Inka melihat manik mata suaminya itu. Seperti nya memang apa yang ada di pikiran Inka ada sesuatu. Terbukti Bagas meminta nya berjanji.
"Tergantung mas apa dulu,"
Bagas menelan ludah nya kasar. Dia sudah menduga bahwa Inka pasti tidak akan memaafkan nya. Tapi Bagas yakin Inka tidak bisa meninggalkan nya. Bagas yakin itu, Inka tidak bisa tanpanya. Bagas sedikit tenang mengingat Inka tidak bisa tanpa adanya dirinya.
"Ya udah sayang kita selesaikan mandinya. Kamu udah lama mandinya kan,"
Inka mengangguk mengiyakan ucapan suaminya. Bagas melepaskan semua pakaiannya sendiri dan mengambil handuk untuk menutupi seluruh tubuh istrinya. Dia lalu berdiri di bawah shower guna membersihkan diri. Lalu menyambar handuk yang Inka berikan padanya.
Keesokan harinya Inka memakai pakaian formal nya, bersiap bekerja untuk pertama kalinya. Bagas melihat wanita cantik yang sedang berdandan jari jarinya memoles kan lipstik yang berwarna natural sangat cantik. Biasanya istrinya itu hanya memakai liptin. Ah Bagas beruntung bisa memiliki nya.
"Sayang ko bisa sih ga lewat seleksi dulu "
Bagas seperti mencium adanya bau bau yang tersembunyi. Masa iya istrinya langsung di terima tanpa adanya seleksi atau interview, langsung dari atasan aneh.
"Ga tau rejeki mas jangan di tolak,"
Inka menjawab pertanyaan suaminya tanpa menoleh.
"Selesai ... Cantik ga mas"
"Banget sayang istri mas tiada duanya,"
Bagas memuji istri nya sambil mengusap kepala nya dengan sayang.
"Ya udah baru pertama kali kerjakan yuk buruan nanti telat di omelin lagi,"
Bagas menggandeng tangan istrinya melangkah keluar kamar.
Di meja makan mereka berdua makan dengan lahap. Inka sesekali menambah sayur dan menawarkan ikan goreng untuk suaminya, Inka memang tidak bisa memasak. Dia hanya bisa menumis kangkung yang kadang keasinan dan menggoreng ikan itupun Bagas yang masukin ke dalam minyak panas. Inka hanya membalik dan mengangkatnya.
Sesampainya di kantor Inka celingukan mencari seseorang. Yang bisa menunjukkan di mana ruangan Bos besar. Kata resepsionis tadi naik lantai tujuh belas, terus lurus ada ruangan meeting dan ruangan khusus. Ada juga ruangan lagi nah disitu ruangan yang sangat besar itu ruangan CEO nya.
Uh kenapa nyari di mana ruangan nya ribet amat sih. Lurus belok lurus lagi ga tau kenapa bikin gue ribet ga lurus aja. Mana ga ada orang lagi pada kemana sih.
Inka menggerutu mencari tahu ruangan CEO nya.
"Nona anda mencari ruangan CEO,"
Inka berjengit kaget sambil memegang dadanya. Melotot kan matanya pada lelaki yang beberapa waktu lalu, ada bersama lelaki yang menurutnya sangat menyebalkan. Gimana Inka gak sebal dia mengatainya gadis cilik dan gagal tumbuh. Jangan lupa julukan kurcaci untuk nya. Mengingat itu Inka jadi sebal sendiri.
Billy Syahputra ya dia asisten yang di pilih Rama untuk membantu Sean. Adapun Kenzo dia lain lagi Kenzo adalah tangan kanannya. Di mana ada Sean pasti ada Kenzo lain dengan Billy dia hanya di tugaskan untuk membantu di kantor saja bukan yang lain.
"Kenapa bapak mengagetkan saya. Bagaimana jika saya kena serangan jantung, Bapak mau tanggung jawab,"
"Maaf nona, Jika saya mengagetkan nona mari lewat sini,"
Billy berjalan di ikuti oleh Inka di belakang nya sambil terus menengok kanan kiri dengan kagum.
"Silahkan nona ini ruangannya ,"
Inka menoleh melihat pintu kaca besar dan canggih itu.
Gini mah gak akan ada maling yang masuk pintu nya aja pake sensor apalagi dalamnya.
Emezing...Itulah gambaran pertama kali melihat pintu itu.
"Tuan nona Inka sudah datang,"
Kenzo dari dalam memberi tahu sang tuan. Sean langsung berdiri merapikan pakaian dan rambutnya. Berharap tampilan nya kali ini keren dan memukau.
"Ken apa aku masih tampan dan wangi ,"
Sean bertanya tentang penampilan nya saat ini. Biasanya dia tidak pernah minder dengan segala penampilan nya.
Kenzo yang melihat tuannya itu hanya mengangguk mengerti jika tuannya itu terlihat gugup atau apa. Kenzo tidak tahu padahal kan bukan kekasih nya yang datang.
"Iya tuan "
Tok tok tok pintu kaca di ketuk dari luar.Sean gugup setengah mati mendengar ada suara yang meminta izin masuk.
Kenzo hanya menggeleng ada apa dengan tuanya. Seperti anak ABG yang baru jatuh cinta. Ken tau tuannya sudah jatuh cinta pada wanita yang sudah menabrak nya. Wanita yang selalu membuat dia kalang kabut mendengar tuannya mengutuk dirinya. Kenapa bukan dengan dirinya sih suaminya. Dan kenapa harus sudah nikah juga. Itulah keluhan tuannya setiap detik.
Tok tok tok pintu di ketuk lagi, Kenzo berjalan membuka pintu padahal kan ada remote control. Kenzo ikutan jadi bodoh karena tuannya.
Di lihat nya Inka bersama Billy masuk ke dalam. Sean mencoba tetap cool dan berwibawa. Sebenarnya dia gugup setengah mati. Melihat wanita cantik berpakaian formal tersebut.
"Kau terlambat lima menit nona"
Suara Bas itu seketika menyadarkan Inka dari rasa kagum.
Kagum dengan dekorasi di dalam ruangan CEO. Kagum dengan wajah tampan bak dewa Yunani itu.
Kenapa ada orang nyebelin kalau saja bukan atasan aku. Udah melayang ni sendal.
"Maafkan saya tuan.Tadi saya kesulitan mencari ruangan anda"
Sean mengibaskan tangannya menyuruh Billy pergi. Billy mengerti dia membungkukkan badannya dan undur diri. Sementara Kenzo berdiri di samping sang tuannya.
"Kau sudah tahu apa saja tugasmu mulai hari ini,"
Inka hanya menggeleng kan kepala nya tanda belum tau. Sean menelpon sekertaris nya.
"Segera bawa berkas perjanjiannya,"
Tidak lama datanglah wanita cantik yang anggun penampilannya sangat wah dengan rambut Curly nya.
"Anda memanggil saya tuan. Dan ini berkasnya,"
wanita itu menyerahkan berkas berwarna merah muda itu pada Sean.
Inka yang melihat itu seketika menahan senyum nya. Bagaimana tidak wanita di sampingnya ini berbicara dengan nada yang menjijikan. Inka terkikik geli.ingin di belai kali.
"Ha..ha..ha "
Seketika tawa Inka pecah, membayangkan ada perempuan yang dengan terangnya merayu atasannya. Tentu saja sang Bos senang bukankah laki laki itu ibarat kucing di kasih ikan asin aja langsung embat. Apalagi ikan segar montok pula.
Sean menatap Inka Apa ada yang lucu lalu melirik Naura. Sean paham kenapa Inka tertawa dia pasti menertawakan sekertaris nya. Sean tak perduli mau seperti apa bentuk dan dandanan sekertaris nya. Bagi dia yang penting profesional.
Naura perempuan itu melirik tajam kepada Inka sambil memasang wajah sok manis nya. Naura tidak mau mempunyai kesan buruk pada Sean.
Sebenarnya dia tahu Inka menertawakan nya.
Begitu Inka sadar kalau sudah kelepasan segera menutup mulutnya.
**klik tombol like dan komen
jangan lupa makan 🤭🤭**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Ayu Nuraini
😂😂😂 Sean narsis abis
2022-07-23
1
Wirda Lubis
lanjut
2022-07-06
0
Leya channel
memang berasa diperlakukan seperti adek sih..
2022-06-23
1