Setelah obrolan itu, Dewa pamit ke kamar untuk beristirahat sekaligus menenangkan hatinya yang sedang gundah. Sedangkan Kania dan Brian, pergi ke taman samping vila untuk menikmati udara sore yang sejuk sekaligus menanti kedatangan Johan.
Kurang dari empat puluh menit kemudian, seseorang yang sangat familiar berjalan dengan langkah cepat dan senyum lebar menuju taman samping vila. Dia tak lain adalah Johan. Asisten sekaligus teman baik Brian dan sekarang, dilanjutkan dengan menjadi asisten Dewa.
"Tuan muda! Nona Kania!" Johan memanggil dengan nada penuh semangat dan kebahagiaan yang meluap-luap.
"Jo. Akhirnya, kamu datang juga," ucap Brian yang menyambut Johan dengan rangkulan hangat layaknya seorang sahabat pada umumnya.
"Tuan muda. Akhirnya, kamu pulang juga."
"Aku bukan tuan muda lagi, Johan. Aku sudah punya anak yang sebentar lagi akan menikah. Apa kamu lupa soal itu?" tanya Brian sambil melepas pelukannya.
"Aku tidak lupa kalau kamu sudah ingin menjadi kakek-kakek tuan muda. Hanya saja, sepertinya kamu masih terlihat muda, sama seperti sepuluh tahun yang lalu."
"Sudah. Jangan bercanda lagi. Oh ya, apa kamu datang sendirian saja?"
"Tentu saja aku datang sendirian tuan muda. Setelah mendengar kabar kamu pulang, aku langsung ke sini tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu."
"Hm ... apa kabar anak dan istrimu, Johan?" tanya Kania memotong kehangatan kedua sahabat.
"Mereka baik-baik saja, Nona. Oh ya, di mana nona kecil?"
"Nona kecil? Yola maksud kamu?" tanya Kania.
"Iya. Nona Yolanda. Siapa lagi, nona Kania? Tunggu! Apa jangan-jangan, kalian sekarang sudah punya nona kecil yang lainnya. Kenapa kalian tidak mengabari aku kalau sudah punya nona kecil yang baru, tuan muda."
"Berisik! Siapa bilang aku dan Kania punya anak selain Yola. Yola udah dewasa, mana mungkin aku nambah anak lagi. Malu."
"Lho, malu apanya? Kan .... "
"Eh ... udah-udah. Kalian kok malah jadi berdebat soal yang gak ada manfaatnya sama sekali sih. Johan. Sebaiknya kita duduk. Karena aku dan Brian ingin membahas soal pernikahan Yola dengan .... "
"Nona kecil mau nikah?" tanya Johan memotong perkataan Kania dengan cepat.
"Yola udah dewasa. Gak kecil lagi. Iya, dia mau nikah," ucap Brian menjawab perkataan Johan dengan cepat.
"Mau nikah sama siapa nona Yolanda, tuan muda?"
"Sama Dewa."
"Hah! Dewa? De--Dewa ... mana?" tanya Johan kaget. Sontak, pikirannya langsung teringat anak angkat Kania dan Brian yang bernama Dewa.
"Jangan bilang ... Dewa .... "
"Iya. Dewa anak angkat ku," ucap Kania dengan cepat memotong perkataan Johan.
"Apa! Yang ... yang benar saja nona Kania. Kok ... kok bisa sih?"
"Johan. Apa kamu ingat soal surat wasiat yang ditulis oleh mas Jio?" tanya Kania sambil melihat dengan wajah serius ke arah Johan.
"Iy--iya, nona Kania. Aku ingat. Apa .... "
"Ya. Surat wasiat itu mengatakan, jika Dewa berusia dua puluh lima tahun, kami harus menikahkan Dewa dengan Yola putri kami."
"Ya. Aku ingat soal surat wasiat itu. Sekarang, aku bisa mengingat dengan jelas soal surat wasiat itu. Tapi ... bagaimana dengan nona kecil dan tuan muda Dewa? Apa mereka bisa menerima apa yang tertulis di dalam surat wasiat itu?"
"Sepertinya, Dewa merasa keberatan. Tapi, mau tidak mau, harus memaksakan diri untuk terima. Karena bagaimanapun, ini adalah surat wasiat yang almarhum papanya tulis." Brian angkat bicara.
"Lalu tuan muda, bagaimana dengan nona kecilku? Apa dia juga keberatan?" tanya Johan dengan perasaan prihatin.
"Yola sepertinya malah bertingkah sebaliknya. Ia terlihat sangat bahagia dan penuh semangat ketika aku mengatakan soal wasiat orang tua Dewa padanya kemarin."
"Benarkah? Syukur kalau begitu. Oh ya, sejak tadi aku menanyakan keberadaan nona kecil, tapi tidak mendapat jawaban. Di mana nona kecilku, tuan muda? Aku ingin bertemu."
"Yola masih belum datang. Aku sengaja menahan dia agar tidak ikut serta pulang bersama kami. Karena aku lihat dia begitu bahagia saat mendengar soal perjodohan ini, aku takut ia akan kecewa ketika tahu bagaimana tanggapan dari kakak angkatnya ketika tahu soal ini."
"Ternyata benar apa yang aku perkirakan sebelumnya. Dewa keberatan. Dan itu pasti akan menyakitkan hati putriku jika ia berada di sini dan melihat penolakan secara langsung oleh kakak angkatnya."
"Lalu, kapan dia pulang ke sini, tuan muda?"
"Besok, kalau tidak ada halangan nya. Karena Dewa juga sudah menyetujui pernikahan ini, maka Yola akan datang satu hari sebelum hari ulang tahun Dewa."
"Oh ya, dua hari lagi adalah hari ulang tahun tuan muda Dewa. Apa ... kita akan mengadakan acara pertunangan di hari yang sama dengan hari ulang tahun tuan muda Dewa, tuan muda?"
"Tidak, Johan. Kita tidak akan mengadakan pertunangan lagi. Tapi melainkan, kita akan langsung melaksanakan pernikahan di hari ulang tahun Dewa yang ke dua puluh lima tahun ini," ucap Kania menjawab pertanyaan Johan dengan cepat.
_______
Johan pulang setelah membicarakan soal pesta ulang tahun sekaligus resepsi pernikahan sederhana yang untuk Yola dan Dewa. Ketika ia sampai depan pintu rumahnya, Saras sudah menanti dengan wajah cemas.
"Pa, kamu dari mana saja sih? Kok baru pulang jam segini?" tanya Saras sambil memasang wajah kesal.
"Aku dari vila camar."
"Ngapain kamu ke sana? Apa tidak cukup bertemu dengan tuan muda Dewa di kantor?"
"Aku ke sana bukan untuk bertemu dengan tuan muda Dewa, Ma. Tapi, aku ke sana untuk bertemu tuan muda Brian dan nona Kania."
"Apa? Tuan muda Brian dan nona Kania? Mereka pulang? Kapan?" tanya Saras antusias.
"Ya, mereka baru sampai tadi siang. Langsung menghubungi aku, meminta aku untuk datang. Ternyata, mereka ingin membahas soal pernikahan nona kecil dengan .... "
"Nona Yolanda mau nikah, Pa?" tanya Hanas yang baru keluar dari kamarnya dengan pakaian suster. Sepertinya, ia ingin bertugas malam ini.
"Iya. Nona kecil ingin menikah dua hari lagi."
"Dengan siapa? Pasti calonnya orang kaya juga, iyakan, Pa?" Hanas tak bisa menutupi rasa penasarannya.
"Tentu saja. Dia akan menikah dengan Dewa, kakak angkatnya."
Saat kata-kata itu selesai Johan ucapkan, wajah kaget dari Hanas terlihat dengan sangat jelas. Sangking kagetnya dia, sampai tas yang ia pegang terlepas dari tangannya.
"A--apa? Dia akan menikah dengan kak Dewa?" tanya Hanas memastikan kata-kata yang baru saja ia dengar.
"Iya. Dia akan menikah dengan Dewa."
"Tidak. Ini tidak mungkin. Ini benar-benar tidak mungkin," kata Hanas dengan air mata yang jatuh perlahan tapi pasti, melintasi pipinya dengan cepat.
Lalu kemudian, Hanas berlari dengan cepat menuju kamarnya kembali. Niat ingin bertugas, seketika ia batalkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
sakura
wew
2023-06-14
0
Dewi Ayusartika
mampir Thor
2023-04-04
0
ousky
hanas suka dewa
2023-03-25
0