Dasar gadis rendahan, beraninya dia menghinaku, lihat saja apa yang bisa kuperbuat.
Airen kesal. Tapi ia tak suka perkelahian antar wanita yang sering menggunakan jurus jambak-menjambak, sebab hal itu hanya akan merugikannya, terlebih ada banyak kamera pengintai yang siap membuat cerita skandal untuk menurunkan pamornya. Ia memilih pergi bersama sejumlah wanita yang juga terdiri dari kalangan artis itu. Mereka masuk ke mobil lalu melesat pelan, meninggalkan gelahak tawa pada dua wanita yang tadi berseteru dengannya.
Aku akan membuatmu menyesal. Begitulah batinnya bergumam.
Sepanjang jalan, Airen masih belum bisa men-stabilkan tekanan darahnya yang terlanjur memuncak. Ia tak terima dengan perlakuan memalukan dari Priska yang terjadi di depan umum tadi. Untung saja tak banyak yang melihatnya saat itu.
Gadis itu merogoh ponselnya dari dalam tas mini. Mengetik sebuah pesan yang akan dikirim pada asistennya.
Tolong cari tahu informasi tentang wanita ini.
Ia juga melampirkan foto Priska.
Namanya Priska, aku tunggu informasi datanya secepatnya.
Selesai mengirim pesan, ia tampak menghela napas berat, menaruh kembali benda pipih itu ke dalam tas mini.
*****
Musim semi di kota Seoul ....
"Tuan, anda sudah ditunggu Tuan Harlem di ruang meeting." Salah satu anggota dewan Arkandi Group yang sejak tadi menunggu dengan gelisah akhirnya bicara saat Revan tiba, tapi Revan tak menyahutnya.
Revan turun dengan gerakan cepat merapikan jasnya. Ia juga meninggalkan mobilnya di sana yang langsung disambut oleh pengawal untuk diparkirkan ke area khusus VIP.
Bergegas ia berjalan di sepanjang koridor yang hanya berdinding kaca transparan itu, diiringi anggota dewan tadi menuju aula gedung yang kini digunakan untuk rapat penting.
Ya, rapat kali ini akan membahas perihal konsolidasi dari perusahaan asing yang akan diambil alih oleh pihak Arkandi Group.
Kriieet.
Revan masuk. Semua pandangan kini tertuju padanya. Tak terkecuali ayahnya, sang presdir yang duduk di kursi tertinggi, di hadapan meja panjang, tengah menatapnya dengan tatapan tajam.
Revan berdehem pelan, mengusir rasa ragunya, berjalan tegak untuk kemudian duduk di dekat ayahnya.
"Dari mana saja kau? Bukankah sudah kukatakan untuk jangan terlambat!" bisik ayahnya saat Revan sudah merapatkan tubuh di kursi miliknya.
"Ini Direktur Revan, putra saya calon penerus Arkandi Group, dia yang akan melakukan presentasi hari ini," ucapnya tersenyum ramah pada mereka. "Baiklah, silahkan dimulai, Tuan Direktur!" tutur ayahnya di depan para dewan dan para petinggi dari perusahaan asing.
Revan mulai bangkit, memperkenalkan diri dengan bahasa asing. Selanjutnya ia mulai ber-presentasi pada puluhan dewan dan para petinggi di depannya itu.
*****
Priska merebahkan diri di atas sofa, asyik bermain gawai di tangan. Sebuah layar besar menyala di depan sana, tapi ia tak menontonnya, melainkan sibuk chatting dengan kekasihnya, Joshua.
Berkali-kali acara berita tayang di televisi, tapi tak satupun berhasil mengalihkan pandangannya, hingga tiba-tiba berita yang datang dari dunia hiburan mengusik ketentramannya, membuatnya terjaga dari acara serius bermain ponsel itu. Ia bangkit dan mulai fokus menatap layar besar di hadapannya.
"Isu ter-update baru saja beredar. Kabar ter-hot ini datangnya dari aktor ternama yang sering bermain dalam drama sereal mini di stasiun televisi nasional, seoul."
Pembawa acara di televisi itu terlihat bicara dengan senyum mengembang.
"Joshua, aktor ternama ini baru saja dikabarkan tengah berhubungan dengan aktris ternama yang sedang naik daun, ya dia Airen. Kabarnya, mereka baru saja menjalin hubungan cinta kasih siang ini. Langsung saja, mari kita simak cuplikannya."
Priska tercengang, matanya terbelalak tak percaya, sedang mulutnya terkatup rapat dengan tangan yang sudah mengepal erat.
"Brengs*k!" Bayangan wanita host dalam layar itu belum berganti dengan cuplikan video Airen, tapi benda pipih yang tadi setia menemani di tangan langsung melayang, menghantam kuat layar besar yang menyala di sana.
Bayangan wajah host wanita tadi langsung lenyap, seiring dengan retaknya layar itu.
"Airen sialan! Agghh." Tubuhnya langsung lemas, menghempas ke atas sofa. Isak tangis langsung menyertai dukahatinya yang mulai geram.
Terkejut mendengar suara keributan kecil di dalam sana, seorang pelayan yang memang selalu terjaga langsung menghampirinya.
"Nona Priska, ada apa? Nona ...." Ia mencoba membantu menenangkan Priska. Pelayan wanita itu teramat khawatir pada majikannya saat tau ia terjatuh, terlebih sebelumnya terdengar bunyi benturan keras. Tapi dengan sombong, Priska malah menepis tangannya.
"Jauhkan tanganmu, aku tidak membutuhkanmu, aku bisa bangkit sendiri. Kau pikir aku wanita lemah, hah? Kau ingin meledekku juga, ya?"
"Ehh?" Pelayan itu terkejut mendapat semburan emosi yang meluap dari majikannya.
Gadis itu bangkit dan masih setia menangis sesenggukan. Berjalan cepat menuju pintu utama, meraih tas mini dan langsung keluar.
"Nona, Nona mau ke mana?"
Priska tak menyahut, ia terus saja berjalan meninggalkan pelayan yang jelas-jelas masih peduli padanya.
*****
"Give applause for Direktur Revan!" (Berikan tepuk tangan untuk Direktur Revan)
Selesai ber-presentasi, Tuan Harlem menyudahi acara meeting siang itu, lalu menutupnya dengan salam. Satu-persatu para dewan yang ikut dalam acara meeting mulai bubar, pun dengan para petinggi yang terlihat puas dengan hasil presentasi Revan. Mereka berjabat tangan sebelum benar-benar meninggalkan ruang meeting.
"Kerja bagus, Revan!" Harlem menepuk pundak anaknya itu, ia terlihat puas dengan otoritas kerja Revan. Revan hanya membalasnya dengan senyuman kecil.
"Apakah kamu dan Priska sudah pindah ke Main House yang ayah berikan sebagai hadiah pernikahan kalian? Jangan kecewakan ayah, segera pindah ke sana? Ayah dan ibu akan mengunjungimu dalam waktu dekat!"
Revan tak menyahut. Hanya desahan napasnya terdengar menghela berat.
Ayahnya mulai berjalan di depan, sedetik kemudian kembali menoleh. "Oh iya, satu lagi. Jangan terlalu dingin terhadap Priska, cobalah untuk bersikap hangat padanya. Kamu harus bisa beradaptasi dengan istrimu itu. Ayah yakin, kalian pasti bahagia jika mau mencoba!"
Saat itu Revan tak bisa mengiyakan ataupun berkata tidak. Hanya wajahnya terlihat datar, sedang dalam hatinya sangat bertolak belakang dengan keinginan ayahnya.
Huh, andai saja ayah tahu, sejak awal Priska tidak bisa menerima kehadiranku dalam hidupnya. Maka maafkan karena aku juga sudah menutup rapat pintu hatiku untuknya.
Bersambung ....
next season ....
Kedatangan Presdir Harlem ke apartemen kediaman Revan. Hmm .. kira-kira, konflik apakah yang akan terjadi di sana? Simak kisahnya di next season 🤗
Maaf sampai di sini dulu, jangan lupa untuk menekan tombol favorit agar tidak ketinggalan notif update.
Sebenarnya mau update lebih panjang, tapi ini aja baru kelar 😄🙏🙏
Doakan semoga waktu luang author semakin banyak, agar selalu bisa menyuguhkan cerita ala-ala korea ini. Jangan lupa untuk memberikan komentar menggemaskan, tentunya bisa menjadi penyemangat untuk author melanjutkan cerita, untuk memberi ide-ide segar agar ceritanya semakin menarik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Denni Siahaan
prili kok sukak menggerutu y
2022-10-03
0
Ite
Prisa terlalu serakah... 😊😊😊
2021-06-13
1
Theresa Lydia🐣✨
jadi yang masalah tuh Priska karena dia sudah punya pacar adeh 🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦
2020-11-29
4