Bab 8

Benny dan asistennya (suster) mulai memeriksa kondisi Vania, kemudian memberikan obat dan suntikan.

"Tolong bersihkan luka-lukanya!" perintah Benny memberikan cairan anti radang kepada asistennya itu.

"Baik dok!"

"Nik, dimana pakaian gantinya, bajunya harus segera diganti karena baunya sudah amis dan kotor!"

Niko mulai berpikir sejenak.

"Benar juga! Tapi dia kan tidak membawa pakaian ganti ke rumah ini, bagaimana yah? Apa aku harus mengambil pakaian Isabella?" gumam Niko masih berpikir.

"Oi, malah bengong, dimana baju gantinya!" desak Benny.

"Sebentar!"

Tidak ada pilihan lagi, akhirnya Niko berlari ke kamarnya lalu membuka lemari pakaian Alm istrinya yang sudah lama tersimpan, Niko sempat terbengong sejenak memandangi semua pakaian Isabella yang masih tersusun rapih, sangat bagus dan terawat.

Kemudian mengambil beberapa potong pakaian rumahan. Ia kembali lagi ke dalam kamar Vania dan memberikannya kepada asisten Benny.

Benny memperhatikan pakaian yang diberikan oleh temannya itu.

"Itu baju Isabella!"

"Em!"

"Yakin???"

"Mau gimana lagi!"

Keduanya keluar dan duduk santai di sofa ruang tamu. Dua pria itu terlihat sama-sama menikmati rokoknya.

"Selain Isabella, untuk pertama kalinya kamu terlihat panik dengan kondisi seorang wanita, Apa dia kekasih mu yang baru dan mengapa banyak luka di tubuhnya"

"Huuuft!" Niko tampak menghembuskan sebatang rokoknya dengan asyik.

"Bukan!" Jawabnya santai.

"Terus siapa dong??"

"Keponakan!"

"Keponakan?" dahi Benny tampak berkerut.

"Neneknya masih satu sepupu an dengan keponakan abang suami dari buyut ku!"

Benny terlihat berpikir keras saat mendengar silsilah hubungan si wanita kepada sahabatnya itu. Sampai pada akhirnya Benny tertawa lepas😄😅

"Intinya dia bukan kekasih ku!"

"Terserah kamu saja lah Bro! Aku paham, kamu enggak akan pernah jujur soal wanita!"

Niko tampak tersenyum sinis.

"Tapi aku cukup bahagia, akhirnya kamu bisa selangkah lebih dekat dengan wanita, mau dia perawan, janda, bahkan nenek-nenek sekali pun, itu tidak masalah bagi ku, asalkan kau bisa move on dari seseorang yang tidak akan pernah kembali lagi dan kau bisa hidup bahagia dengan wanita yang baru!"

"Hahahaha!" tawa Niko yang tidak kalah terbahak-bahak.

"Ben, perempuan itu masih anak kemarin, kau tau sendiri kan, jika aku tidak menyukai bahkan tidak tertarik dengan wanita yang usianya jauh lebih muda dari aku."

"Ya...ya...ya...ya...terserah kamu saja!" kata Benny bergegas bangkit, ia tidak punya waktu lama untuk bicara dengan Niko malam itu.

Setelah Benny menjelaskan dosis obat kepada Niko. Dr handal itu pun minta agar segera kembali ke rumah sakit.

Niko mengantarkan Benny sampai ke halaman rumahnya, keduanya berjalan kecil menuju mobil.

Niko merangkul leher Benny dengan erat sambil berbisik;

"Jika sampai ada yang tau, di rumahku ada seorang wanita! kau tanggung sendiri akibatnya?" ancam Niko.

"Bro, aku harap, segeralah cari pengganti Isabella! Kau harus memiliki....!" Belum selesai Benny bicara, Niko langsung mengangkat tangannya dalam arti Benny harus berhenti menasehatinya.

"Ucapan seperti ini sudah ribuan kali aku terima, jadi tolong jangan ajari lagi, aku hanya kasihan dengan anak perempuan itu, tidak lebih, ia punya masalah pribadi yang tidak bisa aku jelaskan!"

"Aku memiliki pasien wanita yang sudah renta, apa kau berminat? Tapi aku yakin jika 'miliknya' sudah keriput."

"Tidurlah, Mungkin kau sudah lelah!" kata Niko langsung membukakan cepat pintu mobil Benny, lalu mendorong pria itu masuk kedalamnya.

"Hahaha," Tawa Benny mulai melajukan mobilnya.

"Jika berminat call aku!" teriak Benny dari mobil.

Niko hanya geleng-geleng kepala.

*

Pukul 22.30 wib

Vania terbangun, ia merasa kondisinya jauh lebih baik, bangkit menuju kamar kecil kemudian terbengong di depan cermin melihat pakaiannya sudah berganti.

"Baju siapa ini?"

"Siapa yang mengganti pakaian ku!"

"A...apa mungkin pria itu?" Vania melihat ada beberapa obat di atas meja kecil.

"Atau dia memanggil seorang dokter?"

Setelah, merapikan rambutnya langkah lambat Vania terus menuruni tangga, ia mendengar bunyi suara, seseorang sedang bermain game di layar lebar.

Keberadaan Vania bisa dirasakan oleh Niko, dengan wajah jutek dan dinginnya, ia langsung berkata tanpa menoleh ke arah Vania;

"Jangan berpikir yang lain, aku hanya tidak ingin kau mati di rumahku, sebab itu aku panggilkan seorang dokter dan suster wanita!"

"Terima kasih banyak Tuan!"

"Kau bukan pelayan ku, tidak perlu memanggil ku Tuan?"

"Maaf Bapak!"

"Kau juga bukan anak asuhan ku!"

("Jadi aku harus panggil apa? Mr cool?" Gumam kesal Vania.)

Wanita itu terdiam bingung.

"Maaf Mas!"

Panggilan Mas, ternyata tidak di bantah oleh Niko.

"I...ini pakaian siapa?"

"Tidak perlu banyak bertanya? Yang pasti bukan aku yang menggantinya!" Nada suara Niko yang keras tampak marah, ia sama sekali tidak memandang penampilan Vania.

"I...Iyah...Ma...maaf!"

Meras takut, Vania kembali berlari ke kamarnya menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

**

"Aku pikir ia pria baik, ternyata kasar, mengapa semua pria begini, aku benci!" ucap geram Vania meremas kain sprei.

"Beberapa hari sudah tinggal disini, aku juga merasa tertekan, sebaiknya aku harus cari tempat kosan, tapi bagaimana caranya, saldo di Atm sangat sedikit!" gumam Vania sedih terduduk bersandar di sebelah kasur, memperhatikan kalung liontin pemberian sang bunda, kemudian lanjut kembali menatap pakaian yang ia pakai.

"Ini pasti baju almarhum istrinya! Apa dia marah kepadaku karena aku memakainya, bukankah dia yang memberikannya sendiri, dia sangat setia kepada istrinya walau sudah lama meninggal, sungguh bahagianya wanita itu, tidak seperti aku yang terus di selingkuhi!" Vania menitikkan air mata lalu ia bergegas mencuci pakaiannya yang sudah kotor.

**

Ketegangan Niko masih saja berlanjut, ia masih tidak nyaman dengan kehadiran wanita di rumahnya.

06.30 wib pagi hari.

Niko berpapasan dengan Vania yang hendak turun dari tangga, sementara Niko, ingin naik ke kamarnya bergegas mandi setelah berolahraga.

Pagi itu lah, Niko baru jelas menatap Vania yang anggun memakai gaun rumahan Almarhum sang istri. Niko sampai terdiam berdiri menatap pesona Vania yang mampu menenangkan jiwanya.

Vania tampak tegang dan takut saat bertemu dengan Pria itu. Ia salah tingkah lalu berbalik ingin kembali ke kamarnya.

"Tinggu!" ucap Niko membuat langkah Vania terhenti.

"Aku belum mencari koki, tolong buatkan sarapan!" Pinta Niko dengan raut jutek lalu berjalan cepat menaiki tangga melewati Vania yang berdiri di tangga kedua.

"Iyah!" Jawab cepat Vania.

Wanita itu pun bergerak turun dengan cepat.

Niko terhenti lalu berbalik melihat Vania dari belakang. Entah apa yang ia rasakan namun Niko merasa jika kehadiran wanita itu tidak seperti yang ia pikirkan.

"Aku masih penasaran, mengapa suaminya begitu kejam terhadap dirinya, apa dia wanita jahat?" Batin Niko dalam guyuran air shower yang membasahi sekujur tubuhnya pria itu.

*

Terpopuler

Comments

R⃟Yanty AFC

R⃟Yanty AFC

jangan berprasangk nikoo

2022-05-05

1

EK💜☪️

EK💜☪️

tanda tanda arah posesip

2022-03-31

0

𝐙⃝🦜aya𒈒⃟ʟʙᴄ

𝐙⃝🦜aya𒈒⃟ʟʙᴄ

wkwk lagi2 di part ini di bikin ngakak mana ada neneknya sepupu dari ponakan ang suami buyut niko 😆

ada yg mulai dug dug seer 😬
lanjut baca maraton makin seru

2022-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!