MAHM BAB 17 - Sang Ibu

"Sudah aku bilang 'kan kalau metode ini masih cacat!" dengus Keith saat Damian sudah sampai ke markas mereka.

Damian enggan menanggapi karena memang perhitungannya kali ini meleset.

"Kau urus semuanya! Dan laporkan padaku hal sekecil apapun!" ucap Damian kemudian.

Damian ingin kembali ke mansionnya tapi baru beberapa langkah Keith berkata lagi. "Dia kembali!"

Langkah Damian langsung berhenti sejenak yang dimaksud Keith 'dia' itu adalah sang mommy. Damian sangat membenci ibunya sendiri.

Selama ini ibu Damian tinggal di Amerika karena dia tahu anaknya sangat membencinya. Dia akan kembali menemui Damian jika uangnya habis.

"Apa yang kali ini akan dia lakukan?" geram Damian dengan mengepalkan kedua tangannya.

Saat Damian sampai ke mansion, dia dengan segera membersihkan dirinya. Setelah hampir satu jam di kamar mandi akhirnya Damian keluar, dia melihat Jeje sudah tertidur pulas di ranjangnya.

Tanpa berpakaian Damian naik ke atas ranjang dan berbagi selimut yang sama dengan Jeje. Dan Jeje yang mencium aroma Damian samar-samar membuka matanya.

"Dam... Damian!" panggil Jeje terbata merasa tangan lelaki itu menggeranyangi tubuhnya.

"Aku ingin menyuntikmu lagi!" ucap Damian yang tangannya sudah melepaskan pengait bra Jeje.

Setelah pengait itu terlepas, Damian melorotkan gaun tidur yang dikenakan gadis itu dan mulai menunduk untuk mencicipi gunung kembar Jeje yang semakin hari semakin besar, itu pasti karena perbuatannya.

"Mhhhh...."Jeje menggeliat menahan sensasi yang diberikan Damian padanya.

Tangan Jeje bahkan meremas rambut Damian saat merasakan hisapan yang sangat kuat. Foreplay demi foreplay Damian lakukan sampai akhirnya tubuh Jeje kembali terguncang di dini hari itu.

*****

Jeje berlarian kecil di koridor kampusnya menuju kelas, karena melayani Damian dini hari tadi Jeje terbangun kesiangan dan sekarang hampir terlambat.

Biasanya Jeje akan diantar oleh supir dan nanti akan dijemput saat jam pulang kampus.

"Untung saja!"ucap Jeje saat sampai di kelas dan dosen pembimbingnya belum datang.

Sambil menunggu, Jeje mengeluarkan buku-bukunya untuk belajar sejenak karena jika berada di mansion waktu belajarnya akan selalu terganggu. Damian selalu saja menggodanya dan Jeje selalu tidak berdaya dengan sentuhan lelaki itu.

Di sisi lain, seorang wanita yang umurnya sudah berkepala empat tapi masih tampak muda dan cantik di usianya itu sudah berdiri di depan gerbang mansion Damian.

"Nyonya Anne!" sapa penjaga mansion yang menyadari siapa yang datang.

"Dimana putraku?" tanya Anne yang tak lain adalah ibu kandung dari Damian.

"Tuan Damian ada di dalam!" jawabnya.

"Aku ingin menemui putraku!" ucap Anne dengan melangkah maju tapi langkahnya segera dihentikan oleh penjaga tersebut.

"Maaf Nyonya, saya harus melapor pada Tuan Damian dulu!"

"Aku ini mommy-nya. Jadi tidak perlu melapor!"

"Tapi ini perintah, Nyonya!"

Anne hanya bisa menghentakkan kakinya kesal, dari dulu Damian selalu bersikap seperti itu pada dirinya. Anne akui memang dia bukan ibu yang baik karena dari Damian kecil dulu, Anne lebih suka keluar rumah untuk bersenang-senang. Ayah Damian yang selalu sibuk tidak ada waktu untuk dirinya, untuk itu dia selalu mencari kepuasan dengan pria lain di luar sana.

Hingga hari itu, ayah Damian mengalami kebangkrutan dan langsung kena serangan jantung. Tentu saja hal itu membuat Anne frustasi karena sumber uangnya lenyap ditambah hutang yang ditinggal ayah Damian sangat banyak.

Hal gila dilakukan Anne dengan menggoda kolega bisnis suaminya supaya mau membantunya untuk melunasi hutang. Mereka setuju tentu dengan Anne yang harus melayani mereka.

Di hari pemakaman suaminya, di hari itu juga Damian kecil melihat ibunya bersetubuh dengan dua orang pria sekaligus.

Dan di hari itulah, Damian mulai membenci ibunya sendiri.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***