Niko Oscar terbayang sejenak tentang kenangannya bersama Isabella.
"Aku mencintaimu Mas, kau bisa setia untukku kan?" Isabella langsung memeluk erat hangat tubuh Niko saat itu.
"Tidak perlu aku menjawabnya, kau lihat saja nanti!" jawab Niko mengelus lembut rambut Isabella.
"Pelukan Isabella, mengapa bisa sama hangatnya dengan pelukan perempuan itu, bahkan lebih terasa sangat hangat," gumam Niko sambil menikmati jatuhan air yang membasahi seluruh tubuhnya.
Setelah mandi, Niko bergegas turun dan mencium aroma masakan telur dadar.
"Hem!" Niko sempat mengendus.
"Harum sekali!" batinnya.
"Mengapa ia bisa tau jika aku, suka telur dadar!"
Setelah sampai di dapur, langkahnya terhenti lalu menyoroti fokus penampilan Vania mulai kaki sampai ujung kepala dari belakang wanita itu.
"Pakaiannya Pas!"
Lalu melihat hidangan sarapan sehat dan enak lainnya di atas meja.
"Lumayan pandai memasak!" gumamnya lagi.
"Silahkan sarapan Mas!" kata Vania menghidangkan jus segar di atas meja. Lalu ia melangkah pergi.
"Ehm...kamu tidak sarapan?"
"Saya bisa kapan saja!"
"Segera sarapan, sakit lambung itu tidak nyaman, lagian kamu harus minum obat kan!" ucap Niko tiba-tiba berubah perhatian.
"Baiklah?" Angguk Vania.
Keduanya lalu sarapan dalam satu meja, suasana cukup hening dan tenang. Niko dan Vania fokus menunduk pada hidangan masing-masing.
Sesekali dua bola mata Niko menatap ke atas mencuri-curi pandang dengan cepat ke arah wajah Vania yang tak kalah cantik dengan Isabella serta jauh lebih muda.
Isabella dan Niko Oscar menikah dalam usia yang sama.
Namun Vania tidak berani menatap Niko, ia terlihat sedikit terburu-buru menghabiskan sarapannya.
Suasana senyap serta ketegangan menyelimuti ruang makan pagi itu.
"Sampai detik ini aku tidak melihat kekurangan yang terlalu berlebihan dari Vania, sepertinya ia perempuan baik-baik. Apakah aku salah telah menyembunyikan istri pria lain di rumahku. Bukankah ini artinya aku sudah ikut campur dengan urusan rumah tangga orang lain. Huuuuft! Dasar Luna, anak itu sudah menjebak ku. Ini lebih sulit dari beberapa proyek yang sedang berjalan!" Batin Niko, tiba-tiba lemparan sepotong daging beef melayang keras mengenai hidungnya.
"Eh, Maaf...Maaf...Mas, maafkan saya, ti...tidak sengaja," Aksi cepat Vania mengambil tisu di meja, lalu sigap membersihkan hidung Niko. Pria itu terlihat diam saja dalam duduk yang mematung hanya bersikap dingin, juga tidak terlihat marah.
Keduanya sempat berpandangan kaku dan Vania tampak tegang, merasa sangat bersalah.
Dua bola mata mereka sempat berpandangan tajam.
Seketika itu pula Niko bangkit, Vania berpikir ia akan marah besar, sampai membuang kecil wajahnya. Tapi justru mengambil sepiring beef itu, lalu berjalan menuju dapur, mengambil panggangan listrik dan kembali mematangkannya.
"Maaf, saya kurang pandai memasak bahan daging!" kata Vania dalam wajah memelas.
"Apa kau hanya pandai memasak telur saja?"
"Yang lain juga bisa, selain daging-daging an!"
Niko terlihat diam dengan gayanya yang cuek.
"Dia tidak marah," batin Vania masih merasa cemas dengan terus melihat aksi Niko di depan panggangan.
"Mas, sepertinya mahir memanggang yah!" senyum manis Vania mencairkan suasana.
Niko menoleh ke arah Vania, lalu memperhatikan senyum Vania dengan wajah tanpa ekspresi.
"Tidak, aku tidak bisa memasak, hanya saja tehnik ini pernah aku lihat disebuah demo memanggang jenis ikan dan daging!"
"Ouh begitu!"
Vania yang begitu serius memperhatikan cara Niko memanggang beef membuat pria itu sedikit grogi. Setelah matang, Niko meletakkannya kembali di piring lalu memotongnya sedikit.
"Ayo coba?" Niko menyuap Vania dalam aura dingin membeku.
Vania sangat terkejut dengan tingkah Niko yang tiba-tiba saja baik kepadanya, sampai dua bola mata wanita itu terlihat sedikit membesar, sulit dipercaya, sikap si Mr cool bisa berubah seketika. Vania merasa tidak enak, ia pun mengambil sendok garpu dari tangan Niko lalu menyuap sendiri.
"Enak, apa sudah empuk?"
"Hehehehe (tawa cengengesan Vania memecah ketegangan) Mas Niko pintar sekali!" puji Vania tersenyum manis sambil mengacungkan jempolnya.
"Sudah empuk?" tanya Niko sekali lagi.
"Hehehe Iyah, sangat empuk seperti kasur?" jawab Vania.
Pria itu sama sekali tidak tersenyum, namun sorotan matanya terlihat tajam memandangi senyum manis Vania. Perempuan itu kembali menutup senyumnya dan ikut tegang dengan dinginnya sikap Niko.
"Makanlah, aku sudah telat!" kata Niko bergegas memakai jas kantornya.
Vania hanya berdiri kaku, memperhatikan sosok Niko sampai berkata dalam hati kecilnya;
"Di dunia ini ternyata ada pria yang kaya, tampan, bahkan yang membuat aku tidak habis pikir, ia begitu setia kepada istrinya yang sudah lama meninggal, apakah dia benar-benar seorang manusia atau datang dari bangsa jin?"
Menyadari tatapan Vania, Niko langsung melihat ke arah Vania.
"Ada apa?"
"Ah, tidak ada apa-apa!" wanita itu buru-buru merapikan alat panggangan.
Saat di depan pintu keluar, Niko baru sadar jika ia berjalan belum memakai sepatu.
"Astaga!" Batin Niko menepuk kecil jidatnya lalu berbalik cepat, bergegas ingin mengambil kembali sepatu yang sudah ia taruh di depan sofa.
Betapa terkejutnya Niko ketika berbalik, Vania sudah berdiri di belakangnya dengan menenteng sepatu miliknya.
"Ini sepatunya Mas!" kata Vania dengan nada lemah lembut.
"Ouh, Terima kasih!" Jawab cepat Niko dalam nada yang sedikit grogi serta jantung yang mulai bergetar, ia berjalan menjauh dari Vania lalu memakai sepatu kerjanya.
"Ada apa denganku! Mengapa aku jadi salah tingkah begini!" Gumam Niko yang sempat mengusap keringat kecil di dahinya lalu akhirnya berangkat menuju kantor.
***
Seharian bekerja, seharian juga terlihat sibuk di meja kerjanya, Niko yang jarang bicara dengan para stafnya lebih banyak mencari-cari ide di dalam ruangannya. Sesekali ia masih teringat dengan pelukan Vania.
Lagi-lagi Niko adalah sosok atasan yang hampir setiap hari menjadi bahan pembicaraan para stafnya di kantor itu. Aura sang Bos yang dingin membuat banyak para staf wanita yang diam-diam mengagumi pria itu, namun tidak berani menyatakan perasaan mereka.
*
Vania yang juga terlihat sibuk dengan ponselnya, mencari cara bagaimana rencana hidupnya selanjutnya.
"Dimana Luna mengapa ia tidak datang!"
"Aku bingung sekali!"
"Bagaimana selanjutnya hidupku!"
"Waktuku tinggal 3 hari berada di rumah ini, aku harus pandai-pandai mengambil hati si Mr Cool."
Vania mulai gelisah dengan nasib hidupnya.
"Ingin sekali meminta bantuan Luna, tapi aku sudah terlalu banyak merepotkan dirinya."
*
Entah mengapa, Selama Vania berada di rumah Niko, pria itu ingin pulang lebih awal. Ia merasa rumahnya seperti hidup kembali.
"Terlihat Bagas yang siap-siap memasuki ruang Niko, sang sekretaris itu juga tampak sudah membawa persiapan lembur seperti cemilan dan kopi!"
"Pak! Sampai pukul berapa kita lembur malam ini!" tanya Bagas yang tidak curiga dengan Niko yang sudah bersiap-siap ingin pulang.
"Kita kerja dari rumah saja, Saya ingin pulang lebih awal?"
"Uhuk-Uhuk-Uhuk"
Bagas yang sedang makan cemilan langsung tersedak batuk saat mendengar si atasan ingin pulang lebih awal.
"Pulang ke rumah Pak?"
"Hem!"
"Ada Acara Pak?"
"Tidak ada!"
Rasa penasaran Bagas melihat wajah Niko dari dekat.
"Bapak kurang sehat!"
"Memangnya kenapa kalau pulang cepat?"
"Hehehehe! Tidak masalah Pak👍!"
Begitu Niko keluar, Bagas langsung berjoget dengan riang.
"Iyeeeee🕺🕺"
"Tapi mengapa dia bisa pulang cepat jika sehat-sehat saja? Hem, tidak biasanya, bukankah ia sangat mencintai pekerjaannya?" batin Bagas bertanya-tanya.
***
Mendengar mobil Niko di garasi. Vania bersiap-siap menunggu pintu terbuka.
Saat pintu terbuka Vania langsung datang menghampiri Niko.
"Mas saya sudah memasak makan malam!" kata Vania polos sambil tersenyum manis, menyambut kedatangan Niko, wanita itu sudah berganti pakaian yang baru, tampilannya sangat cantik dan tidak membosankan. Pakaian Isabella begitu serasi untuk Vania.
"Ouh! Terima kasih!" kata Niko berjalan cuek menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Tyaga
astagaa ngakak..🤣🤣🤣
itu daging bandel amat yaa loncat2 🤣🤣
2022-05-12
2
R⃟Yanty AFC
sekarang cuek tau deh nantinyaa
2022-05-05
1
EK💜☪️
calon bakal suami ..pulang ontime
2022-03-31
0