Menyeramkan

aku tertidur di atas dada Arga, dia memeluk ku sepanjang malam, detak jantung nya terus terdengar dengan jelas, membuat aku semakin nyaman tertidur.

" Ra, Ra......"

Arga menggoyangkan tubuhku perlahan.

"hmmmmm.... "

wajah ku dan Arga saling bertemu, kedua aset ku yang memang tidak terlalu besar masih menempel di atas dada Arga, untuk beberapa saat Arga dan aku saling bertatapan.

" ehem...." Arga memalingkan pandangan nya dari belahan baju piyama ku dan memperlihatkan aset milik ku.

buru buru aku bangun lalu membelakangi Arga.

" maaf, mas Arga keberatan ya " kali ini suara ku sedikit bergetar

" itu nyaman, hanya saja aku ngg bisa menahan nya sepagi ini "

aku segera mengambil baju dan meraih handuk untuk mandi, Arga tersenyum tipis saat aku melirik nya sebelum keluar kamar.

ini masih sangat pagi tapi suasana nya sudah sangat mencekam bagiku, kamar mandi yang terletak di luar rumah membuat aku semakin galau untuk mandi.

" bulu kuduk ku berdiri semua, merinding, tau kaya gini aku minta anter mas Arga "

aku bergidik merasakan susana yang tak mengenakkan ini, kamar mandi ini memiliki bak mandi yang lumyan panjang, lantai yang berlumur membuat kamar mandi ini lebih terasa horor bagi ku, belum lagi suara air yang mengalir langsung dari mata air yang memenuhi bak semakin menyempurnakan kehororan.

dengan cepat aku basahi tubuhku, menggosok nya memakai sabun, mencuci muka dan lain nya, semua nya aku selsaikan dengan cepat tak peduli masih terasa licin.

aku mulai menggunakan pakaian yang ku bawa, perasaanku mulai ada terkendali, aku merasa sepasang mata yang sedang memperhatikan ku sejak aku pertama kali masuk, belum lagi bayangan hitam di ujung kamar mandi yang terlihat seperti hidup.

aku membuka pintu kamar mandi setelah selsai, mataku langsung terbelalak melihat suasana yang berbeda, rumah pak tua yang hanya berjarak satu meter dari kamar mandi kini tak terlihat, di hadapanku hanya terlihat sebuah jalan menuju istana yang besar, orang orang yang aku lihat berjajar, berbaris membuat pagar betis, tapi aku yakin sebenar nya itu bukan orang.

" di mana ini ????"

dengan perasaan yang semakin panik, tiba tiba kaki ku terasa berat, sedikit demi sedikit aku melangkahkan kaki ku tapi akhir nya ambrug juga.

dengan perasaan takut aku coba membuka mata, terlihat pak tua dan Arga di samping ku tampak khawatir.

" mas Arga, ini bener mas Arga kan ??? "

aku mengguncang guncang lengan Arga memastikan itu bukan halusinasi.

" iyh Ra, ini aku "

Arga membalas memegang tangan ku, repleks aku langsung memeluk Arga, aku merasa lega karna itu benar benar Arga.

" apa yang kamu lihat ??? "

tanya pak tua padaku, dengan raut muka yang sedikit tidak mengenakan.

segera aku melepaskan pelukan ku pada Arga, dan menatap pak tua.

" istana sama beberapa pengawal istana, aku ngg ngerti kenapa tiba tiba berubah dan terlihat seperti itu "

sekarang pak tua menutup kedua matanya, dia tampak berbicara serius, tapi aku tak mengerti apa yang dia bicarakan.

setelah selsai berbicara, pak tua itu kembali menatapku.

" kamu harus pulang "

mendengar ucapan pak tua padaku sontak membuatku dan Arga terkejut.

" ngg bisa, dia ngg bisa pulang sampai besok, kita sudah menikah sebagai syarat, jadi kita harus menyelesaikan nya sampai akhir "

Arga yang begitu antusias terkesan tak peduli dengan apa yang aku alami, terlebih kata kata nya yang mengatakan dia sudah menikahiku untuk datang kesini, itu benar benar membuatku sesak, perasaan yang mulai tumbuh setiap kali aku bersama Arga seketika harus aku kubur sedalam dalam nya, kenyataan bahwa dia menikahiku hanya karna sebuah kontrak adalah pukulan terbesar yang pernah ku alami.

tak terasa tiba tiba mataku di penuhi air mata yang sudah siap untuk membasahi wajahku, aku berdiri dan pergi mengambil beberapa alat kerjaku tanpa mengatakan apapun.

" ayo mas, kita harus bekerja kan "

.

Arga yang sedang berdebat dengan pak tua menolehku yang sudah siap dengan semua peralatan kerjaku

" tidak, istirahat saja dulu, aku pergi sendiri hari ini "

Arga mulai berdiri dan melewati ku begitu saja, dia juga mengambil beberapa keperluan untuk observasi kali ini.

Arga mulai berjalan ke luar tanpa mengajakku, tapi aku tetap mengekor di belakang nya.

menyadari aku mengikuti nya dari belakang, Arga berhenti dan menoleh ke arahku

" kamu ngerti ngg aku bilang harus istirahat ???? "

meski Arga tak meninggikan suara nya, tetap saja aku merasa kalau dia tak selembut biasa nya, aku mengabaikan ucapan Arga dan terus berjalan melewati nya, pak tua yang melihatku sempat menahan ku juga agar tidak pergi.

" bahaya jangan pergi " ucap pak tua padaku

kali ini aku benar benar tak peduli dengan apa yang akan terjadi padaku, aku tetap berjalan keluar. kata kata Arga benar benar membuatku mati rasa pada hal hal goib yang beberapa kali aku alami.

kali ini yang ada d pikiran ku hanya tentang pernikahan ini, bagaimana bisa aku sebodoh ini, menandatangani kontrak yang bersyarat pernikahan, batinku terus menggerutu sepanjang perjalanan.

langkahku tiba tiba berhenti di sebuah batu besar, terlihat sosok bayangan hitam dengan mata merah menatapku, Arga yang menyadari ada yang tidak beres langsung menarik tanganku untuk meninggalkan tempat itu, dengan cepat aku tepis tangan Arga yang menarik ku.

" aku gpp mas "

aku melanjutkan lagi berjalan melewati batu besar dan bayangan hitam menyeramkan itu, mata nya yang masih menatapku membuat semua bulu di tanganku berdiri.

" jangan cari masalah, aku tau ada yang ngg bener, ayo pulang "

Arga kembali menarik tanganku.

" masalahku satu satu nya sekarang adalah pernikahan ini mas !!! "

entah punya keberanian dari mana, kata kata itu keluar begitu saja dari mulutku, Arga perlahan melepaskan tangan nya dari tanganku, Arga terus menatapku seolah tak percaya dengan yang baru saja aku ucapkan.

aku melanjutkan berjalan di ikuti Arga yang tepat di belakangku, dan pak tua yang juga mengikuti kami untuk berjaga jaga. beberapa kali aku berhenti dan mencatat apa yang aku temukan, terlihat Arga juga fokus dengan pekerjaan nya, beberapa kali juga aku melihat hal hal aneh, seperti bayangan yang beterbangan, kabut yang tiba tiba atau suara suara yang entah dari mana datang nya.

aku dan Arga menyelesaikan pekerjaan kami hari ini dan kembali ke gubug pak tua, kali ini aku berjalan di belakang Arga. tiba tiba punggungku terasa berat saat melewati batu besar yang ku lihat tadi, tapi sosok bayangan hitam besar dengan mata merah itu tak aku lihat sekarang.

pak tua menghampiriku dan menyentuh pundak ku, sepertinya dia tau sesuatu yang terjadi padaku.

" kenapa ini pak ??? " tanyaku pada pak tua dengan suara merintih

Arga yang mendengar, langsung berbalik dan menghampiriku, dia berusaha menahan ku yang mulai ambrug karna terasa semakin berat.

aku membaca beberapa ayat yang aku yakini bisa terlepas dari makhluk goib, tapi hasil nya tetap sama..

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

aku mulai tak lagi merasakan berat di pundak ku, tapi saat aku membuka kedua mataku aku melihat tempat yang berbeda sekarang, sosok hitam itu sekarang tepat di hadapan ku.

" hey wanita aku akan mengabulkan keinginan mu "

suaranya yang besar membuatku merinding.

" aku tidak menginginkan apapun darimu "

aku memberanikan diri untuk melawan nya.

" kamu bohong, kamu ingin sebuah keturunan dari pernikahanmu bukan "

sosok hitam itu memang benar, aku memang menginginkan hal itu dan sederhana nya aku hanya ingin Arga menyentuhku layak nya sebagai seorang istri, dalam kata lain aku memang menginginkan berhubungan intim dengan Arga.

" biarkan aku pergi, aku akan mendapatkan nya dengan suamiku "

tiba tiba pndanganku kabur dan berubah menjadi gelap, saat aku kembali membuka mataku, aku sudah berada di gubug pak tua.

aku menjauhkan kaki ku dari tangan Arga yang sedang memijat kedua kaki ku.

aku memang masih memikirkan ucapan sosok hitam itu padaku, tapi aku tidak ingin memberitau ini pada Arga ataupun pak tua, aku berdiri meninggalkan Arga dan pak tua, aku mulai mengambil laptopku di kamar dan mulai menulis semua pengalaman ku di tempat ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

keesokan hari nya, aku pergi tanpa membangunkan Arga yang kembali tertidur selepas shalat subuh, dia memang mengatakan hari ini tidak akan pergi observasi padaku, tapi aku masih penasaran dengan satu tempat di sini, dan itu akan melengkapi tulisan ku untuk film yang akan Arga buat.

aku pamit pada pak tua dan meminta ijin, tempat nya memang tak terlalu jauh seperti kemarin, tapi tempat ini lebih membuatku merinding dari pada tempat kemarin.

semua hal hal yang menyeramkan mulai menyambutku, tapi nampak nya aku mulai terbiasa dengan hal itu, aku terus menulis beberapa hal yang perlu aku tulis.

dua jam berlalu aku berada di tempat itu, dan menyelesaikan semua pekerjaan ku, aku merapihkan semua peralatan yang ku bawa dan mulai berjalan pulang.

baru saja beberapa langkah, tiba tiba kaki ku mulai terasa berat seperti di tarik dengan kencang dari arah belakang.

" astaghfirullah....."

aku menghentikan langkahku, tarikan tangan itu semakin kencang dan membuatku terjatuh, aku melepaskan semua yang ku bawa termasuk laptopku sebelum rusak karna terbentur bebatuan, walau sebenar nya laptop ku sudah terbentur cukup keras saat aku terjatuh.

" aaaaaaa.....tolooooong "

aku berteriak sambil terus berusaha meraih apapun yang bisa menahan ku, pak tua yang memang mengawasi ku dari jauh berlari ke arahku berusaha meraih tangan ku, tapi kakiku terlalu cepat di tarik, tangan ku meraih sebuah pohon kecil, tapi makhluk itu terus menarik ku, tangan ku hampir terlepas karna terluka tapi tiba tiba muncul sosok tinggi hitam di depanku dan seketika kaki ku terlepas dari tarikan.

dengan cepat aku berdiri dan hendak meninggalkan sosok hitam itu, tapi tiba tiba saja tubuh ku terasa berat, pandanganku kabur dan aku mulai tak sadarkan diri lagi.

kali ini aku membuka mataku dan melihat sosok hitam itu berubah menjadi seorang pria tampan, dia duduk di sebuah singgasana dan menatapku.

" siapa kamu ???? " aku bertanya dengan suara bergetar karna ketakutan

" aku menginginkanmu dan aku akan melindungi mu "

ucap sosok hitam itu padaku dengan tatapan yang masih sama meski sudah berubah wujud.

" aku bukan bangsa sepertimu, aku manusia kita berbeda, jadi aku kita ngg bisa sama sama "

kaki dan tangan ku sekarang mulai bergetar.

" aku bisa membuat mu sama dengan ku "

" tidak, aku memiliki seseorang yang aku cinta, dia suami ku dan dia sudah memilikiku "

seketika aku tersadar dan kembali pada dunia nyata, aku melihat Arga dan pak tua yang terduduk di sebelahku.

" aku sudah bilang jangan pergi "

Arga langsung memperingati saat tau aku mulai sadar

" kamu cuma bilang kamu ngg pergi mas, bukan melarangku untuk pergi "

aku bangkit dan mulai memeriksa laptop dan semua peralatan kerjaku, ternyata aku tadi pingsan dan di bawa pulang oleh pak tua, beruntungnya semua peralatan kerjaku ngg ada yang tertinggal.

aku merasakan perih di bagian tangan dan lututku, dan memar di pergelangan kaki, kata pak tua memar itu bekas tarikan makhluk tadi yang aku pun tak tau wujud nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!