Part_04 Pertemuan Tak di Sengaja

Lama dalam obrolan yang tak terlalu penting mereka segera pergi kerumah sakit dan melihat kondisi Maya.

Saat melewati sebuah ruangan dimana Hana pernah melakukan persalinan. Hana langsung teringat akan putranya yang hilang di rumah sakit itu.

"Mas, Aga, kalian duluan saja ya, aku ketoilet dulu sebentar," izin Hana di selimuti kebohongan.

Melvin mengangguk.

"Jangan lama-lama ya, Sayang. Aku dan Aga pergi dulu," pesan Melvin.

Hana mengacungkan jempol dan bergegas pergi. Hana mendekati ruang yang di penuhi oleh bayi-bayi mungil.

Air matanya jatuh berderai, perasaannya kembali teriris akan sosok salah satu putranya.

"Seandainya, Putraku yang satunya masih bersama ku. Tentu kebahagiaan ku akan semakin lengkap. Kamu dimana, nak? apa kamu masih hidup? siapa yang kini tengah merawat mu? aku merindukan mu, Nak?" gumam Hana seorang diri.

Wajahnya menempel di dinding hingga membasahi kaca jendela ruangan itu.

"Halo, siapa ya?" tanya seorang tiba-tiba. "Apa anda salah satu Ibu dari bayi di dalam?" tanya orang itu lagi. Suaranya sangat tidak asing bagi Hana.

Lekas Hana mengusap air matanya dan berbalik.

"Maaf_ , Ka_ kamu?"

"Hey, Ha_ Hana. Apa kabar?" Dokter Litha mengulurkan tangan dan disambut secepatnya oleh Hana.

"Maaf, Dok. Saya lancang." Hana hendak pergi namun Dokter Litha menahannya.

"Aku tahu jelas perasaan mu, Hana. Kau pasti merindukan bayi mu yang hilang sembilan belas tahun silam kan?" Dokter Litha memeluk Hana.

"Iya, Dok. Aku tidak tahu bagaimana keadaan nya saat ini. Berat rasanya saat aku mengingat nasibnya." Hana mengusap buliran air matanya dan mencoba tegar menahan gejolak perih di hatinya.

"Ya, aku paham. Aku yakin putramu di tangan orang yang tepat. O ya, sejak kapan kalian tinggal lagi di tanah air, Aku benar-benar tak percaya bertemu kalian lagi?" tanya Dokter Litha sok akrab.

"Baru kemaren, Dok." Hana melepaskan pelukan Dokter Litha.

"Maaf, aku harus menemui Mama Maya, permisi." Hana tak ingin lebih jauh lagi bercerita soal kondisi nya saat ini.

Sebenarnya, Ia juga kurang respect terhadap Dokter Litha.

Hana pergi ke kamar Mama Maya dan tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

Bruk!

Barang bawaan pria itu jauh.

"Ya ampun Mas, Maaf. Saya tidak sengaja." Hana berjongkok dan membantu memunguti barang-barang penting pria itu.

"Gak papa, Mbak. Santai saja."

Saat keduanya bangkit dari kesibukan, Hana membelalakkan bola matanya. Pertemuan dengan pria yang dulu sangat menakutkan baginya membuatnya terkejut.

"Rangga, ka_ kau_?"

Rangga tersenyum ketir.

"Kau rupanya, sungguh malas rasanya bertemu kamu lagi."

Rangga secepatnya pergi setelah tahu rupanya wanita itu Hana. Kini perasaan nya telah mati hanya dendam dan kebencian yang tersisa di relung jiwanya.

Hana memilih membiarkan Rangga dan melanjutkan langkahnya.

"Ma..!" Hana menyalami Mama mertuanya yang terlihat semakin bugar.

"Han, dari mana kok lama?" Melvin penuh tanya.

"Maaf, aku menunggu tadi. Toilet di sana penuh." Hana berbohong lagi.

"Eyang, cepetan sembuh ya. Aga mau ngobrol banyak sama eyang," lugas Arga pada pria sepuh itu.

"Iya, cucu Nenek yang paling ganteng. Jangan lupa belajar yang rajin." Maya memukul kecil pundak Aga yang duduk di tepi ranjang.

"Siap, Eyang. Saya mau cari pacar disini kira-kira ada yang mau gak ya?" goda Aga setengah becanda.

"Is, pasti banyak yang nyantol," jawab Sang Eyang terkekeh.

"Jangan macem-macem ya, aku jadikan tempa bacem kamu," ancam Melvin tidak setuju.

"Ya ampun, Pa. Buat hiburan doang kok. Biar semangat sekolahnya," jawab Aga manyun.

"Kamu masih SMA, Nak. fokus saja dulu sekolahnya," sahut Hana yang pastinya mendukung keputusan Melvin.

"Iya, iya, asalkan Mama dan Papa selalu mendoakan Aga biar tidak khilaf," tilas Aga di sertai cengiran maut.

"Dasar bandel, jangan sampai kau memohon pada Papa jika menemukan masalah akibat ulah mu." jengah Melvin mendengar ucapan sang putra yang sebenarnya memiliki tabiat sabar dan lemah lembut seperti Hana namun juga bisa seperti sikapnya yang lebih mementingkan ego.

"Ma, Aga mau pergi sama temen nonton balapan boleh?" ucapnya penuh permohonan. Memandang Hana dan Melvin bergantian.

"Boleh, tapi jangan sampai kamu salah pergaulan," jawab Melvin memberi Izin.

"Siap, Pa. Aku pergi sama Samuel kok. Pasti Samuel gak akan ngajak aku berbuat aneh," jawab Aga senang.

Tepat pukul empat sore, Samuel sudah datang kerumah Aga yang sudah pulang lebih dulu.

"Ga, jadi gak?" tanya Samuel.

"Jadi dong, tapi nanti. Aku ambil jaket dulu ya!" Aga pergi kekamar dan segera memakai jaketnya. Tampa sadar sebuah benda yang tak sengaja di senggol jaketnya jatuh.

Prang!

Aga terpaku melihat dua foto bayi di depannya. Aga segera meraihnya dari pecahan beling dan menatap tajam.

Aga meletakkan foto itu di atas meja dan kembali menemui Samuel.

Sesampainya di lapangan...

Suasana sangat ramai. Mereka sedang menjagokan seorang pria yang menjadi idola mereka.

"Ayo Galil, tumbangkan lawan mu!" teriakan itu sungguh bising di telinga.

Terpopuler

Comments

💎⃞⃟🦋🅰𝐋𝙛𝙖𝙧𝙞𝙯𝙚𝙖༄㉿ᶻ⋆

💎⃞⃟🦋🅰𝐋𝙛𝙖𝙧𝙞𝙯𝙚𝙖༄㉿ᶻ⋆

✌✌✌✌✌

2022-03-26

1

Lestari Yess

Lestari Yess

masih setia Thor...

2022-03-21

4

Sedang Sibuk

Sedang Sibuk

Wah, Ini dia sih twin 🤭

2022-03-10

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!