"Oppsh hehehe.."
Sean menyodorkan sebuah map berisi tentang apa yang akan boleh dilakukan, dan tidak boleh dilakukan oleh Inka. Berikut semua peraturannya dari mulai jam kerja sampai pulang jam kerja. Adapun di luar jam kerja, Sean memberikan bonus pada Inka.
Ah ini mah Inka seratus persen gak keberatan. Tanpa ba-bi-bu Inka mengambil bulpoin menandatangani berkas tersebut. Sean hanya tersenyum penuh kemenangan.
"Kau bisa pergi bersama Naura dimana ruangan mu,"
Inka hanya mengangguk mengerti mereka berdua pamit undur diri.
Diluar ruangan Naura menatap wajah cantik Inka.
"Jangan pernah sekalipun kau merayu tuan Sean. Kau hanya perlu bekerja. Bekerjalah yang
professional."
Naura berlalu pergi meninggalkan Inka.
"Aneh siapa coba yang merayu,"
Inka berjalan menuju tempat dimana meja tempat nya bekerja. Menyimpan tas mencoba membuka layar laptopnya.
Inka mengetik pesan singkat untuk suaminya, lalu menyimpan ponsel nya kembali. Ia mencoba untuk fokus, dia tidak mau mengingat kejadian di mana suaminya baru pertama kali tidak mau jujur dengan nya.
****
Di kantor Bagas sedang memeriksa berkas yang Romi berikan padanya.
Tok...tok...tok
Bagas mengalihkan pandangan ke arah pintu masuk.
Dilihatnya wanita berpakaian seksi membawa rantang stainless. Bagas menghela nafas, untuk apa istri keduanya datang ke kantor. Apa dia tidak tau bagaimana jika Inka ada di sini lalu apa yang akan terjadi.
"Maaf tuan nona Risa ingin bertemu dengan anda,"
Bagas mengangguk dan menyuruh Romi pergi meninggalkan mereka berdua.
"Untuk apa kau datang kesini Risa? Apa kau mau memberi tahu kan kepada semua orang bahwa kau istri ku,"
Bagas berbicara lirih tapi penuh dengan ancaman.
"Mas kenapa kau selalu berbicara dingin padaku. Aku juga ingin seperti mereka yang selalu melayani suaminya,...
Mommy memasak banyak sekali. Dia menyuruh ku membawanya untuk mu. Sebentar lagi makan siang,"
Risa berjalan menuju sofa disudut ruangan.
"Sebaiknya kau segera pergi. Aku tidak mau ada yang berfikiran macam macam,"
Risa tersenyum masam, bagaimana pun dia juga istrinya. Jadi biarkan saja mereka berpikir macam-macam.
Risa meletakkan tas branded nya. Berjalan menuju tempat dimana Bagas suaminya sedang bekerja.
Brukk....
Bagas kaget dengan ulah Risa yang duduk di pangkuan nya.
"Apa yang kau lakukan Risa. Jangan menguji kesabaran ku,"
Bagas berteriak keras kepada wanita yang ada di pangkuan nya.
Risa kaget tidak menyangka Bagas akan bereaksi berlebihan seperti itu. Dia lalu berdiri memandang wajah suaminya.
"Mas kenapa kau tidak bisa menerima ku. Aku juga tidak bisa menolak permintaan ibumu yang meminta ku menjadi istri kedua mu. Melahirkan anak untuk mu. Apa aku sehina itu mas. Sehingga kau tidak Sudi ku sentuh. Aku juga istri mu!,"
Risa menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia menangis tersedu.
Kenapa susah sekali menaklukkan hati Bagas.
Mau sampai kapan dari dulu sampai sekarang masih belum mau membuka hati untuknya.
Kalau dulu mungkin dia tidak akan mau. Sekarang kan keadaan nya berbeda dia sudah menikahinya, Istrinya juga. Setidaknya berlakulah adil.
"Maaf Risa aku butuh waktu,"
"Sampai kapan.., Sampai aku lelah. Baru kau mau menoleh ku. Dari dulu mas.. Dari dulu aku mencintaimu. Tapi kenapa km tidak mau menerima aku. Setidaknya beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku sangat mencintai mu...
Lalu sekarang setelah kita terikat masih saja. Kau tidak mau menoleh ku...,Kamu egois mas,"
"Maaf kan aku Risa. Semuanya begitu mendadak untukku. Aku tidak pernah berpikir untuk memiliki dua istri. Apalagi aku dan Inka saling mencintai. Dan kami sangat bahagia dengan pernikahan kami. Kemanapun kami pergi pasti berdua. Jadi aku bingung harus bagaimana memperlakukan kamu. Sementara Inka yang selalu ada di samping ku"
Bagas mencoba membuat Risa mengerti. Apa yang Bagas pikirkan tentang pernikahan mendadak ini.
"Baiklah aku mengerti! Setidaknya beri aku kesempatan untuk mencintaimu. Meskipun aku tau kau tidak bisa membalasnya."
Risa mengusap air mata nya,
"Baiklah aku akan pamit. Jika kau membutuhkan ku, telfon saja aku. Maaf kemarin aku lancang menelpon mu. Aku meminta nomor dari ibu,"
Clarisa berbalik dan pergi meninggalkan Bagas yang masih menatap nya.
***
Tring..Tring...Tring
"Ya hallo,"
"Pesankan makanan kesukaan ku dan bawa kemari,"
Di seberang telpon suara Bas itu mengagetkan Inka. Hingga dia menjauh kan telponnya dari telinga nya.
"CK..ytidak bisa apa lembut sedikit. Tampan sih tapi galaknya minta ampun. Andai aja aku jadi istrinya. Tidak ngapain mas Bagas aja ganteng lembut lagi. Lah dia,??"
Sambil menggelengkan kepalanya Inka membandingkan mereka berdua.
Tok tok tok Inka mendorong pintu masuk. Sementara Naura dari tadi memperhatikan inka.
"Kenapa Sean makan di dalam tidak di luar, kemarin dia makan di kafe. Apa banyak sekali berkas yang di periksa nya.
Seperti nya tidak terlalu, lalu kenapa,"
Naura memperhatikan pintu.
"Kenapa lama sekali Inka keluarannya,"
Sementara di dalam ruangan Inka sudah lama berdiri memegang nampan makan siang. Tapi orang yang ada di depan nya ini belum menoleh dari tadi. Inka di suruh memegangnya sebentar lagi katanya.
"Tuan apa anda belum selesai. Tangan saya kesemutan dan kaki saya pegal?,"
Sean mengalihkan pandangan nya.
"Hmm..taruh saja di meja itu"
Sean menunjuk ke kanan di mana ada meja dan sofa. Inka berjalan ke arah meja kaca lalu menaruhnya. Dia segera berdiri dan berjalan ke arah Sean
"Tuan makanan anda sudah ada silahkan saya pamit undur diri,"
Inka hendak berbalik tapi lagi-lagi tuannya menghentikan nya.
"Diam di sana siapa yang menyuruhmu untuk pergi!"
Sean melangkah menuju tempat dimana Inka menaruh nampan berisi makan siang nya.
"Kenapa kau diam diam di situ sini duduk,"
Inka ragu melangkah. Sean yang melihat itu segera menarik tangan Inka Inka kaget dengan ulah tuannya.
"Duduk dan makan ini,"
"Hah..."
"Makan ini,"
Inka memperhatikan wajah Sean kenapa dirinya yang di suruh makan. Sebenarnya makanan ini untuk siapa.
"Tidak tuan saya sudah makan tadi di bawah,"
"Tidak ada penolakan kau tau bukan isi kontrak nya,"
"Tapi sa_"
"Makan !'"
Belum selesai Inka bicara Sean sudah memotong nya.
Inka mengambil sendok lalu makan dengan perasaan canggung.
"Tuan kata suami saya bekerja dengan anda tanpa adanya seleksi, itu sangat mustahil. Apa anda merencanakan sesuatu buat suami saya,"
Huk...Huk ...Huk
Sean tersedak makanan yang dia makan mendengar Inka berbicara. Sementara Kenzo yang berdiri di samping tuannya hanya menampilkan wajah datar.
klik tombol like nya
dan jangan lupa komen
LOVE LOVE LOVE LOVE 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Winsulistyowati
😀😀 Lanjut Thor..
2022-11-02
0
Wirda Lubis
lanjut
2022-07-06
0
ICha Shine
i
2022-07-02
0