Eps. 2
Hari ini tepat hari Sabtu. Karena aku sift pagi, dan tidak ada lembur, aku pulang awal. Hari yang cukup melelahkan.
Ku pulang dengan dibonceng temanku, Rere. Karena arah pulang kami memang satu arah. Hampir setiap hari aku nebeng dia. Kami memang cukup dekat. Awal perkenalan kami juga melalui akun sosial media. Dia menawarkan pekerjaan sebagai waiters di resto tempatku bekerja. Dan alhamdulillah aku diterima.
Kendaraan Rere berhenti tepat di depan kostku. Aku menyuruhnya untuk mampir, namun Rere menolaknya. Katanya dia buru buru dan ada kepentingan.
Kamipun berpisah di depan kost. Tak lupa ku ucapkan terimakasih atas tumpangannya.
Kurebahkan tubuhku di kasur. Kupejamkan mata sejenak untuk melepaskan lelah. Baru sekejap ku memejamkan mata, ada panggilan masuk. Dengan rasa malas aku usap layar ponsel. Ternyata Rendy, orang yang aku tabrak ketika di pusat perbelanjaan kemarin. kutekan tombol reiject dan kuletakkan ponselku di meja.
Tak berselang lama, panggilan dengan nama yang samapun masuk. Sedikit rasa penasaran, aku angkat panggilan itu.
[Assallamualaikum.]
[Waalaikumsalam.]
[Kamu lagi sibuk, ya?]
[Enggak sibuk sih, tapi hanya saja aku capek mau istirahat. Aku baru saja pulang kerja.]
[Oh, maaf aku mengganggu istirahat kamu.]
[Nggak apa apa, mas. Ngomong ngomong ada perlu apa, mas?]
[Nggak,sih. Hanya mau ngobrol saja. Ya udah mungkin bukan waktu yang tepat. Kamu istirahat saja. Assalamualaikum.]
[Waalaikumsalam]
Kututup panggilan dari Rendy. Lalu aku kembali merebahkan diri dan memejamkan mata. Dan akhirnya aku tertidur dengan nyenyak.
**********
Aku terbangun dari tidurku. Ku perhatikan kaca jendela, ternyata hari sudah gelap. Ku ambil ponselku, dan ku geser layarnya. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Segera ku bangkit lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu aku bergegas melaksanakan sholat magrib.
Usai sholat, aku berniat untuk keluar mencari makan. Tiba tiba ponselku berbunyi. Kuperhatikan nama di layar ponsel. Ternyata Rohman yang menelponku.
[Assalamualaikum.]
[Waalaikumsalam.]
[Iya, mas. Ada apa?
[Non, apa kamu sedang sibuk?]
[Sebenarnya nggak sibuk,sih. Hanya saja aku mau cari makan.]
[Kebetulan kalau gitu. Kita makan bareng, yuk.]
[Ehmm, apa nggak ngerepotin kamu mas?]
[Nggak kok. Kebetulan aku mau ketemu kamu.]
[Ya udah, terserah kamu aja.]
[Tunggu sebentar, aku jemput kamu.]
[Iya.]
Aku berjalan ke depan untuk menunggu kedatangan Rohman. Selang lima belas menit Rohman tiba. Dia turun dari motor dan bergegas menghampiriku.
Senyum yang indah membuat jantung ini berdetak kencang. Entah perasaan apa yang ada pada diriku. Setiap kali bertemu dengannya, jantung ini berdebar lebih kencang.
[Kamu mau makan apa, non?]
[Apa aja.]
[Ya udah, ayo.]
Tanpa basa basi, Rohman memakaikan ku sebuah helm. Dan akhirnya kamipun berboncengan untuk makan malam.
Tak berselang lama, kami sampai di sebuah cafe. Tempatnya cukup bagus, dan cukup ramai. Kami duduk sambil memilih milih menu.
Sebenarnya aku tak begitu suka makan di kafe. Tapi karena Rohman memilih tempat ini, aku ngikut aja. Tidak enak hati jika harus menolak.
Seorang pelayan menghampiri kami. Akupun hanya memesan sepotong roti bakar dan jus alpukat. Begitu juga dengan Rohman, dia juga memesan makanyang sama denganku.
Sembil menunggu pesanan datang, aku menyibukkan diri dengan bermain ponsel. karena aku tidak sanggup jika harus bertatap muka dengan Rohman.
Ku buka aplikasi whatsap. Ternyata ada beberapa pesan yang masuk. Salah satunya dari Rendy.
[Malam, Lissa.]
[Malam.]
[Kamu lagi apa?]
[Aku sedang di luar makan malam.]
[Oh. Sama siapa?]
[Sama temanku.]
[Baiklah, nanti kalau sudah selesai kabari aku.]
[Iya.]
Karena tidak enak hati, aku berusaha membuka obrolan dengan Rohman. Agar suasana juga tidak terasa canggung. Aku memberanikan diri untuk bertanya tanya tentang dirinya. Karena memang aku sedikit penasaran dengannya.
"Mas, maaf jika aku lancang bertanya soal kamu."
"Tanya saja, tidak perlu sungkan. Kalau aku mau jawab pasti aku jawab."
"Apa kamu itu benar benar seorang duda, mas? Maaf maksud aku, diusia kamu yang masih tergolong masih muda kamu sudah bergelar duda. Mohon maaf kalau aku tidak sopan."
Aku menundukkan kepala karena aku merasa malu. Tidak semestinya aku bertanya soal itu. Aku takut jika Rohman marah dengan pertanyaanku. Namun ternyata dugaanku salah. Justru Rohman malah tersenyum memandangku. Akupun semakin gugup. Jantungku berdetak tak beraturan.
"Baiklah, mungkin memang aku harus bercerita denganmu tentang aku yang sebenarnya. Ya, aku memang seorang duda. Pernikahanku hanya bertahan selama satu tahun. Karena aku tidak tahan dengan sifat mantan istriku yang sangat keras kepala, kasar, dan susah diatur. Mungkin berpisah itu jalan yang terbaik. Lalu apa kamu keberatan dengan statusku sebagai seorang duda, non."
"Maaf bukan begitu maksud aku, hanya saja aku takut ada salah faham jika ternyata kamu ada istri, pacar, atau mungkin tunangan."
"Kamu tenang saja, non. Semua aman, karena aku masih sendiri sampai sekarang."
"Baiklah, mas."
"Oh, iya. Bagaimana untuk besok? Apa kamu jadi pulang kampung?!
"Belum tahu,mas."
"Jika kamu tidak jadi pulang kampung, apa kamu bersedia nemenin aku ke acara nikahan temanku?"
"Lusa aku kabari, mas."
"Baik, aku tunggu kabar baikmu."
Makanan yang kami pesanpun datang. Kami segera menikmatinya. Sebenarnya masih ada lagi hal perlu aku tanyakan. Namun aku urungkan karena waktu kurang tepat.
Selesai makan malam, Rohman mengajakku ke sebuah toko pakaian. Sepertinya dia sudah sangat akrab dengan penjaga tokonya. Rohman dan karyawati tersebut berbincang bincang sesekali tertawa. Aku tidak terlalu memperdulikannya. Karena itu bukan urusanku.
Akupun kembali menyibukkan diri dengan ponselku. Ku buka aplikasi sosial mediaku. Ada beberapa pemberitahuan. Karena penasaran, ku buka satu persatu.
Aku dikejutkan dengan akun Nurohman yang menandai akun sosial mediaku. Sebuah postingan dengan fotoku yang sedang bermain ponsel di cafe tadi dengan caption "Tuhan, jika dia jodohku dekatkanlah. Tapi jika dia bukan jodohku, maka jangan beri dia jodoh selain aku."
Dalam hatiku masih bertanya tanya. Apa maksud dan tujuan caption tersebut. Apa mungkin ini hanya candaan Rohman saja.
Namun di kolom komentar sudah banyak sekali yang berkomentar. Mungkin itu adalah teman teman Rohman.
"Wah, cantiknya."
"Ditunggu undangannya."
"Semoga langgeng, ya."
Dan masih banyak lagi komentar komentar lainnya. Tak ku hiraukan lagi postingan tadi. Segera ku tutup aplikasinya.
Tak berselang lama, karyawati yang berbincang dengan Rohman menghampiriku. Dengan senyum yang ramah dia mengajakku ke ruang ganti. Aku sedikit bingung, namun aku tetap mengikutinya.
Mita, ya nama karyawati tersebut adalah Mita. Karena terdapat nama di bajunya. Mita menyuruhku untuk mencoba sebuah baju batik yang dia bawa. Akupun mengiyakannya.Segera aku masuk ke ruang ganti, dan mencobanya.
Dalam hatiku, bagus juga. Sangat nyaman dipakai. Dan warnanyapun juga sangat netral dan kalem.
Aku keluar dari ruang ganti. Rohman menghampiriku dan tersenyum. Dia menganggukkan kepala kepada Mita. Seolah dia memberikan isyarat padanya.
"Gimana mbak, apakah bagus bajunya?
"Bagus banget mbak, serasi banget kalian berdua pakai cople ini."
Aku kembali ke ruang ganti untuk melepas baju yang aku pakai. Lalu aku memberikannya pada Mita. Lalu Rohman membayar dua buah baju yang bisa dibilang couple di kasir.
Satu buah kantung berisi Baju yang aku coba tadi diberikan kepadaku. Aku masih belum mengerti maksudnya.
"Lho, ini buat apa mas?"
"Buat kamu. Besok misal kamu bisa temenin aku ke acara nikahan temanku, kamu pakai ini ya. Biaar kita bisa samaan."
Aku hanya menganggukkan kepala. Karena malam juga sudah semakin larut, Rohman mengantarku pulang menuju kost.
"Terimakasih ya, mas. Kamu udah beliin aku baju dan udah ajak aku makan."
"Sama sama, non. Harusnya aku yang makasih. Kamu udah menyempatkan diri buat ketemu aku"
"Iya, mas. Kalau begitu aku duluan ya. Nggak enak nanti kalau ada yang lihat."
"Iya, aku juga permisi."
Rohman berpamitan pulang. Tak lupa dia juga tersenyum padaku. Senyum manis yang membuat aku selalu terbayang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Maya Sari
Rohman panggil lisa non jd ingat mantan pacar ku yg sekarang jd suami dari pacaran ampai skrg panggilan k aku non 🤭 jd curhat Thor 😆
2022-09-02
3