Sudah satu pekan Kimberly ditahan di kantor polisi kota Paris. Ia begitu menikmati masa-masa hukumnya di dalam sel tahanan dengan perasaan damai dan tenang.
Tidak ada wajah frustasi atau pun sedih, terlihat di raut wajah wanita berusia 30 tahun itu. yang ada hanya wajah puas karena bisa melampiaskan semua kekesalan dalam hatinya.
Ia merasa damai dalam sel, karena tidak seorangpun yang mengganggunya di dalam sel. kecuali suara Lusiana dan sang suami brengsek nya yang terus merengek ingin bertemu dengannya melalui para penjaga tahanan.
Tapi dengan wajah datarnya Kim menolak bertemu dengan Malvin.
Malvin sendiri sudah satu Minggu bolak-balik mendatangi kantor polisi dengan harapan, Kim ingin menemuinya. tapi Malvin harus menelan kekecewaan saat Kim terus saja menolak untuk bertemu dengannya walaupun sedetik saja. Malvin bahkan sering menginap di parkiran kantor polisi di dalam mobilnya.
Pria itu merasa tersiksa saat berjauhan dengan istrinya dan dia akan merasa tenang saat berada di dekat Kim, meskipun hanya di parkiran kantor polisi.
Semua pihak kepolisian hanya menggelengkan kepala mereka, melihat tingkah seorang tuan Malvin Abraham. Sang Pengusaha sukses dengan usaha di segala bidang yang mampu menghasilkan pundi-pundi uang.
sebab itulah kenapa Lotte sangat tergila-gila pada Malvin. selain memiliki wajah tampan pria itu juga terkenal dengan kekayaannya.
Kimberly sendiri tak menghiraukan Malvin. Kim sendiri sibuk mempercantik dirinya di dalam sel dengan seenaknya.
Kim merasa hidupnya begitu damai di dalam sel tanpa gangguan siapapun, tak kecuali suami brengseknya.
Jadi Kim lebih memilih menenangkan dirinya di dalam sel tahanan, karena hanya di tempat inilah Malvin tidak akan bisa menemuinya ataupun menganggunya.
*
*
*
"Nona, Kimberly!" seru petugas kepolisian wanita yang berjaga di sel tahanan bagian kelas Kim.
Kim hanya memutar matanya cegah. dia sudah menebak apa yang akan disampaikan oleh petugas ini.
"Suami anda ingin bertemu, nyonya!" Seru wanita berambut pendek dengan wajah datar.
"Katakan, aku tidak ingin bertemu dengannya," balas Kim datar tanpa melihat petugas tersebut.
Kim hanya sibuk mengecat kuku-kukunya.
"Tapi, nona, suami anda sedang menciptakan keributan diluar. dia mengancam salah satu petugas dengan pistol nona," ujar petugas itu, dengan wajah garang.
Karena saat ini Malvin sedang menyandera salah satu petugas di dalam kantor polisi tersebut.
"Nona, kami mohon temuilah suami anda, nona!" mohon petugas wanita itu lagi.
Kim menghela nafas panjang dan meletakkan cat kukunya di atas ranjang.
"Pergilah," suruh Kim dingin.
Petugas itu pun meninggalkan sel tersebut dan kembali keluar dimana Malvin melakukan keributan.
"Temuilah suamimu, aku takut dia akan berbuat nekat," sela Laura, yang sejak tadi menyimak dalam diam.
"Ternyata dia sangat tergila-gila padamu."
"Cih! dasar pria brengsek gila," maki Laura dengan memainkan asap rokok di mulutnya.
"Tentu saja dia tergila-gila. apa kau tidak lihat nona Kim begitu cantik dan lihatlah tubuhnya begitu indah dan seksi," seloroh Lusiana.
"Ck! cantik. tapi sayang korban keegoisan suaminya," cibir Laura diikuti kekehan.
Sedangkan Kim hanya terdiam dan dia akhirnya bangkit dari ranjang, setelah dia memikirkan banyak hal.
"Kau, tak membawa, …." Laura menghentikan langkah Kim dan melirik ke arah wastafel yang terdapat gunting disana.
"Benda itu akan membantumu, menghabisi nyawa suamimu," hahaha." ucap Laura dan kembali tertawa.
"Jangan seperti itu, kakak Laura. bagaimanapun tuan Malvin masih suami nona Kim," sela Lusiana bijak.
"Ck, terserah …." Decak Laura kesal.
Kim menghela kembali nafasnya dan melanjutkan langkahnya untuk menemui Malvin.
*
*
*
Kini Kim dan Malvin sudah saling berhadapan, dan sebuah kaca besar menjadi pembatas mereka dan sebuah telepon di masing-masing di tangan mereka. mereka hanya bisa saling berbicara lewat telepon yang tersedia di sana.
Malvin terus saja memandangi wajah cantik Kim dan dia begitu terenyah saat melihat rambut panjang kesayangannya sudah hilang. Malvin hanya bisa menahan rasa sesaknya saat tak sedikit pun Kim menatapnya. Malvin menyentuh kaca di depannya seakan-akan dia menyentuh wajah Kim. dan mengecup kaca itu.
Kim hanya menampilkan wajah datar dan membuang wajahnya ke samping. dia sangat membenci wajah di depannya ini.
meskipun ada sedikit rasa rindu di dalam hatinya. tapi sebisa mungkin Kim menghilangkan rasa itu.
Rasa sesak itu pun kembali hadir, saat mendengar suara lembut Malvin memanggilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
™•~•zira Kanaya°•°
hihihi seorang sultan di penjara ' 🤔 Nyantai aja 👏🤓🤓🤓🤓🤓🤓🤓🤓
2023-09-10
3
Umi Husna
jijik banget liat si malvin. bisa2 nya masih mengharapkan cinta dari istri yg tersakuti. memang laki2 ga da pikirannya.
2023-09-02
0
liberty
nih kalo bertiga keluar penjara jadi combo keren 🤭😅
2023-06-15
0