
6 Hilangnya Semangat Untuk hidup
7 Keanehan Dinda
8 Dinda Ngidam
9 Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10 Keraguan Sang mama
11 Kemarahan Papa
12 Dinda Di Usir
13 Salah Bus
14 Tinggal dengan orang baik.
15 Penyesalan Papa Dinda
16 Kehidupan baru Dinda
17 Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18 Mama Dinda pingsan
19 Identitas Baru
20 Permintaan Mama Alex
21 Syarat dari Mama Alex
22 Mencari keberadaan Dinda
23 Impian Yang ingin di Capai
24 Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25 Di Paksa Tunangan
26 Kabar Baik untuk Bu Panti
27 Pertemuan Alex dengan Arsha
28 Hari Yang Di Tunggu
29 Pergi ke Pesta klien
30 Rasa Nyaman Alex
31 Titik terang
32 Semakin Dekat.
33 Kemarahan Alex
34 Kesenduan Arsha
35 Di Beri waktu Satu Minggu.
36 Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37 Bertemu Lagi
38 Pertemuan yang kebetulan
39 Pertemanan Arsha dan Alex
40 Keterkejutan Dinda
41 Pertemuan dengan Alex
42 Pertemuan yang mengharukan
43 Mengingat Masa Lalu.
44 Berkumpul Kembali
45 Kekecewaan Dinda
46 Merindukan Putri dan ibunya
47 ketegangan Alex dan Darmawan.
48 Melamar Dinda
49 Memancing Emosi
50 Keputusan Alex
51 Masa Lalu Keluarga Dinda
52 Menunggu Telpon
53 Menggemparkan
54 Fitnah Yang Tidak Disangka
55 Rahasia Darmawan
56 Berita Duka
57 Di Paksa untuk Kejam
58 Membuat Mati Kutu Musuh
59 Kepanikan Sarah
60 Emosi Pak Ardi
61 Ratu koma
62 Kesedihan Ardi
63 Penyesalan
64 Hari Baru Semangat baru
65 Hubungan Serius Dua keluarga
66 Ketiduran di mobil Dion
67 Terjebak Di Dalam Lift
68 Pernikahan Dinda dan Alex
69 Kerinduan Neni
70 Kecemburuan Neni
71 Merasa Bersalah.
72 Hamil bersamaan.
73 Musibah
74 Kebaikan Alex
75 Menginap
76 Kecelakaan
77 Kesabaran Neni
78 Di Mandiin
79 Sikap Tegas
80 Pergi Pesta
81 kue untuk mertua
82 Merajuk
83 Happy Ending.
84 PENGUMUMAN
85 EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86 Extra Part
87 Extra part
88 Extra part.
89 pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Kejadian Aneh Malam itu
2
Dendam
3
Bab 3. Pulang Pagi
4
Sikap Dinda berubah
5
Kekecewaan Dinda
6
Hilangnya Semangat Untuk hidup
7
Keanehan Dinda
8
Dinda Ngidam
9
Kekecewaan Reno pada Sahabatnya
10
Keraguan Sang mama
11
Kemarahan Papa
12
Dinda Di Usir
13
Salah Bus
14
Tinggal dengan orang baik.
15
Penyesalan Papa Dinda
16
Kehidupan baru Dinda
17
Kedekatan Alex dan Papa Dinda
18
Mama Dinda pingsan
19
Identitas Baru
20
Permintaan Mama Alex
21
Syarat dari Mama Alex
22
Mencari keberadaan Dinda
23
Impian Yang ingin di Capai
24
Hari Pertama melakukan pekerjaan besar
25
Di Paksa Tunangan
26
Kabar Baik untuk Bu Panti
27
Pertemuan Alex dengan Arsha
28
Hari Yang Di Tunggu
29
Pergi ke Pesta klien
30
Rasa Nyaman Alex
31
Titik terang
32
Semakin Dekat.
33
Kemarahan Alex
34
Kesenduan Arsha
35
Di Beri waktu Satu Minggu.
36
Kedatangan Alex di Kota Boon Lay
37
Bertemu Lagi
38
Pertemuan yang kebetulan
39
Pertemanan Arsha dan Alex
40
Keterkejutan Dinda
41
Pertemuan dengan Alex
42
Pertemuan yang mengharukan
43
Mengingat Masa Lalu.
44
Berkumpul Kembali
45
Kekecewaan Dinda
46
Merindukan Putri dan ibunya
47
ketegangan Alex dan Darmawan.
48
Melamar Dinda
49
Memancing Emosi
50
Keputusan Alex
51
Masa Lalu Keluarga Dinda
52
Menunggu Telpon
53
Menggemparkan
54
Fitnah Yang Tidak Disangka
55
Rahasia Darmawan
56
Berita Duka
57
Di Paksa untuk Kejam
58
Membuat Mati Kutu Musuh
59
Kepanikan Sarah
60
Emosi Pak Ardi
61
Ratu koma
62
Kesedihan Ardi
63
Penyesalan
64
Hari Baru Semangat baru
65
Hubungan Serius Dua keluarga
66
Ketiduran di mobil Dion
67
Terjebak Di Dalam Lift
68
Pernikahan Dinda dan Alex
69
Kerinduan Neni
70
Kecemburuan Neni
71
Merasa Bersalah.
72
Hamil bersamaan.
73
Musibah
74
Kebaikan Alex
75
Menginap
76
Kecelakaan
77
Kesabaran Neni
78
Di Mandiin
79
Sikap Tegas
80
Pergi Pesta
81
kue untuk mertua
82
Merajuk
83
Happy Ending.
84
PENGUMUMAN
85
EXTRA PART pov Sari & Bu Halimah
86
Extra Part
87
Extra part
88
Extra part.
89
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!