Sean acuh mencoba memasang wajah dingin nya. Sebenarnya dalam hati pria itu takut. Jika wanita itu menyadari bahwa Sean sangat terpesona dengan kecantikan nya.
Seringai licik di bibir Sean
" Bagaimana kau mengganti kemejaku yg kau kotori, Hem...?"
"Silahkan om.. eh tuan lepaskan kemeja nya ke toilet dulu, biar saya yang akan mencucinya?"
"Lalu aku harus bertelanjang dada menunggu sampai bajunya kering begitu?"
"Eh gimana ya"
Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal Inka nyengir kuda.
"Ganti"
"Baiklah tunggu sebentar biar saya carikan pengganti nya o..tuan"
Inka hendak pergi keluar.
"Kamu akan membeli baju buat ku. Apa kau sanggup membelinya Hem..?."
Sombong sekali dia ini"
"Memang nya berapa harga nya kemeja yang anda pakai ini"
Inka jengkel dengan pria yang ada di depan nya.
Dasar memang nya aku gak bisa beli apa sombong sekali .
"Seratus juta .."
"Apa..?." Inka shock apa apaan ini kemeja satu.
"Kau memeras ku tuan,...Kau pikir siapa yang akan percaya dengan baju selembar seratus juta jangan membual".
"Satu Minggu kau harus membayar nya, Ken.. minta Alamatnya jangan sampai dia kabur. Aku paling tidak suka yang namanya terlambat. Lebih tepatnya mencari cari alasan, tidak bisa membayar nya lalu kemudian kabur",
Dengan cekatan Kenzo meminta alamat lengkap perempuan itu.
Sean melangkahkan kakinya menuju tempat ruangan VIP. Tentu saja Kenzo sang sekretaris nya yang sudah duluan memesannya. Karna dulu tuannya sering makan di kafe tersebut.
"Aku tidak mau. Jangan mengada-ada tuan. Aku tidak mau,"
Inka melayangkan protesnya.
"Nona sebaiknya Anda tidak membuat keributan yang lainnya. Tuan saya bisa saja marah saya harap nona bekerja sama."
Kenzo mencoba untuk mendapatkan apa yang di minta oleh sang tuan.
"Di mana ada baju selembar seratus juta. Tuan mu memeras ku asal kau tahu itu"
Inka protes dengan nada tinggi nya. Sampai sampai Sean yang sudah jauh pun dapat mendengar kan suara Inka.
"Nona jangan sampai saya melaporkan kejadian ini pada polisi. Karna nona tidak mau bertanggung jawab."
Kenzo kembali menegaskan bahwa tuan muda nya tidak main-main.
Inka shock mengumpat pria yang saat ini pergi meninggalkan nya.
Sambil menggerutu Inka memberikan alamat lengkap nya.
"Apa apaan baju selembar seratus juta dia pikir uang tinggal nyetak apa.?"
Kenzo hanya melirik wanita itu. Tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh tuannya itu. Untuk apa tuannya berurusan dengan wanita itu. Kalau bukan ada maunya. Bahkan harga kemeja tadi tidak mungkin seratus juta. Meskipun yang di pakai tuannya adalah barang Brend ternama. Benar juga kata wanita ini, tidak mungkin baju selembar seratus juta. Ah tuannya ada ada saja .
Inka menggerutu sepanjang jalan.
Ah sial kenapa harus menabrak nya sih tadi dapat dari mana uang sebanyak itu. Tidak mungkin minta pada mas Bagas. Inka tidak sadar bahwa saat ini dia berjalan kaki hingga jauh.
Saat ini pikiran nya hanya bagaimana cara nya mendapatkan uang sebesar itu.
Inka melihat jam tangannya. Ah ke kantor mas Bagas aja deh. Inka melambaikan tangan nya mencari Taksi.
****
"Mah.. Bagas mohon mah beri kesempatan buat kami"
Bagas menghiba pada ibunya supaya membatalkan rencana nya.
"Gak kalau kamu tidak mau menceraikan istri mu tidak masalah. Clarisa bilang dia mau jadi yang kedua. Dua hari lagi kau harus menikahi nya. Bila perlu lebih cepat lebih baik."
Monik berpikir bahwa apa yang dilakukan nya bisa membuat Bagas bahagia. Dia tidak mau mengharapkan keturunan dari wanita itu Inka yang menurutnya sangat di benci nya. Karna dia Bagas memanjakannya memenuhi kebutuhan nya dari masih SMP sampai sekarang. Padahal kalau Monik tau sebelum ayahnya Inka meninggal Bagas di beri kepercayaan menjadi direktur utama PT.BERLIANA ABADI ya perusahaan itu tidak lain adalah milik Inka, dari mendiang ibu nya Berliana yang di kelola oleh sang ayah Rendra.
Hingga saat dimana ayahnya Inka meninggal. Mertuanya itu mewariskan lebih tepatnya menitipkan kepadanya sampai saat nya tiba.
"Monik jangan sampai apa yang kamu lakukan ini membawa keluarga kita dalam kehancuran"
Harry sang ayah membela Bagas mencoba menyadarkan istri nya. Bahwa yang dilakukan nya suatu saat nanti akan menyebabkan rumah tangga sang anak porak poranda.
"Aku kan sudah bilang rahasiakan dari Inka.? Dia tidak mungkin tau. Kalau tidak ada diantara kita yang membocorkan nya."
"Lagi pula sudah hampir tiga tahun apa kau tidak mau punya cucu. Wanita itu tidak bisa memberikan kita cucu. Apa salahnya kalau Bagas menikah lagi. Supaya memiliki keturunan untuk keluarga kita.?"
"Terserah"
Harry tidak tahu lagi harus bagaimana menyadarkan istri nya.
"Persiapkan diri mu Bagas kita akan melangsungkan pernikahan mu di rumah ayahnya Clarisa. Mereka yang akan menyiapkan nya kita tinggal datang saja. Pastikan kau harus datang Gas, jangan membuat ibu malu. Dengan ketidak hadiran mu itu. Karna ibu yang sudah susah payah membujuk Clarisa agar mau menerima mu,"
Monik sudah di buta kan dengan apa yang di inginkan nya.
"Tapi Bu.."
"Jangan pernah membantah ibu. Sudah cukup kamu mengorbankan semua waktu mu untuk istri mu itu. Apa kamu mau selama nya tidak mau punya keturunan.?"
"Ingat Gas perempuan bukan hanya istri mu. Sekarang kau harus turuti kemauan ibu."
Keputusan ibunya Monik seperti nya sudah sangat bulat.
Bagaimana tidak jika Bagas menolak ibunya nekat akan bunuh diri. Dia tidak tahu harus apa. Selain menuruti keinginan sang ibu.
****
"Selamat sore Bu"
"Sore "
Inka berjalan menuju lift menekan tombol dimana ruangan suaminya.
"Siang menjelang sore nyonya"
"Iya Hilda langsung masuk aja saya ya suami saya ada kan"
Sambil mendorong pintu Inka meninggal Hilda yang bingung. Emang bos nya kemana kan tadi si bos minta ijin sama saya, supaya handel pekerjaan kalau ada yang tanya. Bilangnya mau pergi bareng istri .Lah istrinya kesini si bos kemana. Hilda bermonolog sendiri sambil mengikuti langkah istri sang bos.
"Hilda kemana mas Bagas. Apa lagi meeting ko kamu ga ikutan kalau belum selesai meeting nya,"
Hilda Bingung
"Eh bukan nya tadi bapak pergi ya katanya sama ibu"
Inka menautkan kan kedua alisnya. Bukannya tadi sudah balik lagi ke kantor ya, bukankah ada meeting dadakan tadi.
"Hem kalau Romi kemana,?"
Inka bertanya apakah asisten suaminya ada atau tidak.
"Ada Bu di ruangannya. Mau saya panggil kan,"
Fix benar suaminya menyembunyikan sesuatu darinya.
"Ga usah Hilda mungkin tadi mas Bagas ada keperluan lainnya. Ya sudah kembali bekerja saya juga akan pulang, selamat sore Hilda,"
"Siang menjelang sore ibu,"
JANGAN LUPA TINGGAL KAN JEJAK
VOTE KOMEN😁
PEGEL TERNYATA NULIS BUNDA..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Wirda Lubis
kasihan inka
2022-07-06
1
puji rahayu
like kok thor...
koment nya blm...lg fokus.😊
2022-07-02
3
Yuliana Ana
bagus ceritanya kebohongan akan menghancurkan segalanya
2022-06-21
2