Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap
"Kamu tidur di lantai atau di sofa! Tak sudi aku tidur satu ranjang dalam keadaan sadar dengan Upik abu seperti mu! Kalau bukan karena di jebak oleh rekan bisnis ku, mungkin sekarang aku akan bahagia menikah dengan Aluna kakak mu! Tapi, takdir seolah mempermainkan ku dengan harus menikahi mu karena tak sadar menodai mu?!"
Sentak Andreas pada Kinara yang sedang duduk di atas tempat tidurnya membuat gadis lugu itu ketakutan.
Kinara tak menyangka dirinya akan menikah dengan pria kasar seperti Andreas secara tiba-tiba. Dirinya berpikir setelah menikah segala penghinaan yang di dapat nya berganti dengan kebahagiaan.
Namun, harapan hanyalah harapan. Kinara si gadis jelek yang kerap kali di hina dan tak di anggap kehadirannya oleh orang sekitar. Termasuk keluarganya sendiri.
Andreas yang melihat Kinara masih saja tak mengindahkan perintah nya pun mengeraskan rahangnya.
"Apa selain buruk rupa kau juga tuli, huh?! Aku bilang menyingkir dari kasur ku, Bodoh?!" bentak Andreas menggelgar membuat Kinara langsung berdiri dan menjauhi kasur Andreas.
"Kenapa kakak memarahi aku? Bukankah seharusnya aku yang marah karena kakak telah menodai aku?" Kinara bertanya dengan suara pelan seraya menundukkan wajahnya tak berani menatap Andreas yang hanya memakai handuk.
"Cih, jangan berlagak seperti wanita tersakiti?! Seharusnya kamu senang karena ada aku yang menodai kamu meski dalam keadaan tak sadar. Kalau bukan aku sudah pasti kamu jadi perawan seumur hidup karena tidak akan ada laki-laki yang mau menyentuh mu?!" sanggah Andreas membuat Kinara menjatuhkan butiran kristal di pipinya.
Nafasnya tercekat di tenggorokan, seolah ada ribuan jarum menusuk jantungnya sehingga membuat Kinara merasa sesak.
Bukan keinginannya mempunyai wajah jelek. Kinara si gadis buruk rupa yang kerap kali mendapatkan siksaan dan hinaan dari ibu tiri dan kakak tirinya.
Tak punya waktu untuk sekedar merawat diri karena Kinara harus bekerja sebagai pembantu di rumahnya sendiri. Sang ayah tak memperdulikan Kinara karena menyalahkan Kinara atas kematian istri pertamanya dulu. Ibu Kinara meninggal setelah melahirkan Kinara.
"Ingat! Aku menikahi kamu karena tak ingin di sebut tak bertanggungjawab. Jadi, jangan berharap lebih dari pernikahan ini?! Kamu harus sadar diri kalau kamu itu bukan Cinderella dan aku bukan seorang pangeran baik hati?! Jadi, jangan mengira pernikahan ini akan indah seperti kisah Cinderella dan pangerannya?! Itu hanya dongeng?!" tegas Andreas seraya memakai celana nya di hadapan Kinara.
Gadis polos itu hanya bisa menutup wajahnya tak berani melihat Andreas.
"Baik, Kak," balas Kinara pelan.
Malam itu Kinara tidur di lantai berlapis selimut tebal. Gadis itu merenungi nasibnya yang tak kenal istilah bahagia. Ingin rasanya Kinara pergi jauh dari penderitaan yang senantiasa melekat pada nasibnya.
Gadis itu meraba wajahnya yang berjerawat dan berminyak. Dia melihat kulit tangannya yang putih tapi kotor dan kusam.
Andai dirinya memiliki ibu kandung, pasti Kinara tak seperti ini. Akan ada sang ibu yang selalu menuntun Kinara untuk berpenampilan cantik seperti anak gadis lainnya.
Namun, dari kecil hingga dewasa Kinara hanya tahu cara membersihkan rumah, bukan membersihkan diri. Berbeda dengan kakak tirinya yang sangat cantik karena selalu melakukan perawatan mahal.
Bagaikan bumi dan langit perbedaan Kinara dan kakak tirinya itu.
"Aku ingin bahagia," gumam Kinara sebelum menutup matanya menuju alam mimpi.
*
*
*
Sudah dua bulan usia pernikahan Andreas dan Kinara. Hubungan keduanya tak mengalami kemajuan, Andreas benar-benar tak menganggap kehadiran dirinya.
Kinara bagaikan angin lewat yang tak pernah di lihat oleh Andreas. Tak hanya itu, Kinara juga di perlakukan seperti pembantu oleh keluarga Andreas.
Namun, Kinara tak berkecil hati karena memang dari kecil dia sudah terbiasa diperlakukan seperti pembantu oleh keluarga nya sendiri.
Penampilan, pendidikan dan kekayaan kerap kali menjadi tolak ukur segalanya. Itulah yang dirasakan oleh Kinara, memiliki wajah yang kusam dan berjerawat serta penampilan yang tak menarik membuat orang-orang menjauhi dan mencerca nya.
Kinara yang sedang mengepel pun merasakan kepalanya pusing. Perlahan pandangannya buram membuat tubuhnya jatuh ke lantai.
"Ya ampun nyonya muda!" pekik para pelayan membuat ibu Andreas yang sedang berada di ruang tamu terkejut.
"Ck, menyusahkan sekali! Benar-benar tak berguna?!" desis Yana kesal lalu memilih melanjutkan aktivitasnya menonton acara gosip di televisi.
"Nyonya besar, nyonya Ki–,"
"Biarkan saja!"
"Tapi, badan nyonya muda sangat panas!"
"Ahh … ya sudah panggilkan dokter! Jangan sampai dia mati di rumah ku. Bisa malang nasib rumah ini nanti?!" gerutu Yana kesal membuat para pelayan yang mendengar hanya bisa mengelus dada.
*
*
*
"Selamat nyonya besar, sebentar lagi Anda akan menjadi seorang nenek!" Dokter wanita itu berucap dengan raut wajah berbinar.
Yana yang mendengarnya pun melongo seperti orang bodoh.
"Apa? Aku menjadi nenek? Si Upik abu itu hamil? Huekkk … tak sudi aku punya cucu yang lahir dari rahim wanita seperti nya!" dengus Yana membuat dokter wanita itu terkejut.
"Kalau sudah selesai lebih baik Anda pulang!"
"Baik. Untuk kedepannya lebih baik Nyonya muda beristirahat dan tak boleh mengerjakan hal-hal yang berat! Karena itu dapat membahayakan janinnya!" jelas dokter itu lalu pergi keluar.
"Ck, menyusahkan saja tahunya dia! Entah mengapa bumi masih mau di pihak oleh wanita tak berguna sepertinya! Memang dari dulu dia pembawa sial, seperti yang dikatakan oleh keluarganya sendiri?!" Setelah mengatakan hal kejam itu, Yana keluar dari kamar.
Kinara yang mendengarnya dengan mata terpejam pun tanpa sadar meneteskan air matanya.
Mama … kenapa Mama pergi ninggalin Kinara di dunia yang kejam ini? Bawa Kinara pergi, Ma! Tidak ada yang menyayangi Kinara di sini!
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏🥰
Mampir ke Novel Author juga 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
🌟~Emp🌾
🌹🌹🌹🌹🌹❤️❤️❤️❤️❤️
2024-11-10
1
Anonymous
f
2024-10-10
0
Anonymous
m
2024-10-04
0