Bab 7

Di dalam Mobil Niko.

"Tlililit!"

"Iyah Pak!" Jawab Bagas dengan cepat.

"Coba kamu selidiki profil pria bernama Romi Salman pemilik perusahaan One & One!"

"Kebetulan sekali Pak, hari ini kita ada pertemuan dengan Romi Salman pemilik perusahaan One & One!"

"Oh Iyah!"

"Ini sebenarnya jadwal untuk minggu depan Pak, pihak sekretaris Romi mengajukan jadwal pertemuannya lebih cepat, karena keberangkatan kita ke Amerika di batalkan, saya pun berinisiatif memajukan jadwalnya menjadi siang ini!"

"Ok Baiklah!"

"Trup!"

***

Di waktu yang sama Romi Salman sedang marah besar kepada anak buahnya.

"Cari Vania sampai dapat, jika kalian masih ingin mendapat uang dari ku!" Romi menendang kesal sebuah kursi.

"Ba...baik...Bos!"

"Awas, jika kalian tidak bisa mendapatkan perempuan bodoh itu! Aku akan menghabisi kalian!" ucap Romi dengan gaya psikopatnya.

"Kami akan terus mencarinya Bos!" Jawab cepat anak buah Romi.

*

Siang Menjelang Sore.

Sore itu Niko menjamu baik kedatangan Romi sebagai partner bisnis yang baru saja bergabung dengannya, keduanya ngobrol santai tentang membahas prihal kerjasama perusahaan mereka. sebuah pertemuan dua pengusaha muda yang bisa di katakan sukses untuk menjalin kerja sama. Niko terus memperhatikan gerak-gerik pria yang masih menjadi suami Vania itu. Romi yang terlihat jauh lebih muda, enerjik dan sangat ramah.

"Bagaimana jika dia tau, keberadaan istrinya saat ini ada bersama ku, Em...Romi cukup asyik, aku yakin, tidak ada yang menduga di balik senyum keramahannya ini, ternyata ia seorang psikopat terhadap istrinya, tapi aku juga belum mengerti Vania itu perempuan seperti apa?" gumam Niko.

Waktu terus berlalu, sore mulai menjelang malam.

Seperti biasa sebelum mengemudikan mobilnya, Niko ngobrol sejenak dengan foto Almarhum Isabella. Tanpa terduga, kedua bola matanya tertuju pada sepasang kekasih yang sedang bercumbu panas di dalam mobil. Pria itu tidak lain adalah Romi Salman yang sedang melakukan hubungan intim terlarang dengan sang sekretaris wanitanya.

"Mengapa ia begitu menyakiti hati istrinya, apakah Vania itu perempuan Yang jahat atau memang Romi adalah pria berhati Iblis!"

sejenak Niko terbayang dengan raut wajah sedih Vania.

Tidak suka melihat pemandangan itu, akhirnya Niko melajukan mobilnya menuju pulang.

*

Setelah sampai di rumah, tangan lihai Niko tampak membuka password kunci pintu rumah, setelah terbuka Pria itu mulai berjalan memasuki rumahnya.

"Mengapa semua lampunya mati, apakah wanita itu masih ada di kamarnya?" Niko bertanya-tanya saat mendapati setiap sudut ruangan begitu gelap seperti biasa, tak berpenghuni.

Langkah kaki pria itu berlari menaiki tangga.

Ketika sampai di depan pintu kamar Vania, telunjuk Niko mendorong pintu yang terbuka sedikit.

Niko sangat terkejut ketika mendapati wanita itu sedang meringkuk lemah dengan wajah serta bibir yang sangat pucat.

"Suhu tubuhnya panas sekali! Haduh bagaimana ini!" Niko terlihat panik.

Niko menarik tubuh Vania sehingga posisinya menjadi duduk perlahan membuka jaket wanita itu.

"Sebaiknya jaket ini dibuka saja karena bisa menyebabkan kejang saat demam!" pikirnya.

Saat jaket terbuka sontak Vania langsung memeluk hangat tubuh Niko.

"Dingin...dingin🥶sekali!" Vania menggigil kedinginan dalam bibir bergetar dan wajah yang pucat.

Niko berusaha melepas pelukan Vania namun pelukan itu semakin erat, Vania justru menyandarkan penuh kepalanya di dada Niko. Hal itu sontak membuat bulu-bulu sang pria merinding hebat dengan sentuhan sosok wanita yang sudah lama tidak ia rasakan.

***

(("Termasuk bulu bawah Thor?"))

(("🤫Hem em🤫"))

***

Niko tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya pasrah dan tanpa sadar ia menikmati pelukan hangat Vania, jantungnya sedikit bergetar♥️

"Perasaan apa ini, mengapa aku tidak bisa melepasnya!" gumam Niko menutup cepat foto Isabella yang terpajang di dekat kasur.

Niko memperhatikan luka-luka di sekujur tubuh Vania yang terlihat membengkak (infeksi) sehingga muncul perasaan kasihan dan sedih melihat kondisi tubuh sahabat keponakannya itu.

"Mengapa Romi begitu tega memukul Vania seperti ini, jika ia tidak suka, sebaiknya di kembalikan lagi kepada keluarganya!"

"Pelukan seseorang yang sangat membutuhkan bantuan? Aku bisa merasakannya!"

"Sudah berapa hari, ia tidak berganti pakaian?" kata Niko pelan-pelan menidurkan kembali tubuh Vania.

Rupanya Vania tidak ingin lepas dari pelukan hangat itu, reflek menarik tangan Niko, Niko yang terkejut tubuhnya terjatuh kecil sehingga wajah pria itu jatuh tepat di dada Vania.

Tidak bisa berbuat apa-apa selain matanya melotot 😳😳😳

"Buah segar!🍑" batin Niko.

Bangkit cepat sambil tersenyum tipis, malu-malu kucing.

menepuk kecil dahinya.

"Astaga!! Apa yang sedang aku pikirkan, Vania sedang sakit ?" Protes Niko pada dirinya.

Tanpa sengaja Niko melihat, ponsel Vania yang tidak terkunci, entah mengapa tangan pria itu usil mengambilnya, lalu diam-diam membukanya. Dan Niko cukup terkejut ketika ponsel Vania dalam keadaan standby pada sebuah foto mesra Romi Salman sedang bermesraan di atas ranjang bersama seorang wanita. Foto itu di kirim seseorang melalui email.

"Ups! Kita tidak lagi teman dan sorry, karena suami mu menyukai tubuh ku!" caption tertulis di foto itu.

"Di tinggal mati semua keluarga, di asuh oleh keluarga yang justru membuat ia semakin kesulitan lalu jatuh ke tangan suami yang bajingan! Ternyata penderitaan ku tidak sebanding dengan wanita ini!"

Niko mulai terlihat panik karena suhu tubuh Vania semakin tinggi, mondar-mandir di kamar itu sampai ia tidak menyadari jika kedua kakinya tiba-tiba saja menubruk kursi kecil.

"Aw!" Tubuh Niko hampir saja mengalami jungkir balik, ia lalu menendang kursi itu dengan kesal.

Seketika pula Niko terpaksa harus menelpon teman Dokternya untuk segera datang ke rumahnya malam itu. Niko tidak ingin membawa Vania ke rumah sakit karena khawatir keberadaan Vania terdeteksi oleh suaminya plus merasa malu karena Vania bukanlah istri, kekasih ataupun saudaranya.

*

"Haduh Bro! Aku lagi sibuk banget nih!" keluh dr Benny dari telponnya

"Ok Fine, sampai disini pertemanan kita!" Jawab jutek Niko penuh dengan tekanan.

"Huuuft, baiklah!"

"Jangan lupa bawa perawat wanita mu!"

"Siapa sih yang sakit, sampai kamu khawatir seperti ini, Apakah Luna?" komentar Benny.

"Bukan!"

"Mala?"

"Bukan!"

"Atau si Oma!"

"Trup!" Niko langsung menutup telponnya, ia tidak ingin menjelaskannya di ponsel.

Benny hanya bisa geleng-geleng kepala, memaklumi sikap temannya yang kaku, dingin itu.

Demi permintaan Niko, Benny terpaksa bergerak menuju rumah sahabatnya dengan membawa satu perawat wanitanya sesuai apa yang diinginkan oleh Niko.

Sebelum kedatangan Benny, Niko berlari cepat ke arah dapur mengambil alat kompres praktis untuk melakukan pertolongan pertama pada Vania. Ia begitu sibuk dan sangat cemas.

Meletakkan kompres itu dengan lembut di dahi Vania.

"Karena kau sudah menolong ku, baiklah aku akan menolong mu?" kata Niko berdiri melipat kedua tangganya memandangi wajah wanita itu.

Tidak berapa lama terdengar suara mobil Benny sudah berada di parkiran. Pria itu bergegas turun membukakan pintu.

"Bagus, akhirnya kau datang tepat waktu!" ucap Niko.

"Siapa yang sakit?" tanya Benny masih penasaran.

Niko hanya diam saja, berjalan menuju kamar Vania dan Benny beserta perawat wanitanya mengikuti langkah Niko.

Terpopuler

Comments

Tyaga

Tyaga

Niko haus belaian juga nih. dah lama.. hahaha

2022-05-12

2

R⃟Yanty AFC

R⃟Yanty AFC

dari iba menjadi cinta ini lama lama

2022-05-05

1

EK💜☪️

EK💜☪️

jiwa llakiny Mulai bangun egen cie...

2022-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!