bab 19

Lotte memasuki apartemen Mogan, dengan raut wajah yang tertekuk kesal.

Ia langsung menghempaskan dengan pelan tubuhnya di sofa.

Mogan yang melihat wajah kesal Lotte hanya mencebikkan mulutnya. karena dia tau apa yang membuat bosnya itu kesal.

"Apa, kau di usir,?" tanya Mogan dengan nada mengejek.

Lotte hanya mendelikkan matanya pada Mogan, lalu menghempaskan punggungnya di sandaran sofa.

"Aku, tidak akan membiarkan, Malvin memperlakukan aku seperti ini, … Mogan. berbuatlah sesuatu agar Malvin kembali padaku." Lotte menegakkan punggungnya dan memohon kepada Mogan.

"Ck! Mogan hanya berdecak.

"Ayolah, Mogan, … buatlah sesuatu rencana agar Malvin bisa aku miliki," Lotte terus saja merengek kepada Mogan.

"Cih, kau kalau ada maunya selalu saja seperti ini."

"Bukankah, aku sudah menyuruhmu agar diam dan nikmati kemenangan mu di rumah," karena bisa saja sekarang Malvin sedang mencarimu." Mogan mengepulkan asap rokoknya dan tersenyum miring kepada Lotte.

Lotte menatap lekat Mogan, dia sangat mengenal asistennya ini, yang begitu licik dan memiliki banyak rencana, salah satunya mencoblaskan Kim ke dalam penjara.

"Apa, yang kau rencanakan,?" tanya Lotte penasaran.

Mogan hanya mengangkat bahunya dan kembali tersenyum licik.

"Pulanglah dan tunggu pria idaman mu itu,"

"Apabila pria itu meminta sesuatu padamu, mintalah bayaran yang pantas buatmu," pesan Mogan.

Lotte yang melihat perkataan serius Mogan, ikut tersenyum. Lalu meningalkan apartemen Mogan.

"Dasar, wanita bodoh," cibir Mogan, saat melihat Lotte sudah keluar dari apartemennya.

"Tapi, aku senang karena wanita bodoh itu, aku bisa membuat Kimberly ligh menderita," hahaah." Mogan tertawa puas di dalam apartemennya.

"Cih, kalian semua hanya pengacara tidak becus. percuma aku membayar kalian mahal, kalau akhirnya istriku harus kembali ke penjara itu." bentak Malvin kepada para pengacaranya.

"Kami, tidak bisa berbuat apa-apa, tuan. semua bukti mengarah dan memberatkan nona, Kim."

"Jadi, apa yang harus aku lakukan, untuk membebaskan istriku,?" tanya Malvin, sambil menatap para pengacaranya itu.

"hanya ada satu cara untuk membebaskan istri anda, tuan." pengacara itu menatap Malvin serius.

"Apa.? tanya Malvin dengan raut wajah penasaran dan lega.

"Nona, Charlotte." jawab pengacara itu.

"Lotte,? Malvin membeo, dengan dahi mengkerut.

Sang pengacara menggakuk yakin.

"Jelaskan, padaku," perintah Malvin, dengan tidak sabaran.

"Anda bisa, meminta nona, Lotte untuk mencabut gugatannya tuan, karena hanya itulah satu-satunya cara agar nona, Kim bebas." ujar sang pengacara.

Malvin terdiam memikirkan perkataan pengacaranya itu. dan setelah di pikir-pikir ternyata yang dikatakan pengacaranya benar. hanya Lotte lah yang bisa membebaskan Kim.

"Baiklah, aku akan menemui Lotte dan memintanya, untuk membebaskan Kim. aku akan memberikan wanita itu apapun yang dia minta. meskipun dia meminta semua milikku, aku akan memberikannya padanya. ini semua demi Kim, … istriku." Malvin setuju oleh saran sang pengacara.

Malvin meraih ponsel dan kunci mobilnya. dia akan mendatangi apartemen Lotte dan meminta Lotte untuk membebaskan Kim.

Tidak butuh lama, kini Malvin sudah berada di depan pintu apartemen Lotte. Malvin menekan bel apartemen itu. dengan wajah yang berbinar Malvin tidak sabar untuk bertemu Lotte.

"Clek! apartemen Lotte pun terbuka. dan terlihatlah Lotte dengan penampilan yang sedikit terbuka.

Meskipun wajah Lotte belum terlihat sempurna, tapi dia tetap percaya diri untuk mencoba menggoda Malvin.

Malvin tidak memperdulikan penampilan Lotte. dia lantas masuk tanpa seizin Lotte. dengan sikap arogan Malvin duduk di sofa tunggal di ruangan tamu Lotte.