Hari ini sudah seminggu saat kejadian Risa kekantor. Bagas lebih banyak fokus pada pekerjaan nya. Dan hari ini hari dimana dia akan menandatangani kesepakatan kerja sama dengan perusahaan terbesar.
"Romi apa semua berkas sudah siap?"
"Ya tuan "
"Baiklah setengah jam lagi kita berangkat. Kau periksa jangan sampai ada yang ketinggalan"
"Baik Tuan,"
Romi pamit undur diri, berbarengan dengan dua pria masuk ke dalam.
"Gas..Lo kemana aja ga pernah lagi nongkrong di clubs udah insaf Lo? "
Adit salah satu teman Bagas, dari jaman sekolah menengah pertama sampai sekarang masih saja cerewet.
"Sibuk,"
Bagas membalas singkat padat tanpa mengalihkan pandangan nya.
"Nih kejutan.."
Adit menyodorkan sebuah undangan pernikahan bertinta emas padanya.
Bagas langsung mengambil dan membacanya, dia melotot tajam ke arah temannya. Apa apaan ini.
"Sorry kecelakaan gue...Udah hamil Freya tiga bulan,"
"Dan undangan itu juga mendadak ketahuan seminggu kemarin hamilnya. Semua serba mendadak,"
"Gila dua hari lagi,"
"Gue juga tau baru kemarin sore. Tapi hebat Lo Rel.. langsung melendung tuh cewek,"
Adit melihat Bagas ,
"Keduluan Lo gas sama si Farrel. Eh btw Lo kemana sih belakangan ini. Kalian berdua jarang keluar, Inka hamil juga,?"
Bagas menggeleng
"Sabar belum rejeki, !"
Adit menambahkan wejangan buat Bagas.
****
"Tuan apakah anda akan mengajak nona Inka untuk meeting kali ini,"
"Tidak, belum waktunya,"
Sean tau apa yang terjadi di dalam rumah tangga Inka. Ya Sean dari pertama melihatnya dan jatuh hati pada wanita itu. Sean William mencari informasi tentang Inka. Dari yang kecil sampai yang besar. Sampai di mana dia tau dimana Bagas suaminya menghianati untuk menikah lagi. Jangan tanyakan dari mana dia tau tidak ada yang tidak mungkin untuk Sean William.
"Ajak saja Naura kita pergi bersama Naura, biarkan gadis itu istirahat,"
Kenzo hanya mengangguk mengerti. Setelah itu dia keluar untuk menyampaikan pada sekertaris nya.
Naura jelas saja dia senang bukan main. Sudah lama dia menantikan hal ini. Dia akan menunjukkan bahwa dirinya adalah yang terbaik. Bukan Inka gadis kampung itu.
****
Di kafe Bagas sudah menunggu kedatangan CEO pemilik perusahaan besar. Tidak lama datanglah Sean dan dua orang yang satu Kenzo dan yang satunya mungkin sekertaris nya.
Lalu di mana istrinya? bukan kah dia bekerja di perusahaan tersebut?. Ah nanti dia akan menanyakan nya. Mungkin dia tidak tahu ada istri nya yang bekerja di perusahaan nya.
Setelah kesepakatan di mulai beberapa lama kemudian. Mereka makan siang sekaligus membahas proyek yang akan mereka bangun. Tepatnya perusahaan Sean yang meminta jasa dari perusahaan Bagas.
Naura wanita itu sesekali menawarkan berbagai macam jenis hidangan pada Sean.
Bagas pria itu tersenyum melihat wanita yang selalu menawarkan makanan yang ada di meja pada Bos nya. Dia jadi ingat istri nya sekarang bagaimana mana cerewet nya dia. Jika makan banyak yang tersaji dalam meja dia akan bilang mubasir.
"Baiklah saya rasa pertemuan kali ini cukup sampai disini. Saya permisi,..."
Sean bangkit dari tempat duduknya dan berlalu begitu saja. Meninggalkan Bagas dan sekertaris nya. Dia tidak suka ber basa basi. Ia melakukan kerja sama ini adalah untuk menunjukkan suatu saat nanti bahwa Bagas salah telah bermain api. Tanpa kerja sama dengan nya pun Sean tidak akan rugi. Bagi Sean perusahaan Bagas blm ada seujung kukunya. Sean tersenyum miring dengan rencana nya.
"Tunggu aku baby"
Begitu masuk mobil Sean mengecek ponselnya. Dia berdecak.
CK ....
"Apa dia senang tidak ada yang ganggu menyebalkan,"
Naura yang duduk di bangku depan nya melirik ke arah Sean.
"Ken kita ke restoran cepat saji belikan pizza yang spesial,"
"Baik Tuan"
Kenzo melajukan kendaraannya mencari pesanan tuannya.
"Tuan untuk apa ? Bukan nya kita sudah makan,"
"Nona jangan mencampuri urusan tuan muda,"
Kenzo mengucapkan nada ancaman. Dia tidak suka ada wanita ini.
Sementara Sean dia acuh saja tak menanggapi mereka berdua. Dia turun melangkah ke depan Kenzo mengikuti langkah sang tuan. Sean senyum senyum sendiri membayangkan wanita itu. Ketika ada makanan yang di sukai nya.
Brukk..
Seorang perempuan menabrak nya. Dia mendongakkan kepalanya. Tatapan memuja dari perempuan itu ketika melihat wajah nya.
Sean mendengus kenapa banyak sekali yang suka menabrak kan dirinya pada nya. Ia teringat dengan Inka dia tersenyum mengingat nya. Lalu melihat ke arah wanita itu. Tentu saja dia tidak senang selain Inka tentunya.
"Apa kau punya mata. Menyingkir dari ku !,"
"Nona apa anda tidak dengar. Tuan muda bilang menyingkir lah nona,"
Kenzo mengulang kembali apa yang tuannya mau.
Clarisa terkesiap. Lalu mundur beberapa langkah, membiarkan mereka berdua melanjutkan jalannya.
"Tampan sekali dia. Bukankah dia CEO dari perusahaan terbesar di Indonesia. Cucu dari Rudi Mahesa. Oh ya ampun benar,"
Clarisa masih melihat ke arah Sean.
"Dimana gadis kecil itu? kenapa tidak bisa di hubungi...
Ken cari dia apa dia tidur. Berani sekali tidak mengangkat telponnya"
Sean menggerutu karna Inka tidak mengangkat telpon dari Sean.
"Baik Tuan"
"Ah tidak usah biar aku yang cari"
Rupanya Inka saat ini sedang asik menonton drama Korea favoritnya di ponselnya. Dia tidak menyadari kehadiran dua pria menyeramkan. Yang saat ini sedang mengawasi dirinya.
Inka serius melihat ke arah handphone nya.
"Huh dasar laki laki sialan. Bisanya cuma menyuruh kesana sini. Bilang saja kau jatuh cinta gitu aja repot. Coba kalau sudah pergi baru tau rasa ,...
Jangan mau balikan lagi dia penipu, penjahat, pembohong jangan terima cinta nya. Cari saja yang lainnya,"
Inka masih saja mengumpat pria di handphone nya.
"Inka Riana ,"
Sean William pria itu tak habis pikir. Dengan apa yang dilakukan oleh gadis kecil pujaannya itu. Dia dari tadi berdiri di sini masa tidak kelihatan, keterlaluan sekali dia.
"Eh kenapa tuan mengagetkan ku. Kalau saya kena serangan jantung bagaimana. Bapak mau bertanggung jawab hah..."
Inka tak sadar membentak Sean. Sementara Sean memasang wajah tanpa dosa nya. Mengambil handphone Inka dan memasukkan nya ke dalam saku celana nya.
"Apa handphone ini lebih penting dari pekerjaan mu yang menumpuk itu?Apa aku terlalu memberikan mu keringanan. Sehingga kau bisa berbuat sesuka mu,"
"Hehehe tidak tuan. Tadi refleks aja saya membentak tuan. Karena saya kaget,"
"Hemm ikut saya ,"
Sean menarik tangan Inka menuju ruangannya. Kenzo melirik ke arah wanita yang dari tadi menguping.
"Jangan pernah sekalipun kau mencampuri urusan tuan muda. Kalau kau tak mau terkena masalah,"
Kenzo berlalu begitu saja setelah mengucapkan kalimat bernada ancaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Mila Paputungan
naura yg kepoo
2022-06-27
1
Yõu & Mę 🕊
Malas banget deh kalau karakter perempuan beginian... Mata dan pikiran nya busuk semua 😏😏
2022-06-21
0
Sumarni 01
lanjut tross
2022-06-19
0