Bab 19

"Dasar wanita aneh, segitunya banget mencari uang!" gumam Niko yang cukup geli melihat tingkah Vania yang menari-nari imut dengan kostum beruangnya.

Meski terlihat aneh, tingkah itu masih saja diperhatikan oleh Niko yang sudah tidak berpikir panjang lagi harus meninggalkan semua aktivitas kantornya demi melihat penampilan kerja Vania yang sudah berhari-hari, tidak mendapatkan kabar tentang wanita itu.

*

Acara ulang tahun masih berlangsung dengan meriah. Tidak ingin kedoknya terbuka. Niko pulang lebih dulu dan kembali lagi ke kantor.

"Bagas, saya pulang dulu yah!"

"Apa Bapak perlu membawa bekal makanan untuk di kantor?"

"Tidak usah, saya sudah cukup kenyang! Terima kasih jamuan nya, sungguh enak👍"

"Hehehehe, sekali lagi Bagas terima kasih banyak atas kehadiran Bapak, saya merasa ter hormat🥺!"

"Sama-sama!" tepuk kecil Niko pada bahu Bagas, lalu bergegas masuk ke dalam mobilnya.

**

"Sampai berapa lama ia akan bekerja seperti itu!" gumam Niko terus melaju dengan mobilnya.

**

Hari terus berlalu, semerbak bunga dan indahnya pekarangan rumah Niko tidak ada yang berubah. Aktivitas Niko juga tidak pernah berubah, perjalanan dari rumah ke kantor atau dari kantor ke rumah, hanya bersama dengan urusan pekerjaan, sesekali ia terlihat nongkrong bersama teman, berolahraga dan bermain lainnya.

Namun semua aktivitas itu tidak bisa menghapus jejak tentang Vania. Muncul sebuah perasaan yang membuat Niko selalu saja bosan meskipun sudah melakukan segala aktivitasnya yang biasanya ia tidak pernah bosan sedikitpun. Tidur tidak nyenyak, makan kurang lahap, mandi tidak bersih, nonton main game, saat melakukan apa saja, semua teras junuh. Tidak ada yang seru dalam hidup Niko dan yang lebih parahnya lagi hal berbicara dengan foto Isabella juga mampu membuat ia bosan. Sebuah perasaan yang tidak bisa dikendalikan oleh pria itu.

Bahkan Niko sempat cuti selama tiga hari membawa keluarganya untuk berlibur ke luar negeri, mencari suasana yang baru, walaupun ia bisa menikmatinya, tetapi hal itu hanya sesaat saja, setelahnya ia beraktivitas lagi dan semua kembali terasa membosankan.

Diam-diam Niko juga berusaha melawan dirinya untuk membuang jauh tentang Vania, mendekati wanita-wanita rekan bisnisnya, namun hal itu justru membuat ia semakin tidak nyaman, karena tingkah mereka terlalu merepotkan Niko yang begitu norak saat melihat pakaian, tas serta perhiasan mahal. Niko tidak menyukai tipe wanita seperti itu.

"Astaga ada apa dengan diriku? Aku punya segalanya, aku punya uang, rumah mewah, showroom mobil, perusahaan, villa, pulau, jet pribadi juga bakal menyusul nantinya, aku juga punya keluarga, lalu apa yang terjadi dengan diriku?" NIko bertanya-tanya hampir setiap malam dan hal itu membuat ia sangat stres.

"Mengapa aku begitu lelah, meskipun semua orang melihat aku ini senang, tapi jiwaku kosong, merasa terpuruk, bahkan sulit untuk bangkit. Apakah benar aku sudah gila? Aku begitu setia dengan Isabella yang sudah lama mati dan aku capek!"

kata-kata galau Niko di balkon teras kamarnya memandangi arah kolam renang.

Tampilan kolam renang yang membuat ia teringat dengan kenangan bersama perempuan bernama Vania yang sempat mengisi kesepian jiwanya sebagai seorang Duda.

"Sudah hampir dua Minggu, aku tidak mendengar kabarnya? Apa dia masih bekerja menjadi seorang badut?"

"Bagaimana jika aku bayar dia untuk datang menghiburku?"

"Ouh tidak-tidak, aku tidak ingin mengusik kehidupan Romi lagi!" batin Niko di malam panjangnya, duduk santai di area balkon sambil menatap gelapnya malam tanpa bintang dan bulan.

Hingga Kembali pagi, kembali beraktivitas lagi.

**

Suatu sore, Niko iseng mampir di salah satu klinik kesehatan temannya bernama Benny. Ia ingin sekali bercerita tentang kegelisahan yang ia rasakan, sudah tidak tahan memendamnya sendiri, butuh solusinya dan arahan dari orang lain.

**

Klinik Kesehatan Benny.

"Tumben lu datang ke klinik, rencananya besok aku akan ke PT Oscar 99!" ucap Benny seorang Dokter pribadi Niko yang setiap bulannya memeriksa kesehatan pria itu.

"Aaarggg!" tarikan nafas Niko yang berat, ia hanya terbaring di sofa.

Niko masih terlihat memejamkan mata dengan pikiran yang sangat lelah.

Benny hanya membiarkannya dan tidak ingin mengganggu.

"Cerita tidak yah sama Benny?" batin Niko yang sedang galau. Namun akhirnya ia bangkit berjalan, duduk di hadapan Benny yang tengah bekerja di meja Dokternya.

Kemudian Niko melakukan cek pemeriksaan bulanan.

"Kamu lagi santai kan, bisa keluar sebentar minta waktunya?" pinta Niko.

"Galau banget lu? Ada masalah?" tanya balik Benny melihat raut wajah Niko.

"Yah, begitu lah!"

**

Akhirnya sore menjelang malam, Niko dan Benny pergi ke lokasi tongkrongan asyik, makan malam lanjut ngopi bareng.

Setelah keduanya ngobrol masalah pekerjaan, bisnis, kesehatan, Hobi, serta lainnya. Niko pun memberanikan diri untuk menceritakan apa yang sedang ia rasakan.

"Dari sekian banyak teman, Aku masih percaya sama kamu Ben? semoga kepercayaan, pertemanan kita bisa selalu seperti ini."

"Amin!"

"Kamu masih ingat dengan wanita yang pernah ada di rumah ku?"

"Yang tubuhnya penuh luka itu!" tebak Benny.

"Iyah!"

"Masih lah!"

"Sory yah Ben, kemarin aku tidak mau cerita karena memang, belum saatnya aku bisa jelaskan!"

"Okey!"

"Enggak tau kenapa, sejak bertemu dengan perempuan itu, perasaan dan tingkah laku ku berubah aneh?"

"Aneh??? maksudnya?" tanya Beny mulai serius menanggapi curhatan temannya itu.

"Gimana yah? Aku tuh bingung jelasinnya. Intinya sejak bertemu dengan dia, Aku merasa hidup itu lebih seru, tapi setelah dia pergi semua aktivitas yang biasanya aku lakukan senang senang saja, justru semuanya terasa membosankan. kamu tau kan! Aktivitas ku, bicara dengan Isabella adalah hal yang tidak mungkin membuat aku bosan, tapi sejak bertemu dengan perempuan itu, aku merasa hal itu tidak asyik lagi dan yang lebih parahnya, terkadang aku bisa bertingkah konyol hanya ingin bertemu dengan dia dan rela meninggalkan semua pekerjaan ku padahal aku saat itu sedang sibuk, bahkan benar-benar sibuk. Untung aku punya team yang hebat di kantor sehingga semua pekerjaan bisa selesai."

"Benny hanya tersenyum-senyum memperhatikan semangat berapi-api Niko dalam menceritakan kepanikan tentang dirinya terhadap perempuan!"

"Gimana menurut lu Ben, apa aku perlu konsultasi dengan psikiater?"

Benny yang tidak mampu menahan rasa lucu dengan cerita polos Niko akhirnya tertawa lepas dan terbahak-bahak.

"Hahahaha Hahahaha hahahaha 🤣🤣🤣🤣Ahahahahaha!"

Histeris tawa Benny sampai memukul-mukul meja, cekikikan sendiri, jika saat itu ia sedang berada di kasur, mungkin Benny sudah pasti guling-guling ngakak, salto maju mundur🤸

"Kok! lu malah tertawa sih! aku ini serius!" hentak Niko wajahnya mulai marah.

"Ok...Ok...Hadeh🤤...!" tarik nafas lelah Benny yang tertawa, ia pun menyerup kopi hangat di depannya.

"Nik, boleh enggak aku teriak!"

"Teriak apa?"

"Aku pengen teriak kepada semua penghuni langit dan bumi kalau lu itu sedang Jatuh cinta. Yes.. Mr Cool Falling In Love!"

"Uahahahaha!" Niko justru malah balik tertawa mendengar jawaban Benny membuat dr muda itu balik terheran-heran.

"Gilak lu, itu enggak mungkin lah!" tangkis Niko dengan raut keras kepalanya.

Terpopuler

Comments

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

ſᑎ🎐ᵇᵃˢᵉ

Yesss...MR Cool Falling In Love 😂😂😂😂😋😋😋

2022-04-03

2

EK💜☪️

EK💜☪️

emang lah ciriciri org lg mabok kepayang ooh vania..mr.cool sdh meleleh

2022-03-31

0

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

⸙ᵍᵏ 𝓓𝓲𝓲 𝓮𝓲𝓶𝓾𝓽

buka lah hati mu.. buka lah sedikit perasaan mu wahai mr. cool

2022-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!