Eps.6
"Namaku Rendy Argawinata. aku bekerja di sebuah pabrik plastik sebagai HRD. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku laki laki, dia sudah bekerja di sebuah hotel. Aku tinggal di Tugurejo. Nggak jauh kok dari sini. Kapan kapan kamu main ke rumahku."
"Ehm, iya mas. Kalau ada waktu aku pasti main ke rumahmu."
Rendy tersenyum padaku. Akupun membalas senyumnya. Saat tengah asik menikmati suasana malam, tiba tiba netraku tertuju pada seseorang. Dia sangat tidak asing bagiku.
Dia adalah Rohman. Namun aku sedikit kaget melihat orang yang bersamanya. Seorang wanita dengan badan sedikit berisi, dan rambut coklat. Mereka berdua nampak asik mengobrol dan lumayan akrab.
Siapakah wanita itu. Apakah mungkin dia pacarnya. Atau jangan jangan selama ini dia membohongiku. Aku hanya takut aja jika ada salah faham antara kita. Mungkin saat ini aku harus menjaga jarak dengannya.
"Kita cari makan dulu, yuk! Habis makan aku antar kamu pulang ke kost."
"Iya, mas. Boleh."
"Kamu mau makan apa dan di mana?"
"Aku sih apa aja, mas."
"Uuhhh, idaman."
"Apanya, mas?"
"Oh, enggak ada apa apa."
Aku hanya geleng geleng kepala melihat tingkah lucu Rendy. Rasa nyaman sedikit demi sedikit mulai tumbuh.
Saat kami akan bejalan menuju parkiran, tiba tiba suara seseorang memanggilku. Aku menoleh ke belakang. Ternyata Rohman yang memanggil. Lalu dia berjalan menghampiriku.
"Non, kamu di sini?"
"Iya, mas. Cari angin."
"Kamu sama siapa?"
Dengan cepat Rendy merangkul pundakku. Reflek jantungku berdetak kencang. Tubuhku bergetar hebat dan rasa grogipun tiba tiba muncul.
"Oh, ini kenalin dia temenku." Merekapun berjabat tangan. Dan tatapan mereka sangat sinis. Entah apa yang sedang mereka pikirkan.
"Rendy."
"Rohman."
Wanita yang bersama Rohman tiba tiba menatapku sinis. Dia seakan tidak suka denganku. Entahlah apa salahku. Padahalkan aku tidak ada hubungan apa apa dengan Rohman. Hanya sebatas teman saja. Akupun berpura pura menyapa wanita itu.
"Hai, mbak. Pacarnya mas Rohman, ya?"
"Iya, kamu siapa? Jawabnya judes.
"Kenalin mbak, Lissa. Sahabatnya Rohman. Wajahnya kok mirip, ya. Semoga kalian berjodoh."
Rohman sedikit salah tingkah mendengar ucapanku. Dan Wanita yang ada bersamanya sedikit tersenyum. Aku tertwa kecil dalam hati.
"Ayo, Lis. nanti keburu malam."
Aku sampai lupa jika akan pergi makan sama Rendy. Akupun berpamitan dengan keduanya.
"Ya udah mbak, mas aku permisi dulu ya."
"Iya."
Rendy menggenggam tanganku. Entah apa maksdunya aku tidak mengerti. Namun aku merasakan kehangatan dalam genggaman tangannya.
Sampai di parkiran, Rendy memakaikan helm di kepalaku. Tubuh kami berhadapan dan sangat dekat. Dalam hatiku berkata, genggaman tangannya saja hangat. Apalagi pelukkannya. Aku sedikit tersenyum.
"Kamu kenapa senyum senyum sendiri? Apa ada yang lucu?"
"Eh, enggak kok."
"Kamu ada ada saja, sih. Yuk, naik sini kita jalan. Nanti keburu malem."
"Iya, mas."
Kendaraan melaju dengan pelan. Suasana kota Semarang tampak indah sekali ketika malam. Semilirnya angin malam membuat aku larut dalam lamunan. Hingga tak terasa tanganku memeluk tubuh Rendy.
Rendypun menggenggam jemariku. Hangatnya tangan Rendy membuaku sadar. Sehingga aku reflek melepaskan pelukan.
"Maaf, mas. Aku nggak sengaja."
"Kenapa kamu lepas? Aku merasa nyaman, kok."
Rendy menarik tanganku untuk kembali memeluknya. Aku hanya bisa pasrah, karena aku sendiri juga sudah merasa nyaman.
Tak berselang lama akhirnya kami tiba di sebuah resto mewah. Banyak sekali menu yang mungkin harganya juga lumayan kalau menurutku.
Aku dan Rendy naik menuju lantai atas. Agar bisa menikmati indahnya suasana malam.
"Kamu mau pesan apa, Lis?"
"Apa aja, mas?"
"Yakin kamu apa aja mau? Biasanya kalau cewek ditawari makan apa pasti jawabnya terserah. Nanti giliran dibeliin ini itu malah marah katanya nggak doyan."
Aku tertawa sambil memukulnya. Omongan dia seakan adalah sindiran untuk wanita.
"Kamu kenapa ketawa, ih. Apanya yang lucu."
"Pasti pengalaman sama pacar kamu dulu, ya."
Jawabku menggodanya.
"Ya kan cewek rata rata seperti itu."
"Ehm, iya juga sih. Tapi aku enggak. Aku apa adanya kok. Kamu ajak aku makan di angkringan atau lesehan pinggir jalanpun aku mau. Aku bukan tipe cewek yang suka pilih pilih. Kecuali kalau lagi pengen. Itu udah beda cerita."
Rendy tersenyum mendengar ucapanku. Akupun membalas senyumnya. Dia tampak seperti laki laki sederhana, dan gaya bahasanya sangat ramah.
"Aku menyukaimu."
Sontak aku terkejut mendengar ucaoan Rendy.
"Kamu ngomong apa, mas? Aku nggak denger."
"Lupakan saja. Oh iya, kamu udah kenal lama sama Rohman?
"Belum sih, aku kenal dia di Resto tempatku kerja. Tapi ternyata selama ini dia mengagumiku di sosmed. Kita sudah berteman lama di dunia maya. Dan ketemu dia baru baru ini."
"Oh, kirain kamu kenal akrab. Soalnya tadi kamu bilang dia sahabatmu."
"Aku bilang gitu biar nggak ada salah faham aja. Soalnya tadi ceweknya ngeliatin aku sinis banget. Ya udah aku bilang gitu aja."
"Oh, gitu. Kamu pinter akting juga ya ternyata.
"Ah, biasa aja."
"Oh iya, sampai lupa. Kita makan steak aja ya. Kebetulan aku lagi pengen."
"Terserah kamu aja, mas."
Rendy memanggil seorang pelayan. Dia memesan dua steak ayam dan dua milktea. Sambil menunggu pesanan datang, aku membuka aplikasi whatsap. Sebuah pesan masuk dari Rohman.Ku buka esan tersebut lalu membacanya.
"Non, apa yang tadi itu pacar kamu?
Tak ku balas pesan darinya. Aku lebih fokus sama Rendy. Karena saat ini aku sedang bersamanya.
"Akun sosmed kamu apa, Lis?"
"Icha."
Setelah bertanya, Rendy sibuk dengan ponselnya. Dia tampak serius sekali. Entah apa yang dia cari.
"Apakah ini akunmu?" Sambil memperlihatkan sebuah akun sosmed padaku.
"Iya, ini aku."
"Dikonfirmasi, ya. Sudah aku add."
"Iya sebentar."
Aku segera membuka aplikasi fb. Lalu aku konfirmasi pertemanan dari Rendy. Rendy Argawinata adalah namanya. Sangat bagus sekali namanya, seperti orangnya.
Sesaat setelah aku konfirmasi, sebuah unggahan menandai diriku. Sebuah Fotoku yang sedang bermain ponsel dengan caption "with my baby."
Aku sangat amat terkejut. Apa maksud dari caption tersebut. Aku memilih tidak menghiraukannya. Aku hanya takut menjadi GR hanya karena caption tersebut.
Tak berselang lama makanan yang kami pesan akhirnya datang. Kamipun segera menikmatinya.
"Gimana, Lis. Enak nggak makanannya?"
"Enak kok."
"Kamu suka?"
"Iamya, aku suka."
"Sama aku juga suka kamu."
"Udahlah, nggak usah godain aku terus. Makan dulu."
"Kamu tuh nggak pernah peka."
"Ngomong apa, mas?"
"Enggak. Kamu udah kenal Rohman itu siapa?"
"Belum sih, kemarin sempat ajak aku ke rumahnya. Tapi aku nolak. Dan katanya sih, dia duda. Udah cerai dua tahun yang lalu."
"Oh, duda ternyata."
"Emang kenapa, mas. Kok kayaknya kamu nggak suka sama dia?"
"Nggak ada apa apa, kok."
"Ya udah, mas. Lanjut makan aja, ngobrol terus nanti keburu malem. Aku sift pagi besok."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Maya Sari
jgn2 Rendy tau siapa Rohman nih 🤔
2022-09-02
1