Sean William berjalan dengan angkuhnya. Meninggalkan bandara Soekarno-Hatta. Kenzo sang sekertaris sekaligus tangan kanan nya mengikuti langkah sang majikan.
Diluar bandara sudah sejak tadi sopir sekaligus orang yang selama ini merawat Mension peninggalan sang kakek, Rudi Mahesa. Menunggu cucu dari almarhum tuanya.
Semenjak kematian sang kakek sepuluh tahun yang lalu. Sean William belum mengunjungi Indonesia.
Tentu saja karna Albert yang menjadi kan nya seperti yang sekarang.
Albert tidak menginginkan Sean menjadi lemah, dia mendidik anak semata wayangnya dengan keras dan kejam. Tanpa mengenal waktu Albert mendidik Sean sampai menjadi yang sekarang.
Sean tau kenapa ayahnya Albert tanpa celah mendidik nya hanya untuk ini. Semua tanggung jawab ada padanya.
Sampai saat dimana dulu Sean pernah jatuh cinta pada teman sekampus nya. Wanita itu sangat cantik bertubuh tinggi dan ideal. Sean sangat mencintai nya. Tapi entah kenapa wanita dengan nama lengkap Rubi Felisa itu meninggalkan nya.
Rubi Felisa cinta pertama Sean William. Perempuan yang sangat di cintai nya itu tega meninggalkan nya. Demi menjadi model go internasional Rubi pergi meninggalkan nya.
Hingga saat dimana Sean tau kenapa Rubi meninggalkan?
Albert lah yang membuat Rubi pergi meninggalkan nya. Karna Albert tidak mau Sean terganggu dengan adanya Rubi di sisinya.
Tentu saja Sean marah mengetahui bahwa sang ayah lah yang ada di balik kepergian Rubi.
Itulah kenapa Sean menjadi pribadi yang sangat Dingin. Dan tak tersentuh. Sean melampiaskannya dengan menjadi kan semua wanita hanya pemuas nafsu nya.
Ya Sean marah dengan ayah nya juga sangat kecewa dengan keputusan Rubi.
"Tuan apa kita akan langsung ke Mension?"
"Tidak, kita ke kafe dulu.!"
"Baik tuan"
Kenzo sekertaris itu melirik supir di samping nya. Seolah memberi tanda kepada supir tersebut untuk mencari kafe sesuai keinginan tuanya.
****
Di kafe sepasang suami istri itu sedang menikmati hidangan yang tersaji. Mereka berdua memang sudah hampir setiap minggunya, menikmati hidangan yang sangat di sukai oleh istri nya Inka. Ya tempat favorit Inka! Karna disini selain menampilkan menu yang sangat enak. Inka juga sangat menyukai eskrim nya.
Dert...Dert
" Ya halo ,"
"..............."
"Baiklah "
"Siapa mas "
Inka bertanya pada Bagas setelah Bagas mematikan telpon nya.
"Romi, katanya ada pekerjaan mendesak sayang",
"...Oh ya udah gih sana ke kantor lagi"
"Kamu ga papa mas tinggal?"
" Ga papa mas, lagian ini udah mau habis kan"
"Tapikan, kamu bilang mau makan eskrim nya sayang,"
"Iya ga papa mas tinggal aja. Nanti Romi marah lagi,"
"Ya udah deh sayang, mas tinggal ke kantor dulu ya ga papa,"
" Ga mas"
Bagas sebenarnya tidak tega membohongi istri nya. Ya Bagas membohongi Inka ? Sebenarnya yang menelpon nya bukan nya Romi tapi Ibunya Monik.
Bagas berdiri dari duduknya sambil menatap wajah cantik alami sang istri.
Melangkahkan kakinya dengan perasaan bersalah.
Baru kali ini Bagas membohongi Inka sebenarnya Bagas tidak tega tapi mau bagaimana lagi dia tidak mau menyakiti hati wanita itu.
Bagas tidak mengira bahwa dari kebohongan itulah yang akan menjadi bom waktu suatu saat nanti?
Inka menatap nanar ke depan dimana Bagas pergi meninggalkan nya. Bagas tidak pernah pergi meninggalkan nya, saat pergi keluar seperti ini. Entah itu dalam keadaan mendesak sekalipun pasti Bagas akan mengantarkan nya dulu...!
Tapi sekarang Bagas meninggalkan nya !
Ada apa sebenarnya..?
Inka tau Bagas menyembunyikan sesuatu tapi apa?
Bagas melajukan mobilnya dengan perasaan bersalah kepada sang istri.
Bagas tidak mau Inka tau bahwa ibunya berniat menjodohkan nya dengan perempuan lain.
Bagas tidak mau melihat istrinya menangis, Ia berniat untuk membicarakan dengan sang ibu. Agar Monik mengurung kan niatnya. Tanpa sepengetahuan Inka...
Inka menatap malas pada semangkuk eskrim di depan nya.
Dia menoleh kearah jendela kaca di lihat nya ada anak sekitar sembilan tahun sedang menjajakan jualannya.
Ah kasih aja anak itu deh. Inka melangkahkan kakinya menuju tempat dimana anak itu berada..
Brukk......
"Ah ****..."
Inka kaget mendongakkan kepala nya saat mendengar umpatan bernada Bas itu.
Deg....
Sean terhipnotis dengan perempuan di depan nya.
Sang sekertaris di belakang nya shook melihat keadaan tuanya. Melangkah ke depan melihat kemeja puluhan juta sang tuan kotor. Kenzo menatap perempuan yang ada di depan nya. Hendak memberi pelajaran pada wanita itu. Tapi dia melihat wanita itu bengong jangan lupakan mulutnya sedikit terbuka. Lalu dia melirik sang tuan.
Kenzo dalam hati bertanya kenapa dengan tuannya ? Tidak pernah Kenzo melihat raut wajah sang tuan seperti itu. Selain menampilkan wajah dingin dan bengis sang tuan tidak pernah menampakkan senyum nya. Meskipun dengan para ******-****** bayarannya. Kenzo berpikir ada apa dengan tuanya apa tuan nya jatuh cinta pada pandangan pertama?
Tau jika sang tuan muda nya terkesima dengan wanita di depan nya Kenzo berdehem
"Hemm".
Tuan muda nya masih belum merespon deheman Kenzo. Lagi masih belum merespon sang tuan.
Kenzo tidak mau sang tuan nya jadi bahan tontonan. Apa lagi sekarang ini mereka ada di depan pintu masuk. Melihat tingkah laku sang tuan yang menurutnya seperti belum pernah melihat wanita cantik di depannya. Padahal hampir setiap malam tuannya tidak pernah tanpa wanita- wanita. Lebih tepatnya ******!
Ah Kenzo bingung harus bagaimana menyadarkan tuannya !
Bagaimana tidak sudah dua kali Kenzo berdehem sang tuan tidak juga merespon nya.
Lalu Kenzo memberanikan diri mencoleknya tuannya!
Dari pada tuannya nanti bikin malu sendiri, pasti ujung ujungnya Kenzo lah yang jadi korban nya.
"Tuan"
Sambil mencolek Kenzo tersenyum bodoh.
Sean kaget, ia salah tingkah. Buru buru menguasai raut wajahnya melihat bidadari yang sangat cantik.
Kembali menampilkan wajah dingin nya.
Dia bingung dengan nya sendiri kenapa jadi bodoh.
" Heh bocah, kalau jalan pake mata"
Pria yang di tabrak nya berbicara dengan nada dingin dan logat bahasa Indonesia yang sangat fasih.
Eh eh ni bule beneran,?Ko ga keseleo tuh lidah ngomong nya..kW kali yah...Inka cekikikan sendiri.
"Berani nya kau mengotori kemejaku"
Sean melotot tajam sambil mencengkeram lengan kecil Inka. Sean marah wanita di depan nya beraninya menertawakan nya.
Sheet .....
Inka meringis sambil sesekali mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan pria itu.
"Eh om maaf saya tidak sengaja,..Biar saya bersih kan om"
"Om..."
Sean mengetatkan giginya, bisa bisanya dia di panggil om oleh perempuan mungil itu. Apa dia setua itu?
"Eh maaf tuan, biar saya yang bertanggung jawab tuan. Tapi tolong lepaskan tangan saya tuan."
Sesekali Inka meringis sambil berusaha melepaskan cengkraman itu.
Sean perlahan melepaskan cengkraman tangannya.
"Huff"
Inka melirik lengannya yang merah, sangat kontras dengan warna kulit nya putih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
MUKAYAH SUGINO
inka ketemu jodohnya
2022-07-05
1
Anik Kwon
Mansion
2022-06-30
0
Idank Dika
seperti nya menarik,,,aku suka,,,,
2022-06-28
1