Hari itu aku sedikit merasa pusing, karena tiba-tiba saja kepalaku terasa pening.
" Selamat pagi ... Dokter Miranda " sapa seorang pria muda yang juga memakai seragam dokter sama sepertiku.
" Ferdi ... Kamu ,ngagetin saja " aku mengeluh.
" Oh ... Iya, Papa ingin bertemu " ajak pria itu kemudian merangkulku, dan dengan wajah riang aku menemui seorang Pria Paruh baya yang telah membantu ibuku untuk membayar biaya kuliahku selama 6 tahun.
" Selamat pagi paman ... " aku mencoba menyapa seorang pria yang sedang duduk bersama dengan pria berjubah putih, yang saat itu ditemani dengan sosok pria yang tadi menolongku,
Akan tetapi dalam ruangan ini, aku juga berjumpa dengan seorang wanita cantik bermata lebar, yang memakai hijab.
" Pak kyaiiiii" batinku dalam hati.
" Perkenalkan ... Pak kyai , ini adalah Dr.Miranda ... Calon menantu saya " gurau pria paruh baya itu, yang lebih akrab aku sapa paman ali.
" Masyaallah ... Ini miranda ,yang waktu itu pindah Ke kalimantan kan?" tanya pria berjubah itu sambil berdiri dan hendak menyalamiku.
Aku hanya tersenyum, kemudian mencium telapak tangan pria itu.
" Pa ... Jangan terlalu menggoda miranda, nanti ... Kalau ferdi beneran menikah sama miranda bagaimana?" sambung ferdi melanjutkan perkataan ayahnya yang belum usai.
" Silahkan duduk mir" ajak paman ali, aku pun duduk disamping ferdi , disitulah pembicaraan serius dimulai, dimana ternyata pak kyai akan mengirim beberapa ,santrinya yang akan menjadi relawan di salah satu desa yang terkena banjir, dan ia membutuhkan dokter kandungan, untuk menjadi teman calon menantunya.
" Tapi ... Saya , baru saja datang ... Dan ..." aku sedikit gugup
" Tenang saja, aku akan temani kamu" sahut ferdi sembari menggenggam erat tanganku.
Aku menghela nafasku dalam-dalam, dan melihat ke sisi yang lain , dimana aku melihat sosok pria muda yang juga sedang menatapku.
" Tapi ... Jika boleh, saya harap ... Nak miranda bisa memakai baju panjang, karena di sana sangat banyak nyamuk " sahut pak kyai memberiku nasehat.
" saya rasa ... Saya nyaman dengan apa yang sudah saya pakai, akan tetapi terimakasih atas nasehat Pak kyai" aku mencoba menghormati nasehat pak kyai.
***
Keesokan harinya, sebelum aku berangkat untuk pergi bersama dengan relawan yang lain, aku melihat sosok pria yang sama berdiri dihadapan rumahku yang masih berantakan.
" Asalamualaikum " pria itu terdengar mengucapkan salam padaku.
"Waalaikumsalam " balasku dengan ketus.
Pria itu terlihat mulai tersenyum, sambil berjalan menghampiriku.
" Apa anda benar-benar sudah lupa terhadap saya?"tanya pria itu.
" saya rasa ... Ini sudah saatnya, kita berangkat " jawabku sambil menarik koperku.
" biar saya bantu " imbuhnya
" tidak perlu, saya bisa sendiri ... Dan saya masih kuat " aku menolak niat baiknya untuk membantuku, menarik koperku yang berisi baju dan beberapa peralatan kerjaku.
***
Pukul 09.30, kami sudah sampai disebuah desa pelosok, yang sudah dipenuhi dengan tenda-tenda para pengungsi, disini aku merasa sangat bersedih, dan sesaat rasa sakit hatiku mulai tersamarkan, saat aku melihat seorang perempuan yang akan melahirkan.
" Toooolong ... Dok " teriak seorang pria seraya meneriaki rombongan kami.
" Kamu ... Pasti bisa " kata ferdi menyemangati ku.
Akhirnya aku dan wanita berhijab di sampingku, berlari menghampiri wanita hamil besar itu.
Dan kami segera membuat tenda darurat ,untuk tempat persalinan sementara.
Oek .... Oek terdengar tangisan sur bayi tepat di hadapanku, dan disaat yang sama, tiba- tiba saja hujan Turun dengan deras.
Saat itu hanya bersama, fatimah calon menantu pak kyai.
" Bagaimana ini ... Mir?"tanya fatimah panik
Karena mereka akan memandikan sang bayi, tendanya bocor.
" Jangan khawatir, lakukan didalam mobil saja" sahut seorang pria yang berdiri di sampingku.
" sebaiknya ... Memang begitu, karena kalau disini ,dia akan merasakan kedinginan " imbuh fatimah
" yasudah ... kamu bawah saja ,dia kesana ... Biar saya yang mengurus ibunya " aku mencoba bersikap profesional
" maaf mir ... Aku tidak bisa merawat bayi, karena aku juga masih dalam tahap belajar " jelas fatimah membuatku mendadak darah tinggi.
Dengan perasaan kesal, aku membawa bayi yang masih berlumuran darah itu kedalam mobil pria yang amat aku benci itu, dan aku melihat dengan tetap rendah hati, pria itu tetap sabar membantuku.
" Oek .... oek " suara bayi itu terdengar semakin keras.
" ini kenapa?"tanya pria bertubuh tegas itu, sembari berdiri di sampingku.
" ya ... mana saya tahu, biasanya ... Langsung diam, selesai mandi dan di bedong" jawabku ketus
" mungkin anda ... harus tersenyum, saat menggendong bayi " usul pria itu, seraya mengambil bayi itu dari dekapanku.
Dan bayi itupun seketika langsung diam, akan tetapi tak lama kemudian menangis lagi.
" Masyaallah ... Anak sholeh, cup... Cup ... Kamu haus ya , sebentar lagi ... Ibu kamu akan menyusui kamu " celotehku sambil mengayun-ayunkan bayi dalam pangkuanku.
" Dia ... Diam " kata pria itu sambil tersenyum padaku, aku yang tadinya tersenyum mendadak kembali menyeramkan.
" saya akan mengantar bayi ini ke ibunya " aku mencoba menghindari pria di depanku itu.
Akan tetapi tak lama kemudian, fatimah dan ferdi datang sambil membopong ibu dari bayi malang itu.
" kita harus segera mengadakan operasi mir, ada sesuatu didalam perutnya" teriak ferdi membuatku terkejut
" tapi ... Peralatannya ..." aku mencoba mengemukakan pendapatku.
" sekarang ... Aku dan fatimah, akan ke kota ... Dan kami tadi sudah sempat memompa beberapa asi untuk persediaan bayi ini, jadi kamu dan galang bisa tinggal disini sambil membantu pengungsi yang lain" jelas ferdi kemudian meninggalkanku dengan pria yang aku anggap jahat itu.
Malam hari, bayi itu kembali cerewet dan kali ini badannya panas.
" Kenapa lagi ?"tanya kak galang,mantan kakak kelas idolaku.
" ini ... Badannya panas " jawabku panik
" asinya ... Masih ada ?"tanya kak galang
" sudah habis, tapi tadi ada susu formula ... Tapi saya belum bisa menyeduhnya " jawabku lagi
" biar saya bantu " kata kak galang lagi kemudian membuatkan susu untuk bayi malang itu.
" Biar gantian saya ,yang gendong" pinta kak galang menawarkan bantuan.
" tidak perlu ..." aku masih saja ketus
" dari tadi saya lihat, anda terus berdiri sambil menggendong bayi ini, biar saya gantikan ... Kelihatannya ... Anda lelah" imbuhnya.
" Saya bilang tidak perlu ... , dan saya masih kuat " aku mulai sedikit emosi.
***
Saat aku akan beranjak pergi, pria itu menghentikan ku.
" Miranda ...,maafkan saya ... Bukan maksud saya, mengkhianati kamu ... Tapi sudah 3 tahun berlalu ,surat yang saya kirim tidak pernah kamu balas " kata kak galang membuatku terkejut
" apa ...! 4 tahun ! anda ... Hanya mengirim surat ke saya selama 2 tahun ... Itupun hanya beberapa, tidak sebanding dengan surat yang saya kirim " kali ini intonasi suaraku mendadak naik.
" bukan saya ... yang tidak membalas surat, akan tetapi anda ... Yang mengacuhkan surat dari saya , bahkan karena anda tidak membalas surat saya ... Saya pikir anda sudah tidak mau lagi berjuang untuk maju bersama saya " kata kak galang panjang lebar.
Kamipun akhirnya saling menatap, dan mendadak bayi yang ada dalam dekapanku menjadi tenang.
Setelah menidurkan adik bayi, aku menghampiri kak galang yang sudah menungguku didepan tenda darurat.
" saya rasa, ada kesalah pahaman antara kita" ia mulai membuka pembicaraan.
Dan ia kemudian menunjukkan beberapa surat usang, yang sengaja aku kirim lewat kantor pos, karena setelah berpisah waktu itu kami memang memutuskan untuk tidak memakai media sosial untuk berkomunikasi.
" Jadi ... Hanya ini surat yang sampai pada kak galang? Aku Pun mulai bertanya.
" iya ... " jawabnya lirih
" tapi saya membalas di tahun ketiga, saat kak galang mengirimkan tasbih untuk saya, dalam surat balasan itu saya juga mengirim gelang yang sengaja saya buat untuk kak galang" aku mencoba memberikan penjelasan yang lebih rinci.
" gelang ? ... Bahkan saya sama sekali tidak menerimanya " kata kak galang, membuatku tertegun sembari menatap kak galang yang terlihat serius.
" Terakhir ... Siapa yang mengirim surat itu? Tanya kak galang.
" Saya titipkan ,sama alif " jawabku
" bahkan saya meminta alif untuk mengantar surat kepada anda, dan surat permohonan maaf, karena saya akan dijodohkan dengan fatimah " sambung kak galang.
" saya akan menelfon alif ,dan meminta dia menjelaskan ... Apa maksud dari tindakannya ini " kata kak galang,kemudian menghubungi seseorang dengan ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nisa Amalia
/Facepalm/ hahaha ada2 aja
2024-02-21
0
Neldes Novber
semangat thor
2023-11-03
0
eldiian_
Kasihan bayinya😭
2023-11-03
0