Hari yang begitu melelahkan bagi Marmun. Terlebih ketika ia melihat sang sahabat merajut kembali benang - benang asmara bersama lelaki kardus, Rivan.
Adzan Maghrib, Marmun baru saja
menapakkan kakinya tepat diatas keramik teras rumahnya.
"Mom..." panggil Marmun sembari mengetok pintu rumahnya.
Dengan cepat ibu Marmun membuka pintu.
"Gimana tadi perform'nya kak, lancar..?" tanya ibu Marmun sembari menutup pintu.
"Lancar Mon." jawab Marmun singkat,
"Kalau lancar, kenapa itu muka di tekuk?" tanya Ibu Marmun penasaran,
"Gak apa-apa mom," jawab Marmun sembari membuka pintu kamarnya,
Marmun masuk kamar lalu mengurung diri.
Kemudian ia rebahkan badannya di atas kasur bercorak pelangi.
"Ya wess, sebelum tidur mandi dulu y kak," ingatkan ibunya.
Alunan musik dalam ear phone yang ia pakai membuatnya menghiraukan ucapan sang ibu hingga terlelap tidur.
Berbeda dengan Marmun, Mayri baru saja tiba dirumahnya, pukul 21.30 WIB.
"Akhirnya nyampe juga,"
Mayri bergerak keluar dari dalam mobil.
"Byeee sayang!" pamit Rivan,
" Hati-hati di jalan, sampai rumah langsung kabarin," ingatkan Mayri.
"Siapp!"
Rivan memacu mobilnya, lalu Mayri masuk dalam rumah.
Mayri terlihat bahagia.
"Woiii..., jam berapa ini!" sontak Zio, adiknya.
"Sewot aja Loe!" Mayri melempar buku ke sang adik.
"Lihat aja nanti! aku kasih tahu ke ayah biar di omelin, trus dilarang deh keluyuran!" ancam adiknya
"Karepmu!" sahut Mayri tanpa peduli sembari mematikan lampu kamarnya.
Cahaya rembulan menerangi malam yang begitu pekat, suara jangkrik yang bergemerincing merdu, menghantarkan Marmun dan Mayri dalam dunia mimpi.
*****
"Kring..kring..kring...kring kring..kring..kring...kring," bunyi jam beker milik Marmun tepat pada pukul 07.45 WIB.
Mendengar dering jam beker, Marmun terbangun.
" Ha!! Mampus!! bakalan telat ini!" Marmun panik,
"Mom...mom...!! kok nggak bangunin aku!" seru Marmun. Dia berlari keluar dari kamarnya.
"Ini hari weekend kak, biasanya juga kakak bangun siang," ucap sang Ibu dari ruang nonton.
"Ada acara mom, aku pamit."
Di tengah perjalanan, tepat diperempatan jalan arah kampus, Marmun melihat Rivan sedang berduaan dengan seorang wanita, rupa yang tak asing bagi Marmun. Namun yang pasti bukan Mayri.
"Itu kan Rivan! dia sama siapa yeah!" ucap Marmun dalam hati sembari berpikir.
Marmun yang melihat Rivan bersama dengan wanita asing, mengabadikannya dalam sebuah potret'an photo.
"Dasar buaya darat! " ucap Marmun geram sembari melanjutkan perjalanannya,
Hari semakin cerah, sengat mentari menusuk kulit. Marmun tiba di Kampus.
"Kalapa..!!" panggil Mayri dari kejauhan,
Marmun menoleh ke Mayri, lalu menghampirinya.
"Ayo cepat!!! kita sudah ditunggu. By the way, kamu kok baru nyampe sih!" ucap Mayri sembari menarik tangan Marmun.
"Tadi, di jalan aku lihat..., lihat Ri..." ucap Marmun ragu.
Ketika Marmun hendak memberi tahu tentang Rivan, Mayri memotong pembicaraan.
"Tinggal 9 menit lagi, lari yok!!" ajak Mayri sembari melihat jam tangannya,
Tanpa berpikir panjang, Mayri dan Marmun berlari menuju aula kampus, menghiraukan siapapun disekelilingnya.
Sesampainya di ruang santai dekat aula,
"Huhhh!! kakiku pegel seperti mau copot rasanya."
Melihat sang sahabat ngap-ngapan, Marmun mendekatinya.
"Minum dulu," tawar Marmun sembari memberikan air mineralnya.
"Thanks kalapa. Capek banget, efek nggak pernah joging kali ya! sekalinya lari, langsung mau mati rasanya."
Mayri membuka tutup botol air mineral yang Mayri berikan, lalu meneguknya.
Disaat keduanya sedang memulihkan tenaga, dari sebuah ruangan tepat di sebelah utara mereka duduk, seseorang memanggil.
"Mar, May!" panggil salah satu pengurus acara.
Sontak Marmun dan mayri bangkit dari tempat duduknya. Berjalan dengan langkah cepat.
"Kalian punya jam nggak sih! bisa dong lihat ini udah jam berapa! Bukannya langsung ganti pakaian, kalian malah ngerumpi disitu!" bentak Laura, pengurus acara.
Marmun dan Mayri tertunduk diam lalu masuk ruang ganti.
Secara bersamaan, disaat Marmun masuk ruang ganti, sosok pria berkacamata masuk ke ruangan aula bersama sosok wanita, asistennya.
"Silahkan duduk pak!" ucap sang asisten sembari mengarahkan ke tempat duduk yang telah disiapkan.
"Thank you." sahut Pria berkacamata,
Puluhan bahkan ratusan kepala telah memenuhi aula, acara dimulai.
4 menit acara berlangsung, saatnya Marmun dan Mayri mengisi suara.
'' Untuk mengibur sejenak Bapak Ibu semua, saya panggilkan dua sosok wanita berbakat dengan suara indah nya, Marmun dan Mayri.'' Ucap Rio, sang MC.
Dengan iringan musik, Marmun dan Mayri naik panggung.
Dengan ramah, Marmun dan Mayri menyapa para tamu undangan.
"Hallo bapak ibu, salam sehat," sapa Mayri dengan ramah.
Para tamu menyahutnya dengan kata "salam sehat".
"Perkenalkan, Saya Marmun.'' ucap Marmun dengan sedikit gugup,
"Dan saya Mayri." sambung Mayri dengan meletakkan tangan didadanya sembari menundukkan kepalanya.
Ketika musik dimulai, lampu sorot and puluhan pasang mata tertuju pada Marmun dan Mayri. Begitu juga dengan pria berkacamata.
Wahai mimpi,
Kan kujaga dalam hati
Ku percaya kan langkahku
kepadamu
Kan ada saatnya
Kubersinar terang
Seperti bintang di angkasa
Terangi dunia
Lirik lagu yang mereka lantunkan dengan suara indah penuh penjiwaan.
"Terima kasih." ucap Marmun dan Mayri sembari memberi hormat (menundukkan kepala),
"Prok...prokk..prok," tepuk tangan para undangan,
Dari awal Marmun bernyanyi hingga selesai, pria berkacamata tak berkedip memandanginya, terpesona.
"Sepertinya bapak menyukai wanita itu," sang asisten menggoda sembari menunjuk ke arah Mamun.
''Saya suka suaranya" ucap Pria Berkacamata dengan wajah memerah.
Setelah selesai bernyanyi, Mayri hendak bergegas pergi.
"Kalapa, aku balik duluan," Mayri pamit.
"Buru - buru amat! Emangnya, kamu mau kemana kalapa..?" tanya Marmun,
"Ketemu Rivan," jawab Mayri dengan sumringah sembari melangkah keluar.
Mendengar nama Rivan, Marmun merasa ada sesuatu, namun ia lupa (perihal meliha Rivan dengan wanita lain).
"Rivan....Rivan.....Rivan." Marmun sejenak berpikir, ia melirik kekanan dan kekiri.
"Ngapain yeah aku mikirin Rivan," lanjut Marmun.
Marmun keluar ruang ganti dengan sebuah tas yang ia tenteng menuju lobi.
Disisi lain, Pria berkacamata juga keluar dari aula menuju lobi.
Sesampainya di lobi, Marmun bertemu dengan seorang lelaki dewasa, tinggi dan rambut sedikit memutih (Dosen).
"Mar jangan pulang dulu, ada yang mau bapak bicarakan sama kamu," ucap Sang dosen.
"Tentang apa yeah pak?" tanya Marmun penasaran,
Belum sempat menjawab pertanyaan Marmun, sang dosen disapa oleh seorang lelaki brewokan yang tak lain ialah Pria Berkacamata.
"Hallo pak Joko, bagaimana kabarnya?" tanya pria berkacamata,
"Puji Tuhan, saya baik pak! Senang bertemu dengan bapak,"
Mereka bersalaman.
Marmun menoleh ke pria berkacamata.
"Hai!" sapa Pria berkaca mata,
"Hallo pak," sapa balik Marmun dengan muka datar.
"Pak Erik ini adalah salah satu direksi di kampus kita ini, beliau juga menjabat sebagai Dirut PT. Doksa Bersatu." jelas Sang dosen sedikit memperkenalkan,
Erik sang pria berkacamata terlihat bahagia bertemu Marmun, wanita yang ia kagumi.
Marmun tidak mengingat bahwa, yang ia tabrak di CTC malam itu ialah Erik, pria berkaca mata.
*****
Esok harinya,
Ditempat yang sama Marmun kembali memergoki Rivan dengan wanita yang sama, sebelumnya.
Penuh emosi, Marmun menghampiri dan melabrak Rivan.
"Brengsek!! loe nyelingkuhi Mayri lagi!" Marmun mendorong Rivan,
Rivan hampir terjatuh,
"Kurang ajar!!" bentak Rivan marah. Dia mendorong balik Marmun,
Karena memiliki berat badan tak seberat Rivan, Marmun terjatuh dan terguling ke badan jalan.
Dari kejauhan tampak sebuah mobil melaju kencang.
Terima kasih sudah membaca 🙏🙏 Jangan lupa beri saran/masukan supaya karya semakin lebih baik.
Jangan lupa:
Vote
Like
Koment
Beri hadiah
Rating
Follow IG ku : munthe.maria
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
miss N
Ketemu jodoh nih si Marmun...belom nyadar dianya 😁😁
2022-06-30
1
Exel_2
Rivan playboy!!!
2022-06-19
4
Princess Chisom
bodohnya si Mayri
2022-06-08
5