Bab 3

Tidak berapa lama Niko terlihat menuruni tangga, ia sudah terlihat rapi dan bersih.

Luna tersenyum manis menyambut kedatangan sang Paman.

"Om, Ayo langsung coba kue buatan bunda, pasti enak banget Lo. Kue yang untuk di bawa ke Amerika Luna sudah taruh di meja makan!"

"Terima kasih!" Pria itu melahap beberapa kue buatan kakaknya yang menjadi makanan favorit Niko. Mala Anjani sudah terkenal pandai memasak banyak jenis kue, wanita itu juga memiliki rumah produksi membuat segala macam jenis kue Tradisional Indonesia dan cake yang di jual di beberapa cabang toko miliknya.

Dalam suasana santai, Luna justru terlihat tegang menghadapi Pamannya yang super dingin dan tegas.

"Apa yang ingin kau sampaikan sehingga wajahmu terlihat sangat kaku!" Niko membaca raut wajah keponakannya itu.

"Ehm..!"

"Ehm..!" Luna berkali-kali menelan air liurnya, bingung harus mulai bicara apa.

"Jika tidak ada, Om ingin Meeting Online dulu dan mempersiapkan beberapa berkas yang akan di bawa ke Amerika pukul 21.00 WIB malam ini!"

Tak ada jawaban dari Luna, sehingga Niko mulai bangkit dari duduknya.

"Om, Bolehkah teman Luna menginap satu minggu saja di rumah ini, selama Om berada di Amerika?"

"Apah?" Niko cukup terkejut dengan permintaan Luna.

"Jadi kue ini hanya sebuah sogokan?"

"Bukan-Bukan, ini memang perintah dari Bunda, Luna tidak mungkin berani berbohong kepada Om?"

Sejenak Niko terdiam.

Niko tersenyum kecil merasa tidak habis pikir dengan permintaan Luna.

"Tidak, Orang asing tidak boleh tinggal di rumah ini, walaupun hanya satu hari saja. Kamu tau sendiri kan, bahkan pelayan dan supir sekalipun, tidak ada yang tinggal di rumah ini!"

Luna membuka cepat ponselnya dan memperlihatkan video pemukulan (KDRT) Romi terhadap Vania.

"Wanita malang ini adalah teman Luna, ia bernama Vania Keisya, kedua orang tua berserta kakak wanitanya meninggal dunia akibat kecelakaan beruntun 3 tahun lalu. Sejak itu Vania hidup sebatang kara dan tinggal bersama Paman juga Bibinya, keluarganya sangat serakah oleh harta sehingga hak waris Vania dikuasi oleh mereka.

Enam bulan lalu Vania di paksa menikah dengan pria bernama Romi Salman, demi menutupi hutang perusahaan Pamannya. Romi ternyata Pria bajingan yang sangat suka bermain perempuan. Saat ini Vania menggugat perceraian paksa dari Romi dengan mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhannya. Video ini sengaja Vania rekam dalam kamera tersembunyi untuk menguatkan di persidangan ketiga perceraian mereka, selain kasus perselingkuhan ada juga KDRT yang ia alami, sidang sebelumnya sudah di setujui oleh wali hakim. Jika Vania berhasil menyaksikan satu ketukan palu terakhir dalam sidang perceraiannya nanti, ia akan terbebas dari Romi. Saat ini Romi terus memburunya dan menyiksanya agar Vania menarik kembali gugatan perceraian itu. Romi tidak ingin menceraikan Vania dengan alasan yang gila yaitu ia memiliki kebahagiaan tersendiri jika sudah menyiksa istrinya, menurut Romi Vania juga membawa keberuntungan di dalam perusahaannya. Kejiwaan yang benar-benar sangat terganggu. Satu orang keluarga Vania tidak ada yang membantunya untuk bisa bercerai dari Romi, justru mendukung Vania kembali ke sisi pria gila itu, Hari ini ia mencoba bunuh diri dan Luna berhasil menyelamatkannya!" ringkasan cepat singkat Luna tentang kisah hidup sahabatnya itu.

"Sebaiknya jangan pernah masuk dalam kehidupan orang lain, di luar sana banyak cerita yang lebih kejam dari ini, apa kau ingin membebaskan mereka juga?" Tantang Niko.

Niko melangkah pergi, sama sekali ia tidak terkesan dengan cerita tentang sahabat Luna.

"Om, tolong lah!" Luna nekat menghadang langkah Niko.

"Apa kau menyukai sahabat mu itu?"

"Luna masih normal om!"

Niko kembali melangkah dengan gaya cueknya.

"Om, Luna hanya minta belas kasihan Om saja, rumah ini tempat paling aman untuk Vania bersembunyi, hanya satu Minggu saja om, Luna janji tidak akan lebih!" raut wajah memelas sang keponakan.

Namun Niko tetap tidak terkecoh ia tetap berjalan santai menuju ruang kerjanya.

"Almarhum Ibu Vania dulu adalah seorang Dokter kandungan, ia yang berjuang hebat mempertemukan Luna dengan keluarga bahagia ini. Aku bisa hidup berkecukupan dan sangat bahagia mendapatkan Bunda Mala sebagai ibu sambung ku, lantas apakah hari ini aku harus diam saja saat melihat anaknya sedang berlumuran darah dan airmata!" ucap Luna membuat langkah Niko terhenti.

"Bunda juga yang mendorong Luna agar berjuang membantu Vania!" kata Luna terus bertahan dengan dinginnya sikap sang paman.

Namun Niko masih terlihat cuek, tidak memberi respon setuju.

Luna mulai terlihat putus asa, semua usahanya sudah tidak bisa lagi diperjuangkan.

"Maaf Om, tidak seharusnya Luna memaksa seperti ini!" gadis muda itu pun berbalik badan menunduk lesu bercampur kecewa.

"Huuuuuuft!" tarikan nafas panjang Niko sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal oleh taburan ketombe.

"Ok, Aku ingin melihatnya, jika aura anak itu tidak aku sukai, Om sama sekali tidak akan bisa membantumu!"

Raut wajah Luna sontak berubah ceria, ia berbalik dan berlari memeluk sang Paman.

"Terima kasih Om, aku tau hatimu tidak sedingin sikapmu!" ucap Luna dalam pelukannya.

Tanpa buang-buang waktu lagi, Luna berlari cepat menghampiri Vania sahabatnya yang ada di dalam mobil. Ia begitu bahagia.

Membuka pintu mobil.

"Vania!" Luna membangunkan wanita itu.

"Kita ada dimana?" tanya Vania dalam wajah lemas.

"Ayo ikut aku!"

"Mau kemana Lun!"

"Ini adalah rumah Paman aku, kebetulan nanti malam, ia akan berangkat ke Amerika, pamanku mengizinkan kamu untuk tinggal selama satu Minggu disini, setidaknya tempat ini bisa menenangkan pikiran kamu untuk mengambil langkah selanjutnya!"

"Enggak Lun, aku enggak enak...!"

"Apa kau ingin menghancurkan semua perjuangan mu yang sudah mati-matian kau dapatkan, hanya tinggal satu langkah lagi kau akan terbebas dari Romi! ucap Luna begitu bersemangat.

"Tapi...!"

"Ini kawasan perumahan yang di jaga ketat oleh aparat dan Intel jadi kamu pasti aman, setidaknya kamu bisa tenang sejenak saja Van!"

Vania tampak berpikir dalam raut wajah yang bingung.

"Ayo!" Luna langsung menarik kuat tangan Vania hingga tubuhnya terbawa dengan langkah cepat Luna menghadapi Niko, si Mr Cool.

"Tapi Lun, aku takut sekali!" kata Vania yang merasa ragu.

Sesampai di depan pintu, Niko sudah menunggu dengan wajah dingin menakutkan.

Pertemuan Niko dan Vania yang cukup mengejutkan si pria Cool itu, sebuah pertemuan yang sebenarnya sudah pernah terjadi sebelumnya.

Saat Niko memandang wajah Vania yang sedikit bengkak serta siku dan kaki yang terluka, ingatan Lelaki itu flashback tiga tahun lalu saat peristiwa besar paling bersejarah baginya, yaitu kecelakaan beruntun 5 mobil yang menewaskan 8 penumpang di sebuah jalan raya, salah satunya Isabella, istri dari Niko Oscar.

**

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh berarti kecelakaan kedua ortu Vania dan juga Isabella ya..

2023-06-08

0

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ¢ᖱ'D⃤ ̐

kasihan vania,menikah karena untuk membayar hutang.setelah menikah malah kena KDRT dengan suaminya.

2022-09-19

0

᥉ᴇᴍᴘʀᴏɴᴋ

᥉ᴇᴍᴘʀᴏɴᴋ

😭😭😭semangat vania,walau sebatang kara

2022-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!